Sie sind auf Seite 1von 8

Diterbitkan Oleh:

A.M. Bandi Utama Jurusan Pendidikan Olahraga


Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Fakultas Ilmu Keolahragaan
Volume 8, Nomor 1, April 2011 Universitas Negeri Yogyakarta

OPTIMALISASI PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KEDISIPLINAN


SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENDIDIKAN JASMANI
OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Cerika Rismayanthi
Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang Yogyakarta 55281
email: cerika_rismayanthi@uny.ac.id

Abstract
Physical education, sport, and health is an integral part of overall education, which aims to develop individual
organically, neuromuscular, intellectually and emotionally. In the process of learning, growth and intellectual
development, social and child emotional occurs largely through movement or motor activity that kids do. Physical
education, sport, and health emphasize the holistic aspects of education such as health, physical fitness, critical
thinking skills, emotional stability, social skills, reasoning and moral action, which is the goal of education in
general or specifically through the learning of physical education, students do activities in the form of the game-
sport and exercise tailored to the growth and development of children. Education in primary schools is a formal
education is first and foremost, so it became the foundation of all subsequent education. Therefore, through school
education was expected of all parties involved to provide the best in terms of optimizing the formation of character
and discipline for primary school students. Character formation and cultivation of the values of discipline is
appropriate to get considerable attention. Physical education, sport, and health is an educational tool that aims to
develop students personalities in order to fully human formation and implementation of physical education is
closely linked to educational efforts that are orderly, planned and sustained level starting from elementary school.
Keywords: characters forming, discipline, physical education, sport and health

Abstrak
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan
keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual dan
emosional. Dalam proses pembelajaran penjasorkes, pertumbuhan dan perkembangan intelektual, sosial
dan emoslonal anak sebagian besar terjadi melalui aktivitas gerak atau motorik yang dilakukan anak.
Penjasorkes menekankan aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh antara lain kesehatan, kebugaran
jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral,
yang merupakan tujuan pendidikan pada umumnya. Atau secara spesifik melalui pembelajaran pendidikan
jasmani, siswa melakukan kegiatan berupa permainan (game), dan berolahraga yang disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendidikan di sekolah dasar merupakan pendidikan formal yang
pertama dan utama, sehingga menjadi landasan dari semua pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, melalui
pendidikan Sekolah diharapkan semua pihak yang terkait memberikan yang terbaik dalam rangka optimalisasi
pembentukan karakter dan kedisiplinan bagi siswa Sekolah dasar. Pembentukan Karakter dan penanaman
nilai-nilai kedisiplinan sudah selayaknya mendapatkan perhatian yang cukup besar. Penjasorkes merupakan
suatu sarana pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian siswa dalam rangka pembentukan
manusia seutuhnya dan pelaksanaan pendidikan jasmani tersebut berhubungan erat dengan usaha-usaha
pendidikan yang teratur, terencana dan berkelanjutan dimulai dari jenjang Sekolah Dasar.
Kata Kunci: Pembentukan Karakter, Kedisiplinan, Penjasorkes

PENDAHULUAN pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan


karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi
Pendidikan karakter kini memang menjadi isu
utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025.
utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses

10 JPJI, Volume 8, Nomor 1, April 2011


Optimalisasi Pembentukan Karakter dan Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar
Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Di lingkungan Kemdiknas sendiri, pendidikan karakter taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan
menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya.
pendidikan yang dibinannya. Jenjang pendidikan Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin
formal di Indonesia dimulai dari sekolah dasar (SD) biasanya ditujukan kepada orang-orang yang kuran
atau sederajat. Di tingkat inilah, anak akan menjalani atau tidak dapat menaati peraturan dan ketentuan yang
fase penyesuaian metode pendidikan, dari gaya berlaku dengan baik.
bermain saat Taman kanak-Kanak (TK) menjadi gaya
belajar yang terstuktur oleh kurikulum yang di gunakan KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR
di sekolah tersebut. Dari pendidikan taman kanak- Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak
kanak, siswa yang diberi materi pengenalan terhadap yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini
dunia pendidikan yang mendasar. Selain memasuki ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek
pendidikan sekolah dasar maka anak akan mengalami tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi
perubahan yang berbeda antara di TK dan SD. kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh
Anak yang akan memasuki Sekolah Dasar akan potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga
menyesuaikan pelajaran yang diberikan melalui akan berkembang secara optimal. Karakteristik
jadwal pelajaran yang sudah di tentukan di sekolah, perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga
sehingga siswa akan menyesuaikan segala kegiatan SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai
pelajaran sesuai dengan jadwal. Anak SD masih kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh
membawa kebiasaan di TK, anak masih suka dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat
menangis, suka berkelahi, suka bermain sendiri, dan dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai
masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan lainnya. sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah
Namun anak akan merasa senang ketika mereka berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat
mempunyai teman yang baru, karena mereka akan memegang pensil maupun memegang gunting. Selain
belajar komunikasi yang baru, mulai membentuk itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama
komunitas atau teman dekat dan dapat dikatakan anak yang berada pada usia kelas awal SD antara
sebagai sahabat. Setelah melewati jenjang pendidikan lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya
dari kelas bawah yaitu kelas 1,2, dan 3, kemudian tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi
naik ke kelas 4,5,dan 6. Siswa dikelas atas tersebut dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah
sudah mulai bisa mengeluarkan pendapat dan mulai mampu berbagi, dan mandiri.
mengeluarkan ide-idenya. Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar emosi antara lain anak telah dapat mengekspresikan
disekolah tidak lepas dari berbagai peraturan dan tata reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol
tertib yang diberlakukan disekolahnya, dan setiap emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan
siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan telah mulai belajar tentang konsep nilai misalnya
aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasan-
Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai nya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan
aturan dan tata tertib yang berlaku disekolahnya biasa kemampuannya dalam melakukan seriasi,
dinamakan disiplin. Sedangkan peraturan, tata tertib, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka
dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata,
mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. senang berbicara, memahami sebab akibat dan
Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan
memelihara perilaku siswaa agar tidak menyimpang waktu. Anak SD merupakan anak dengan katagori
dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai banyak mengalami perubahan yang sangat drastis
dengan norma, pearturan dan tata tertib yang berlaku baik mental maupun fisik. Usia anak SD yang berkisar
disekolah. Sebutan orang yang memiliki disiplin tinggi antara 6 12 tahun menurut Seifert dan Haffung (2007)
biasanya tertuju kepada orang yang hadir tepat waktu, memiliki tiga jenis perkembangan, yaitu:

JPJI, Volume 8, Nomor 1, April 2011 11


Cerika Rismayanthi

Perkembangan Fisik kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak


Hal tersebut mencakup pertumbuhan biologis dan kesehatan anak; (4) Orang tua harus selalu
misalnya pertumbuhan otak, otot dan tulang. Pada memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering
usia 10 tahun baik lai-laki maupun perempuan tinggi kali diderita anak, misalnya bertalian dengan
dan berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-
Namun setelah usia remaja yaitu 12 -13 tahun anak lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan
perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki- kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi,
laki, Sumantri dkk (2005); (2) Perkembangan Kognitif, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat
hal tersebut mencakup perubahan perubahan dalam dilakukan setiap hari sekalipun sederhana.
perkembangan pola fikir.
PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN
Perkembangan Kognitif
KESEHATAN (PENJASORKES)
Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan tiga
pendekatan perkembangan yaitu: Tahapan Pra Definisi Pendidikan Jasmani dari pandangan
Oprasional, Tahapan Oprasional Konkrit, Tahapan holistik ini cukup banyak mendapat dukungan dari
Oprasional Formal; para ahli Pendidikan Jasmani lainnya. Misalnya,
Siedentop (1990), mengemukakan, Pendidikan
Perkembangan Psikososial Jasmani modern yang lebih menekankan pada
Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan dan pendidikan melalui aktivitas jasmani didasarkan pada
perubahan emosi individu. Perkembangan individu anggapan bahwa jiwa dan raga merupakan satu
harus sejalan dengan perkembangan aspek lain kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan Pandangan ini memandang kehidupan sebagai
sosial. Syaodih (2007) menjelaskan tahapan totalitas.
perkembangan anak jika dipandang rangsangan fisik Wall dan Murray (1994), mengemukakan hal
yang sering diberikan maka faktor fisik anak yang serupa dari sudut pandang yang lebih spesifik, masa
berkembangan demikian juga halnya dengan faktor anak-anak adalah masa yang sangat kompleks,
kognitif dan psikososial. dimana pikiran, perasaan, dan tindakannya selalu
Karakteristik Pertumbuhan Fisik atau Jasmani berubah-ubah. Oleh karena sifat anak-anak yang selalu
pada anak usia Sekolah dasar, diantaranya: (1) dinamis pada saat mereka tumbuh dan berkembang,
Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda maka perubahan satu element sering kali
satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya mempengaruhi perubahan pada eleman lainnya. Oleh
relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang karena itulah, adalah anak secara keseluruhan yang
relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak harus kita didik, tidak hanya mendidik jasmani atau
berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang tubuhnya saja. Oleh karena itu dapatlah dikatakan
menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, (penjasorkes) pada dasarnya merupakan pendidikan
kebiasaan hidup dan lain-lain; (2) Nutrisi dan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai
kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik perkembangan individu secara menyeluruh. Namun
anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan demikian, perolehan keterampilan dan perkembangan
pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai
dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh tujuan.
makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, Melalui Pendidikan jasmani olahraga dan
perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik kesehatan, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas
akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh
anak; (3) Olahraga juga merupakan faktor penting pada karena itu tidaklah mengherankan apabila banyak
pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga yang meyakini dan mengatakan bahwa Pendidikan
atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau Jasmani merupakan bagian dari pendidikan

12 JPJI, Volume 8, Nomor 1, April 2011


Optimalisasi Pembentukan Karakter dan Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar
Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang demokratis, (6) Mengembangkan keterampilan untuk
strategis untuk mendidik. Pendidikan Jasmani menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan
Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral lingkungan, (7) Memahami konsep aktivitas jasmani
dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, serta memiliki sikap yang positif.
tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas PEMBENTUKAN KARAKTER
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang Indonesia memerlukan sumberdaya manusia
direncanakan secara sistematis dalam rangka dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai
mencapai tujuan pendidikan nasional. pendukung utama dalam pembangunan. Untuk
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan
manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai
jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bahwa pendidikan nasional berfungsi
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar mengembangkan kemampuan dan membentuk
melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat
yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
membina pertumbuhan fisik dan pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan serta bertanggung jawab.
psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan
penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental- nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang,
emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk diselenggarakan secara sistematis guna mencapai
merangsang pertumbuhan dan perkembangan tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidkan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu
Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut; berinteraksi dengan masyarakat. Bahkan orang-orang
(1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih
dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan
berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih; karakter peserta didik sangat penting untuk
(2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan ditingkatkan.
pengembangan psikis yang lebih baik; (3) Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
dasar; (4) Meletakkan landasan karakter moral yang diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
(5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan dan adat istiadat. Pendidikan karakter adalah suatu

JPJI, Volume 8, Nomor 1, April 2011 13


Cerika Rismayanthi

sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga Selama ini, pendidikan informal terutama dalam
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan
Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, aktivitas kerja orang tua yang relatif tinggi, kurangnya
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi pemahaman orang tua dalam mendidik anak di
manusia insan kamil. lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan
Pada pendidikan karakter di sekolah, semua sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa
komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi pencapaian hasil belajar peserta didik.
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas Salah satu alternatif untuk mengatasi
hubungan, penanganan atau pengelolaan mata permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas karakter terpadu, yaitu memadukan dan
atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal
prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di
dan lingkungan sekolah. Terlepas dari berbagai sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di
kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu
apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam
menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan pembentukan karakter peserta didik . Pendidikan
implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, karakter di sekolah juga sangat terkait dengan
tujuan pendidikan di SD sebenarnya dapat dicapai manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan
dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter
materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam
direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara
sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi,
sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum,
pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga
tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan
kehidupan sehari-hari. demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian media yang efektif dalam pendidikan karakter di
dan mutu pendidikan karakter, Kementerian sekolah.
Pendidikan Nasional mengembangkan grand design Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan
pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan karakter seharusnya membawa peserta didik ke
jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai
rujukan konseptual dan operasional pengembangan, secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai
pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter
jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam yang selama ini ada di sekolah dasar perlu segera
konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta
tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and perlu dikembangkannya secara lebih operasional
emotional development), Olah Pikir (intellectual sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
development), Olahraga dan Kinestetik (Physical and Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan
kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
(Affective and Creativity development). sekolah yang mengarah pada pencapaian
Pengembangan dan implementasi pendidikan pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik
karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar
design tersebut. kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter

14 JPJI, Volume 8, Nomor 1, April 2011


Optimalisasi Pembentukan Karakter dan Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar
Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

diharapkan peserta didik Sekolah Dasar mampu berlebih-lebihan. Berarti dalam sifat pengendalian diri
secara mandiri meningkatkan dan menggunakan tersebut terkandung keteraturan hidup dan kepatuhan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi akan segala peraturan. Dengan kata lain, perbuatan
serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak siswa selalu berada dalam koridor disiplin dan tata
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. tertib sekolah. Bila demikian, akan tumbuh rasa
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi kedisiplinan siswa untuk selalu mengikuti tiap-tiap
mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu peraturan yang berlaku di sekolah. Mematuhi semua
nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan peraturan yang berlaku di sekolah merupakan suatu
keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kewajiban bagi setiap siswa.
semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar Masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti
sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, bagi kemajuan sekolah (Nursisto, 2002:78). Di
karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses
mata masyarakat luas. Sasaran pendidikan karakter pembelajaran yang baik. Sebaliknya, pada sekolah
adalah seluruh Sekolah dasar di Indonesia negeri yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda.
maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi para Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah dianggap
peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan barang biasa dan untuk memperbaiki keadaan yang
pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. demikian tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja
Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya,
melaksanakan pendidikan karakter dengan baik sehingga berbagai jenis pelanggaran terhadap disiplin
dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh dan tata tertib sekolah tersebut perlu dicegah dan
untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya. ditangkal.
Melalui program ini diharapkan siswa memiliki Menyimak dan menyaksikan pemberitaan di media
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha massa dan elektronik akhir-akhir ini menggambarkan
Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi bahwa tingkat kedisiplinan siswa umumnya masih
akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki tergolong memprihatinkan. Kuantitas pelanggaran
kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan yang dilakukan oleh siswa semakin bertambah dari
budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, waktu ke waktu. Dari berbagai jenis pelanggaran tata
pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi tertib sekolah, misalnya banyaknya siswa yang bolos
budaya sekolah. Keberhasilan program pendidikan atau minggat pada waktu jam belajar, perkelahian,
karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator terlambat datang ke sekolah, malas belajar, sering
oleh peserta didik. tidak masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan guru, tidak membuat pekerjaan rumah,
KEDISIPLINAN merokok, dan lain-lain. Secara garis besar banyaknya
Siswa adalah orang yang terlibat langsung dalam pelanggaran yang dilakukan oleh siswa akan
dunia pendidikan. Dalam perkembangannya harus berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar
melalui proses belajar. Termasuk di dalamnya belajar di sekolah.
mengenal diri, belajar mengenal orang lain, dan belajar Menciptakan kedisiplinan siswa bertujuan untuk
mengenal lingkungan sekitarnya. Ini dilakukan agar mendidik siswa agar sanggup memerintahkan diri
siswa dapat mengetahui dan menempatkan posisinya sendiri. Mereka dilatih untuk dapat menguasai
di tengah-tengah masyarakat sekaligus mampu kemampuan, juga melatih siswa agar ia dapat
mengendalikan diri. Sifat pengendalian diri harus mengatur dirinya sendiri, sehingga para siswa dapat
ditumbuhkembangkan pada diri siswa. Pengendalian mengerti kelemahan atau kekurangan yang ada pada
diri di sini dimaksudkan adalah suatu kondisi di mana dirinya sendiri. Menanamkan kedisiplinan siswa
seseorang dalam perbuatannya selalu dapat merupakan tugas tenaga pengajar (guru). Untuk
menguasai diri sehingga tetap mengontrol dirinya dari menanamkan kedisiplinan siswa ini harus dimulai dari
berbagai keinginan yang terlalu meluap-luap dan dalam diri kita sendiri, barulah kita dapat

JPJI, Volume 8, Nomor 1, April 2011 15


Cerika Rismayanthi

mendisiplinkan orang lain sehingga akan tercipta menjadi isu nasional yang menarik. Isu tersebut sering
ketenangan, ketentraman, dan keharmonisan. Hal dibicarakan secara serius dalam forum diskusi atau
tersebut sesuai dengan pendapat Darmodihardjo seminar tingkat nasional oleh berbagai kalangan
(1980:12) yang mengatakan bahwa Seorang guru termasuk para pakar dan praktisi pendidikan jasmani.
tidak akan efektif mengajar apabila ia sendiri tidak Berbagai saran dan rekomendasi sering diajukan
mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa, dan dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan
seorang guru tidak akan hidup dengan norma jasmani di sekolah-sekolah termasuk perbaikan
Pancasila bila dia tidak meyakini dan menghayatinya. kurikulum, peningkatan kemampuan guru, penyediaan
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh lapangan dan fasilitasnya. Pengajaran pendidikan
berbagai faktir, antara lain faktor lingkungan, keluarga, jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari
dan sekolah. Sekolah merupakan salah satu faktor sekedar mengembangkan keterampilan olahraga.
dominan dalam membentuk dan mempengaruhi Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan
perilaku siswa. Sikap, teladan, perbuatan, dan proses sistematis yang diarahkan pada
perkataan uru yang dilihat dan di dengar serta dianggap pengembangan pribadi anak seutuhnya.
baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam Seorang guru Penjas seharusnya memiliki
hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang kemampuan dasar umum yang mencakup:
melebihi pengaruh dari orang tuanya dirumah. Sikap penguasaan dan pengorganisasi materi yang hendak
dan perilaku yang ditampilkan tersebut pada dasarnya diajarkan dan penguasaan metode penyampaian seta
merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di penilaiannya. Secara rinci karakteristik yang
sekolah. seharusnya dimiliki guru Penjasorkes sebagai berikut:
(1) memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi
MEMBANGUN KARAKTER DAN karakteristik anak tentang: pertumbuhan fisik,
KEDISIPLINAN MELALUI PENJASORKES perkembangan mental, perkembangan sosial dan
emosional sesuai dengan fase-fase pertumbuhan; (2)
Kurikulum baru (1994) yang mencakup pendidikan
mampu membangkitkan dan memberi kesempatan
jasmani bagi sekolah dasar dan menengah telah
pada anak untuk berkreatif dan aktif dalam proses
dibuat dan diputuskan. Demikian pula kurikulum baru
pembelajaran pendidikan jasmani, serta mampu
bagi program Diploma II, dimana guru-guru sekolah
menumbuhkembangkan potensi kemampuan dan
dasar yang didalamnya terdapat mata kuliah
keterampilan motorik anak; (3) mampu memberikan
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan telah
bimbingan dan pengembangan anak dalam proses
dipersiapkan sebagai penyempurnaan kurikulum
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
lama. Upaya pembaharuan kegiatan ekstra kurikuler
jasmani; (4) mampu merencanakan, melaksanakan,
yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan
mengendalikan dan menilai serta mengoreksi dalam
salah satu media yang potensial untuk pembinaan
proses pembelajaran bidang studi pendidikan jasmani
karakter dan peningkatan mutu akademik peserta
di sekolah dasar; (5) memiliki pemahaman dan
didik. Kegiatan Ekstra Kurikuler merupakan kegiatan
penguasaan keterampilan gerak; (6) memiliki
pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu
kemampuan tentang unsur-unsur kondisi fisik; (7)
pengembangan peserta didik sesuai dengan
memiliki kemampuan untuk menciptakan,
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
mengembangkan, dan memanfaatkan faktor-faktor
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
lingkungan yang ada dalam upaya mencapai tujuan
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
pendidikan jasmani; (8) Memiliki kemampuan untuk
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
mengidentifikasi potensi peserta didik dalam dunia
Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat
olahraga; (9) memiliki kemampuan untuk menyalurkan
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung
hobinya peserta didik dalam dunia olahraga; (10)
jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.
memiliki kemampuan untuk menyalurkan hobinya
Keefektifan pelaksanaan pengajaran pendidikan
dalam olahraga.
jasmani di sekolah pada beberapa tahun terakhir telah

16 JPJI, Volume 8, Nomor 1, April 2011


Optimalisasi Pembentukan Karakter dan Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar
Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

KESIMPULAN yang maksimal. Menanamkan sikap disiplin pada


siswa merupakan tugas tenaga pengajar.
Membentuk karakter merupakan proses yang
berlangsung seumur hidup. Siswa akan tumbuh
menjadi pribadi yang berkarakter jika siswa tumbuh DAFTAR PUSTAKA
pada lingkungan yang berkarakter pula. Untuk itu, Hamzah. (2007). Profesi kependidikan. Jakarta: Bumi
siswa melihat tiga pihak yang mempunyai peran aksara
penting, yakni, keluarga, sekolah, dan komunitas. Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini.
Dalam pembentukan karakter, ada tiga hal yang Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
berlangsung secara terintegrasi, yaitu: siswa mengerti Johanes Hartono. 2000. Peningkatan Pertumbuhan
baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus dan Perkembangan Anak melalui Aktivitas
jasmani.
diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang
baik. Kemudian, mempunyai kecintaan terhadap Kemendiknas. 2010. Olahraga Pendidikan di Sekolah
Dasar Menuju Olahraga Prestasi. Jakarta: Dit.
kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan
Pembinaan TK dan SD.
ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat
Mochtar Buchori (2007). http://
kebajikan. Siswa mampu melakukan kebajikan, dan
baliteacher.blogspot.com/2010/02/karakteristik-
terbiasa melakukannya.
anak-sd.html. Diposkan oleh Teacher Creative
Karakter yang penting ditanamkan pada siswa Corner di Kamis, Februari 11, 2010.
sekolah dasar. Siswa dapat memulainya dari cinta
Nursisto, 2002:78 dalam http://
Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/kedisiplinan-
jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran; siswa-di-sekolah/
hormat dan santun; kasi sayang, kepedulian, dan kerja Siedentop (1990), dalam http://
sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang massofa.wordpress.com/2008/01/25/karakteristik-
menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baik dan anak-usia-sekolah-dasar/
rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan. Seifert dan Haffung (2007). Dalam http://
Karakter baik ini harus dipelihara Perilaku siswa k h a d i j a h 2 s b y. c o m / g o r e s a n - p e n a - s d / 7 6 -
terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara memahami-karakteristis-siswa-sd-dalam-
lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak pembelajaran.html
dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu Sumantri dkk (2005). Dalam http://
faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi beranda.blogsome.com/2008/02/07/membangun-
karakter-anak/
perilaku seswa.
Guru pendidikan jasmani selaku memberikan Undang-undang Republik Indonesia No2 tahun 1989
motivasi kepada siswanya agar tidak mudah menyerah tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal
4.
dan selalu berusaha dengan keras. Berusaha selalu
menghargai waktu, karena kehilangan waktu Wall dan Murray (1994) dalam http:// detiknews.com/
menangkal pelanggaran disiplin dan tata tertib
sedikitpun akan banyak keberhasilan yang tertunda.
sekolah; antara hukuman dan disiplin sekolah/Vera
Begitu pula dengan kegiatan olahraga yang Farah Bararh/.
menamkan sikap disiplin untuk membuahkan hasil

JPJI, Volume 8, Nomor 1, April 2011 17

Das könnte Ihnen auch gefallen