Sie sind auf Seite 1von 17

AULIA LBM 3 SKN

STEP 2

1. Apakah yang dimaksud dengan penelitian kebijakan kesehatan ?


proses penyelenggarakan penelitian untuk mendukung kebijakan atau analisis
terhadap masalah sosial yg bersifat fundamental secara teratur untuk membantu
pengambilan kebijakn memecahkan masalah dgn jalan meyediakan rekomendasi yg
berorientasi pd tindakan pragmatic dimana hasilnya mempunyai aplikabilitas atau
kemamputerapan dalam rangka memecahkan masalah sosial

(Sumber : Buku Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Sudarwan Danim,


Bumi Aksara)

2. Apakah kegiatan yang dilakukan pada penelitian kebijakan kesehatan ?

Diawali dengan pemahamaan yg menyeluruh terhadap masalah social, spt kekurangan


nutrisi,kemiskinan,ledakan penduduk,urbanisasi,inflasi,kerawanan sosial dll.
Pelaksanakan penelitian untuk mencari alternative pemecahan masalah
Kegiatan akhir dari penelitian kebijakan adalah merumuskan rekomendasi pemecahan
masalah untuk disampaikan kpd pembuat kebijakan.
Langkah2
a. Persiapan
b. Konseptualisasi studi
c. Analisis teknikal
d. Perumusan rekomendasi
e. Mengkomunikasikan hasil studi
(Sumber : Buku Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Sudarwan Danim, Bumi Aksara)

3. Apakah tujuan dari penelitian kebijakan kesehatan ?


AULIA LBM 3 SKN

4. Apa manfaat dari penelitian kebijakan kesehatan ?

Penelitian kesehatan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan bukti yang akurat. Setelah
dilakukan penelitian kesakitan dan penyakit dari masyarakat, termasuk kebutuhan akan
kesehatan,sistem kesehatan, tantangannya selanjutnya adalah mengetahui persis penyebab
dari kesakitan dan penyakit itu. Walaupun disadari betapa kompleksnya pengertian yang
berbasis bukti untuk dijadikan dasar dari kebijakan (Fafard, 2008)

5. Apa saja hal hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan kebijakan kesehatan?

Konten
Konten kebijakan berhubungan dengan teknis dan institusi. Contoh aspek teknis adalah
penyakit diare, malaria, typus, promosi kesehatan. Aspek insitusi adalah organisasi publik dan
swasta. Konten kebijakan memiliki empat tingkat dalam pengoperasiannya yaitu:
a. Sistemik atau menyeluruh di mana dasar dari tujuan dan prinsip-prinsip diputuskan.
b. Programatik adalah prioritas-prioritas yang berupa perangkat untuk mengintervensi dan
dapat dijabarkan ke dalam petunjuk pelaksanaan untuk pelayanan kesehatan.
c. Organisasi di mana difokuskan kepada struktur dari institusi yang bertanggung jawab
terhadap implementasi kebijakan.
d. Instrumen yang menfokuskan untuk mendapatkan informasi demi meningkatkan fungsi
dari sistem kesehatan.

Proses
Proses kebijakan adalah suatu agenda yang teratur melalui suatu proses rancang dan
implementasi.Ada perbedaaan model yang digunakan oleh analis kebijakan antara lain:
- Model perspektif (rational model) yaitu semua asumsi yang mengformulasikan kebijakan
yang masuk akal berdasarkan informasi yang benar.
- Model incrementalist (prioritas pilihan) yaitu membuat kebijakan secara pelan dan
bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang berminat untuk menyeleksi kebijakan
yang diprioritaskan.
- Model rational (mixed scanning model) di mana penentu kebijakan mengambil langkah
mereview secara menyeluruh dan membuat suatu negosiasi dengan kelompok-kelompok
yang memprioritaskan model kebijakan.
- Model puncuated equilibria yaitu kebijakan difokuskan kepada isu yang menjadi pokok
perhatian utama dari penentu kebijakan. Masing-masing model di atas memilah proses
AULIA LBM 3 SKN

kebijakan ke dalam komponen untuk mengfasilitasi analisis. Meskipun pada kenyataannya,


proses kebijakan itu memiliki karakteristik tersendiri yang merujuk kepada model-model
tersebut.

Konteks
Konteks kebijakan adalah lingkungan atau setting di mana kebijakan itu dibuat dan
diimplementasikan (Kitson, Ahmed, Harvey, Seers, Thompson, 1996).
Faktor-faktor yang berada di dalamnya antara lain politik, ekonomi, sosial dan kultur di mana
hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap formulasi dari proses kebijakan (Walt, 1994).
Ada banyak lagi bentuk yang dikategorikan ke dalam konteks kebijakan yaitu peran tingkat
pusat yang dominan, dukungan birokrasi dan pengaruh aktor-aktor international juga
turut berperan.

Aktor
Aktor adalah mereka yang berada pada pusat kerangka kebijakan kesehatan. Aktor-aktor ini
biasanya memengaruhi proses pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Mereka
merupakan bagian dari jaringan, kadang-kadang disebut juga mitra untuk mengkonsultasi dan
memutuskan kebijakan pada setiap tingkat tersebut (Walt, 1994). Hubungan dari aktor dan
peranannya (kekuasaannya) sebagai pengambil keputusan adalah sangat tergantung
kepada kompromi politik, daripada dengan hal-hal dalam debat-debat kebijakan yang masuk
diakal (Buse, Walt and Gilson, 1994).Kebijakan itu adalah tentang proses dan power (Walt,
1994). Kebijakan kesehatan adalah efektif apabila pada tingkatan maksimal dapat
diimplementasikan dengan biaya yang rendah (Sutton & Gormley, 1999). Efisiensi dalam hal
ini karena pemerintah memiliki keterbatasan dalam investasi untuk memantapkan status
kesehatan. Jadi adalah sangat penting untuk untuk mengalokasikan sumber daya itu kepada
masyarakat yang membutuhkan dan tentu saja berdasarkan bukti-bukti (Peabody, 1999).
Faktor konstekstual yang mempengaruhi kebijakan

o Faktor situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak
pada kebijakan (contoh: kekeringan)

o Faktor struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal: system
politik)

o Faktor Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma
terhadap penyakit tertentu

o Faktor Internasional atau eksogen: faktor ini menyebabkan meningkatnya


ketergantungan antar negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja sama
internasional dalam kesehatan.

Buse K. (2009) Chapter 1: Kerangka Kebijakan Kesehatan: Konteks, Proses dan


Pelaku. Making Health Policy: Understanding Public Health.
AULIA LBM 3 SKN

6. Apakah yang dimaksud dengan masalah kesehatan ?

Di daerah perkotaan terdapat lima masalah kesehatan masyarakat (Surjadi,


1999) yaitu:
1. Masalah kesehatan karena kemiskinan dan lingkungan
Masalah ini ditandai dengan tingginya:
a. Penyakit saluran napas yang disebabkan terutama oleh polusi udara di
dalam dan luar rumah. Ini terjadi antara lain karena pemakaian bahan
bakar berpolusi tinggi, kurangnya ruang hijau kota, buruknya ventilasi
udara dalam rumah karena kepadatan dalam rumah yang tinggi,
kurangnya ventilasi dapur, pemakaian bahan bakar berpolusi tinggi
untuk memasak dan pembakaran sampah yang tidak terangkut
terutama di perkampungan kumuh.
b. Penyakit saluran pencernaan seperti diare dan typhoid karena air
minum yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan kurangnya
fasilitas untuk buang air besar yang memenuhi syarat kesehatan
terutama bagi penduduk di perkampungan kumuh kota.
c. Penyakit kurang gizi dan anemia karena mahalnya harga bahan pangan
yang bergizi dan ketidak tahuan penduduk. (WHO, 1996)
2. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan industrialisasi termasuk
pariwisata, makanan dan perilaku.
Masalah ini ditandai dengan meningkatnya:
a. Penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
termasuk kecelakaan di pabrik dan rumah tangga. Ini berkaitan dengan
rendahnya perhatian terhadap keselamatan kerja, dan meningkatnya
sektor informal yang biasanya merupakan industri rumah tangga,
termasuk dalam kelompok ini adalah masalah kesehatan pekerja anak.
b. Penyakit infeksi saluran pencernaan seperti: penyakit diare, typhoid
dan penyakit kelebihan gizi/kegemukan, yang disebabkan kebiasaan
jajan di semua lapisan masyarakat, dan makanan yang penyiapannya
kurang higienis.
c. Meningkatnya penyakit kronis seperti: kencing manis, tekanan darah
tinggi dan penyakit jantung, yang berkaitan dengan kebiasaan makan
dengan kadar garam tinggi dan lemak tinggi, kebiasaan hidup tidak
sehat dan aktivitas fisik yang kurang, yang tidak hanya dialami
golongan sosial ekonomi tinggi dan menengah tetapi juga golongan
sosial ekonomi lemah. (Budiman dan Surjadi, 1997, Surjadi et al,
1997)
d. Meningkatnya masalah yang berkaitan dengan perilaku seks bebas
seperti: kehamilan pada usia muda, kehamilan yang tidak dikehendaki,
masalah penyakit menular karena hubungan seks dan AIDS.
e. Meningkatnya kecelakaan di jalan karena kurangnya disiplin
mengemudi dalam menggunakan jalan, terutama jalan bebas hambatan,
sebaliknya peningkatan kepadatan hunian, rumah bertingkat dengan
kurangnya sarana bermain bagi anak, meningkatkan kecelakaan rumah
tangga.
AULIA LBM 3 SKN

3. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan keadaan psiko sosial keluarga


dan individu
Meningkatnya masalah kesehatan mental seperti stress, ketergantungan obat,
kekerasan dan lain-lain. Masalah kesehatan mental itu antara lain berkaitan
dengan:
a. Proses penggusuran karena pembangunan kota.
b. Menurunnya ikatan kekeluargaan, kurang eratnya hubungan orang tua
dan anak, kaum migran yang terpaksa hidup tanpa dukungan
kerabatnya, kepadatan pemukiman yang tinggi tidak ada ruang hijau
yang dapat dipakai untuk bersantai, kecenderungan tinggal berpindah-
pindah sesuai dengan tempat pekerjaan. (Surjadi, Iskandar, Budiman et
al, 1997, Surjadi dan Budiman, 1998)
4. Masalah kesehatan pada kelompok tertentu seperti anak jalanan, pekerja
sektor informal, pekerja seks komersial, petugas kebersihan kota, remaja
kota, dan kelompok usia lanjut.
Salah satu masalah kota adalah adanya kelompok tertentu yang cukup banyak
terdapat di kota dibandingkan daerah pedesaan. Yaitu kelompok pekerja
tertentu yang mempunyai masalah kesehatan yang berkaitan dengan profesi
mereka seperti misalnya anak jalanan, pekerja seks komersial, petugas
kebersihan, pemulung dan lain-lain yang masing-masing merupakan
komunitas khusus di kota dan merupakan bagian dari sistem kehidupan kota
yang nyata, akan tetapi sering dianggap tidak ada atau terlupakan, masalah
kesehatan kelompok ini merupakan masalah tersendiri yang perlu diatasi.
Pada masa kini terjadi peningkatan penduduk usia remaja yang berumur 15 -
24 tahun dan orang tua, kelompok ini membutuhkan upaya kesehatan yang
berkaitan dengan masalah kesehatan remaja dan masalah kesehatan usia lanjut.
Masalah kesehatan remaja meliputi masalah ketergantungan obat, masalah
trauma terutama karena kecelakaan lalu lintas karena penggunaan kendaraan
oleh para remaja, masalah yang berkaitan dengan perilaku seks seperti
misalnya penyakit menular karena hubungan seks, kehamilan pada usia remaja
yang seringkali tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy), dan masalah
lainnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental seperti kenakalan
remaja, tawuran remaja, kekerasan dan bunuh diri, kelainan perilaku makan
bagi remaja puteri dan lain-lain. (Irwin and Shafer, 1998)
Masalah kesehatan usia lanjut meliputi masalah penyakit kronis, kelainan
mental karena perasaan tersingkir dan kurang ada pekerjaan dan reaksi
penggunaan obat yang berlebihan. (Resnick, 1998)
5. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan terjadinya krisis karena
bencana banjir, kebakaran, gempa dan lain-lain.
Di kota adanya konsentrasi penduduk dalam lokasi tertentu seperti
perkampungan kumuh, perkantoran, pusat industri dan lain-lain,
membutuhkan kesiapsiagaan untuk melakukan tindakan pencegahan dan
pertolongan dengan segera bila terjadi bencana seperti misalnya banjir,
kebakaran, gempa, keracunan makan dan lain-lain, yang kesemuanya itu
membutuhkan pendekatan kesehatan yang amat berbeda dengan keadaan
biasa.
Selain lima hal di atas diketahui bahwa di perkotaan terjadi beban ganda
masalah kesehatan karena adanya penyakit menular seperti diare, penyakit
saluran napas, demam berdarah, pada saat yang sama terjadi peningkatan
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit degenerasi, jiwa dan lain-lain.
AULIA LBM 3 SKN

Hal ini dapat di lihat dengan jelas dari gambaran penyakit utama di daerah
perkotaan Indonesia dan negara berkembang lainnya.

7. Apakah yang dimaksud dengan indikator kesehatan masyarakat ?

1. Indicator derajat kesehatan

- angka-angka kematian utama seperti :


o angka kematian umum
o angka kematian bayi
o angka kematian balita
o angka kematian ibu bersalin
o umur harapan hidup sejak lahir
- angka-angka kesakitan dan penyebab kematian :
o pola penyakit utama dan kecendrungannya
o penyakit-penyakit utama penyebab kematian
- status gizi masyarakat :
o kekurangan energi dan protein
o kekurangan vit A
o gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI)
o anemia gizi
- ketergantungan & penyalahgunaan obat
Administrasi Kesehatan, Budioro

8. Apakah perbedaan kebijakan strategis dan kebijakan kesehatan ?


Strategi :
Kebijakan merupakan dimensi yang sangat penting, mengingat kedudukannya sebagai
penentu tentang apa yang hendak dikerjakan.Sedangkan apa yang hendak dikerjakan
harus didasarkan atas masalah, kebutuhan, atau aspirasi tertentu. Jadi tidak benar
kalau suatu kebijakan diputuskan tanpa ada masalah, kebutuhan atau aspirasi yang
nyata dan tentu saja tidak bisa didasarkan pada masalah atau kebutuhan yang dikarang
pihak tertentu untuk memenuhi kepentingannya. Mengingat kebijakan bagian dari
administrasi publik, maka yang menjadi perhatian adalah masalah, kebutuhan, dan
aspirasi publik. Oleh karena itu agar kebijakan yang diambil menjadi sebuah solusi
terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, maka perlu dirumuskan suatu
strategi dalam penyusuan kebijakan tersebut.

Siagian (2005 : 15) mengemukakan bahwa strategi adalah suatu istilah yang semula
bersumber dari kalangan militer yang memiliki arti kiat yang digunakan untuk
memenangkan peperangan." Sebuah kemenangan adalah tujuan yang ingin dicapai
dalam suatu peperangan, maka dapat diartikan bahwa strategi pada hakekatnya adalah
AULIA LBM 3 SKN

suatu cara, kiat, atau siasat untuk mencapai tujuan. Pendapat Siagian sejalan dengan
Echols (1996 : 560) yang menyatakan bahwa strategi (strategy) adalah "ilmu siasat
dalam perang", sedangkan strategis (strategic) dimaknai sebagai suatu upaya yang
dijalankan menurut siasat atau rencan

kebijakan strategis adalah suatu proses pembuatan keputusan untuk penentuan tujuan
dan cara atau alternatif terbaik dalam mencapai tujuan tersebut yang didasarkan pada
siasat/kiat atau strategi tertentu. Strategi kebijakan perlu dijalankan mengingat banyak
faktor yang harus diperhatikan dan berpengaruh terhadap produk akhir sebuah
kebijakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusuan kebijakan tersebut
adalah faktor eksternal berupa pengaruh lingkungan, sosial-politik serta
para stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap produk kebijakan, dan faktor
internal seperti masalah kelembagaan, sumber daya manusia. masalah ketersediaan
waktu atau masalah sumber biaya/anggaran.

Islami, Irfan. (2004). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebjaksanaan Negara.Jakarta:


Bumi Aksara
9. Siapakah pembuat kebijakan kesehatan ?
AULIA LBM 3 SKN

Kebijakan-kebijakan kesehatan dibuat olehpemerintah dan swasta. Kebijakan


merupakanproduk pemerintah, walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan secara
swasta, dikontrakkan atau melalui suatu kemitraan. kebijakan disiapkan oleh pemerintah di
mana keputusannya mempertimbangkan juga aspek politik (Buse, May &walt, 2005).
Jelasnya kebijakan kesehatan adalah kebijakan publik yang merupakan tanggung jawab
pemerintah dan swasta. Sedangkan tugas untuk menformulasi dan implementasi kebijakan
kesehatan dalam satu negara merupakan tanggung jawabDepartemen Kesehatan (WHO,
2000).
10. Apa saja strategi dari kebijakan kesehatan ?
strategi yang perlu dijalankan dalam penyusunan kebijakan menurut Nugroho (2004 :
74 ) adalah melalui tiga kegiatan pokok, yaitu perumusan kebijakan, implementasi
kebijakan, dan evaluasi kebijakan.

1. Dasar dari sebuah penyusunan kebijakan adalah adanya isu atau masalah publik. Disebut
isu apabila masalahnya bersifat strategis, yakni bersifat mendasar, menyangkut banyak
orang, atau bahkan keselamatan bersama. Biasanya berjangka panjang, tidak bisa
diselesaikan oleh perorangan dan menuntut adanya penyelesaian.
2. Isu tersebut kemudian menggerakkan pemerintah untuk merumuskan kebijakan dalam
rangka menyelesaikan masalah tersebut. Dalam perumusan kebijakan ini dimungkinkan
melibatkan berbagai unsur yang memiliki kepentingan terhadap lsu/masalah tersebut dan
nantinya seluruh keputusannya akan menjadi hukum bagi yang terkait dengan masalah
tersebut.
3. Setelah dirumuskan kemudian kebijakan itu dijalankan baik oleh pemerintah, masyarakat,
maupun oleh pemerintah bersama-sama masyarakat.
4. Di dalam proses perumusan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan diperlukan tindakan
evaluasi sebagai sebuah siklus baru untuk penilaian apakah kebijakan tersebut sudah
dirumuskan dengan baik dan benar serta dijalankan dengan baik dan benar pula.
AULIA LBM 3 SKN

5. Implementasi kebiiakan bermuara kepada output yang dapat berupa kebijakan itu sendiri
maupun manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai pemanfaat.
6. Di dalam jangka panjang kebijakan tersebut menghasilkan outcome dalam bentuk dampak
kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan tujuan yang hendak dicapai dengan
kebijakan tersebut.

Islami, Irfan. (2004). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebjaksanaan Negara.Jakarta: Bumi


Aksara

11. Apa tujuan dari kebijakan kesehatan ?


Tujuan : terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna
dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya
Tujuan tersebut dicapai melalui pembinaan, pengembangan dan
pelaksanaan serta pemantapan fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang
didukung oleh sistem informasi kesehatan, ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan serta hukum kesehatan

12. Apa saja ruang lingkup kebijakan kesehatan ?


Ruang lingkup
Penyelenggaraan upaya kesehatan mll kegiatan : kesehatan keluarga, perbaikan gizi,
pengamanan makanan dan minuman , kesehatan lingkungan, kesehatan kerja,
kesehatan jiwa, pemberantasan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan, penyuluhan kesehatan masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, pengamanan zat adiktif, kesehatan sekolah, dll
13. Apa saja komponen kebijakan kesehatan ?

14. Apa saja macam macam kebijakan kesehatan yang berlaku di Indonesia?

1. Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan


edukasi (KIE)

Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat dan generasi muda

Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat

2. Kebijakan program lingkungan sehat

Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan


AULIA LBM 3 SKN

Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan

Pengembangan wilayah sehat

3. Kebijakan program upaya kesehatan

Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya

Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya

Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial

Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya promosi


kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana

4. Kebijakan program pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya

Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya

Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial

Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

5. Kebijakan program upaya kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS

Pembangunan sarana dan parasarana RS di daerah tertinggal secara selektif

Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit

Pengadaan obat dan perbekalan RS

Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan

Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga

Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

6. Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit

Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko


AULIA LBM 3 SKN

Peningkatan imunisasi

Penemuan dan tatalaksana penderita

Peningkatan surveilans epidemologi

Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit

7. Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat

Peningkatan pendidikan gizi

Penangulangan KEP, anemia gizi besi, GAKI, kurang vitamin A, kekuarangan zat gizi
mikro lainnya

Penanggulangan gizi lebih

Peningkatan surveilans gizi

Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

8. Kebijakan program sumber daya kesehatan

Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan

Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk


penduduk miskin

Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit

9. Kebijakan program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

Pengkajian dan penyusunan kebijakan

Pengembangan sistem perencanaan dan pengangaran, pelaksanaan dan pengendalian,


pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum kesehatan

Pengembangan sistem informasi kesehatan

Pengembangan sistem kesehatan daerah

Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan

10. Kebijakan program penelitian dan pengembagan kesehatan


AULIA LBM 3 SKN

Penelitian dan pengembangan

Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian

Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan


kesehatan

15. Apa saja misi dan visi kebijakan kesehatan yang berlaku di Indonesia ?
Visi dan misi
Visi: Depkes sbg penggerak pembangun kesehatan menuntun terwujudnya
Indonesia Sehat
Misi: - Menetapkan menejemen kesehatan yg dinamis dan akuntable
- Meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan
- Memberdayakan masy tiap daerah
- Melaksanakan pembangunan kesehatan yg berskala nasional

16. Apa saja sasaran kebijakan kesehatan ?


Sasaran :
Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman, serta hukum kesehatan yang
menunjang pembangunan kesehatan
Terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi manajemen kesehatan yang
ditunjang oleh sistem informasi manajemen kesehatan daerah
Terlaksananya dan termanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan dalam mendukung pembangunan kesehatan
Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat
dan pengembangan perilaku sehat
Terselenggaranya advokasi dan pengawasan oleh perorangan, kelompok dan
masyarakat dibidang kesehatan
Terselenggaranya sistem surveilans dan kewaspadaan dini serta
penanggulangan kejadian luarbiasa
Tersedianya pembiayaan kesehatan yang cukup , adil, berdaya guna dan
berhasil guna
Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi dan
distribusinya merata

17. Apa saja yang berperan dalam penetapan dari kebijakan kesehatan ?

Faktor konstekstual yang mempengaruhi kebijakan

o Faktor situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak
pada kebijakan (contoh: kekeringan)

o Faktor struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal: system
politik)
AULIA LBM 3 SKN

o Faktor Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma
terhadap penyakit tertentu

o Faktor Internasional atau eksogen: faktor ini menyebabkan meningkatnya


ketergantungan antar negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja sama
internasional dalam kesehatan.

Buse K. (2009) Chapter 1: Kerangka Kebijakan Kesehatan: Konteks, Proses dan


Pelaku. Making Health Policy: Understanding Public Health.

18. Bagaimana cara menyusun kebijakan kesehatan ?

Adapun proses perumusan kebijakan adalah : identifikasi masalah, penentuan kriteria,


identifikasi altematif kebijakan, evaluasi altematif kebijakan menetukan altematif kebijakan.
a. Identifikasi Masalah; pada tahap ini dilakukan pengumpulan sebanyak-banyaknya
informasi tentang suatu masalah/isu yang berkaitan dengan kebijakan. Informasi
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti indikator sosial, data sensus,
laporan-laporan survey, jurnal, koran, laporan/usulan masyarakat, atau
dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap sumber
masalah. Pertanyaan-pertanyaan yang paling penting untuk dijawab dalam tahap
ini adalah : Apakah isu itu benar-benar merupakan masalah ? Siapakah sasarannya
? Apa alasannya atau buktinya ? Apakah masalah tersebut sangat mendesak ?
Apakah akibat negatif yang signifikan bila masalah itu tidak segera diintervensi ?
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut membuat para perumus
kebijakan tidak hanya berfikir lebih rasional tetapi lebih etis.

b. Penentuan Kriteria; pada tahap ini adalah penentuan prioritas masalah yang akan
segera dipecahkan melalui berbagai kriteria, pertimbangan logis dan
rasional. Pertanyaan-pertanyaan penting pada tahap ini adalah : Apa yang
seharusnya menjadi tujuan jangka panjang (goals) dan jangka pendek
(objectives) atau targetnya ? Apakah hubungan antara tujuan-tujuan tersebut
dengan masalah yang perlu dipecahkan sudah logis ? Apabila ya, bagaimana
mengangkat masalah tersebut secara persuasif ke suatu forum agenda kebijakan
publik supaya mendapat perhatian yang luas dan serius ? Oleh sebab itu masalah
yang disusulkan harus didasarkan pada informasi atau data yang bebas dari
rekayasa (data riil dan pasti)
c. Identifikasi Alternatif Kebijakan; Apabila masalah tersebut telah disetujui untuk
dipecahkan, maka pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab adalah sebagai
AULIA LBM 3 SKN

berikut: Model-model atau teori-teori apa yang mampu mengidentifikasi faktor-


faktor penyebab, dan berdasarkan analisis tersebut, selanjutnya dikembangkan
alternatif-alternatif kebijakan. Pertanyaan penting yang harus dijawab daIam tahap
ini adalah apakah ada hubungan logis antara setiap alternatif dengan tujuan yang
hendak dicapai?
d. Evaluasi Alternatif Kebijakan; Menurut Quade ( dalam Keban, 2004 : 66),
evaluasi atau seleksi alternatif kebijakan ini merupakan tahap yang sangat
vital. Dalam tahap ini, para perumus kebijakan akan melakukan seleksi
dan evaluasi yang terbaik terhadap alternatif-alternatif untuk diajukan kepada
pengambil keputusan (policy makers). Untuk menyeleksi alternatif kebijakan yang
ada secara efektif, diperlukan kriteria atau standar yang logis dan rasional.
e. Penentuan Alternatif kebijakan; Tujuan dari penentuan alternatif kebijakan ini
adalah agar semua keuntungan dan kerugian, kesulitan dan kemudahan, dampak
positif dan negatif hasil berupa output dan outcome dapat terungkap dengan jelas
dan transparan. Teknik yang paling praktis untuk memilih atau merekomendasikan
suatu alternatif kebijakan adalah dengan menggunakan sistem scoring atau sistem
rangking. Perlu diperhatikan bahwa proses penentuan alternatif kebijakan harus
selalu berfikir rasional, demokratis, dan transparan terhadap semua alternatif yang
ada. Mereka yang memberi penilaian harus benar-benar orang yang memiliki
pengalaman dan mencoba melibatkan semua yang memiliki kepentingan terhadap
masalah tersebut.

Islami, Irfan. (2004). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebjaksanaan Negara.Jakarta: Bumi


Aksara

19. Sebutkan unsur unsur SWOT analisis dan hubungannya ?


AULIA LBM 3 SKN

20. Bagaimana langkah langkah melakukan SWOT analisis ?


Teknik

1. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai


a. Unsur perangkat organisasi men, money, material, method
b. Unsur fungsi organisai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta
pengawasan
2. Memberikan nilai untuk unsur yang akan dinilai
a. Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan baik atau buruk
b. Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting atau tidak
penting
3. Membuat matriks dari hasil penelitian yang dilakukan
4. Menarik kesimpulan hasil penelitian

Melakukan analisis kesempatan organisasi


1. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai
2. Memberikan nilai untuk unsur yang akan dinilai
a. Nilai daya tarik (attactiveness) dinyatakan dengan tinggi dan rendah
b. Nilai kemungkinan keberhasilan (success probability) yang dinyatakan
dengan tinggi dan rendah
3. Membuat matriks dari hasil penelitian yang dilakukan
4. Menarik kesimpulan hasil penelitian
AULIA LBM 3 SKN

Melakukan analisis hambatan organisasi


1. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai
2. Memberikan nilai untuk unsur yang akan dinilai
a. Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of accurance)
yang dinyatakan dengan sering dan jarang
b. Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang dinyatakan dengan seris
dan tidak
3. Membuat matriks dari hasil penelitian yang dilakukan
4. Menarik kesimpulan hasil penelitian
Pengantar Administrasi Kesehatan, Azrul Azwar.2002

1. Melakukan Analisis Kekuatan dan Kelemahan organisasi


a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai, terdiri
dari perangkat organisasi dan fungsi organisai
b. Memberi nilai (performance baik/buruk dan
importancepenting/tidak penting) untuk setiap unsur yang
akan dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian
2. Melakukan Analisis Kesempatan Organisasi
a. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilaihal2 baru seperti
kebijakan pemerintah
b. Memberi nilai (nilai attractiveness dan nilai success
probability tinggi/rendah) untuk setiap unsur yang akan
dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian
3. Melakukan Analisis Hambatan Organisasi
a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai, terdiri
dari perangkat organisasi dan fungsi organisai
b. Memberi nilai (nilai probability of occurancesering/jarang dan
nilai seriousness serius/tidak) untuk setiap unsur yang akan
dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian

21. Apa tujuan dari SWOT analisis ?

Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan faktor-
faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis. Apabila terdapat
kesalahan, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu harus
mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik
begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar
menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.

22. Apa saja ruang lingkup dari SWOT analisis ?


AULIA LBM 3 SKN

23. Apa manfaat dari SWOT analisis ?

Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa
perusahaan beroprasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran
apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan
misinya dan mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis SWOT adalah merupakan
strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan
terhadap kualitas internal maupun eksternal.

Das könnte Ihnen auch gefallen