Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
PENDAHULUAN
Pusat Data dan Analisa (PDA) majalah Tempo pada tahun 2007 pernah
menyelenggarakan survei tentang persepsi masyarakat terhadap perguruan
tinggi di Indonesia. Hasilnya, dari sekian banyak Pendidikan Tinggi Keagamaan
Islam (PTKI) yang ada di Indonesia, hanya Universitas Islam Indonesia (UII)
yang berhasil menembus urutan ke-8 PTS terfavorit di Indonesia. Berdasarkan
hasil survei PDA majalah Tempo tersebut tidak ada satupun PTKIN baik dari
UIN, IAIN ataupun STAIN yang masuk top of mind terfavorit.1 Lebih lanjut,
setahun berikutnya, tepatnya pada edisi Februari 2008, Majalah Globe Asia
merilis data hasil survei dan pemeringkatan 10 Perguruan Tinggi Terbaik di
1
10 Universitas Terbaik, Edisi Khusus Perguruan Tinggi/Infografik, Majalah Tempo
edisi 20 Mei 2007.
Indonesia versi majalah tersebut, dan hasilnya, untuk kategori PTS, hanya
Univesitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berhasil meringsek naik ke
peringkat ke-7 PTS terbaik di Indonesia. Sedangkan untuk kategori 10 PTN
terbaik, tidak ada satu pun PTKIN yang masuk dalam kategori tersebut.2
Berdasarkan ilustrasi tersebut, setidaknya kita dapat membayangkan
bagaiamana kondisi dan kualitas PTKI saat ini. Hingga saat ini, setidaknya
terdapat 681 lembaga Pendidikan Tinggi Kegamaan Islam, baik negeri
maupun swasta, dengan total program studi (prodi) sebanyak1430 prodi.
Dari seluruh jumlah total program studi tersebut, hampir sebagian besarnya
telah terkareditasi (lihat Gambar 1 ). Meskipun demikian, berdasarkan Angka
Partispasi Kasar (APK) pendidikan tinggi pada tahun 2012-2013, yakni sekitar
28,6%, PTKI hanya menyumbang sebesar 2,9%.3 Hal ini tentu saja sangat
ironis jika dibandingkan prosentase perkembangan PTKI di Indonesia, yang
pada tahun 2011 ditaksir telah mencapai 6,7 %.4
2
Peringkat PTN, Edisi Jumat, 30 Mei 2008 http://nasional.kompas.com/
read/2008/05/30/05101132/peringkat.ptn diakses 27 November 2014
3
Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik Pendidikan, APK/APM
(Angka Partisipasi Kasar/Angka Partisipasi Murni) Tahun 2012/2013, Jakarta: Pusat Data dan
Statistik Pendidikan, Kemdikbud, 2013), 5.
4
Sebaran Lembaga, Fakultas dan Prodi pada PTKIN dan PTAIS, http://ranking-
ptai.info diakses tanggal 10 September 2014
lihat, UNESCO, Higher Education in the Twenty-First Century: Vision and Action (Paris:
5
UNESCO, 1998)
6
Altbach, Philip G., et al , Higher Education; Tracking an Academic Revolution (A Report
Prepare For UNESCO 2009 World Conference on Higher Education) .(Paris, UNESCO: 2009),
iii-xxi
7
Istilah Globalisasimemiliki pengertian yang sangat luas. Sejumlah definisi terkait
istilah Globalisasi diberikan oleh sejumlah ahli. Wallerstein (1988 ) memberikan definisi
globalisasi sebagai sebuah sistem kapitalis dunia. Deepak Nayyar (2006) mendefinisikan
istilah globalisasi sebagai sebuah proses pengintegrasian ekonomi dunia. Giddens (2000)
mendefinisikannya sebagai peningkatan interdependensi bangsa-bangsa dalam aspek
sosial, politik dan Steger (2003) mendefinisikan istilah globalisasi sebagai sebuah konsep
multidimensional yang menggambarkan sebuah interdependensi yang mendalam, sedangkan
Harvey (2003) menyamakannya dengan sebuah filosofi neo-liberal. Rangkuman definisi tersebut
dapat dilihat dalam F. Maringe, The Meanings of Globalization and Internationalization in
HE: Findings from a World Survey dalam Globalization and Internationalization in Higher
Education: Theoretical, Strategic and Management Perspectives,ed. Maringe et al. (New Yok:
Continuum International Publishing Group, 2010), 23-24.
8
F. Maringe. The Meanings of Globalization and Internationalization in HE: Findings
from a World Survey dalam Globalization and Internationalization in Higher Education:
Theoretical, Strategic and Management Perspectives, ed. Maringe et al. (New Yok: Continuum
International Publishing Group, 2010), 24.
Gorard, S., Smith, E., May, H.,Thomas, L.,Adnett, N. and Slack, K. 2006. Review
13
Ibid., xiv
15
menetapkan standar atau tolak ukur yang tepat untuk dapat diperbandingkan
dengan institusi lain atau negara lain.
Ibid., 67-77
18
Pengalaman Pelajar
Pergeseran jumlah, karakteristik, kebutuhan dan ketertarikan mahasiswa
telah memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pendidikan tinggi
selama 10 tahun terakhir. Kekhawatiran atas tuntutan dan perhatian yang lebih
besar kepara mahasiswa, sebagai variabel kunci stakeholder, pada beberapa
dekade mendatang akan terus meningkat di seluruh dunia.
Tuntutan tersebut akan mengarahkan, baik langsung maupun tidak
langsung, kepada tingkat ukuran, ruang lingkup, kualitas maupun sifat dari
suatu pendidikan tinggi. Bagaimana cara yang tepat untuk mengakomodasi
dan sekaligus secara efektif dapat memberikan pelayanan yang tepat kepada
mahasiswa yang semakin banyak, beragam dan global ini akan menjadi salah
satu bahan pertimbangan utama bagi para pembuat kebijakan dan pimpinan
lembaga untuk menentukan langkah-langkah strategis di masa mendatang.
Ibid., 89
19
Daya tarik dari pendidikan jarak jauh ini adalah disebabkan kemampuan
untuk mengakomodasi kebutuhan berbagai peserta didik orang-orang yang
berada jauh dari pusat-pusat pendidikan, sedang bekerja, ibu rumah tangga,
ataupun narapidana. Meskipun demikian, resiko dan tantangan dari model
pendidikan jarak jauh ini sangatlah besar, namun yang paling utama adalah
berkaitan dengan jaminan kualitas dari penyelenggarannya.
Penelitian
Fungsi penelitian terus mengalami perkembangan secara signifikan.
Penelitian akhir-akhir telah diakui sebagai peran sosial yang penting dari sebuah
universitas. Bidang kajian penelitian tidak hanya terbatas pada wialayah-wialyah
kajian keilmuan tradisional, akan tetapi juga pada wilayah-wilayah interdisipliner.
Bagi sebagian pihak, aktivitas pendanaan dan pelaksanaan kegiatan
penelitian merupakan sumber dari status dan prestis internasional. Akan tetapi,
dana penelitian saat ini cenderung terkonsentasi di lembaga-lembaga elit di
sejumlah negara, terutama negara-negara kaya. Sejumlah negara, khususnya
negara berkembang, terus melakukan proyek ambisius untuk terus mendorong
aktivitas dan kualitas penelitian mereka, seperti Cina, Republik Korea, Meksiko,
Brasil dan Chili.
Pendanaan aktivitas penelitian, sebagian besar berasal dari pendanaan
publik dan pada saat yang bersamaa kerjasama dan keterkaitan antara
industri dan universitas (University-Industry Linkage) menjadi semakin umum
dan penting. Pola ini kemudian berpotensi untuk memperluas kemungkinan
pengembangan pendanaan dan kapasiatas penelitian.
Ibid., 153
21
22
David E. Bloom, Globalization and Education An Economic Perspective, dalam
Globalization: Culture and Education in the New Millennium, ed. Marcelo M Suarez-Orozco
dan Qin-Hilliard Desire B. (Berkley Los Angeles London: University of California Press,
2004), 73
Globalisasi
Globalisasi mengacu pada transfer, adaptasi, dan pengembangan
nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan perilaku norma di negara-negara dan
masyarakat di berbagai belahan dunia. Fenomena yang khas dan saling terkait
dengan pertumbuhan jaringan global (misalnya internet, e-komunikasi seluruh
dunia), transfer global. Semua hal tersebut terwujud dalam jaringan teknologi,
ekonomi, sosial, politik, budaya, dan aspek pembelajaran, aliansi internasional
dan kompetisi, kerjasama internasional dan pertukaran, desa global, integrasi
multikututral, dan penggunaan standar internasional dan benchmark.
Implikasi globalisasi pendidikan harus memaksimalkan relevansi
pendidikan untuk pembangunan global dan penyatuan intelektual sumber
daya, dukungan dan inisiatif dari berbagai belahan dunia dalam pengembangan
pendidikan.
Lokalisasi
Lokalisasi mengacu pada transfer, adaptasi, dan pengembangan nilai-
nilai yang terkait, pengetahuan, teknologi, dan norma-norma perilaku dari/
ke konteks lokal. Beberapa karakteristik dan contoh lokalisasi adalah sebagai
berikut: jaringan lokal, adaptasi eksternal teknologi, ekonomi, sosial, politik,
budaya, dan pembelajaran inisiatif untuk masyarakat lokal, desentralisasi kepada
masyarakat lokal, pengembangan budaya asli, keterlibatan masyarakat lokal,
kerjasama antar lembaga, dan dukungan masyarakat; relevansi dan legitimasi;
dan pemenuhan kebutuhan berbasis komunitas, norma-norma dan etos sosial
masyarakat lokal.
23
Yin Cheong Cheng, New Paradigm for Re-engineering Education Globalization,
Localization and Individualization (Netherland: Springer, 2005) , 25.
Individualisasi
Individualisasi mengacu pada transfer, adaptasi, dan pengembangan
terkait nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan norma-norma perilaku untuk
memenuhi individu kebutuhan dan karakteristik. Individualisasi untuk proses
pembangunan manusia didasarkan pada teori-teori motivasi dan kebutuhan
manusia.
Beberapa contoh individualisasi dalam pendidikan adalah penyediaan
jasa individual, penekanan pada potensi diri setiap peserta didik, promosi
atas inisiatif dan kreativitas pesera didik, dan dorongan untuk aktualisasi
diri. Implikasi utama dari individualisasi dalam pendidikan adalah untuk
memaksimalkan motivasi, inisiatif, dan kreativitas peserta didik dan pendidik
dalam aktivitas pembelajaran melalui langkah-langkah seperti menerapkan
program pendidikan individu; perancangan desai pembelajaran individu;
mendorong siswa untuk pebelajar mandiri, aktualisasi diri, dan penginisiasi,
memenuhi kebutuhan khusus individu; dan pengembangan kontekstualisasi
kecerdasan majemuk (mulitiple intelligence) peserta didik.
Stagnation Diamon
KESIMPULAN
Kecenderungan global yang melanda perguruan tinggi di seluruh penjuru
dunia, telah mengakibatkan pergeseran paradigma reformasi pendidikan tinggi.
Pergeseran paradigma tersebut tentu memberikan pengaruh besar terhadap
penyelenggaran pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan tinggi di seluruh
dunia, termasuk lembaga-lembaga pendidikan Pendidikan Tinggi Keagamaan
Islam di Indonesia. Tanpa adanya internal conciousness for improvement, maka
mustahil bagi PTKI di Indonesia dapat melanjutkan kiprah strategisnya dalam
persaingan global, karena abad 21 menuntut kesadaran global sebuah institusi
pendidikan tinggi atas berbagai isu dan kecenderungan global dan pergeseran
paradigma global reformasi pendidikan jika ingin tetap survive di era mega-
kompetisi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gorard, S., Smith, E., May, H.,Thomas, L.,Adnett, N. and Slack, K. 2006.
Review of Widening Participation Research: Addressing the Barriers to
Participation in Higher Education. Diakses dari: http://www.hefce.
ac.uk/pubs/RDreports/2006/rd13_06/ pada 1 Mei 2014.