Sie sind auf Seite 1von 5

Nama : Claudia Gita Melvina

Nim : 2014017102

Kelas : 4A4 Akuntansi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

AUDIT OPERASIONAL

Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektifitas pada dasarnya merupakan
perluasan dari audit konvensional (conventional audit) yang meliputi audit ketaatan dan audit
keuangan. Salah satu hal yang membedakan audit kinerja dan audit konvensional adalah
dalam hal laporan audit.
Dalam audit konvensional, hasil audit adalah berupa pendapat (opini) auditor secara
independen dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar
yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam audit
kinerja, tidak hanya memberikan kesimpulan mengenai atau berdasarkan tahapan audit yang
telah dilakukan, akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa
mendatang. Audit terhadap kinerja manajemen dan mengomentari mengenai bagaimana
mereka melaksanakan kewajiban mereka secara ekonomis, efisien dan efektif bukanlah
merupakan topik yang baru sekarang ini, namun sampai sekarang hasil dari audit kinerja ini
selalu disimpan dan dianggap hanya sebagai dalam pertimbangan organisasi saja.
Tumbuhnya rasa tidak puas dan adanya tuntutan yang meningkat terhadap akuntabilitas
manajemen dari perusahaan publik mengakibatkan perlunya mempertimbangkan
kemungkinan audit kinerja sebagai sebuah mandatori.
Secara tradisional audit kinerja telah dilakukan melalui audit internal suatu departemen dari
suatu entitas. Hasil audit ini hanya disimpan oleh entitas tersebut tanpa ada tindakan lebih
lanjut. Auditor internal diminta untuk mereview sebuah area dari suatu entitas dan
melaporkannya kembali pada manajemen mengenai seberapa ekonomis, efisien dan efektif
wilayah tersebut dikelola selama periode yang diperiksa. Manajemen sepertinya enggan
untuk mengungkapkan hasil tersebut pada anggota dari entitas tersebut atau pada masyarakat
umum. Hal ini menjadi pertanyaan besar, seharusnya hasil atau kesimpulan yang diperoleh
dari audit ini disampaikan atau diungkapkan pada orang-orang yang berkepentingan dan juga
pada masyarakat umum, sehingga mereka dapat menilai bagaimana kinerja dari manajemen
tersebut.

TREND TERKINI DALAM AUDITING

Auditing merupakan profesi dan seperti halnya profesi lain, ia dinamis tidak statis. Ia akan
berkembang dan menyesuaikan dirinya dengan kebutuhan pemakai dari profesi tersebut. Saat
ini ketidakpuasan terhadap hasil audit laporan keuangan terjadi dimana-mana, bahkan di
negara maju sekalipun, sehingga terjadi apa yang disebut dengan expectation gap yakni
perbedaan antara apa yang dilakukan oleh auditor dan apa yang diinginkan oleh pemakai
laporan audit. Hal ini terjadi karena audit laporan keuangan oleh auditor hanya
mengungkapkan opini atas rekening-rekening dari laporan keuangan saja. Padahal pemakai
informasi laporan keuangan ingin terjamin bahwa rekening yang diaudit akurat, wajar, tidak
ada kecurangan dan dapat digunakan untuk proyeksi masa depan.

Blair (1990) memperjelas fungsi yang tidak dilakukan oleh audit, yakni audit tidak
merupakan jaminan dari kelangsungan perusahaan di masa depan. Hasil audit bukan
merupakan pendapat atas ekonomis, efisiensi atau efektivitas yang dilakukan manajemen,
tidak juga menjamin bahwa tidak ada fraud atau pelanggaran aturan. Komentar ini sangat
menarik, karena merupakan cerminan dari harapan publik bagaimana seharusnya jasa
akuntansi dilakukan. Saat ini muncul keinginan dari sebagian pemakai informasi laporan
keuangan bahwa seorang akuntan seharusnya berkomentar atas kinerja manajemen selama
periode amatan, seperti halnya pelaporan untuk akurasi laporan keuangan dari perusahaan
tersebut.

PENGERTIAN AUDIT OPERASIONAL

Audit Operasional adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas
kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, dan
keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manjemen serta
melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi tersebut beserta
rekomendasi untuk perbaikan.
Proses yang sistematis
Mengevaluasi operasi organisasi
Efisiensi, efektivitas, dan ekonomis
Melaporkan kepada orang-orang yang tepat
Rekomendasi perbaikan (Sesuai standar Pelaporan Ketiga dalam Standar
Pelaporan Audit Kinerja)

MANFAAT AUDIT OPERASIONAL

Laporan audit manajemen dapat dijadikan sebagai informasi pelengkap dari laporan
keuangan perusahaan. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika laporan audit kinerja
ini menjadi wajib disediakan oleh perusahaan.
1. Penyelenggaran perusahaan akan makin transparan sehingga pihak luar perusahaan
dapat mengikuti perkembangan perusahaan dengan lebih baik.
2. Audit manajemen akan memicu perusahaan untuk berhati-hati dalam mengelola
perusahaan.
3. Kepentingan masyarakat (terutama investor) makin terlindungi sehingga iklim
investasi dan usaha akan makin kondusif.

KETERBATASAN AUDIT OPERASIONAL

Menurut Nugroho Widjayanto (1985:23-24) ada beberapa keterbatasan audit operasional:


1. Waktu
2. Keahlian auditor
3. Biaya

TAHAP-TAHAP AUDIT OPERASIONAL

1. Memilih auditee

Seperti pada banyak aktivitas lainnya dalam suatu entitas, audit operasional biasnya terkena
kendala anggaran atau kehemaatan. Oleh karena itu, sumber daya untuk audit operasional
harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Pemilihan auditee dimulai dengan studi atau survey
pendahuluan terhadap calon-calon auditee dalam entitas untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mempunyai potensi audit tertinggi dilihat dari segi perbaikan efektivitas, efisiensi, dan
kehematan operasi. Pada intinya, studi pendahuluan merupakan proses penyaringan yang aka
menghasilkan peringkat dari calon auditee. Titik awal dari studi pendahuluan ini adalah
memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai struktur organisasional entitas serta
karakteristik operasinya. Selain itu, auditor juga harus memahami industri tempat entitas
beroperasi serta sifat dan luas peraturan pemerintah yang berlaku. Selanjutnya, perhatian
difokuskan pada aktivitas, unit, atau fungsi yang akan diaudit. Pemahaman tentang calon
auditee diperoleh dengan:
mereview data arsip latar belakang setiap auditee
meninjau fasilitas auditee untuk memastikan bagaimana auditee mencapai tujuannya
mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi auditee seperti buku petunjuk
kebijakan dan prosedur, bagan arus, standar kinerja dan pengendalian mutu, serta
deskripsi tugas
mewawancarai manajer aktivitas tersebut mengenai bidang-bidang permasalahan
tertentu (sering kali disebut entry interview)
menerapkan prosedur analitis untuk mengidentifikasi trend atau hubungan yang tidak
biasa
melakukan pemeriksaan (atau pengujian) audit mini untuk menegaskan atau
menjernihkan pemahaman auditor tentang masalah yang potensial

2. Merencanakan audit

Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik bagi efektivitas maupun efisiensi
audit operasional. Perencanaan terutama penting dalam jenis audit ini karena sangat
beragamnya audit operasional. Landasan utama dari perencanaan audit adalah
pengembangan program audit, yang harus dibuat sesuai dengan keadaan auditee yang
ditemui pada tahap studi pendahuluan audit. Seperti dalam audit laporan keuangan,
program audit berisi seperangkat prosedur yang dirancang untuk memperoleh bukti
yang berkaitan dengan satu atau lebih tujuan. Bukti yang diperiksa biasanya
didasarkan pada sampel data. Jadi, dalam perencanaan audit gharus dipertimbangkan
penggunaan teknik-teknik sampling statistik. Disamping itu, auditor juga harus
mengetahui apakah teknik-teknik berbantuan komputer (computer assisted
techniques) akan efisien dari segi biaya.

3. Melaksanakan audit

Selama melaksanakan audit, auditor secara ekstensif mencari fakta-fakta yang


berhubungan dengan masalah yang teridentifikasi dalam auditee selama studi
pendahuluan. Pelaksanaan audit adalah tahap audit yang paling memakan waktu
dalam audit operasional. Tahap ini sering kali disebut sebagai melakukan audi yang
mendalam (in-depth audit).

4. Melaporkan temuan kepada manajemen

Auditing operasional serupa dengan jenis-jenis auditing lainnya karena produk akhir
dari audit ini adalah laporan audit. Akan tetapi, ada banyak situasi unik yang berkaitan
dengan pelaporan dalam audit operasional. Misalnya, berlawanan dengan bahasa
standar yang terdapat pada laporan auditor dalam audit atas laporan keuangan, bahasa
laporan dalam audit operasional bervariasi untuk setiap auditee. Laporan itu harus
memuat:

suatu pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup audit


uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit
ikhtisar temuan-temuan
rekomendasi perbaikan
komentar auditee

5. Melakukan tindak lanjut

Tahap terakhir atau tahap tindak lanjut (follow-up phase) dalam audit operasional
adalah tahap bagi auditor untuk menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan
audit. Idealnya, kebijakan entitas sebaiknya mengharuskan manajer unit yang diaudit
untuk melaporkan secara tertulis selama periode waktu yang ditetapkan. Akan tetapi,
tindak lanjut ini juga harus mencakup penentuan kelayakan tindakan yang diambil
oleh auditee dalam mengimplementasikan rekomendasi. Standar praktik 440 IIA
menyatakan bahwa auditor internal harus menindaklanjuti untuk memastikan bahwa
tindakan yang tepat telah diambil berdasarkan temuan yang dilaporkan. Kegagalan
auditor untuk menerima tanggapan yang tepat harus dikomunikasikan kepada
manajemen senior.

STANDAR AUDIT OPERASIONAL

A. Standar Umum

Standar Umum Pertama (Persyaratan Kemampuan atau Keahlihan)

1. Standar Umum Kedua (Independensi)


2. Standar Umum Ketiga (Penggunaan Kemahiran Secara Cermat dan Seksama)
3. Standar Umum Keempat (Pengendalian Mutu)

B. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja

1. Standar Pekerjaan Lapangan Pertama (Perencanaan)


2. Standar Pekerjaan Lapangan Kedua (Supervisi)
3. Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga
4. Standar Pekerjaan Lapangan Keempat (Dokumentasi Pemeriksaan)

C. Standar Pelaporan Audit Kinerja

1. Standar Pelaporan Pertama (Bentuk)


2. Standar Pelaporan Kedua (Isi Laporan)
3. Standar Pelaporan Ketiga
4. Standar Pelaporan Keempat (Penerbitan dan Pendistribusian Laporan Hasil
Pemeriksaan)
Hubungan Audit Operasional dalam Menunjang Efektivitas Sistem
Pengendalian Intern

Peranan audit operasional dalam menunjang system pengendalian intern adalah audit
operasional dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi akan suatu system
pengendalian intern pada suatu fungsi (misal fungsi penjualan) dari suatu perusahaan.
Seperti telah dijelaskan diatas, tujuan audit operasional itu sendiri adalah memberikan
penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas serta keekonomisan dari suatu bagian
operasional perusahaan yang merupakan akibat yang diharapkan dari system
pengendalian intern yang baik.

Hubungan ini juga dapat dilihat dari pernyataan Abdul Halim (2003:198) mengenai
beberapa konsep dasar dari Sistem Pengendalian Intern, yaitu :
Sistem Pengendalian Intern diharapkan dapat mencapai tujuan audit, baik audit
keuangan, audit operasional maupun audit kepatuhan serta Sistem Pengendalian
Intern tidak dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang mutlak dimana setiap
Sistem Pengendalian Intern pasti mempunyai kelemahan.

Das könnte Ihnen auch gefallen