Sie sind auf Seite 1von 8

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI


GEDUNG PLAZA CENTRIS. JALAN HR RASUNA SAID KAV B-5, JAKARTA 12910

TROMOL POS 1296/Jk1100.12 TELEPON (021) 5268910 (HUNTING) FAKSIMILE : (021) 5269114 e-mail m'gas@m,gas esdm go ,d

Nomor : 8631/18.06/DJM.T/2008 22 Mei 2008


Sifat : Edaran
Lampiran : Satu lembar
Hal : Penggunaan Sistem Alat Ukur pada
Kegiatan Usaha Migas di Indonesia

Yang terhormat
1. Kepala BP Migas
2. Kepala BPH Migas
3. Direktur Utama PT Pertamina (Persero)
4. Direktur Utama PT PGN (Persero) Tbk.
5. Direksi Perusahaan KKKS, TAC, JOB, Pemurnian dan
Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan dan Niaga
Minyak dan Gas Bumi untuk BU/BUT di Indonesia

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 Pasal 55, Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 Pasal 44, Pasal 95 dan Keputusan Bersama Menteri
Pertambangan dan Energi dengan Menteri Perdagangan Nomor 0233K1096/M.PE/1988
63A1Kpb/lI/1988
tentang Pelaksanaan Tera dan Tera Ulang Alat Ukur, Takar, Timbang dan
Perlengkapannya (UTIP) yang dipergunakan dalam operasi pertambangan minyak dan
gas bumi mengamanatkan sebagai berikut:
1. Pembagian hasil Minyak dan Gas Bumi Kontrak Bagi Hasil antara Pemerintah dan
Kontraktor termasuk untuk keperluan distribusi dan niaga Bahan Bakar Minyak
(88M) dan Gas 8umi kepada masyarakat dan industri di titik penyerahan wajib
menggunakan sistem alat ukur yang ditetapkan oleh Menteri sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Titik penyerahan Minyak dan Gas 8umi sebagaimana dimaksud dalam butir 1 adalah
Terminal Penyerahan, Stasiun Pengukur Minyak dan Gas Bumi, Depot 88M /
Liquified Petroleum Gas (LPG), Stasiun Pengisian Bahan 8akar Umum (SP8U),
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Elpiji (SPBE).

3. 8adan Usaha (BU)/Bentuk Usaha Tetap (BUT) menjamin dan bertanggungjawab


atas kehandalan dan akurasi sistem alat ukur yang digunakan.

4. 8U/BUT menjamin penggunaan instalasi peralatan yang memenuhi ketentuan dan


standar mutu yang berlaku.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 dalam penjelasan Pasal 95 yang
dimaksud dengan penetapan oleh Menteri adalah ketentuan yang berkaitan dengan
perencanaan, pembangunan pengoperasian dan pemeliharaan serta pemeriksaan
teknis sistem alat ukur.

6. BU/BUT yang akan membangun sistem alat ukur wajib mengajukan permohonan
Persetujuan Sistem kepada Ditjen Migas dengan mefampirkan rancangan sistem dan
data teknis sebagai bahan evaluasi, untuk selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi
Ditjen Migas dapat menyetujui atau menolak sistem alat ukur dimaksud. BU/BUT
dapat menunjuk Perakit Perekayasa untuk mengevaluasi, merekayasa, merakit,
memasang dan melakukan pemeliharaan sislem alat ukur.

7. Bilamana sistem alat ukur dapat memenuhi syarat ketentuan peraturan perundang-
undangan, sesuai acuan standar dan mutu yang baik, Ditjen Migas dapat
menerbitkan Persetujuan Sistem dimaksud.

8. Pemeriksaan teknis, pengujian alat ukur dan perlengkapannya dilaksanakan di


fabrikator dan di lokasi pemasangan oleh Inspektur Migas.

9. Kalibrasi alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTIP) atau sistem alat ukur
legal dilaksanakan oleh Direktorat Metrologi dengan disaksikan oleh petugas
Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas.

10. Sistem alat ukur yang selesai diinstalasi di lokasi wajib dilakukan uji coba
(commissioning) yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dibidangnya, bilamana berhasil
baik dan memenuhi syarat, maka Ditjen Migas dapat menerbitkan Izin
Penggunaannya.

11. Sistem alat ukur penyerahan minyak bumi yang dipergunakan di lepas pantai yaitu
Floating Storage and Offloading (FSO) atau Floating Production, Storage and
Offloading (FPSO) dan sistem tangki ukur terapung lainnya sebagai Alat Ukur
Penyerahan, wajib menggunakan Flow Meter yang dilengkapi dengan alat penguji
meter (Meter Prover atau Master Meter).

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan penggunaan sistem alat ukur pad a
kegiatan usaha migas di Indonesia, sambil menunggu penetapan Keputusan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral tentang penggunaan sistem alat ukur migas, setiap
BU/BUT yang menggunakan sistem alat ukur legal wajib memperhatikan dan memenuhi
hal-hal sebagai berikut:

1. Sistem alat ukur legal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan adalah alat
ukur dan perlengkapannya yang dipergunakan baik langsung maupun tak langsung
untuk mengukur, menakar, menimbang produk minyak dan gas bumi serta hasil
olahannya yang mencakup untuk antara lain kepentingan umum, usaha,
menyerahkan atau menerima barang, menentukan pungutan atau upah, menentukan
produk akhir pada suatu perusahaan dan melaksanakan peraturan.
2. Sistem alat ukur yang dipergunakan untuk fungsi legal dimaksud pada butir 1, wajib
memenuhi persyaratan:
a. alat ukur dan perlengkapannya yang dirangkai pad a sistem alat ukur atau
digunakan secara individu harus telah mendapat rekomendasi teknis dari
Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas serta Izin Tipe dari Direktorat Metrologi;
b. sistem alat ukur yang dirancang dan dibangun oleh Perusahaan Perakit
Perekayasa wajib mendapat rekomendasi teknik dari Direktorat Teknik dan
Lingkungan Migas;
c. rancangan sistem alat ukur yang akan digunakan harus mendapat Persetujuan
Sistem dari Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas; dan
d. sistem alat ukur dilakukan pemeriksaan teknis sesuai kaidah keteknikan yang
baik, untuk dilaksanakan pengujian di Factory Acceptance Test (FA T), System
Integration Test (SIT), Hydratest, Site Acceptance Test (SA T), Calibration and
Commissioning oleh tenaga ahli yang kompeten bersama Inspektur Migas dan
instansi terkait lainnya.

3. BU/BUT wajib melengkapi prosedur operasi serah terima migas disetiap titik
penyerahan yang menggunakan sistem alat ukur legal, prosedur tersebut disusun
oleh para pihak terkait untuk mendapatkan persetujuan dari Direktur Jenderal Minyak
dan Gas Bumi d.h.i. Direktur Teknik dan Lingkungan Migas serta instansi yang
berwenang lainnya.

4. BU/BUT wajib menunjuk petugas yang kompeten untuk mengoperasikan sistem alat
ukur legal dalam melaksanakan serah terima migas di setiap titik penyerahan;
petugas yang ditunjuk untuk dicatat dalam buku tambang/pemurnian dan peng-
olahan serta dilaporkan kepada Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi d.h.i.
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas dengan lampiran kompetensi petugas.

5. Akurasi Sistem Alat Ukur Legal untuk:


a. Gas Bumi : Plus (+) atau minus (-) satu persen (1%);
b. - Minyak Bumi dan Produk Cair
lainnya di fasilitas uji pabrik : +/- nol koma lima belas persen (0,15%);
- BBM di titik penyerahan : +/- nol koma lima persen (0,5%);
c. Automatic Tank Gauging (ATG)
di fasilitas uji pabrik . +/- satu milimeter (1 mm)
Sistem Tangki Ukur Minyak Bumi : +/- tiga milimeter (3 mm).
Sistem Tangki Ukur CTMS LNG : +/- tujuh koma lima milimeter (7,5 mm).
d. Timbangan

Maksimum
kesalahan Untuk beban "m" dan interval satuan skala "e"
yang
dibolehkan
Klas I Klas II Klas III Klas IV
0,5 e a m 50.000 0:5 m:5 5.000 0:5 m:5 500 as m:5 50
1e 50.000 < m:5 200.000 5000 <m s 20.000 500 < m :5 2.000 50 < m s 200
1.5 200.000 < m 20000 < m S 100.000 2.000 < m :5 10.000 200 < m:5 1.000

6. Selisih volume minyak dan produk olahan lainnya yang diserahkan secara legal di
titik penyerahan maksimum nol koma lima persen (0,5%);
7. Sistem alat ukur harus dapat dikalibrasi dan/atau diverifikasi unjuk kerjanya untuk
keperluan pengujian akurasi dan legalitas sesuai dengan peraturan yang berlaku;
8. Repeatability proving system meter, kalibrasi meter prover sistem alat ukur minyak
dan produk olahan cairan migas lainnya maksimum tidak boleh lebih besar dari 0,02
%;
9. Proses pengukuran dan perhitungan untuk operasi serah terima migas
menggunakan sistem alat ukur legal sesuai dengan peraturan Pemerintah
Indonesia wajib menggunakan Satuan Internasional (SI), untuk kepentingan
pemenuhan persyaratan bisnis antar perusahaan hasil akhir perhitungan dari proses
perhitungan dapat dikonversi ke satuan lain yang sah;
10. Apabila karena sesuatu hal BU dan BUT harus menyewa sistem alat ukur, maka
wajib:
a. melaporkan dan menjelaskan kepada Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas
untuk mendapat persetujuan;
b. memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku;
c. dilakukan verifikasi Teknis, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan oleh
Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas;
11. Dalam waktu lima (5) tahun sejak edaran ini diterbitkan, BU dan BUT yang masih
menggunakan satuan selain Sf dan atau sistem meter yang akurasinya tidak
memenuhi wajib disesuaikan dan dilaporkan kepada Direktur Teknik dan
Lingkungan Migas.
12. BU dan BUT bertanggung jawab atas operasi serah terima migas yang dilakukan,
akurasi dan pemeliharaan sistem alat ukur migas yang digunakan;

Demikian edaran ini untuk dapat dilaksanakan.

Olrektur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi

/ Luluk Sumiarso

Tembusan:
1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
2. Inspektur Jenderal DESDM
3. Sekretaris Jenderal DESDM
4. Sekretaris Ditjen Migas
5. Direktur Teknik dan Lingkungan Migas
RpIFslAIVIEdrAu12008
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

Number: 8631/18.06/DJM.T/2008 May 22, 2008


Re: The use of Measurement System on
Oil and Gas Business Activities in Indonesia

Dear
1. Head of BP Migas
2. BPH Migas head
3. President Director of PT Pertamina (Persero)
4. President Director of PT PGN (Persero) Tbk.
5. KKKS Company Directors, TAC, JOB, Purification and
Processing, Transportation, Storage and Commerce
Oil and Gas for the BU / BUT in Indonesia

In accordance with Government Regulation No. 35 of 2004 Section 55, Rule Government No. 36 of 2004
Section 44, Article 95 and the Joint Ministerial Decision Mines and Energy with the Minister of Trade
Number 0233K1096/M.PE/1988
63A1Kpb/lI/1988 on the Implementation of Tera and Re-Tera Measuring instruments, measuring, Weigh
and Equipment used in oil and gas operations mandates as follows:

1. Distribution of Oil and Gas Production Sharing Contract between the Government and Contractor
including for purposes of commercial distribution and Fuel Oil and Gas to the community and industry
at the point of delivery shall use a system of measuring instruments specified by the Minister pursuant
to legislation and regulations.

2. Oil and Gas delivery point referred to in item 1 is Terminal Delivery, Station Gauge Oil and Gas, Gas
Depot / Liquefied Petroleum Gas (LPG), General Filling Station (SPBU), Fuel Filling Stations Gas (SPBG)
and Fuel Filling Station LPG (SPBE).

3. Business Unit / Permanent Establishment (PE) and is responsible for ensuring on the reliability and
accuracy of a measuring systems used.

4. Business Units ensures the use of installed equipment complies with applicable quality standards.

5. Government Regulation Number 36 of 2004 in the explanation of Article 95 which is approved by the
Minister is a provision related to planning, construction operation and maintenance and inspection
system technical measuring instruments.

6. Business units that will build a system of measuring instruments shall apply Approval System to the
Directorate General of Oil and Gas by attaching the system design and technical data for evaluation,
henceforth based on the evaluation
Directorate General of Oil and Gas can approve or reject the system of measuring instruments intended.
Assemblers can appoint engineers to evaluate, assemble, install and maintain the measuring system.

7. When the system measuring instrument can comply with the provisions of legislation,appropriate
standards and the quality of goods, System Approval is issued by the Directorate General of Oil and Gas

8. Technical inspection and testing of measuring devices are carried at fabricator and the installation
location by the Oil and Gas Inspector.

9. Calibration of measuring devices, scale and equipment or system of measuring instruments are
conducted by the Directorate of Metrology, witnessed by officers from Oil and Gas Directorate of
Engineering and the Environment.

10. The metering system is installed on site shall be commissioned by experts in their fields, and upon
satisfactory compliance, then the Directorate General of Oil and Gas may issue licenses for use.

11. Delivery system of petroleum measuring devices used in the offshore that are Floating Storage and
Offloading (FSO) or a Floating Production, Storage and Offloading (FPSO) and other floating measuring
tank system, shall be equipped with the Flow Meter and check meter (Proving meter and Master meter).

In the framework of guidance and supervision of the use of measuring system for oil and gas business
activities in Indonesia, each Business units using the legal measuring systems shall observe and comply
to the followings:

1. The measuring system in accordance to this regulation is the measuring system used directly and
indirectly to measure, weigh oil and gas products which cover the public use, business, logistics,
determination of fare and determination of end products, and for regulation compliance.

2. The measuring system used for legal purposes as covered in point (1) shall meet the following
requirements:

a. measuring instruments and equipment that is assembled on the measuring system or


used individually must obtain technical recommendation from Directorate of Technical and
Environmental MIGAS and the Directorate of Metrology;

b. The meter system designed and built by the Company Fabricators Engineers must obtain a
recommendation from the Directorate of Technical and Environmental Oil and Gas;

c. Measuring system design must obtain approval from Directorate of Technical and Environmental Oil
and Gas; and

d. The measuring system is inspected in accordance to good technical practices, to be tested at Factory
Acceptance Test (FAT), System Integration Test (SIT), Hydrotest, Site Acceptance Test (SAT), Calibration
and Commissioning by the competent experts accompanied by inspectors from MIGAS and other related
representatives from other institutions.

3. The business units shall produce the oil and gas transfer procedure on each transfer points that uses
the legal measuring system, and the procedure shall be approved by the Directorate General of Oil And
Gas and other related institutions.

4. The business units shall appoint competent officers to operate the measuring system to handover the
oil and gas at each delivery point;

5. Legal Measurement System Accuracy for:


a. Gas: Plus (+) or minus (-) one percent (1%);
b. Petroleum and Other Liquid Products at the factory: + / - zero point fifteen percent (0.15%);
- Fuel delivery point: + / - zero point five percent (0.5%)
c. Automatic Tank Gauging (ATG) at the plant. + / - One millimeter (1 mm)
Oil Tank Measurement System: + / - three millimeters (3 mm).
CTMS LNG measuring tank system: + / - seven point five millimeters (7.5 mm).
d. Weight

Maximum For m load and unit scale interval e


Allowable Error
Class I Class II Class III Class IV
+/- 0.5e 0 m 50,000 0 m 5,000 0 m 500 0 m 50
+/- 1 e 50,000 m 5,000 m 500 m 2,000 50 m 200
200,000 20,000
+/- 1.5e 200,000 < m 20,000 < m 2,000 < m 200 < m 1,000
100,000 10,000

6. The maximum difference in volume of oil and other refined products legally delivered legally is
zero point five percent (0.5%);

7. The measuring system must be calibrated and / or verified for its performance for accuracy and
legality in accordance with applicable regulations;

8. The calibration of check meter for oil and other liquid product error shall not be greater than 0.02%.

9. Measurement and calculation process for the hand over operation using the legal measuring system
shall use the International Units. For the fulfillment of the requirements of inter-company business the
calculation result of the process can be converted into other authorized units authorized;

10. For any reasons the Business Units had to rent the measuring system/instruments, they
shall:
a. report and explain to the Directorate of Environmental Engineering and Oil and Gas
for approval;
b. comply with applicable regulations;
c. be verified for Technical, Safety and Environmental by Directorate of Environmental and Oil and Gas;

11. Within five (5) years from the publication of this regulation, Business Units are still using a unit other
than International Units and or system meter which accuracy does not comply shall be adjusted and
reported to the Director of Engineering and Oil and Gas environment.
12. Business Units are responsible for the oil and gas transfer, ensuring accuracy and maintaining of gas
measuring devices used;

Thus the letter is to be implemented.

Director General of Oil and Gas

Luluk Sumiarso
CC:
1. Minister of Energy and Mineral Resources
2. Inspector General of MEMR
3. Secretary General of MEMR
4. Secretary of Directorate General of Oil and Gas
5. Director of Environmental Engineering and Oil and Gas
RpIFslAIVIEdrAu12008

Das könnte Ihnen auch gefallen