Sie sind auf Seite 1von 9

1.

PENYUSUTAN

Penyusutan didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud
ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat
manfaat dari penggunaaan aktiva tersebut.

1. Faktor-faktor yang terlibat


Dasar penyusutan aktiva.

Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor yaitu biaya awal dan
nilai sisa. Nilai sisa adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat itu dijual atau ditarik
dari penggunaannya. Nilai sisa merupakan jumlah dimana aktiva harus diturunkan nilainya atau
disusutkan selama masa manfaatnya.

1. Estimasi umur pelayanan atau jasa. Umur pelayanan suatu aktiva dan umur fisiknya
seringkali tidak sama. Sebuah mesin secara fisik mungkin dapat memproduksi sejumlah
produk tertentu selama beberapa tahun melebihi umur pelayanannya, tetapi mesin
tersebut tidak digunakan selama seluruh tahun ini karena biaya pembuatan produk dalam
tahun-tahun terakhir mungkin terlalu tinggi. Aktiva ditarik dari penggunaan karena ada
dua alasan :

Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor ekonomi:

ketidaklayakan, terjadi apabila suatu aktiva tidak berguna lagi bagi perusahaan tertentu karena
permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat.

penggantian, penggantian satu aktiva dengan aktiva lainnya yang lebih efisien dan ekonomis.

keusangan, tempat pembuangan untuk situasi yang tidak melibatkan ketidaklayakan dan
penggantian.

1. Metode Penyusutan

1. Metode aktivitas (unit pengunaan atau produksi).

Misalnya :

Mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,00 nilai sisa Rp 40.000,00. Mesin ini ditaksir selama
umur penggunaan akan menghasilkan 56.000 unit produk. Depresiasi per unit produk dihitung
sebagai berikut :

Depresiasi per unit = HP NS


n

= Rp 600.000,00 Rp 40.000,00

56.000,00

= Rp 10,00

Apabila dalam tahun penggunaan pertama, mesin tersebut menghasilkan 18.000 unit produk,
maka beban depresiasi untuk tahun ini sebesar 18.000 x Rp 10,00 = Rp 180.000,00.

Metode aktivitas juga disebut pendekatan beban variable, mengasumsikan bahwa penyusutan
adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu. Umur aktiva
ini dinyatakan dalam istilah keluaran yang disediakan atau masukan seperti jumlah jam kerja.

1. Metode garis lurus.

Metode ini mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan dari fungsi
penggunaan. Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktek karena kemudahannya.
Prosedur garis-lurus secara konseptual seringkali juga merupakan prosedur penyusutan yang
paling sesuai.

Contoh soal, misalnya : mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,00, taksiran nilai sisa
( residu ) sebesar Rp 40.000,00 dan umurnya ditaksir selama 4 tahun.

Depresiasi tiap tahun dihitung sebagai berikut :

Depresiasi = HP NS

= Rp 600.000,00 Rp 40.000,00

= Rp 140.000,00

Keterangan :

HP = Harga Perolahan (cost)

NS = Nilai Sisa ( residu )

n = Taksiran umur kegunaan


Jika disusun dalam bentuk tabel, maka perhitungan depresiasi dan akumulasi depresiasi dari
mesin dimuka adalah sebagai berikut :

Tabel Depresiasi Metode Garis Lurus

Akhir Debit Depresiasi Kredit Total Akumulasi Nilai Buku


Tahun ke Akumulasi Depresiasi Aktiva
Depresiasi
1 Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 600.000,00

Rp 460.000,00

2 Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 280.000,00 Rp 320.000,00


3 Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 420.000,00 Rp 180.000,00
4 Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 560.000,00 Rp 40.000,00
Rp 560.000,00 Rp 560.000,00

1. Metode beban menurun (metode penyusutan dipercepat).

Metode ini menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan beban
yang lebih rendah pada periode mendatang.

1. Jumlah angka tahun, menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan


pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa).

2. Metode saldo menurun, metode ini menggunakan tarif penyusutan berupa beberapa
kelipatan dari metode garis lurus.

3. Metode penyusutan khusus

1. Metode kelompok dan gabungan / komposit. Pendekatan gabungan digunakan


apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda. Tarif
penyusutan gabungan ini ditentukan dengan membagi penyusutan per tahun
dengan total biaya aktiva. Jika tidak terdapat perubahan dalam akun aktiva, maka
kelompok aktiva akan disusutkan hingga ke nilai sisa atau nilai residu.

2. Metode campuran atau kombinasi. Prinsip akuntansi yang diterima umum hanya
mensyaratkan bahwa metode itu menghasilkan pengalokasian biaya aktiva selama
umur aktiva dengan cara yang sistematis dan rasional.

1. Pemilihan Metode.

Banyak yang percaya bahwa metode yang paling baik menandingkan pendapatan dengan beban
harus digunakan. Karena sulit untuk mempertahankan satu pendekatan sebagai lebih berguna
dari lainnya atas dasar konseptual, maka pemilihan metode penyusutan seringkali didasarkan atas
pertimbangan praktis. Banyak perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk tujuan
pembukuan dan menerapkan metode penyusutan dipercepat untuk tujuan pajak.

1. Masalah Penyusutan Khusus

1. Penyusutan dan Periode Parsial atau Sebagian.

Dalam menghitung beban penyusutan untuk periode parsial, perlu ditentukan beban penyusutan
untuk satu tahun penuh dan kemudian merata-ratakan beban penyusutan tersebut diantara dua
periode yang terlibat. Proses ini harus terus berlangsung selama masa manfaat aktiva.

1. Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap. Penyusutan sama dengan beban lain yang
mengurangi laba bersih. Perbedaannya adalah penyusutan tidak melibatkan arus kas
keluar periode berjalan. Dana untuk penggantian aktiva berasal dari pendapatan (yang
dihasilkan melalui penggunaan aktiva), tanpa pendapatan tidak ada laba yang diwujudkan
dan tidak ada arus kas masuk yang dihasilkan.

2. Revisi Tarif Penyusutan. Ketika aktiva tetap dibeli, tarif penyusutan ditentukan dengan
hati-hati berdasarkan pengalaman masa lalu dengan aktiva sejenis dan informasi lainnya
yang berkaitan. Akan tetapi provisi untuk penyusutan hanya merupakan estimasi dan
mungkin perlu untuk merevisinya selama umur aktiva. Perubahan estimasi harus
ditangani dalam periode berjalan dan periode mendatang. Tidak ada perubahan yang
harus dibuat atas haasil-hasil yang dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak disesuaikan
dan tidak ada upaya untuk mengejar periode sebelumnya.

1. PENURUNAN NILAI

Standar akuntansi umum mengenai nilai terendah antara biaya atau harga pasar untuk persediaan
tidak dapat diaplikasikan pada properti, pabrik dan peralatan. Bahkan ketika properti, pabrik, dan
peralatan telah mengalami keusangan sebagian akuntan merasa enggan mengurangi jumlah
tercatat aktiva tersebut.

1. Mengakui penurunan.

Dalam standar ini, penurunan nilai terjadi apabila jumlah tercatat aktiva tidak dapat dipulihkan
dan oleh karena itu perlu dihapuskan. Berbagai kejadian dan perubahan situasi mungkin akan
mengarah pada suatu penurunan nilai.

1. Mengukur penurunan.

Jika pengujian tentang kemampuan pemulihan menunjukkan bahwa penurunan nilai telah terjadi
maka suatu kerugian dihitung. Kerugian penurunan nilai adalah jumlah di mana jumlah tercatat
aktiva melebihi nilai wajarnya.

1. Restorasi kerugian.
Setelah kerugian penurunan dicatat maka penurunan nilai tercatat aktiva yang ditahan untuk
digunakan akan menjadi dasar biaya yang baru. Akibatnya dasar biaya baru ini tidak berubah
kecuali untuk penyusutan di periode masa depan atau penurunan nilai tambahan.

1. Aktiva yang akan dilepaskan.

Aktiva yang diturunkan dilaporkan pada yang terendah antara biaya atau nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjualnya (nilai realisasi bersih). Karena aktiva dimaksudkan untuk dilepaskan
dalam periode waktu yang singkat, maka nilai realisasi bersih akan digunakan dalam rangka
menyediakan ukuran yang lebih baik atas daar yang sama dengan aktiva lainnya yang tidak
menurun.

III. DEPLESI

Sumber daya alam yang serinkali disebut aktiva yang dapat habis mencakup minyak, mineral,
dan kayu. Aktiva ini dikarakteristikkan dengan dua fitur utama : (1) pengambilan sepenuhnya
aktiva itu dan (2) penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh tindakan alam.

1. Menentukan dasar

1. Penetapan dasar deplesi. Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor :

Biaya akuisisi, adalah harga yang dibayarkan guna memperoleh hak properti untuk mencari
dan menentukan sumber daya alam yang belum ditemukan atau harga yang harus dibayar untuk
sumber daya yang telah ditemukan .

Biaya eksplorasi, seringkali diperlukan untuk menemukan sumber daya alam.

Biaya pengembangan, dibagi menjadi dua (1) peralatan berwujud, termasuk semua
transportasi dan peralatan berat lainnya yang diperlukan untuk menambang sumber daya serta
menyiapkannya untuk produksi atau pengiriman. Karena aktiva ini dapat dipindahkan dari satu
lokasi pengeboran atau penambangan ke lokasi lainnya maka biaya peralatan berwujud biasanya
tidak diperhitungkan dalam dasar deplesi. dan (2) biaya pengembangan tidak berwujud, dianggap
sebagai bagian dasar deplesi. Biaya ini adalah untuk pos-pos seperti biaya pengeboran,
terowongan, gua, dan sumur yang tidak memiliki karakteristik berwujud tetapi diperlukan dalam
menambang sumber daya alam.

Biaya restorasi, biaya ini harus ditambahkan ke dasar dplesi untuk tujuan perhitungan biaya
deplesi per unit. Kemudian setiap niali sisa yang diterima atas properti itu dikurangi dari dasar
deplesi.

1. Penghapusan biaya sumber daya

Menentukan bagaimana biaya sumber daya alam harus dialokasikan ke periode akuntansi.
Biasanya deplesi dihitung dengan metode unit produksi (pendekatan aktivitas), yang berarti
bahwa deplesi merupakan fungsi dari jumlah unit yang ditarik selama periode berjalan. Tingkat
deplesi yang ditetapkan dihitung dengan cara berikut :

Total biaya nilai sisa = Biaya deplesi per unit

Total estimasi unit yg tersedia

1. Kontroversi yang berkelanjutan

1. 1977-FASB mengluarkan statement no.19, yang mengharuskan perusahaan


minyak dan gas untuk mengikuti akuntansi upaya yang berhasil.

2. 1978-Dalam menanggapi kritik terhadap tindakan FASB, SEC memeriksa


kembali masalah itu dan menemukan bahwa baik akuntansi upaya yang berhasil
maupun biaya penuh tidak memadai karena tidak satupun yang merefleksikan
substansi ekonomi dari ekplorasi minyak dan gas.

3. 1979-1091, sebagai akibat dari tindakan SEC, FASB tidak mempunyai pilihan
selain menerbitkan standar lain yang menunda persyaratan bahwa perusahaan
harus mengikuti akuntansi upaya yang berhasil.

4. 1981-SEC mengumumkan bahwa ia membatalkan RRA sebagai metode


pengakuan akuntansi potensial dalam laporan keuangan utama produsen munyak
dan gas.

5. 1986-salah satu persyaratan akuntansi biaya penuh adalah bahwa biaya hanya
dapat dikapitalisasi hingga batas atas, yang tingginya ditentukan oleh nilai
sekarang dari cadangan perusahaan.

1. Masalah khusus

1. Mengestimasi cadangan yang dapat dipulihkan.

Seringkali estimasi cadangan yang dapat dipulihkan harus diubah baik karena informasi baru
telah tersedia maupun karena proses produksi telah menjadi lebih canggih. Masalah ini sama
dengan akuntansi untuk perubahan estimasi umur manfaat pabrik dan peralatan.

1. Nilai penemuan.

Nilai penemuan merupakan istilah lebih luas yang berkaitan dengan keseluruhan daerah sumber
daya alam. Seperti ditunjukkan sebelumnya akuntan tidak mengakui nilai penemuan. Akan
tetapi, jika nilai penemuan akan dicatat maka suatu akun aktiva akan didebet dan akun apresiasi
yang belum direalisasi akan di kredit.

1. Aspek pajak dari sumber daya alam.


Peraturan pajak telah lama menetapkan pengurangan yang lebih besar dari biaya atau persentase
pajak deplesi terhadap pendapatan minyak, gas, dan kebanyakan mineral. Persentase deplesi atau
statuter memungkinkan pengahapusan sekitar 5% hingga 22% (tergantung pada sumber daya
alam) dari pendapatan kotor yang diterima.

1. Dividen likuidasi

Masalah akuntansi yang utama adalah membedakan antara dividen yang merupakan
pengembalian modal dan yang bukan. Perusahaan yang menerbitkan dividen likuidasi harus
mendebet agio saham untuk bagian yang berhubungan dengan investasi awal dan bukan ke laba
ditahan, karena dividen tersebut merupakan pengembalian sebagian dari kontribusi awal investor.

Beberapa perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut :

Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam


sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan
service ( manfaat ekonomi ) yang terjadi dalam aktiva tetap.

Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat digantilangsung dengan aktiva
yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang
pada umumnya dapat diganti jika sudah habis.

Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi
barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke
penghasilan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan ( kecuali
dalam perusahaan dimana depresiasi dihitung berdasarkan hasil produksi ).

Metode Perhitungan Deplesi

Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang harus dperhatikan yaitu :

a) Harga perolehan aktiva

Dalam hal sumber-sumber alam, harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh izin
sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu kecil
maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.

b) Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.

c) Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam ( ton, barrel, dan lain-lain ). Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas berikut diilustrasikan contoh sebagai berikut :
Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp 20.000.000,00. Taksiran isinya
sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp 2.000.000,00.
Deplesi per ton dihitung sebagai berikut :

Deplesi = Rp 20.000.000,00 Rp 2.000.000,00 = Rp 120,00 per ton

150.000

Jika pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk tahun
tersebut = 40.000 x Rp 120,00 = Rp 4.800.000,00

Jurnal yang dibuat untuk mencatat deplesi sebagai berikut :

Deplesi Rp 4.800.000,00

Akumulasi Deplesi Rp 4.800.000,00

Revisi Perhitungan Deplesi

Jika pembangunan tambang / sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi, sedangkan
biayanya ditaksir di muka pada waktu akan menghitung bebab deplesi, jika kenyataannya biaya
pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu direvisi.
Begitu juga jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang yang dipakai
dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Koreksi terhadap deplesi
dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :

v Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan
datang.

v Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun yang
akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.

Dalam cara pertama koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat diketahui
adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi. Misalnya deplesi
yang lalu terlalu besar, jurnal koreksinya sebagai berikut :

Akumulasi Deplesi Rp xxx

Laba Tidak Dibagi ( Koreksi Laba Tahun Lalu ) Rp xxx

Dalam cara kedua, deplesi tahun-tahun lalu tidak dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan
dan tahun-tahun yang akan datang direvisi. Misalnya, dari contoh dimuka, biaya pembangunan
bertambah dengan sebesar Rp 1.800.000,00. Sesudah dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak
30.000 ton, tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton. Perhitungan deplesi tahun kedua
sebagai berikut :
Harga perolehan pertama Rp 20.000.000,00

( ) nilai sisa Rp 2.000.000,00

Deplesiasi tahun lalu 4.800.000,00 Rp 6.800.000,00

Rp 13.200.000,00

Biaya pembangunan tahun kedua Rp 1.800.000,00

Jumlah yang akan dideplesi Rp 15.000.000,00

Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua :

Hasil eksploitasi tahun kedua ( ton ) 30.000

Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua ( ton ) 90.000

Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua ( ton ) 120.000

Deplesi per ton dalam tahun kedua :

Rp 15.000.000,00 : 120.000,00 = Rp 125,00

Deplesi tahun kedua = 30.000 ton x Rp 125,00 = Rp 3.750.000,00

Das könnte Ihnen auch gefallen