Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160330_indonesia_tebu
san_abusayyaf
2 http://jakartagreater.com/indonesia-dan-malaysia-bekerja-sama-bebaskan-
sandera-dari-kelompok-abu-sayyaf/
1
dua negara saja dianggap kurang mampu memuaskan suatu negara dalam
pencapaian kepentingan nasionalnya. Oleh karena itu, pola diplomasi multilateral
ini muncul sebagai pilihan bagi negara-negara yang ingin melaksanakan
diplomasi dengan negara-negara lain yang cakupannya lebih luas dikarenakan
diplomasi ini dilakukan oleh banyak pihak. Diplomasi ini berkembang pada awal
abad ke 20 ketika terjadi hambatan dalam pemikiran liberal yang
menitikberatkan pada pentingnya opini publik untuk mempertahankan otoritas
penguasa. Diplomasi ini dilaksanakan secara terbuka melalui negosiasi agar
negara mendapatkan kepercayaan tidak hanya dalam negaranya akan tetapi
juga pada lingkungan internasional. Diplomasi ini pada awalnya dilakukan hanya
oleh negara-negara yang wilayahnya saling berdekatan saja. Namun, seiring
dengan kemajuan teknologi dan perkembangan jaman yang menuntut negara-
negara harus saling berkomunikasi dengan negara lain untuk memenuhi
kepentingannya, maka diplomasi ini makin meluas tanpa mengenal batas
wilayah5.
Akhirnya, tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami sejauh
mana diplomasi multilaretal dalam bidang pertahanan diantara ketiga negara
tersebut mampu mengatasi tantangan keamanan diwilayah perbatasan maritim.
Selain itu, langkah-langkah strategis apa saja yang perlu dilakukan agar
perompakan tidak terjadi lagi dimasa depan sehingga jalur pelayaran dapat
berjalan dengan aman.
2
kelompok Abu Sayyaf itu sendiri. Pemerintah Filipina bersikeras agar Indonesia
jangan membayar tebusan dan percayakan keselamatan sandera kepada militer
Filipina. Sedangkan kelompok Abu Sayyaf bersikukuh bahwa jika tebusan tidak
dibayar hingga tenggat waktu 8 April 2016, maka mereka akan mengeksekusi
mati para sandera.
Militer Indonesia, dalam hal ini TNI, tentu saja tidak tinggal diam. Panglima
TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan TNI mengerahkan dua kapal
perang ke perbatasan Filipina menanggapi aksi penyanderaan terhadap WNI
yang diduga dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf 6. Selain itu, Kepala Penerangan
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Letnan Kolonel Inf Joko Tri Hadimantoyo
menyatakan, Kopassus siap untuk diterjunkan untuk pembebasan para sandera.
Meski sampai saat ini belum ada perintah dari pemerintah, Joko mengatakan, jika
pemerintah meminta bantuan TNI, terutama untuk misi pembebasan sandera,
jajarannya akan menerjunkan pasukan elite dari 3 matra yang ada, yakni
Kopassus (TNI AD), Detasemen Jala Mangkara (Denjaka)/TNI AL), dan Pasukan
Khas (Paskhas/TNI AU)7.
Namun, TNI tidak bisa serta merta memasuki wilayah Filipina untuk melakukan
operasi militer. Alasannya, konstitusi Filipina melarang tentara asing masuk
wilayahnya dan harus mendapatkan persetujuan parlemen. Kalau pun ada
tentara Indonesia yang dikirim ke Filipina, tugasnya hanya untuk melakukan
pendampingan8.
Pada 9 April 2016 lalu, militer Filipina melakukan penyerbuan ke markas
kelompok militan Abu Sayyaf di Basilan yang menewaskan 18 tentara Filipina
dan lima militan. Meski demikian, hingga kini belum ada informasi terkait 10
warga negara Indonesia anak buah kapal Anand 12 yang disandera militan itu
sejak akhir Maret lalu9. Lebih lanjut, CNN Philippines mengutip juru bicara
Komando Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan yang menyatakan bahwa lebih dari
6 http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160416222349-20-124393/tni-kirim-
dua-kapal-perang-ke-perbatasan-filipina/
7 http://news.liputan6.com/read/2470494/tni-siapkan-3-kesatuan-untuk-
bebaskan-sandera-abu-sayyaf
8 http://www.beritamiliterindonesia.com/2016/04/bebaskan-10-wni-dari-abu-
sayyaf-tni.html
9 http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160410134912-106-
122899/filipina-serbu-abu-sayyaf-belum-ada-info-soal-sandera-wni/
3
50 prajurit lainnya terluka akibat baku tembak yang terjadi selama hampir
sepuluh jam itu. Penyerbuan itu mengakibatkan kerugian besar, jika tidak ingin
dibilang gagal, terhadap tentara Filipina karena jumlah yang korban jatuh
dipihaknya, baik yang gugur maupun luka-luka, jauh lebih besar dibandingkan
dengan kelompok militan itu.
Setelah menemui kegagalan dalam operasi militer itu, kesepuluh WNI yang
disandera akhirnya dibebaskan pada 1 Mei 2016. Memang terjadi
kesimpangsiuran dibalik cerita mengenai pembebasan itu. Sumber di Filipina
kepada media lokal menyatakan 10 WNI dibebaskan kelompok Abu Sayyaf di
Jolo, Sulu, Filipina selatan kemarin setelah uang tebusan 50 juta peso
dibayarkan. Namun, militer Filipina bungkam soal informasi itu. Sedangkan
Pemerintah Indonesia tegas membantahnya 10. Meskipun demikian, apapun
alasannya, kejadian seperti ini tidak boleh terjadi lagi dimasa depan. Oleh karena
itu, baik Indonesia, Malaysia, dan Filipina harus saling bekerjasama untuk
menciptakan keamanan di wilayah perbatasan.
10 http://international.sindonews.com/read/1105634/40/bayar-rp14-m-ke-abu-
sayyaf-untuk-10-wni-ini-jawaban-perusahaan-kapal-1462183193
11 http://www.benarnews.org/indonesian/berita/pertemuan-trilateral-sepakat-
patroli-bersama-05052016121623.html
4
1) Patroli bersama dalam rangka menjaga keamanan perairan perbatasan tiga
negara setelah seringnya terjadi kasus perompakan di kawasan tersebut.
2) Memberi bantuan sesegera mungkin kalau ada orang atau kapal dalam
kesulitan dan memerlukan pertolongan.
3) Membentuk national focal point di antara ketiga negara untuk memfasilitasi
sharing information and intelligence dalam waktu singkat.
12 Ibid.
5
Pada akhirnya, kesepakatan tiga negara untuk terus meningkatkan
kerjasama di wilayah perbatasan maritim akan menjadi kekuatan besar yang
bisa diandalkan sebagai alat penangkal. Dengan begitu, aksi terorisme,
perompakan, pembajakan atau berbagai kejahatan lintas batas lainnya dapat di
minimalisasi atau bahkan di eliminasi sepenuhnya. Konsistensi merupakan faktor
utama untuk mencapai tujuan ini. Jika hal itu dapat dilaksanakan dengan baik,
maka semua pihak akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi baik
dibidang keamanan maupun ekonomi.
Kesimpulan
Peran diplomasi pertahanan dalam bentuk multilateral sangat penting dalam
menjaga keamanan yang mencakup wilayah yang luas. Hal itu tidak dapat
dihindari karena dalam dunia yang interdependence, kemanan suatu negara juga
bergantung kepada keamanan negara lain. Selain itu, tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa tidak ada negara di dunia ini yang bisa menyelesaikan masalahnya
sendiri. Diplomasi multirateral yang telah dilakukan Indonesia, Malaysia, dan
Filipina adalah contoh nyata mengapa kerjasama antar negara perlu dilakukan
untuk mencegah aksi terorisme, perompakan, pembajakan dan lain sebagainya.
Dengan begitu, masalah-masalah internasional yang muncul dapat dihadapi
bersama yang pada akhirnya akan membangun kepercayaan sekaligus stabilitas
kawasan.
Daftar Pustaka
White, Brian. 2005. Diplomacy in J.Baylis and S. Smith (eds.), The Globalization
of World Politics, 3rd edition. Oxford : Oxford University Press.
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160330_indonesia_tebu
san_abusayyaf, diakses pada 12 Juni 2016 jam 00.30.
http://jakartagreater.com/indonesia-dan-malaysia-bekerja-sama-bebaskan-
sandera-dari-kelompok-abu-sayyaf/, diakses pada 12 Juni 2016 jam 00.42.
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160416222349-20-124393/tni-kirim-
dua-kapal-perang-ke-perbatasan-filipina/, diakses pada 12 Juni 2016 jam 00.55.
http://news.liputan6.com/read/2470494/tni-siapkan-3-kesatuan-untuk-bebaskan-
sandera-abu-sayyaf, diakses pada 12 Juni 2016 jam 01.07.
6
http://www.beritamiliterindonesia.com/2016/04/bebaskan-10-wni-dari-abu-
sayyaf-tni.html, diakses pada 12 Juni 2016 jam 01.30.
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160410134912-106-
122899/filipina-serbu-abu-sayyaf-belum-ada-info-soal-sandera-wni/, diakses pada
12 Juni 2016 jam 01.50.
http://international.sindonews.com/read/1105634/40/bayar-rp14-m-ke-abu-
sayyaf-untuk-10-wni-ini-jawaban-perusahaan-kapal-1462183193, diakses pada
12 Juni 2016 jam 02.20.
http://www.benarnews.org/indonesian/berita/pertemuan-trilateral-sepakat-patroli-
bersama-05052016121623.html, diakses pada 12 Juni 2016 jam 02.45.