Sie sind auf Seite 1von 18

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Analisis Aspek Manusia


Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen,
staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa
dilakukan untuk menemukan kebutuhan kuantitas dan kualitas ruang beserta dimensi
luasannya yang didasarkan pada kegiatan serta pekerjaanya sehari-hari.

Karena fungsi bangunan merupakan tempat hunian, kegiatan utama sendiri


dilakukan mayoritas di dalam gedung, baik itu melakukan kegiatan sehari-hari di unit
hunian masing-masing, berbelanja, makan dan sebagainya.

Analisa kegiatan yang terjadi dalam apartemen sendiri dibagi berdasarkan


pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh penghuni apartemen, yaitu :

Kelompok kegiatan pribadi


Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen secara individual yang berhubungan
dengan kegiatan sehari-hari, seperti : tidur, istirahat, mandi, masak, dan sebagainya.
Kelompok kegiatan bersama

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

4.1.1 Analisa Penghuni


Tipe penghuni yang menjadi sasaran apartemen sewa bersubsidi ini adalah :
Karyawan / pekerja single yang bekerja di kawasan Pulogadung
Pasangan muda
Keluarga kecil
Berikut merupakan tabel analisa kegiatan penghuni

1
single pasangan muda keluarga kecil
suami istri suami istri anak
bekerja IRT bekerja IRT
05.00-07.00 05.00-07.00 05.00-07.00 05.00-07.00 05.00-07.00 05.00-07.00 05.00-07.00
05.00-06.00
Bangun, Bangun, Bangun, Bangun, Bangun, Bangun, Bangun,
Bangun,
persiapan persiapan persiapan menyiapkan persiapan persiapan menyiapkan
bersiap ke
berangkat berangkat berangkat keperluan berangkat berangkat keperluan
sekolah
kerja kerja kerja pagi kerja kerja pagi
07.00-18.00 07.00-18.00 07.00-
07.00-18.00 07.00-18.00 07.00-18.00 07.00-18.00 07.00-18.00
Mengurus Mengurus 15.00
kerja kerja kerja kerja kerja
rumah rumah sekolah
18.00-23.00 18.00-23.00 18.00-23.00 18.00-23.00
18.00-23.00 18.00-23.00 18.00-23.00
istrirahat/ istrirahat/ istrirahat/ istrirahat/
istrirahat/ istrirahat/ istrirahat/ 15.00-18.00
santai, santai, santai, santai,
santai, santai, santai, istrirahat/
mandi, mandi, mandi, mandi,
mandi, mandi, mandi, santai,
berinteraksi berinteraksi berinteraksi berinteraksi
berinteraksi berinteraksi berinteraksi bermain,
dengan dengan dengan dengan
dengan dengan dengan belajar
tetangga, tetangga, tetangga, tetangga,
tetangga tetangga tetangga
memasak memasak memasak memasak
21.00-
23.00-05.00 23.00-05.00 23.00-05.00 23.00-05.00 23.00-05.00 23.00-05.00 23.00-05.00
05.00
tidur tidur tidur tidur tidur tidur tidur
tidur
tabel 4.1.1.1 analisa kegiatan sehari-hari penghuni

Gambar 4.1.1.1 Analisis kegiatan penghuni apartemen


Unit Hunian

Security

Fasilitas
Lobby Parkiran
Bersama

Enterance

Tabel 4.1.1.2 Analisa Kebutuhan Ruang di Dalam Unit


Single Pasangan muda Keluarga muda
Unit menyediakan luasan
Kebutuhan luasan unit tidak Unit menyediakan luasan
ruang yang cukup dengan 1
terlalu luas, dengan 1 kamar ruang yang cukup dengan 1
kamar tidur orang tua, 1 kamar
tidur serta kamar mandi kamar tidur, 1 kamar mandi,
tidur anak, 1 kamar mandi,
(studio) serta ruang keluarga
serta ruang keluarga
Perkiraan jumlah anggota hunian per unit
1-3 orang 2-3 orang 3-5 orang *
* Terkait dengan gaya hidup kelas menengah, maka tidak setiap anak
mendapatkan kamar masing-masing, namun 1 kamar digunakan bersama-sama

2
oleh beberapa anak sekaligus. Ruang tidur biasanya dibagi menjadi kamar
orang tua dan kamar anak saja.
Tabel 4.1.1.3 Analisa Kegiatan, Pengguna, Sifat Ruang, dan Dimensi Dalam Unit
Kegiatan Pengguna Sifat Ruang Ruang Dimensi
Tempat Penghuni Privat tertutup, nyaman, Rg. tidur Fleksible
istirahat / tenang Elemen : Asumsi :
tidur Kebutuhan : ranjang, - 7m
- Sirkulasi penghawaan lemari - 9m (kamar
lancar tidur utama)
- Pencahayaan alami
Mandi dan Penghuni Privat tertutup, nyaman Kamar mandi Fleksible
buang air dan tamu Kebutuhan : Elemen : Asumsi :
penghuni - Sirkulasi penghawaan Closet, 3m
lancar agar tdak pengap shower
Tempat Penghuni Semi privat, terbuka, Rg. keluarga : Fleksible
berkumpul, dan tamu nyaman, tenang Elemen : Asumsi :
istirahat, penghuni Kebutuhan : ranjang, 8m - 12m
bersantai, dan - Sirkulasi penghawaan lemari
menerima lancar
tamu - Pencahayaan alami
- Luasan nyaman
Memasak Penghuni Semi privat, bersih Rg. dapur : Fleksible
mencuci dan Kebutuhan : Elemen : meja Asumsi :
mengolah - Sirkulasi penghawaan dapur, kulkas 2.5m - 3.5m
makanan lancar

Kesimpulan dari analisa peghuni apartemen :


- Akses antara hunian-fasilitas-enterance berada pada jalur yang saling
berdekatan
- Kebutuhan luasan ruang tergantung pada status pengguna dan jumlah
pengguna
- Setiap unit, bahkan ruangan, memerlukan sirkulasi penghawaan alami yang
lancar sehingga kualitas udara dalam ruangan tetap sehat dan nyaman.
- Setiap unit memerlukan bukaan untuk masuknya pencahayaan alami, namun
tetap menjaga kondisi thermal dalam bangunan

3
Karena perencanaan yang dilakukan merupakan perencanaan unit apartemen
bersubsidi, dimana peraturan dari luas unit maksimal adalah 36 m , maka unit
yang dirancang dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
- Unit tipe 36 dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, serta 1 ruang tamu :
Kamar utama = 8.75 m
Kamar anak = 7 m
Total luas +
Kamar mandi = 3 m 36
sirkulasi m
Ruang keluarga = 8 m
Balkon = 4 m

- Unit tipe 21 dengan 1 area tidur, 1 kamar mandi, serta 1 area bersantai :
Area tidur = 6.25 m
Total luas +
Kamar mandi = 3 m
22
Ruang santai/keluarga = 8 m sirkulasi m

Balkon = 4 m

4.1.2 Analisa Staff dan Karyawan

Dalam berjalannya kegiatan sehari-hari apartemen ini, tentu memerlukan


karyawan dan staff yang membantu dalam bidang keamanan, kebersihan,
pelayanan serta beberapa fungsi lainnya.

Berikut merupakan data kegiatan staff dan pengelola apartemen :

Waktu Aktifitas Kegiatan


08.00-12.00 Masuk kerja dan mulai kegiatan kerja masing-masing
12.00-13.00 Jam istirahat :
istirahat, makan siang, ibadah
13.00-17.00 Kembali bekerja
17.00 Jam pulang kerja, kecuali staff dan karyawan yang
bertugas untuk tetap stay
Tabel 4.1.2.1 Kebutuhan Ruang Unit Staff dan Karyawan

4
Staff dan karyawan yang umumnya tetap bekerja setelah jam pulang kerja
usai adalah staff dan karyawan yang ditugaskan per shift atau secara khusus
berjaga malam hari, umumnya bagian keamanan yang bekerja per shift.
Untuk mendukung efektifitas kinerja staff dan karyawan ini, disediakan unit
hunian khusus yang bersifat sementara, bukan permanen, agar karyawan atau staff
yang sedang lembur tetap memiliki tempat untuk beristirahat.

Tabel 4.1.2.2 Kebutuhan Ruang Unit Staff dan Karyawan


Kegiatan Pengguna Sifat ruang Ruang
Pelayanan informasi bangunan, Staff, penghuni, Public, terbuka, Lobby
ruang tunggu, dan sirkulasi dan tamu mudah diakses,
keluar masuk bangunan nyaman
Buang air khusus staff Staff Privat, tertutup, Toilet staff
Mengontrol keamanan kegiatan Staff, penghuni, Semi public, Pos satpam atau
di apartemen dan fasilitas dan tamu terbuka ruang keamanan
pendukung nya
Unit hunian/istirahat bagi Staff dan Privat, tertutup, Ruang istirahat /
karyawan / staff yang diharuskan karyawan nyaman, dan unit hunian
stay di gedung tenang sementara
Mengontrol setiap fungsi Servis Privat, tertutup, Gudang, ruang
fasilitas bangunan maintenance tidak pengap istirahat, unit
gedung hunian
Melayani urusan teknis dalam Staff kantor Publik, trbuka, Ruang kantor
pengoperasian apartemen apartemen luas, sirkulasi
udara lancar
Menjaga kebersihan, kerapihan, Kebersihan, Privat, tertutup, Janitor / gudang,
dan keindahan apartemen office boy, tidak pengap ruang istirahat
office girl
Buang air Staff dan Privat, tertutup, WC karyawan
karyawan sirkulasi udara
lancar
Pengaturan listrik Staff dan Ruang listrik
karyawan

Tabel 4.1.2.3 Kebutuhan Luasan Ruang Unit Staff dan Karyawan


Ruang Standar Sumber kapasitas Perhitungan Luas
Lobby 0,8 m NAD 80 orang 0,8 x 80 65 m

5
Toilet staff 3 m per unit Studi 2 unit 2x3 6 m
banding
Pos satpam / 5 m Studi 1 3 orang 5 5 m
keamanan banding
Ruang istirahat / 4 m per unit Asumsi 1 2 orang 3x3 9 m
hunian sementara per unit
(2 unit)
Ruang kantor 3 m Studi 6.5x7 45.5 m
banding
gudang 9 m Asumsi 1 gudang per 3x3 9 m
lantai
Total perkiraan kebutuhan ruang staff 148 m

4.1.3 Analisa Kebutuhan Fasilitas Penunjang Apartemen


Dalam mendukung keberlangsungan aktifitas pengguna apartemen,
diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang di kawasan tapak. Fasilitas-fasilitas ini
secara tidak langsung juga mendukung konsep sustainable, dimana dengan
disediakannya fasilitas-fasilitas penunjang, efektifitas kegiatan pengguna gedung
dapat terdukung.
Dengan berjalannya fasilitas penunjang ini, tentu fungsi dari penyewa tenant
sangat berperan dalam kelancarannya. Tenant ini yang bertugas mengelola serta
melayani setiap penghuni, staff, karyawan, serta tamu yang datang untuk membeli
produk atau jasa dari tenant/kios itu sendiri
Gambar 4.1.3.1 Analisis kegiatan tenant
Enterance
Datang
WC umum Kantin/dap
Buang air ur
Makan
Musholla Kios tenant Fasilitas
Ibadah Bekerja umum
Interaksi
Parkir Istirahat
Memarkir
Pulang
kendaraan

Tabel 4.1.3.1 Kebutuhan Fasilitas Penunjang Apartemen


Kegiatan Pengguna Sifat ruang Ruang

6
Tempat pertemuan dan acara- Penghuni, tamu, Publik, nyaman, Ruang serba
acara yang memerlukan ruangan dan staff luas guna
dengan kapasitak yang cukup
banyak
Sekaligus musholla
Tempat sewa untuk kegiatan Penghuni, tamu, Publik, nyaman, Kios sewa
jual-beli barang atau jasa dan staff aman, strategis
Tempat penjualan barang Penghuni, tamu, Publik, nyaman, Mini market
kebutuhan sehari-hari dan staff bersih
Tempat penjualan makanan siap Penghuni, tamu, Publik, nyaman, Kantin
saji dan staff bersih
Sarana lari pagi Penghuni, tamu, Publik, terbuka, Jogging track,
dan staff nyaman jalur sepeda
Tempat untuk memarkir Penghuni, tamu, Aman, berisik Tempat parkir
kendaraan dan staff
Tempat mencuci pakaian Penghuni dan staff Semi privat Ruang cuci
Nyaman, ada pakaian
pengering
Ruang duduk/ tempat Penghuni, tamu, Publik, terbuka, Ruang duduk
berinteraksi bersama dan staff nyaman
Tabel 4.1.3.2 Kebutuhan Luasan Ruang Fasilitas Penunjang Apartemen
Ruang Standar Sumber kapasitas Perhitungan Luas
Lobby 0,8 m NAD 80 orang 0,8 x 80 65 m
Ruang serba 1 m Studi 60 orang 1 x 60 160 m
guna Banding plus ruang
penunjang dan
sirkulasi
20%
Musholla 0,5 m Studi 100 orang 100 m
Banding
Ruang duduk Asumsi
Mini market Lebar minimal NAD 1 unit 7 x 11 m 77 m
toko 4 m
Kios sewa 18 m Studi 8 unit Luasan sesuai 315 m
banding fungsi tenant
Rg. duka 1 unit Termasuk 50 m
ruang
pendukung
Total perkiraan kebutuhan ruang penunjang 767 m

7
Tabel 4.1.3.3 Kebutuhan Luasan Ruang Outdoor Fasilitas Penunjang Apartemen
Ruang Standar Sumber kapasitas Perhitungan Luas
Kantin Area primer 9 Studi 7 unit 9x7 63 m
m per unit Banding

Area makan NAD 20 unit 5,4 x 20 108 m


5,4 m/unit 4 kursi/unit
Tempat parkir Parkir mobil Parkir mobil 500 m 900 m
2,5 x 5 NAD 40 unit parkir
Parkir motor motor 400 m
1x2 200 unit
Jogging track, Asumsi Multi-track, 250 m 250 m
jalur sepeda,
komunal
outdoor space

Total perkiraan kebutuhan ruang penunjang outdoor 1321


m

Dalam mendukung keberlangsungan aktifitas pengguna apartemen,


diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang di kawasan tapak. Fasilitas-fasilitas ini
secara tidak langsung juga mendukung konsep sustainable, dimana dengan
disediakannya
4.2 Analisis Kondisi Lingkungan Tapak
4.2.1 Lokasi Perancangan
Pertimbangan Lokasi:

8
Gambar 4.2.1.1 kawasan sekitar tapak
Lokasi tapak proyek ini berada tidak tepat di depan jalan utama, namun
berada sekitar 130 meter ke dalam. Lokasi ini telah didukung oleh beberapa
fasilitas umum yang lain antara lain rumah sakit, kawasan industri, terminal
transportasi, serta beberapa fasilitas lain. Pada jalan utama di depan tapak sudah
tersedia jalur busway yang akan memudahkan dalam penggunaan fasilitas
umum busway.

Pencapaian menuju ke tapak ini hanya dapat dilalui dari arah utara yaitu
melalui Gang Tanah Padat, jalan kecil yang dapat dilalui two-way jalur mobil
berukuran standart. Lokasi yang tidak berada tepat di depan jalanan ini member
keuntungan tersendiri yaitu tidakberada terlalu dekat dengan kebisingan jalan
raya serta tidak secara langsung terkena debu dari jalanan.

Max. Tinggi
Bangunan

Koef. Dasar Koef. Lantai


Bangunan Bangunan

9
Gambar 4.2.1.2 peraturan tapak

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jakarta tentang KDB dan
Luas tapak = 12800 m
KDB = 55
Luas lahan yang boleh dibangun = 12800 x 55%
= 7040 m
KLB =4
Luas lantai yang boleh dibangun = 12800 x 4
= 51.200 m
Jumlah lantai max = 8 lt
GSB =10 m
Wsn = Wisma Susun
4.2.2 AnalisisTapak
Kondisi Tapak
Lokasi : Jl Perintis Kemerdekaan, gang Tanah Padat,
Pulogadung, Jakarta Timur
Luas lahan : 1.28 Ha
Kontur : Relatif datar
Iklim : Tropis basah
Suhu lingkungan : 30-32 C (kemarau) dan 28-31C (musim hujan)
Kecepatan angin : 10-15 km/jam
Arah angin : dari utara mengarah ke selatan dan tenggara (dinamis)
Batas batas tapak :
Utara : lahan pembangunan
Timur : kali dan rumah sakit Mediros
Selatan : lahan kosong dan pemukiman penduduk
Barat : pabrik 2 lantai
Kondisi bangunan sekitar tapak :

10
Terdapat kali yang membatasi lokasi tapak dengan Rumah Sakit
Mediros 4 lantai di bagian barat tapak
Lahan pembangunan dengan luasan 2 ha di utara tapak
Bangunan di sekitar tapak mayoritas hunian horizontal dengan
ketinggian 1-2 lantai
4.2.3 Potensi dan Kendala Tapak
Potensi Tapak
Daerah barat, selatan, serta timurnya tidak terdapat bangunan tinggi,
sehingga angin yang bergerak datang tidak terhalang
Tapak memanjang mengikuti arah timur-barat
Berada dekat dengan Halte Busway
Tidak mengalami bising secara langsung karena letaknya tidak tepat di
depan jalan utama
Faktor keamanan yang cukup baik karena akses masuk terbatas sehingga
kontrol lebih mudah dilakukan

Kendala Tapak
Padat karena terdapat beberapa mall seta merupakan kawasan industri padat
pekerja di sekitar tapak
Penghijauan di tapak kurang
Terdapat bangunan setinggi 10 lantai di utara tapak sehingga angin dari utara
cenderung sangat rendah (hampir tidak ada) karena tertutup oleh bangunan
tersebut

4.2.4 Orientasi Matahari


Untuk menghindari cahaya matahari arah barat-timur yang berlebihan ke
bangunan unit, diberikan balkon dengan fungsi agar panas matahri tidak
langsung masuk ke dalam bangunan, namun udara dari luar tetap dapat mengalir
ke dalam unit. Untuk membantu menangani hal tersebut diperlukan pula
pengolahan desain bukaan yang sesuai agar kebutuhan sirkulasi udara tetap
lancar, namun cahaya matahari tidak masuk secara bebas sehingga malah
menaikan suhu unit bangunan.

11
Gambar 4.2.4.1 Orientasi matahari
4.2.5 Pencapaian

Akses pencapaian dari jalan


utama ke lokasi tapak berasal dari
satu jalur saja, yaitu gang Tanah
Padat yang melalui tapak. Jalur ini
dapat dilalui oleh 2 jalur bolak
balik.

Gambar 4.2.5.1 Pencapaian

Konfigurasi jalan sendiri secara umum dapat dikelompokkan dalam


beberapa pola sirkulasi sebagai berikut :

12
Gambar 4.2.5.2 pola sirkulasi

Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Dalam Tapak


Macam sistem sirkulasi:
1. Sirkulasi Manusia
2. Sirkulasi Kendaraan
3. Sirkulasi Barang (service)

Sirkulasi Pejalan Kaki


Sirkulasi manusia (pelajan kaki) berupa pedestrian yang mengarahkan pejalan
untuk sampai ke dalam bangunan ataupun fasilitas dengan jalur yang aman, serta
nyaman. Hal yang perlu diperhatikan: lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi,
lampu jalan dan fasilitas penyebrangan.

Sirkulasi Kendaraan
- Kendaraan yang melintas di tapak sendiri umumnya adalah milik penghuni
ataupun karyawan. Selain itu sebagian kecil meupakan milik tamu.
- Jalur kendaraan fasilitas publik mengarah ke tempat parkir
- Jalur servis yang digunakan untuk transfer barang baik dari luar tapak ataupun
dalam tapak, diarahkan ke area semi privat servis.
4.2.6 Pergerakan Angin

13
Gambar 4.2.6.1 arah angin tapak
Pola orientasi bangunan dibuat memanjang kea rah barat daya-timur laut
adalah dengan mengikuti arah angin yang intensitas kuantitatifnya paling seri,
yaitu angin berasal dari barat daya.
4.3 Analisis Kondisi Bangunan
4.3.1 Apartemen berdasarkan bentuk massa bangunan (Samuel Paul, 1976:327)
a. Slab
Massa yang berbentuk slab biasanya
menggunakan sistem koridor sebagai
berikut :

Tabel 4.3.1.1 Tabel tipe bangunan dengan massa slab

Koridor di tengah / Center Corridor Plan/Double


Loaded Corridor Ventilasi silang tidak tercapai
Ekonomis jika lantai tinggi
Mudah untuk dikembangkan
Orientasi dan pencahayaan satu
arah
Panjang bangunan tidak terbatas

Koridor satu sisi/Open


Corridor Plan/Single Loaded Ventilasi silang tercapai
Corridor Panjang bangunan tidak terbatas
Pencahayaan dari dua arah dan
pencahayaan alami dapat masuk
keseluruh ruangan
Boros untuk sirkulasi koridor

Skip Top Plan


Elevator terbuka pada lantai
tertentu sesuai keinginan
Jumlah koridor, pintu lift
berkurang sehingga efisiensi

14
bangunan lebih tinggi
Pencahayaan alamiah lebih
banyak
Membutuhkan ruang tangga
tambahan dalam ruangan
sehingga menyulitkan orang tua
dan orang cacat

Terrace Plan

Umumnya single loaded corridor


Ventilasi silang dapat tercapai
Biaya bangunan relatif mahal
Kesulitan menempatkan sirkulasi
vertikal
Orientasi terhadap matahari /
view yang baik

b. Tower

Massa yang berbentuk tower biasanya menggunakan


sistem core sebagai berikut:

Tabel 4.3.1.2 Tabel tipe bangunan dengan massa tower

Tower Plan
Core terpusat ditengah
Jumlah unit per lantai terbatas
dan
kurang efisien
Panjang koridor terbatas
Ventilasi silang dapat tercapai
dan tiap
unit mempunyai 2 arah
pandangan
Mudah ditempatkan pada tapak
berkontur
Umumnya digunakan untuk

15
penghuni
berpenghasilan menengah dan
tinggi

Expanded Tower Plan

Prinsip sama seperti tower plan


Jumlah unit per lantai lebih
banyak dan ekonomis
Kurangnya ventilasi silang dan
penerangan 2 arah

Cross Plan
Punya 4 sayap, masing-masing
terdiri dari 2 unit menyebar dari
core tengah
Pencapaian langsung ke unit
Ventilasi silang dan pandangan 2
arah dapat tercapai
Kesilitan terhadap orientasi
matahari

Expanded Cross Plan

Prinsip sama seperti cross plan


Jumlah unit per lantai lebih
banyak

16
Three Wing Plan Mempunyai 3 sayap
Tiap sayap terbagi menjadi 2
dan sudut
antara sayap 120 derajat,
sehingga
privasi tiap unit terjaga
Ventilasi tercapai dan
penerangan alami
Orientasi 2 arah

Five Wing Plan

Prinsip sama seperti cross plan,


dengan ditambah satu sayap
Jumlah unit per lantai dapat
mencapai 10 unit
Sudut antara sayap hanya 720
dapat mengurangi privasi

Circular Plan

Prinsip sama dengan tower plan


Jumlah unit per lantai
tergantung dari
diameter bangunan

c. Variant

Merupakan bentuk gabungan massa slab dan tower dengan


podium, dimana bagian tower umumnya difungsikan sebagai
hunian atau kantor sewa, sedangkan bagian bawahnya
fasilitas pendukung seperti mall, lobby, parkiran, dsb.

Analisis :

17
Gambar 4.3.1 arah angin tapak
Kesimpulan : Berdasarkan data di atas, tipe gubahan massa bangunan yang
mendukung agar unit unian memperoleh penghawaan alami yang
optimal adalah dengan tipe Slab, dimana bagian slab gedung yang
difungsikan sebagai fasilitas pendukung apartemen dan tipe
towernya Slab Double Loaded Plan.

4.3 Analisis Sususan Unit dalam Lantai Tipikal


Karena bentuk bangunan yang persegi panjang dan bermassa tipis, maka tipe
susunan unit yang terbaik adalah dengan berjajar memanjang mengikuti bentuk massa.
Susunan unit sendiri direncanakan dalam bentuk double loaded, karena unit yang akan
dibuat memiliki bentuk bermassa tipis yang dapat mendukung penerapan penghawaan
alami. Dan agar koridor tidak pengap, maka sistem ventilasi silang juga dapat
diterapkan.

Bagian tengah dari lantai tipikal merupakan fasilitas bersama, seperti lift,
gudang, atau pun ruang komunal bersama untuk sekedar duduk-duduk. Sedangkan
bagian-bagian ujung diletakan tangga darurat.

18

Das könnte Ihnen auch gefallen