Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
RIRANG URANIUM ORE PROCESSING SYSTEM DESIGN: DESIGNING A QUENCHER UNIT. A continuos
quencher has been designed. The objective of the design is to make a laboratory scale quencher model that is used to
facilitate the dissolution and sudden cooling of the digestion product of the Rirang ore. The designed quencher was
based on the previous batch quenching data, feed capasity of 325 g/minute, and residence time of one and two hours
for quenching tank and thickener, respectively. The cylindrical quenching tank has dimension of 30 cm diameter and
30 cm high. It has three 2,5 cm bujfles and is equipped with a blade-impeller agitator. The bottom-pitched cylindrical
thickener has the diameter of 56 cm. The thickener is divided into four zones including clarification, feed, critical,
and compresion with 5, 3, 3,and 4 cm zones height, respectively.In addition, the bottom pitch has 12,5 cm height. The
quencher model is further used to conduct performance test againts Rirang ore digestion product.
354
Presiding Prsentasi Jlmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN. Jakarta ]8-J9Maret 1996
355
Presiding Prsentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta J8-J9Maret 1996
singgung terhadap lintasan lingkar di sckeliling sekaii.Pada zone inikebanyakan zat cair yang
poros. Dalam keadaan biasa, dimana poros itu sudah terpisahkan dengan zat padat inengalir ke
vertika!, komponen radial dan tangensial berada alas sehingga dapat dikeluarkan ke selokan
dalam satu bidang horizontal, dan komponcn limpahan. Zat padat mengenap kebawah dari
longitudinalnya vertikal. Komponen radial dan ketinggian peng-umpanan, bersama sebagian zat
longitudinal sangat aktif dalam memberikan cair yang keluar scbagai limpahan bawah.
aliran yang diperkikan untuk melakukan
pelarutan. Bila poros vertikal dan terletak tepat di Metode yang dapat digunakan untuk
pusat tangki, komponen tangensial biasanya menentukan luas muka pengenapan antara lain
kurang menguntungkan. Anis tangensial adalah metode Kynch 6 . Dalam perancangan ini
mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran di digunakan metode Kynch dan dilakukan
sekeliling poros, dan meninibulkan vorteks pada percobaan secara batch.
permukaan larutan.
A = tl/(CoHo) (4)
d. Kecepatan pengaduk
dengan tu = waktu pengenapan, Co =konsentrasi
Zwietering 5 mengukur kecepatan kritis pulp umpan dan Ho = tinggi awalumpan.
pengaduk yang dipcrlukan unluk mendapatkan
suspensi penuh, dengan persamaan : Didalam praktek, luas sebenarnya perlu
Ap diberikan faktor keamanan (0,3 - 0,5)A.
S.V<u.Dpw(g.~)M5B0-L1 Sedangkan tinggi daerah kompresi yaitu
P l/8<H/R<l/6, dengan H dan R masing-masing
"c (2) tinggi dan jari-jari tangki pengenap7 .
Da085
PERANCANGAN ALAT QUENCHING
dimana:
nc : kecepatan kritis pengaduk; Ap : beda 1. Perhitungan Tangki Quenching
densitas, gr/cm 3 , Da: diameter impcler, cm; p :
densitasfluida, gr/cm3, V : viskositas kinciroitik, Data-data liasil penelitian secara batch pada
cm2/detik; S : konstanta Pelindian Bijih Uranium Asal Rirang (lanjutan)
Dp : ukuran partikel rata-rata, cm; 1992/1993 menunjukkan bahwa kondisi pelindian
g : percepatan gravitasi, 980 cm/detik2 {digesti) yang cukup baik adalah :
B : 100 x bcrat zat padat/berat zat cair - ukuran bijih : - 65 mesh
e. Daya motor pengaduk - temperatur : 200C
- perbandingan bijiWasam : 1/2
KT.n3.Dasp
Sedangkan kondisi quenching sbb :
- perbandingan bijih/pelarut: 1/10 (air 10-
15C)
dimana : - temperatur akhir : 40 -45oC
Da : diameter impeler, ft ; KT : konstanta
n : kecepatan putaran, put/detik ; p : density Dari dala-dala Icrscbul dapat dirancang tangki
fluida lb/cuft, gc : pcrccpatan grafitasi, ft/detik2 quenching dengan ketentuan sbb :
2. Tangki Pengenap
356
Presiding Prsenlasi Ilmiah DaurBahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996
KT.n3.Da5
He
P= (3)
dimana:
.* KT = konstanta = 4,2 ; gc = 32,17 ft/det2
n = 7,49 put/det ; Effisiensi motor 70%
Da = 10 cm = 0,33 ft
Gambar 3. Penampang tanki quenching
fluida =1,129 gr/cm3 x 62,45 lb/cuft x cm3/gr
= 70,5 lb/cuft
Volume = 7i /4 Dt2Ht
(4,2)(7,49)3(0,33)5(70,5)
diambil : Dt = Ht
p= HP = 0,039 HP
didapat Dt = Ht = 30 cm
32,17x550x0,7
Keterangan :
Bentuk = silinder
Tangki Pengenap
Diameter = 30 cm
Tinggi =30 cm
Penentuan luas muka pengenapan dengan
metode Kynch, dilakukan percobaan pengenapan
Menentukan perbandingan ukuran tangki dan
secara catu dengan menggunakan gelas silinder
bentuk peneaduk
tegak 1 liter, tinggi larutan ditentukan 30 cm.
Fase larutan atas relatif cukup jernih diperoleh
Perbandingan ukuran tangki digunakan
pada penambahan flokulan 40 gram/ton bijih.
metodeRushton. Agitator ditentukan berbentuk
Kecepatan pengenapan di dalam gelas silinder
turbin berdaun 4 miring 45 serta dilengkapi
dicatat pada ketinggian yang berbeda-beda, secara
dengan sistem penghalang baffle sebanyak 3 buah,
periodik dengan interval waktu tertentu. serta
seperti yang terlihat pada ganibar 3 adalah sbb :
pada masing-masing percobaan dilakukan
- diameter impeler = Da = Dt/3 = 30/3 = 10 cm penentuan rapat jenis cairan dan padatan. Dari
- lebar impeler = W =Da/5 =10/5 = 2 cm liasil pengukurandidapatkan waktu pengenapan
-jumlahbuffle = 3 3,3 menit dan konsentrasi padatan 0,0192 gr/lt.
- lebar buffle = J = Dt/12 = 30/12 = 2,5 cm
- jarak poros impeler dari dasar langki = E = Da =
Perhitungan :
10 cm
Luas muka pengenapan : A = tu/Co.Ho (4)
Perhitungan putaran pengaduk
tu = 3,3 menit = 0,055 jam
Konsentrasi padatan 0,0189 gr/cc; tinggi = 30 cm
Digunakan rumus Zwietering :
A = 0,055/(0,0189)(0,3)
Faktor keamanan 0,3 A >A = 1,3 x 9,7 = 12,61
Ap
diambil A = 12,5 m2.jam/ton
S.V- .Dp - .(g.-)w5B-u
1 0 2
357
Prosiding Prsentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
P.SBN-BATAN, Jakarta 18-19 Maret 1996
358
Prosiding Prsentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN. Jakarta IS-19Maret 1996
359
Prosiding Prsentasi Ilmiah Dcmr Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN. Jakarta 18-I9Maret 1996
360