Sie sind auf Seite 1von 2

ABSTRAK

Human Leukocyte Antigen (HLA)-G terlibat dalam pemograman


respon imun pada fetal-maternal selama kehamilan. Pada jurnal ini
Amodio et al mengevaluasi keragaman genetik dari Un-Traslated
Region (UTR) ke-3 dari HLA-G, yang sebelumnya telah dikaitkan
dengan regulasi pasca-transkripsi mRNA HLA-G. Subjek pada
penelitian kaliini adalah wanita dengan Recurrent Pregnancy Loss
(RPL) RPL-2 n = 28, RPL-3 n = 24 dan 30 wanita dengan riwayat
kehamilan yang baik. Hasil pada penelitian ini menunjukkan RPL-2
dibandingkan dengan control yaitu: (i) frekuensi yang lebih tinggi
dari alel 14 bp Ins, single copy dan double copy. (ii) frekuensi lebih
rendah secara signifikan dari DelG / X genotype. (iii) rekuensi UTR-2
dan UTR-3 haplotype. (iv) frekuensi yang lebih tinggi dari UTR-5,
UTR-7, dan UTR-8 haplotype. Studi ini mendukung relevansi
melakukan skrining genetik UTR HLA-G, tidak terbatas pada
polimorfonuklear tertentu mengingat haplotype yang panjang,
sebagai prediktor kemungkinan hasil kehamilan

PENDAHULUAN
Abortus adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada
awal kehamilan. Sekitar 70% dari kegagalan konsepsi adalah akibat
kegagalan implantasi atau sebelum terjadinya periode menstruasi.
Abortus Berulang (AB) pada awalnya didefinisikan sebagai wanita
yang mengalami keguguran tiga atau lebih berturut-turut sebelum
umur kehamilan 20-22minggu. Kemudian, sebuah penelitian
retrospektif menunjukkan tidak ada perbedaan dalam frekuensi
faktor-faktor diagnostik antara perempuan dengan riwayat
keguguran dua atau lebih.
Berdasarkan hasil tersebut Komite Praktik American Society
for Reproductive Medicine mendefinisikan AB sebagai wanita yang
mengalami keguguran dua kali atau lebih. Prevalensi AB jauh lebih
rendah dari prevalensi keguguran sporadis, mulai 0,8-1,4% menjadi
2-3%, jika keguguran yang dideteksi dengan biokimia (konfirmasi
USG/histologis) termasuk.
Penyebab AB yaitu kelainan kromosom, autoimun, hipotiroid
yang tidak diobati, diabetes mellitus yang tidak terkontrol, kelainan
anatomi rahim, turunan trombofilia, infeksi, dan akibat lingkungan.
Insiden kelainan kromosom janin, pada AB yang teridentifikasi
adalah sejumlah 29-60% dan menurun dengan meningkatnya
jumlah kejadian keguguran, menunjukkan bahwa mekanisme lain
mungkin memainkan peran dalam kegagalan kehamilan. Koreksi
gangguan endokrin, dan pengobatan sindrom anti-fosfolipid (APS)
dan telah terbukti efektif dalam mengkotrol kejadia keguguran.
Namun, pencegahan AB tetap merupakan kebutuhan medis yang
belum terpenuhi.
Uterus dan plasenta merupakan situs modulasi imunitas yang
unik dimana janin semi-alogenik ditoleransi oleh sistem kekebalan
tubuh ibu. Beberapa tahun peneliti telah mengidentifikasi Human
Leukocyte Antigen (HLA)-G non-klasik yang diekspresikan pada
trofoblas ekstravili, sebagai molekul operatif dalam meningkatkan
toleransi genetic selama kehamilan. HLA-G menghambat sel T CD-8
sitotoksik dan sel natural killer (NK).
Ekspresi HLA-G pada trofoblas yaitu mencegah terjadinya lisis
sel yang dimediasi oleh NK, dan mengekspresikan regulasi dari sel T
dan APC (Antigen Presenting Cells), mendukung peran penting dari
HLA-G dalam peningkatan toleransi selama kehamilan. Komplikasi
pada kehamilan, seperti preeklamsia, telah terbukti menunjukkan
penurunan tingkat ekspresi HLA-G pada jaringan plasenta. Selain
itu, telah dilaporkan dalam beberapa studi terjadi penurunan tingkat
HLA-G.
Pada lokus HLA-G berisi polimorfisme di daerah non-coding,
termasuk pada daerah Un-Translated Region-3 (UTR), yang
mempengaruhi ekspresi HLA-G. Di antara UTR dari HLA-G
polimorfisme, yang paling banyak dipelajari adalah
penyisipan/penghapusan (Ins/Del) dari 14 base pairs (bp) yang telah
diasosiasikan dengan stabilitas HLA-G mRNA, posisi G/C yaitu pada
+3.142 yang dapat terlibat dalam peraturan pasca transkripsi
mRNA, dan G/A pada posisi +3187 yang terdapat di wilayah kaya
akan AU. polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) lainya yang kurang
diplajari adalah 3001 C/T, 3003 T/C, 3010 G/C, 3027 C/A, 3035 C/T,
dan 3.196 C/G, yang telah diusulkan berpotensi menjadi situs
pengikat.
Polimorfonuklear ini dikelompokan sebagai haplotype dan
disebut UTRs (UTR-1 & UTR-8). Hubungan antara UTR dan HLA-G
dalam ekspresi protein baru-baru ini dipelajari adalah haplotipe
yang berisi Delesi 14 bo (yaitu UTR-1) berhubungan dengan
tingginya tingkat soluble HLA-G, sedangkan inesresi 14 bp (yaitu
UTR-2 , dan UTR-5) berhubungan dengan HLA-G yang rendah
Banyak upaya telah dilakukan untuk menentukan apakah
variasi genetik yang mempengaruhi ekspresi HLA-G dapat dikaitkan
dengan kegagalan toleransi pada komplikasi kehamilan. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk menentukan pengaruh insersi dan
delesi 14 bp dengan keguguran berulang dengan hasil yang kontras.
Studi meta-analisis baru-baru ini mengkaitkan variabilitas
dalam hasil dianalisis kohort dan kriteria yang digunakan untuk
seleksi pasien. Namun demikian, Wang et al. melaporkan hubungan
antara 14 bp Ins dengan keguguran berulang dan risiko secara
keseluruhan dari AB secara independen dari jumlah kerugian
kehamilan, sementara Fan et al. [30] melaporkan asosiasi yang
sama hanya pada wanita dengan tiga atau lebih keguguran. Sejauh
ini, hubungan antara UTR polimorfonuklear tidak terbatas pada 14
bp Ins / Del, atau haplotipe UTR-3 HLA-G dengan AB belum diselidiki.

Das könnte Ihnen auch gefallen