Sie sind auf Seite 1von 6

ASUHAN KEPERAWATAN KUSTA

ASUHAN KEPERAWATAN
I PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi mengenai masalah
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan. (Nasrul
Effendi, 1995 : 18).
a. Pengumpulan Data
1. Identitas klien
Meliputi : nama, umur, nomor register, jenis kelamin, status, alamat, tanggal MRS, diagnosa
medis.
2. Keluhan utama
Pada umumnya pada pasien dengan morbus hensen ,mengeluh adanya bercak-bercak Disertai
hiperanastesi dan terasa kaku diikuti dengan peningkatan suhu
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit kusta biasanya adanya bercak-bercak merah disertai hiper anastesi dan
odema pada ektrimitas pada bagian perifer seperti tangan,kaki serta bisa juga terjadi peningkatan
suhu tubuh.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit yang diderita pasien sebelumnya seperti hepatitis,asma dan alergi,jantung
koroner.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya merupakan penyakit menular Maka anggota keluarga mempunyai resiko beasar
tertular dengan kontak lama.
4. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Pada umumnya pada pola presepsi pada pasien kusta mengalami gangguan terutama pada
body image,penderita merasa rendah diri dan merasa terkucilkan sedangkaan pada tatalaksana
hidup sehat pada umumnya klien kurang kebersihan diri dan lingkungan yang kotor dan sering
kontk langsung dengan penderita kusta.Karena kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
maka timbul masalah dalam perawatan diri.

b. Pola nutrisi dan metabolisme


Meliputi makanan klien sehari-hari komposisi:sayur, lauk pauk,minum sehari berapa gelas,berat
badan naik atau turun,sebelum dan saat masuk rumah sakit turgor kulit normal atau menurundan
kebiasaan maskan klien.Klien tinggal ditempat yang kotor atau bersih Adanya penurunan nafsu
makan, mual, muntah, pemnurunan berat badan, gangguan pencernaan.
c. Pola eliminasi
Pada Pola eleminasi alvi dan uri pada pasien kusta tidak ada kelainan.
d. Pola istirahat dan tidur
Pada klien kusta pada umumnya pola tidur tidak teerganggu tetapi bagi kusta yang belum
menjalani pengubatan pasien baru biasanya terjadi gangguan kebutuhan tidur dan istirahat yang
disebabkan oleh pikiran stress, odema dan peningkatan suhu tubuh yang yang diikuti rasa nyeri.
e. Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada pasien kusta dalam aktifitas ada gangguan dalam hal interaksi sosial dengan
masyarakat biasanya pasien mengurung diri dan pada pergerakan ektrimitas bagian perifer
didapatkan bercak-bercak merah disertai odema dan pasien dianjurkan harus bayak mobilisasi.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Presepsi klien tentang penyakitnya dan bagaimana konsep dalam menghadapi penyakitnya yang
diderita.
g. Pola sensori dan kognitif
Pada umumnya penderita kusta mengalami gangguan disalah satu sensorinya seperti peraba .
Pasien tidak merasa adanya rangsangan apabila bercak tersebut diberikan rangsangan.Pada
kognitifnya pasien kusta merasa tidak berguna lagi dan merasa terkucilkan serta merasa tidak
diterima oleh masyarakat dan keluarganya.
h. Pola reproduksi seksual
Pada umumnya pada pola produksi seksual klien tidak mengalami gangguan.
i. Pola hubungan peran
Biasanya pada pasien kusta selalu mengurung diri dan menarik diri dari masyarakat (disorentasi)
Pasien merasa malu tentang keadaan dirinya.Dan masyarakat beranggapan penyakit kusta
merupakan penyakit yang menjijikan.
j. Pola penanggulangan stress
Bagai mana klien menghadapi masalah yang dibebani sekarang dan cara penanggulangannya.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Dalam pola ini terkadang ada anggapan yang bersifat ghaib.
b. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan meliputi data subyektif dan data
obyektif untuk menentukan masalah klien. Data yang telah dikelompokkan untuk menentukan
masalah keperawatan kemudian penyebabnya dan dirumuskan dalam diagnosa keperawatan.
(Lismidar, 1990 : 7-8)

II DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata
(potensial) dan membutuhkan tindakan keperawatan sehingga masalah klien ditanggulangi /
dikurangi (Lismidar, 1990 : 13).
Diagnosa yang sering muncul pada klien Penyakit kusta adalah
1 . Gangguan citra tubuh b/d Perasaan negatif pada dirinya sendiri
. Kerusakan integritas kulit b/d ulkus akibat mycobacterium leprae.
. Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit yang dideritanya
. Menarik diri b/d penyakit yang dideritanya
. Kurangnya personal hagiene b/d kurangnya pengetahun tentang penyakitnya
. Kurangnya pengetahuan b/d informasi yang salah

III PERENCANAAN
Diagnosa :Kerusakan integritas kulit b/d ulcus akibat mycobakterium leprae.
Tujuan :Menunjukkan tingkah laku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit atau meningkatkan
penyembuhan
Kriteria Hasil :
1. Mencapai kesembuhan luka
2. mendemontrasikan tingkah laku atau teknik untuk meningkatkan kesembuhan dan mencegah
komplikasi
3. Menunjukkan kemajuan pada luka/penyembuhan pada lesi

Rencana Tindakan :
1 1. Guanakan teknik aseptip dalam perawatan luka
2. Kaji kulit tip hari dan warnanya turgor sirkulasi dan sensori
3 3. Instruksikan untuk melaksanakan higiene kulit, misalnya membasuh kemudian
mengeringkannya,dena berhati-hati dan melakukan masase dengan menggunakan losion dan
krim
4 4. Ingatkan pasien jangan menyentuh yang luka
5 5. Tingkatkan masukan protein dan karbohidrat
6. Pertahankan sprei bersih atau ganti spei sesuai dengan kebutuhan kering dan tidak
berkerut.
7. Kolaborasi dengan tim medis lainnya

Rasional:
1. Mencegah luka dari perlukaan mekanis dan kontaminasi
2. Menentukan garis dasar bila ada terdapat perubahan dan dapat melakukan intervensi
dengan tepat
3. Mempertahankan kebersihan ,karena kulit yang kering bisa terjadi barrel
infeksi,pembasuhan kulit kering sebagai penggaruk,menurunkan resiko trauma dermal kulit yang
kering dan rapuh masase meningkatkan sirkulasi kulit dan meningkatkan kenyamanan
4. Mencegah kontaminasi luka
5. Mempertahankan keseimbangan nitrogen positif
6. Freksi kulit disebabkan oleh kain yang berkerut dan basah yang menyebabkan iritasi dan
potensial terhadap infeksi.
7. elaksanakan fungsi interdependen

Diagnosa :Ganguan citra tubuh b/d persaan negetif tentang dirinya


Tujuan :Klien dapat menerima keadaan dirinya.
KH :
1. Mengungkapkan rasa percaya diri dalam kemampuan menghadapi penyakitnya,perubahan
gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan
2. Menyusun rencana untuk realitas untuk masa depan
3 3. Dapat menerima keadaan dirinya
4. Klien dapat menerima konsep dirinya yang posititf tentang dirinya

Intervensi:
1. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan
2. Diskusikan arti dari perubahan pada pasien terhadap penampilannya
3 Perhatikan prilaku menarik diri atau terllu memperhatikan tubuh atau perubahan
4. Susun batas pada prilaku maladaptif Bantuklien untuk mengidentifikasi prilaku positif yang
dapat membantu koping
5. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perwatan dan membuat jadwal aktivitas
6. Berikan harapan dalam situasi individu jangan berikan keyakinan yang salah
7. Berikan kesempatan untuk berbagi rasa dengan individu yang mengalami yang sama
Rasional :
1. Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut atau kesalahan konsep dan meng
hadpi secara langsung
2. Mengidentifikasi bagaimana penyakit menpengaruhi persepsi diri dan interksi diri dengan
orang lain akan menentukan kebuuhan terhadap intervensi
3. Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptif, Membutuhkan intervensi
lebih lanjut atau dukungan pskologis
4. mempertahankan kontrol diri yang dapat meningkatka harga diri
5. Meningkatkan perasan kompetensi atau harga diri mendorong kemandirian atau mendorong
partisipasi dalam terapi
6. Kata-kata penguat dapat mendukung terjadinya koping positif
7. Memberikan motivasi dan rasa percaya diri.

IV PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan pengolahan dan realisasi dari rencana tindakan yang meliputi
beberapa kegiatan yaitu validasi (pengesahan), rencana keperawatan, menulis atau
mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan
data. (Lismidar, 1990 : 60).

V. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan
yang disengaja dan terus menurus dengan melibatkan klien, perawat dan anggota tim kesehatan
lainnya. (Lismidar, 1990 : 68).

Das könnte Ihnen auch gefallen