Sie sind auf Seite 1von 18

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT KEUANGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT RI


DAN PEMERINTAH NEGARA BAGIAN QUEENSLAND

MAKALAH
Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengauditan atas Keuangan Negara

Disusun Oleh :
Dedi Pramono (1506810282)
KELAS AKP15-2P-A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2017

1
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas


pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami
menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Ajaran : Pengauditan atas Keuangan Negara


Judul Makalah/Tugas : Audit Keuangan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat RI
Dan Pemerintah Negara Bagian Queensland
Tanggal : 8 Maret 2017
Dosen : Irmansyah Ak., M.Acc., CPA.

Nama : Dedi Pramono

NIM : 1506810282

Tanda tangan :

i
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii

1. PEMERINTAH NEGARA BAGIAN QUEENSLAND ............................................ 1

1.1 Gambaran Umum Penyusunan Laporan Keuangan Negara Bagian Queensland .....1
1.2 Standar Akuntansi yang Digunakan ..........................................................................2
1.3 Struktur dan Isi dari the AASB 1049 Financial Statements.......................................3
1.4 Audit atas AASB 1049 Financial Statements ............................................................3
2. PEMERINTAH PUSAT REPUBLIK INDONESIA.................................................. 5

2.1 Gambaran Umum Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat .....................5


2.2 Standar Akuntansi yang Digunakan ..........................................................................6
2.3 Struktur dan Isi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat..............................................7
2.4 Audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ......................................................8
3. KOMPARASI LAPORAN KEUANGAN DAN PELAKSANAAN AUDIT
KEUANGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH .................................. 12

3.1 Komparasi Laporan Keuangan Pemerintah ............................................................12


3.2 Komparasi Pelaksanaan Audit Keuangan Atas Laporan Keuangan Pemerintah ....13
4. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 14

5. DAFTAR REFERENSI ............................................................................................ 14

ii
1. PEMERINTAH NEGARA BAGIAN QUEENSLAND
1.1 Gambaran Umum Penyusunan Laporan Keuangan Negara Bagian Queensland
Queensland merupakan salah satu negara bagian Australia yang memiliki luas wilayah
terbesar kedua setelah Australia Barat. Posisi negara bagian ini berada di bagian timur laut
dari benua Australia. Seperti halnya Australia, sistem pemerintahan Queensland menganut
sistem monarki konstitusional. Monarki konstitusional adalah sejenis sistem pemerintahan
kerajaan yang didirikan di bawah sistem konstitusional yang mengakui Raja, Ratu,
atau Kaisar sebagai kepala negara. Sistem pemerintahan Queensland juga menganut
konsep trias politica, yaitu adanya pemisahan kekuasaan berupa legislatif, yudikatif, dan
eksekutif.
Kekuasaan eksekutif Queensland dipegang oleh seorang gubernur yang mewakili dan
secara resmi ditunjuk oleh Elizabeth II (Ratu Australia). Namun dalam kenyataannya,
pelaksanaan fungsi sehari-hari dilaksanakan oleh Kepala Pemerintahan yang disebut dengan
Premier. Premier ditunjuk oleh Gubernur, tetapi harus memiliki dukungan dari the Legislative
Assembly. Dalam prakteknya, premier adalah anggota terkemuka the Legislative Assembly
dan pemimpin parlemen dari partai politiknya atau koalisi partai-partai. Parlemen dari
Queensland terdiri dari pemerintah monarki (diwakili oleh gubernur) dan the Legislative
Assembly. the Legislative Assembly mempunyai 89 anggota yang mewakili setiap distrik
pemilihan di Queensland. Sedangkan kabinet dari Queensland merupakan pembuat kebijakan
pemerintah yang terdiri dari Premier dan semua menteri.
Anggota kabinet yang bertanggung jawab untuk mengkonsolidasikan data keuangan
entitas-entitas sektor publik di negara bagian ke dalam laporan keuangan pemerintah negara
bagian adalah the Treasurer of Queensland. Laporan keuangan pemerintah negara bagian
secara terpisah mengungkapkan transaksi dan saldo untuk the total state sector dan sektor
pemerintahan umum (the general government sector-GGS). GGS meliputi entitas yang
dibiayai oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan, yang meliputi semua departemen
pemerintah. Entitas tersebut menyelenggarakan pelayanan pemerintah utama pada area
kesehatan, pendidikan, hukum, transportasi, komunikasi, perumahan rakyat, dan pelayanan
masyarakat lainnya.
GGS adalah bagian dari the total state sector, yang juga meliputi perusahaan keuangan
dan non keuangan milik negara. Perusahaan keuangan milik negara adalah badan usaha milik
negara, yang meminjamkan dan menginvestasikan atas nama pemerintah negara bagian dan
entitas sektor publik. Perusahaan non keuangan adalah badan usaha milik negara yang terlibat
dalam produksi barang pasar dan menyediakan layanan non keuangan, meliputi produksi dan
distribusi energi, distribusi air, dan layanan kereta api dan bandara.
1
Menurut Queensland Audit Office (2016), pada setiap tahunnya, the Treasurer of
Queensland menyiapkan konsolidasi laporan keuangan pemerintah negara bagian. Laporan
tersebut meliputi konsolidasi dari pendapatan, beban, aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas
dari semua entitas yang dikendalikan oleh pemerintah negara bagian, yang disebut the total
state sector. Periode laporan keuangan tersebut dimulai setiap tanggal 1 Juli dan berakhir
tanggal 30 Juni pada setiap tahunnya.
1.2 Standar Akuntansi yang Digunakan
Laporan keuangan negara bagian disusun dengan menggunakan dua kerangka the
Australian Accounting Standards Framework dan the Uniform Presentation Framework
(UPF). Menurut AASB (2009), the Australian Accounting Standards yang disusun oleh the
Australian Accounting Standards Board (AASB) banyak diadopsi dari IFRS. AASB adalah
sebuah lembaga Pemerintah Australia yang mengembangkan dan menetapkan standar
pelaporan keuangan yang berlaku untuk entitas di sektor swasta dan sektor publik. Standar
pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh AASB berlaku untuk semua jenis entitas pelaporan
meliputi:
a. for-profit entities, seperti perusahaan yang listing di bursa;
b. not-for-profit public sector entities, seperti pemerintah Australia;
c. not-for-profit private sector entities, seperti yayasan amal.
Laporan keuangan negara bagian yang disusun berdasarkan the Australian Accounting
Standards Framework akan diaudit oleh Auditor General sebelum diserahkan kepada
parlemen. Standar akuntansi utama yang digunakan dalam rangka penyusunan laporan
keuangan tersebut adalah AASB 1049 Whole of Government and General Government Sector
Financial Reporting (AASB 1049), sehingga laporan keuangan ini disebut dengan the AASB
1049 Financial Statements. the AASB 1049 Financial Statements disusun atas basis akrual
yang mengakui dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa ketika hal tersebut terjadi.
the FA Act mewajibkan the Treasurer of Queensland untuk menyusun the AASB 1049
Financial Statements baik untuk the total state sector maupun GGS dalam jangka waktu enam
bulan sejak berakhirnya periode pelaporan pada setiap tahunnya. the AASB 1049 Financial
Statements menyajikan Laporan Operasional, Neraca, dan Laporan Arus Kas dari sektor-
sektor tersebut dan juga rincian komprehensif dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Perbandingan dengan hasil tahun sebelumnya juga disajikan. Analisis varians antara
penganggaran dan realisasi juga wajib disertakan dalam Laporan GGS.
Menurut the Treasurer of Queensland (2016), AASB 1049 diterbitkan pada Oktober
2007. Standar tersebut bertujuan untuk menyelaraskan the Government Finance Statistics
(GFS) dan Kerangka Standar Akuntansi. Kerangka pelaporan GFS, yang dikembangkan oleh
2
the Australian Bureau of Statistics (ABS), adalah berdasarkan standar statistika internasional
dan memungkinkan penilaian yang komprehensif terhadap dampak ekonomi dari pemerintah.
1.3 Struktur dan Isi dari the AASB 1049 Financial Statements
1. Message from the Treasurer
2. Overview and Analysis
3. Audited Financial Statements
a. Operating Statement
b. Balance Sheet
c. Statement of Changes in Net Assets (Equity)
d. Cash Flow Statement
e. Notes to the Financial Statements
f. Certification of Queensland State Government Financial Statements
g. Independent Auditor's Report to the Treasurer of Queensland
1.4 Audit atas AASB 1049 Financial Statements
Auditor General melakukan audit atas the AASB 1049 Financial Statements berdasarkan
mandat The Auditor General Act 2009. Auditor General ditunjuk oleh gubernur. Dalam
pelaksanaan tugasnya, seorang auditor general dibantu oleh the Queensland Audit Office.
Tanggung jawab utama dari Auditor General adalah untuk menyediakan sebuah penilaian
yang objektif dan independen kepada parlemen apakah the Treasurer of Queensland, para
pejabat yang bertanggung jawab, badan hukum, pemerintah daerah, badan usaha milik negara,
dan entitas yang dikendalikan pemerintah (controlled entities) telah melaksanakan kewajiban
pengelolaan keuangan mereka berdasarkan:
a. The Financial Accountability Act 2009,
b. Undang-undang lainnya yang relevan,
c. Peraturan dibawahnya, seperti the Financial and Performance Management Standard
2009.
Menurut The Auditor General Act 2009, tujuan utama dari audit keuangan adalah untuk
memberikan jaminan independen kepada Parlemen dan masyarakat bahwa informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan dalam semua hal yang material: bebas dari salah saji,
apakah karena kecurangan atau kesalahan; dan disajikan secara wajar sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku dan ketentuan perundang-undangan. Standar yang digunakan oleh
Auditor General dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan adalah Auditor-General of
Queensland Auditing Standards. Standar tersebut merupakan adopsi dari standar yang
diterbitkan oleh the Australian Auditing and Assurance Standards Board (AuASB) dengan
dilakukan penyesuaian sesuai persyaratan dari The Auditor General Act 2009. Standar yang
3
dikeluarkan oleh AuASB menetapkan prinsip-prinsip dasar dan prosedur penting untuk
diterapkan dalam rangka untuk memastikan audit yang direncanakan dan dilakukan
merupakan cara yang akan mendukung opini atau kesimpulan yang dinyatakan oleh auditor
dan mematuhi ketentuan etika yang relevan. Menurut Financial Accountability Act 2009,
jangka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan tersebut adalah dua bulan terhitung
sejak akhir periode pelaporan.
The Auditor General Act 2009 membolehkan bahwa dalam keadaan tertentu, entitas
sektor publik dapat dikecualikan dari pemeriksaan oleh Auditor General. Section 30A The
Auditor General Act 2009 memungkinkan Auditor General untuk membebaskan entitas sektor
publik dari audit oleh Auditor General jika Auditor General yakin bahwa audit entitas sektor
publik untuk tahun keuangan yang bersangkutan masuk dalam kriteria berukuran kecil dan
berisiko rendah. Entitas dapat diberikan pengecualian dari audit oleh Auditor General
maksimal tiga tahun periode keuangan.
Auditor-General of Queensland Auditing Standards mengatur lebih lanjut bahwa entitas
sektor publik dapat dianggap berukuran kecil jika pendapatan konsolidasi untuk tahun fiskal
yang dilaporkan dan nilai aset kotor konsolidasi untuk entitas dan entitas apapun yang
dikendalikannya harus kurang dari ambang batas yang ditetapkan di dalam s.45A the
Corporations Act 2001 berkaitan dengan perusahaan berkepemilikan kecil. Sedangkan untuk
menilai apakah suatu entitas berisiko rendah adalah dengan memperhatikan faktor-faktor
berikut ini:
a. Sifat bisnis entitas, bisnis dan industri di mana entitas beroperasi;
b. Stabilitas dari struktur entitas dan personil manajemen kuncinya;
c. Kompleksitas sistem keuangan entitas dan memadainya pengendalian internal, yang
dianggap relevan untuk entitas;
d. Keberadaan dari kerangka pelaporan keuangan yang tepat dan kompleksitas persyaratan
pelaporan keuangan yang berlaku untuk entitas;
e. Keluasan dan kompleksitas hukum dan lingkungan peraturan di mana entitas beroperasi;
f. Keluasan kepentingan eksternal dalam entitas dan operasinya;
g. Stabilitas keuangan dari entitas, termasuk isu-isu yang berdampak pada keberlangsungan
usaha entitas;
h. Keluasan akan isu signifikan yang diidentifikasi sebelumnya, termasuk hal-hal:
1) persyaratan modifikasi laporan auditor independen dikeluarkan pada laporan
keuangan;
2) tidak berdampak pada penyesuaian laporan auditor tetapi memerlukan penyesuaian
yang penting dari laporan keuangan;
4
3) termasuk dalam laporan Auditor General kepada parlemen.
1.4.1 Struktur dan isi dari Laporan Audit Keuangan atas the AASB 1049 Financial
Statements
Struktur dan isi dari Laporan Audit Keuangan atas the AASB 1049 Financial Statements
adalah sebagai berikut:
Chapter 1 menguraikan konteks temuan dan kesimpulan dari audit
Chapter 2 mengevaluasi hasil opini audit, ketepatan waktu, dan kualitas pelaporan
Chapter 3 Menganalisis kinerja keuangan, posisi, dan keberlanjutan dari transaksi dan
peristiwa yang terjadi selama tahun berjalan
Chapter 4 menilai kekuatan pengendalian intern yang dirancang, dilaksanakan, dan
dipelihara oleh departemen
2. PEMERINTAH PUSAT REPUBLIK INDONESIA
2.1 Gambaran Umum Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Pasal 8 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU 17/2003)
menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri
Keuangan mempunyai tugas antara lain menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) merupakan konsolidasi dari Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara.
Periode laporan keuangan pemerintah pusat dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal
31 Desember 2015 pada setiap tahunnya. Pasal 55 UU 1/2004 mengatur bahwa dalam rangka
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat:
a. Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum pada
kementerian negara/lembaga masing-masing.
b. Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan
pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem
pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan.
c. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan kepada Menteri
Keuangan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
d. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Arus Kas
Pemerintah Pusat;

5
e. Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara
yang dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara.
LKPP tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan kepada Presiden. Presiden
menyampaikan LKPP untuk dilakukan pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Audit atas LKPP harus
diselesaikan selambat-lambatnya dua bulan setelah laporan keuangan tersebut diterima oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari pemerintah. Presiden menyampaikan laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh BPK kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
2.2 Standar Akuntansi yang Digunakan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(UU 1/2004), Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dihasilkan melalui proses akuntansi dan
disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan
tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dan ditetapkan dalam suatu
peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah terakhir yang mengatur mengenai Standar
Akuntansi Pemerintahan tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntantasi Pemerintahan (PP 71/2010). Menurut Arifin (2017), standar akuntansi
pemerintah berbasis akrual ini diadopsi dari keberhasilan pemerintah negara-negara maju
untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan pemerintah, seperti Selandia
Baru, Australia, Amerika Serikat, Inggris dan Swedia, serta menjadi kesatuan reformasi dalam
bidang pengelolaan keuangan pemerintah.
Lampiran I.01 PP 71/2010 tentang Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
mengatur bahwa laporan keuangan pokok terdiri dari 7 (tujuh) laporan, yaitu: (a) Laporan
Realisasi Anggaran ; (b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; (c) Neraca; (d) Laporan
Operasional; (e) Laporan Arus Kas; (f) Laporan Perubahan Ekuitas; dan (g) Catatan atas
Laporan Keuangan. Mulai tahun 2015, pemerintah diwajibkan menggunakan basis akrual
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Akuntansi berbasis akrual adalah
suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan
disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa
memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Basis akrual tersebut
digunakan untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Adapun
apabila anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun
berdasarkan basis kas, Namun demikian, bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan
berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual. Laporan keuangan
pemerintah dapat menghasilkan statistik keuangan yang mengacu kepada manual Statistik
6
Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics/GFS) sehingga dapat memenuhi
kebutuhan analisis kebijakan dan kondisi fiskal, pengelolaan dan analisis perbandingan
antarnegara (cross country studies), kegiatan pemerintahan, dan penyajian statistik keuangan
pemerintah.
2.3 Struktur dan Isi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Struktur dan isi dari LKPP Tahun 2015 (Audited) adalah sebagai berikut:
1. Kata Pengantar
2. Ringkasan
3. Pernyataan Tanggung Jawab
4. Halaman Opini
5. Laporan Realisasi APBN
6. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
7. Neraca
8. Laporan Operasional
9. Laporan Arus Kas
10. Laporan Perubahan Ekuitas
11. Catatan atas Laporan Keuangan
a. Penjelasan Umum
1) Dasar Hukum
2) Kebijakan Fiskal/Keuangan Dan Ekonomi Makro
3) Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
4) Kebijakan Akuntansi
5) Catatan Penting Lainnya
b. Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Realisasi APBN
1) Penjelasan Umum Laporan Realisasi APBN
2) Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi APBN
3) Catatan Penting Lainnya
c. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
d. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca
1) Posisi Keuangan Secara Umum
2) Penjelasan per Pos Neraca
3) Catatan Penting Lainnya
e. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Operasional
1) Penjelasan Umum Laporan Operasional
2) Penjelasan per Pos Laporan Operasional
7
f. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Arus Kas
1) Ikhtisar Laporan Arus Kas
2) Penjelasan Per Pos Laporan Arus Kas
3) Penjelasan atas pos-pos laporan perubahan ekuitas
2.4 Audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
LKPP dilakukan pemeriksaan oleh BPK berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (UU 15/2004)
dan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. BPK mempunyai
sembilan orang anggota, yang keanggotaannya diresmikan dengan Keputusan Presiden.
Sesuai dengan UU 15/2004, pemeriksaan BPK atas LKPP dilakukan dalam rangka
memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan pemerintah. Opini yang diberikan BPK atas laporan keuangan pemerintah
didasarkan pada kriteria (i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupan
pengungkapan, (iii) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas
sistem pengendalian intern. Berdasarkan kriteria tersebut, opini yang dapat diberikan BPK
terhadap laporan keuangan pemerintah dapat berupa (i) opini wajar tanpa pengecualian
(WTP), (ii) opini wajar dengan pengecualian (WDP), (iii) opini tidak wajar, dan (iv)
pernyataan menolak memberikan opini. Opini yang diberikan BPK tersebut dituangkan dalam
laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah.
Pelaksanaan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab mengenai keuangan
negara oleh BPK didasarkan pada suatu standar pemeriksaan. Penyusunan standar
pemeriksaan dilakukan melalui proses baku pengembangan standar sebagaimana diamanatkan
dalam undang-undang maupun kelaziman proses penyusunan standar dalam dunia profesi.
Standar pemeriksaan terakhir yang telah ditetapkan BPK adalah Peraturan BPK Nomor 1
Tahun 2017 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN 2017). SPKN 2017
diadopsi dari International Standards on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh International
Federation of Accountants (IFAC).
2.4.1 Gambaran Umum Pemeriksaan oleh BPK
Gambaran umum pemeriksaan yang dilakukan BPK atas LKPP Tahun 2015
berdasarkan LHP BPK atas LKPP Tahun 2015 Nomor 56/LHP/XV/05/2016 tanggal 26 Mei
2016 adalah sebagai berikut:
1. Dasar Hukum Pemeriksaan
Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun 2015 didasarkan pada peraturan sebagai berikut.
a. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara; dan
8
b. UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
2. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2015 berpedoman pada SPKN yang ditetapkan dengan
Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007.
3. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas LKPP bertujuan untuk memberikan opini atas kewajaran LKPP Tahun
2015 dengan memperhatikan:
a. kesesuaian LKPP dengan SAP;
b. kecukupan pengungkapan informasi keuangan dalam laporan keuangan sesuai dengan
pengungkapan yang seharusnya dibuat seperti disebutkan dalam SAP;
c. efektivitas SPI; dan
d. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
4. Entitas yang Diperiksa
Pemeriksaan dilakukan atas LKPP Tahun 2015 yang meliputi LKKL dan LKBUN.
5. Lingkup Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan atas LKPP Tahun 2015 yang terdiri dari Neraca tanggal 31
Desember 2015, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan, yang telah direviu
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
6. Sasaran Pemeriksaan
Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2015 meliputi pengujian kewajaran atas saldo akun-akun
yang ada di Neraca dan transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi APBN, Laporan
Operasional, LAK, Laporan Perubahan SAL, Laporan Perubahan Ekuitas, dan kecukupan
CaLK, serta SPI dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, termasuk tindak
lanjut pemeriksaan sebelumnya.
7. Metodologi Pemeriksaan
Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2015 dilakukan dengan metodologi pemeriksaan
menggunakan pendekatan risiko, yang dirancang untuk menemukan kesalahan dan
penyimpangan informasi atas laporan keuangan dengan menelaah kegiatan pemerintahan.
Kegiatan pemeriksaan dimulai dengan melakukan penelaahan sistem pengendalian intern
untuk menentukan area risiko penting yang menjadi fokus pemeriksaan untuk memperoleh
keyakinan yang memadai atas proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Dalam
menganalisis dan menguji proses penyusunan dan penyajian LKPP, BPK telah melakukan
prosedur-prosedur di bawah ini.
9
a. Menguji sistem akuntansi yang ditetapkan Pemerintah apakah telah sesuai dengan SAP;
dan
b. Menguji proses akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan apakah telah
mengikuti sistem akuntansi yang telah ditetapkan Menteri Keuangan.
Pemeriksaan BPK juga mencakup pengujian pengendalian, prosedur analitis, dan
pengujian substantif untuk menilai efektivitas pengendalian dan kewajaran LKPP. Selain itu,
BPK juga melakukan pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan yang
diungkapkan dalam LHP LKPP Tahun 2007 s.d. 2014.
8. Jangka Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Surat Tugas Anggota BPK Nomor 10/ST/IIV/
01/2016 tanggal 25 Januari 2016 dimulai 29 Januari s.d. 31 Mei 2016.
9. Batasan Pemeriksaan
Semua informasi yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan tanggung jawab
Pemerintah. Oleh karena itu, BPK tidak bertanggung jawab terhadap salah interpretasi dan
kemungkinan pengaruh atas informasi yang tidak diberikan baik yang sengaja maupun tidak
disengaja oleh Pemerintah. Pemeriksaan BPK meliputi prosedur-prosedur yang dirancang
untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya kesalahan dan salah
saji yang berpengaruh material terhadap laporan keuangan. Pemeriksaan tidak ditujukan untuk
menemukan kesalahan atau penyimpangan. Namun demikian, jika dari hasil pemeriksaan
ditemukan penyimpangan, akan diungkapkan.
Dalam melaksanakan pemeriksaan, BPK juga menyadari kemungkinan adanya
perbuatan-perbuatan melanggar hukum yang timbul. Namun pemeriksaan BPK tidak
memberikan jaminan bahwa semua tindakan melanggar hukum akan terdeteksi dan hanya
memberikan jaminan yang wajar bahwa tindakan melanggar hukum yang berpengaruh secara
langsung dan material terhadap angka-angka dalam laporan keuangan akan terdeteksi. BPK
akan menginformasikan bila ada perbuatan-perbuatan melanggar hukum atau
kesalahan/penyimpangan material yang ditemukan selama pemeriksaan. Dalam melaksanakan
pengujian kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan, BPK hanya menguji
kepatuhan instansi atas peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyusunan
laporan keuangan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih terdapat ketidakpatuhan
pada peraturan yang tidak teridentifikasi.
10. Hasil Pemeriksaan atas LKKL dan LKBUN
BPK juga melakukan pemeriksaan atas LKKL dan LKBUN Tahun 2015 yang hasilnya
digunakan sebagai dasar penyusunan LHP atas LKPP Tahun 2015. Hasil pemeriksaan atas 85
LKKL (termasuk BPK yang diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik) dan LKBUN,
10
menunjukkan terdapat 56 LKKL yang mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), 26
LKKL dan LKBUN mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), serta empat
LKKL mendapatkan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP).
2.4.2 Struktur dan Isi LHP BPK
Struktur dan isi dari LHP BPK atas LKPP Tahun 2015 terdiri dari ringkasan eksekutif,
empat laporan pokok dan satu laporan tambahan sebagai berikut:
1. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif memuat:
a. Dasar Hukum, Lingkup dan Tanggung Jawab, Tujuan, dan Standar Pemeriksaan;
b. Sistematika Pelaporan;
c. Tindak Lanjut atas Hasil Pemeriksaan Sebelumnya;
d. Opini BPK atas LKPP Tahun 2015;
e. Permasalahan Signifikan dalam LHP Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-undangan Tahun 2015;
f. Rekomendasi BPK;
g. Perkembangan Opini Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL)
2011-2015; dan
h. Hasil Reviu atas Pelaksanaan Transparansi Fiskal.
2. Laporan I: Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Laporan I memuat:
a. Hasil pemeriksaan atas laporan keuangan yang memuat opini BPK;
b. Gambaran Umum Pemeriksaan yang berisi dasar hukum pemeriksaan, standar
pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, entitas yang diperiksa, lingkup pemeriksaan,
sasaran pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, jangka waktu pemeriksaan, batasan
pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan atas LKKL dan Laporan Keuangan Bendahara
Umum Negara (LKBUN); dan
c. LKPP Tahun 2015.
3. Laporan II: Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern
Laporan II memuat:
a. Resume Laporan atas SPI; dan
b. Hasil Pemeriksaan atas SPI.
4. Laporan III: Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Peraturan
Perundang-undangan
Laporan III memuat:
a. Resume Laporan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan; dan
11
b. Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan.
5. Laporan IV: Laporan Pemantauan Tindak Lanjut
Laporan IV memuat:
a. Resume Pemantauan Tindak Lanjut; dan
b. Pemantauan Tindak Lanjut atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan yang Diungkapkan
dalam Laporan Hasil Pemeriksaan LKPP Tahun 2007 s.d. 2014.
6. Laporan Tambahan: Laporan Hasil Reviu atas Pelaksanaan Transparansi Fiskal
Laporan tambahan tersebut memuat hasil reviu mengenai pemenuhan kriteria-kriteria
terkait:
a. Pelaporan fiskal;
b. Perkiraan fiskal dan penganggaran; dan
c. Analisis dan manajemen risiko fiskal.
3. KOMPARASI LAPORAN KEUANGAN DAN PELAKSANAAN AUDIT
KEUANGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
3.1 Komparasi Laporan Keuangan Pemerintah
No. Uraian Laporan Keuangan Laporan Keuangan
Negara Bagian Queensland Pemerintah Pusat (LKPP)
1. Komponen pokok Lima laporan terdiri dari: Operating Tujuh laporan terdiri dari: Laporan
laporan Statement, Balance Sheet, Statement Realisasi APBN, Laporan Perubahan
of Changes in Net Assets (Equity), Saldo Anggaran Lebih, Neraca,
Cash Flow Statement, Notes to the Laporan Operasional, Laporan Arus
Financial Statements Kas, Laporan Perubahan Ekuitas,
Catatan atas Laporan Keuangan
2. Periode laporan 1 Juli s.d. 30 Juni 1 Januari s.d. 31 Desember
3. Standar Akuntansi the Australian Accounting Standards Standar Akuntansi Pemerintahan
Board (AASB) yang banyak diadopsi (SAP) yang diadopsi dari keberhasilan
dari IFRS pemerintah negara-negara maju untuk
meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi keuangan pemerintah
4. Basis Akuntansi Full Akrual, karena anggaran negara Akrual, namun karena anggaran
bagian juga sudah akrual disusun dan dilaksanakan berdasar
basis kas, maka LRA disusun
berdasarkan basis kas
5. Hasil konsolidasi the total state sector dan the general Laporan Kementerian/Lembaga dan
government sector (departemen/ Laporan Keuangan Bendahara Umum
lembaga, badan usaha milik negara, Negara
controlled entities)
6. Harmonisasi standar sudah dilaksanakan belum dilaksanakan, laporan untuk
akuntansi dengan keperluan GFS dibuat terpisah
GFS

12
7. Pernyataan tidak secara eksplisit menyatakan secara eksplisit menyatakan bahwa
Tanggung bahwa laporan telah disusun laporan telah disusun berdasarkan
Jawab/Management berdasarkan sistem pengendalian sistem pengendalian intern yang
Certificate intern yang memadai memadai
8. Penyajian nilai aset Hasil revaluasi Nilai Historis
di Neraca

3.2 Komparasi Pelaksanaan Audit Keuangan Atas Laporan Keuangan Pemerintah


No. Uraian Audit Keuangan atas Laporan Audit Keuangan atas LKPP
Keuangan Negara Bagian Queensland
1. Auditor Satu orang Auditor General ditunjuk BPK yang beranggotakan sembilan
oleh gubernur orang, dimana keanggotaannya
diresmikan dengan Keputusan Presiden
2. Standar Audit Auditor-General of Queensland Auditing SPKN 2017 yang diadopsi dari
Standards yang diadopsi dari standar International Standards on Auditing
yang diterbitkan oleh the Australian (ISA) yang diterbitkan oleh International
Auditing and Assurance Standards Federation of Accountants (IFAC)
Board (AuASB) dengan dilakukan
penyesuaian sesuai persyaratan dari The
Auditor General Act 2009
3. Tujuan Audit Tujuan utama dari audit keuangan Pemeriksaan atas LKPP bertujuan untuk
adalah untuk memberikan jaminan memberikan opini atas kewajaran LKPP
independen kepada Parlemen dan dengan memperhatikan:
masyarakat bahwa informasi yang a. kesesuaian LKPP dengan SAP;
terkandung dalam laporan keuangan b. kecukupan pengungkapan informasi
dalam semua hal yang material: bebas keuangan dalam laporan keuangan
dari salah saji, apakah karena sesuai dengan pengungkapan yang
kecurangan atau kesalahan; dan seharusnya dibuat seperti disebutkan
disajikan secara wajar sesuai dengan dalam SAP;
standar akuntansi yang berlaku dan c. efektivitas SPI; dan
ketentuan perundang-undangan. d. kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan.
4. Jangka Waktu Financial Accountability Act 2009 Audit atas LKPP harus diselesaikan
Pelaksanaan mengatur jangka waktu penyelesaian selambat-lambatnya dua bulan setelah
Audit audit atas laporan keuangan adalah dua laporan keuangan tersebut diterima oleh
bulan terhitung sejak akhir periode Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari
pelaporan pemerintah
5. Isi Laporan terdapat klausul independensi tidak terdapat klausul independensi
Auditor terdapat keterangan pihak yang tidak terdapat keterangan pihak yang
Independen dituju yaitu the Treasurer of dituju
Queensland
6. Pengecualian Adanya pengecualian audit oleh Auditor Standar audit tidak mengatur masalah
Audit General untuk entitas sektor publik yang pengecualian audit
pada tahun keuangan bersangkutan
masuk dalam kriteria berukuran kecil
dan berisiko rendah

13
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan pembahasan yang telah
disampaikan:
a. Laporan keuangan pemerintah pusat berbeda dengan laporan keuangan negara bagian
Queensland dalam beberapa hal meliputi komponen pokok laporan, periode laporan,
standar akuntansi, basis akuntansi, hasil konsolidasi, harmonisasi standar akuntansi dengan
GFS, pernyataan tanggung jawab/management certificate, serta penyajian nilai aset di
neraca.
b. Pelaksanaan audit atas laporan keuangan pemerintah pusat berbeda dengan pelaksanaan
audit atas laporan keuangan negara bagian Queensland dalam beberapa hal seperti auditor,
standar audit, tujuan audit, jangka waktu pelaksanaan audit, isi laporan auditor independen,
serta pengecualian audit.
Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pembahasan yang telah disampaikan
adalah:
a. Dalam rangka efisiensi biaya dan mengikuti tren negara maju, Pemerintah Pusat perlu
untuk mengkaji pembuatan satu standar yang seragam untuk sektor swasta dan sektor
publik di Indonesia;
b. Pemerintah Pusat perlu mempertimbangkan untuk mengkonsolidasikan laporan keuangan
BUMN ke dalam LKPP agar mencerminkan kondisi sektor publik secara utuh;
c. Pemerintah Pusat perlu mempertimbangkan pelaksanaan penganggaran berbasis akrual
agar dapat menerapkan basis akuntansi akrual penuh yang mencerminkan dampak
keuangan aktual dari transaksi dan peristiwa pada saat terjadinya;
d. Pemerintah Pusat perlu mempertimbangkan penyelarasan antara standar akuntansi dengan
Government Financial Statistics (GFS) agar dapat lebih mudah untuk melihat dampak
ekonomi dari kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
5. DAFTAR REFERENSI
AASB. (2009). IFRS Adoption in Australia. http://www.aasb.gov.au/admin/file/
content102/c3/IFRS_adoption_in_Australia_Sept_2009.pdf.
Arifin, M.A. (2017). Standar Akuntansi Pemerintah Dalam Mewujudkan Good Goverment
Governance. Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 13, No. 4, Januari 2017 : 61-68.
Auditor General. (2016). Queensland state government: 201516 results of financial
audits.Report 8: 201617. Queensland: the Queensland Audit Office.
Auditor General Act 2009, Current as at 1 January 2015.
Financial Accountability Act 2009, Current as at 1 March 2016.
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2015 (Audited).
14
Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun 2015 Nomor 56/LHP/XV/05/2016 tanggal
26 Mei 2016.
Paket Undang-undang Keuangan Negara.
Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2017 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntantasi Pemerintahan.
The Queensland Treasurer. (2016). 201516 Report on State Finances of the Queensland
Government 30 June 2016. Incorporating the Outcomes Report and the AASB 1049
Financial Statements. Queensland: Queensland Treasury.
the Queensland Audit Office. (2012). the Auditor-General of Queensland Auditing Standards,
September 2012. Queensland: the Queensland Audit Office.
https://en.wikipedia.org/wiki/Queensland.
https://en.wikipedia.org/wiki/Government_of_Queensland.

15

Das könnte Ihnen auch gefallen