Sie sind auf Seite 1von 5

ALIRAN DALAM PIPA DAN KLASIFIKASINYA

Aliran Steady (Mantap)


Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk yang beragam, karena
berbagai sebab dari keadaan alam baik bentuk permukaan tempat mengalirnya air
juga akibat arah arus yang tidak mudah untuk digambarkan. Misalnya aliran sungai
yangs edang banjir, air terjun dari suatu ketinggian tertentu, dan sebagainya. Contoh
yang disebutkan di bagian depan memberikan gambaran mengenai bentuk yang
sulit dilukiskan secara pasti. Namun demikian, bila kita kaji secara mendalam maka
dalam setiap gerakan partikel tersebutakan selalu berlaku hukum ke-2 Newton. Oleh
sebab itu, agar kita labih mudah untuk memahami perilaku air yang mengalir
diperlukan pemahaman yang berkaitan dengan kecepatan (laju air) dan kerapatan
air dari setiap ruang dan waktu. Bertolak dari dua besaran ini aliran air akan mudah
untuk dipahami gejala fisisnya, terutama dibedakan macam-macam alirannya.
Bertolak dari kecepatan sebagai fungsi dari tempat dan waktu dapat dibedakan
menjadi:
a. Aliran steady (mantap) dan non steady (tidak mantap)
b. Aliran rotational dan aliran irotational
Aliran air dikatakan steady (mantap) apabila kelajuan air pada setiap titik
tertentu setiap saat adalah konstan. Hal ini berarti pada titik tersebut
kelajuannya akan selalu konstan. Hal ini barati pada aliran steady (mantap) kelajuan
pada satu titik tertentu adalah tetap setiap saat, meskipun kelajuan aliran secara
keseluruhan itu berubah/berbeda.
Aliran steady ini akan banyak dijumpai pada aliran air yang memiliki
kedalaman yang cukup, atau pada aliran yang yang memiliki kecepatan yang
kecil. Sebagai contoh aliran steady ini adalah aliran laminier, yakni bahwa arus air
memiliki arus yang sederhana (streamline/arus tenang), kelajuan gerak yang kecil
dengan dimensi vektor kecepatannya berubah secara kontinyu dari nol pada dinding
dan maksimum pada sumbu pipa (dimensi linearnya kecil) dan banyak terjadi pada
air yang memiliki kekentalan rendah. Selanjutnya aliran air dikatakan tidak mantap
(non steady) apabila kecepatan v pada setiap tempat tertentu dan setiap saat tidak
konstan. Hal ini berarti bahwa pada aliran ini kecepatan v sebagai fungsi dari waktu.
Dalam aliran ini elemen penyusun air akan selalu berusaha menggabungkan
diri satu sama lain dengan elemen air di sekelilingnya meskipun aliran secara
keseluruhan berlangsung dengan lancar. Contoh aliran tidak steady ini adalah aliran
turbulen, yakni bahwa partikel dalam fluida mengalami perubahan kecepatan dari
titik ke titik dan dari waktu ke waktu berlangsung secara tidak teratur (acak). Oleh
sebab itu aliran turbulen biasanya terjadi pada kecepatan air yang tinggi dengan
kekentalan yang relatif tinggi serta memiliki dimensi linear yang tinggi, sehingga
terdapat kecenderungan berolak selama pengalirannya.
Selanjutnya bila ditinjau dari perubahan massa jenis air yang mengalir maka
akan dikenal aliran-aliran sebagai berikut:

a. Aliran viscous dan aliran non viscous

b. Aliran termampatkan dan aliran tak termampatkan

Aliran viscous adalah aliran dengan kekentalan, atau sering disebut aliran
fluida pekat. Kepekatan fluida ini tergantung pada gesekan antara beberapa partikel
penyusun fluida. Di samping itu juga gesekan antara fluida itu sendiri dengan tempat
terjadinya aliran tersebuut. Untuk aliran air lebih didekatkan pada aliran dengan
kekentalan yang rendah, sehingga aliran air dapat berapda pada aliran non viscous.
Selanjutnya aliran termampatkan adalag aliran yang terjadi pada fluida yang
selama pengalirannya dapat dimampatkan atau berubah volumenya,
sehingga akan mengubah pula massa jenis fluida tersbeut. Aliran termampatkan ini
pada umumnya berlangsung pada gas, sedangkan pada air alirannya lebih
didekatkan pada pengertian aliran tak termampatkan yakni bahwa selama
pengaliran air tersebut massa jenis air dianggap tetap besarnya.

Dari uraian yang telah dikemukakan di bagian depan, maka agar aliran air
dapat dipahami dengan mudah maka aliran yang dimaksud dalam pembahasan
nanti labih ditekankan pada aliran-aliran yang meliputi:
1. Aliran air merupakan aliran yang mantap
2. Aliran air merupakan aliran yang tidak berputar (irrotational = tidak berotasi)
3. Aliran air merupakan aliran yang tidak termampatkan, yakni bahwa selama
pengaliran berlangsung massa jenisnya tetap
4. Aliran air merupakan merupakan aliran tanpa kekentalan (kekentalannya rendah)
Melalui pengertiannya seperti yang telah dikemukakan di atas
selanjutnya akan dikenal aliran stasioner, yakni bahwa aliran air tersebut akan
membentuk gas alir yang tertentu dan partikel penyusun air akan melalui jalur
tertentu yang pernah dilalui oleh pertikel penyusun air di depannya.

Bilangan Reynold

Bilangan Reynold merupakan besaran fisis yang tidak berdimensi.Bilangan ini


dipergunakan sebagai acuan dalam membedakan aliran laminier dan turbulen di
satu pihak, dan di lain pihak dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk mengetahui
jenis-jenis aliran yang berlangsung dalam air. Hal ini didasarkan pada suatu keadaan
bahwa dalam satu tabung/pipa atau dalam satu tempat mengalirnya air, sering
terjadi perubahan bentuk aliran yang satu menjadi aliran yang lain. Perubahan
bentuk aliran ini pada umumnya tidaklah terjadi secara tiba-tiba tetapi memerlukan
waktu antara, yakni suatu waktu yang relatif pendek dengan diketahuinya
kecepatan kristis dari suatu aliran. Kecepatan kritis ini pada
umumnya akan dipengaruhi oleh ukuran pipa, jenis zat cair yang lewat dalam pipa
tersebut.

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan terdapat empat besaran yang


menentukan apakah aliran tersebut digolongkan aliran laminier ataukah aliran
turbulen. Keempat besaran tersebut adalah besaran massa jenis air, kecepatan
aliran, kekentalan, dan diameter pipa. Kombinasi dari keempatnya akan menentukan
besarnya bilangan Reynold. Oleh sebab itu, bilangan Reynold dapat dituliskan
dalam keempat besaran tersebut sebagai berikut.

Re = ( v D)/

Keterangan: Re : bilangan Reynold


: massa jenis
: viscositas/kekentalan
v : kecepatan aliran
D : diameter pipa
Hasil perhitungan berdasarkan eksperimen didapatkan ketentuan bahwa
untuk bilangan Reynold berikut ini:
0 <>e 2000, aliran disebut laminier
2000 <>e 3000, aliran disebut transisi antara laminier dan aliran turbulen
Re > 3000, aliran turbulen
Dalam pembahasan aliran air, baik aliran air yang lewat sungai maupun melalui pipa
oleh PAM, istilah debit air banyak dikenal.

Seperti telah diungkapkan di bagian depan bahwa aliran air pada umumnya
berkaitan dengan kecepatan pengalirannya, dan massajenis air itu sendiri. Aliran air
dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimampatkan dan
berpindah tanpa mengalami gesekan. Hal ini berarti bahwa pada gerakan air
tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan
geraknya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi di suatu tempat terhadap partikel
penyusun air tersebut. Namun demikian sifat seperti yang telah diungkapkan di
bagian depan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sering sulit dijumpai dalam
kenyataan, sehingga besarnya debit air yang mengalir pada sembarang aliran
tersebut juga tidak mudah. Oleh sebab itu dalam pembahasan kita nanti ukuran
debit didasarkan pada aliran ideal seperti yang telah diungkapkan di bagian depan.

Aliran Laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisanlapisan, atau lamina
lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara
lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton yaitu : =
dy/du

Aliran Turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang
lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang
terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga
menghasilkan kerugian kerugian aliran.
Head Kecepatan
Head kecepatan menyatakan energy kinetic persatuan berat yang terdapat di
suatutitik tertentu. Jika kecepatan di suatu irisan penempang merata, maka head
kecepatan yang dihitungbersama kecepatan rata-rata atau merata ini akan menjadi
energy kinetic per satuan berat fluida yang sesungguhnya. Tetapi pada umumnya,
distribusi kecepatan tidak merata. Karena itu pada headkecepatan diberi factor koreksi .
Studi- studi menunjukkan bahwa = 1 untuk distribusi kecepatan yang merata, = 1,02sampai
1,15 untuk aliran turbulen, dan = 2 untuk aliran laminar.
Tetapi dalam kebanyakanperhitungan perhitungan dalam mekanika fluida, ditentukan
1, tanpa ada kesalahan yang berarti. Karena umumnya head kecepatan merupakan
suatu prosentase kecil dari head (energy) total.

Aliran Merata
Aliran Merata terjadi bila besar dan arah kecepatannya tidak berubah dari
titik ke titikdalam fluida. Artinya besar dan arah kcepatannya tidak berubah terhadap
jarak di sepanjang aliran fluida tersebut.

Garis Derajat Hidrolik


Garis derajat (Gradien) hidrolik terletak dibawah garis energy dengan suatu
jumlah yangsama dengan head kecepatan di bagian itu. Dua garis sejajar untuk
semua bagian dengan luas irisanpenampang yang sama.

Das könnte Ihnen auch gefallen