Sie sind auf Seite 1von 4

NAMA : RUDI RAMDANI

KELAS :C

NIM : A1C112047

SEBAB-SEBAB TERJADINYA KRISIS EKONOMI TAHUN 1998

Ada beberepa sebab terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek yang telah
menciptakan ketidakstabilan. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan,
bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang ekonomi maupun masyarakat
perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut.
Pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan terhadap hutang yang dibuat
oleh sector swasta Indonesia. Setelah krisis berlangsung, barulah disadari bahwa hutang swasta
tersebut benar -benar menjadi masalah yang serius. Antara tahun 1992 sampai dengan bulan Juli
1997, 85% dari penambahan hutang luar negeri Indonesia berasal dari pinjaman swasta (World
Bank, 1998). Mengapa demikian? Karena kreditur asing tentu bersemangat meminjamkan
modalnya kepada perusahaan-perusahaan (swasta) di negara yang memiliki inflasi rendah,
memiliki surplus anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki
sarana dan prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka.

2. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik


perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah
perbankan dalam negeri.

3. Tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis berkembang
menjadi persoalan ekonomi pula.

4. Perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan pada
gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri.

5. Miss government.

6. Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik. Pada tahun
1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak
tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai
pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor
kabur dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik
ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata
(flight for quality). Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar
AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998).
8. Banyaknya utang dalam valas, proyek jangka panjang yang dibiayai dengan utang jangka
pendek, proyek berpenghasilan rupiah dibiayai valas, pengambilan kredit perbankan yang jauh
melebihi nilai proyeknya, APBN defisit yang tidak efisien dan efektif, devisa hasil ekspor yang
disimpan di luar negeri, perbankan yang kurang sehat, jumlah orang miskin dan pengangguran
yang relative masih besar, dan seterusnya.

9. Krisis moneter dimulai dari gejala/kejutan keuangan pada juli 1997, menurunnya nilai tukar
rupiah secara tajam terhadap valas, diukur dengan dolar Amerika Serikat yang merupakan
pencetus/trigger point. Meskipun tidak ada depresiasi tajam baht(mata uang Thailan), Krismon
tetap akan terjadi di Negara tercinta ini. Kenapa? karena gejolak sosial dan politik Indonesia
yang memanas. Oleh karena itu penyebab krismon 98 bisa dikatakan campuran dari unsur-unsur
eksternal dan domestik(J. Soedrajad Djiwandono).

10. Diabaikannya early warning system merupakan penyebab mengapa krismon 97 melanda
Inonesia. Adapun early system warningnya adalah: meningkatnya secara tajam deficit transaksi
berjalan sehingga pada saat terjadinya krisis, defisit transaksi berjalan Inonesia sebesar 32.5%
dari PDB. Utang luar negeri baik pemerintah maupun swasta yang tinggi. Boomingnya sektor
properti dan financial yang mengabaikan kebijakan kehati-hatian dalam pemberian kredit
perbankan diperuntukan untuk membiayai proyek-proyek besar yang disponsori pemerintah dan
tidak semua proyek besar itu visibel. Tata kelola yang buruk(bad governence) dan tingkat
transpalasi yang rendah baik sektor publik maupun swasta(Marie Muhamad).

11. Argument bahwa pasar financial internasional tidak stabil secara inheren yang kemudian
mengakibatkan buble ekonomi dan cenderung bergerak liar. Bahkan sejak tahun 1990-an pasar
financial lebih tidak stabil lagi. Hal ini dikarenakan tindakan perbankan negara-negara maju
menurunkan suku bunga mereka. Sehingga mendorong dana-dana masuk pasar global. Maka
pada tahun 1990-an dana asing melonjak dari $9 Miliar menjadi lebih dari $240 Miliar.

12. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang kaku dan
kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi nilai tukar efectif riil,
deficit neraca pembayaran dan pelarian modal.

13. Kelemahan sector financial yang over gradueted, but under regulete dan masalah moral
hazar.

14. Semakin membesarnya cronycapitalism dan sistem politik yang otoriter dan sentralistik(M.
Fadhil Hasan). Jika diartikan secara ekonomis teknis, krisis bisa disebut sebagai titik balik
pertumbuhan ekonomi yang menjadi merosot. Dan penyebabnya jika ditinjau dari teori
konjungtur, ada dua karakteristik krisis 1). krisis disebabkan tidak sepadannya kenaikan
konsumsi ketimbang kenaikan kapasitas produksi atau underconsumption crisis. 2). Krisis
disebabkan terlampau besarnya investasi yang dipicu modal asing karena tabungan nasional
sudah lebih dari habis untuk berinvestasi. Krisis seperti ini disebut overinvestment, dan ini yang
terjadi di Indonesia(Kwik Kian Gie). Begitulah beberapa penyebab krismon 98 di Indonesia,
yang dampaknya masih terasa sampai sekarang.
NB: krisis kepercayaan yang ternyata menjadi penyebab paling utama dari segala masalah
ekonomi yang dihadapi pada waktu itu. Akibat krisis kepercayaan itu, modal yang dibawa lari
ke luar tidak kunjung kembali, apalagi modal baru.

DAMPAK

1. Terjadi pemutusan hubungan kerja besar besaran karena persusahaan tidak dapat
mengasih upah pekerjanya

2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun 13,7%

3. Puluhan bahkan ratusan perusahaan, mulai dari yang berskala kecil sampai milik
konglomerat bertumbangan. Lebih dari 70 persen perusahaan yang tercatat di pasar
modal mengalami kebangkrutan.

4. harga-harga kebutuhan pokok yang tidak menentu.

5. kurs nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan
dengan pendapatan masyarakat dalam rupiah tetap.

6. krisis itu terjadi banyak pejabat yang melakukan korupsi. Sehingga mengurangi
pendapatan para pekerja yang lain

7. harga bbm naik

Hal-hal yang terjadi saat krisis moneter.

1. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam.

2. Faktor utang luar negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah
mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang
jatuh tempo beserta bunganya, ditambah sistem perbankan nasional yang melemah.

3. Krisis moneter kiriman yang berawal dari Thailand antara Maret-Juni 1997, yang diserang
duluan oleh spekulan dan kemudian menyebar ke Negara Asia lainnya termasuk Indonesia.
Krisis Moneter yang terjadi sudah saling kait-mengkait di kawasan Asia Timur dan tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lain.

4. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik


perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah
perbankan dalam negeri.

5. Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik. Pada tahun
1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak
tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai
pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor
kabur dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik
ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata
(flight for quality). Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar
AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998).

6. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang kaku dan
kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi nilai tukar efektif riil,
defisit neraca pembayaran dan pelarian modal.

USAHA PEMERINTAH

1. mengurangi dampak negatif krisis terhadap masyarkata berpendapatan rendah dan rentan

2. pemulihan pembangunan ke jalur semula.

3. menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing (kebijakan
ekonomi makro

4. mengangkat kembali sektor-sektor usaha kecil menegah masyarakat (pelaku usaha)


dengan mekanisme pemberian pinjaman dana dengan prioritas bunga yang rendah.
(kebijakan ekonomi mikro

5. Menunda proyek-proyek dan kegiatan pembangunan yang belum mendesak

6. Memperluas, penciptaan kerja dan kesempatan kerja bagi mereka yang kehilangan
pekerjaan, yang dikaitkan dengan peningkatan produksi bahan makanan serta perbaikan
dan pemeliharaan prasarana ekonomi, misalnya jalan, irigasi,

7. Memperbaiki sistem distribusi agar berfungsi secara penuh dan efisien yang sekaligus
meningkatkan peranan pengusaha kecil, menengah dan koeperasi.

Das könnte Ihnen auch gefallen