Sie sind auf Seite 1von 5

e-journal keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN ARTRITIS REUMATOID


DI PUSKESMAS KAMPUNG BARU KECAMATAN LUWUK
KABUPATEN BANGGAI

Restu Gloria Putri Tedampa


Mulyadi
Yolanda B Bataha

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
E-mail : restugptedampa@yahoo.com

Abstract: Body Mass Index (BMI) is a tool or a simple way to monitor the nutritional status of adults,
especially those relating to the deficiency and overweight. Rheumatoid arthritis is an inflammatory
disorder of unknown cause that usually the synovial joints. The purpose of this study to analyze the
relationship of body mass index (BMI) with rheumatoid arthritis in Kampung Baru sub-district
Puskesmas Luwuk Banggai. The method used is observational analytic with cross sectional design.
The sampling technique in this research is sampling saturated with the number of 61 samples. The
data collection was conducted using questionnaires and observation sheets. The results based on chi-
square test with a significance level of 95% ( 0.05) obtained by value p = 0,010 which is smaller
than (0.05) with Ho rejected and Ha accepted. The Conclusion there is a relationship of body mass
index (BMI) with rheumatoid arthritis in Kampung Baru sub-district Puskesmas Luwuk Banggai. The
Recommendations provide information on the impact of body mass index is not ideal for people with
rheumatoid arthritis in Kampung Baru sub-district Puskesmas Luwuk Banggai. Especially regarding
diet and activity patterns of patients with rheumatoid arthritis in order to maintain appropriate
weight by height in order to remain in the category of normal body mass index.
Key Word: Body Mass Index (BMI), Rheumatoid Arthritis

Abstrak: Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
dan kelebihan berat badan. Artritis rheumatoid adalah gangguan inflamasi yang tidak diketahui
penyebabnya yang biasanya mengenai sendi sinovial. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa
hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan artritis reumatoid di Puskesmas Kampung Baru
Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasional
analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu
sampling jenuh dengan jumlah 61 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian berdasarkan uji chi-square dengan tingkat
kemaknaan 95% ( 0,05) diperoleh nilai p = 0,010 yakni lebih kecil dibandingkan (0,05) dengan
Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan terdapat hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan
artritis reumatoid di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai. Saran
memberikan informasi tentang dampak indeks massa tubuh yang tidak ideal bagi penderita penyakit
artritis reumatoid di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai. Khususnya
mengenai pola makan dan pola aktivitas agar pasien artritis reumatoid dapat menjaga berat badan
yang sesuai dengan tinggi badan agar tetap dalam kategori indeks massa tubuh yang normal.
Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh (IMT), Artritis Reumatoid.

PENDAHULUAN
Penyakit rematik yang sering persendian pada laki-laki maupun wanita
disebut artritis (radang sendi) dan dengan segala usia (Smeltzer & Bare,
dianggap sebagai satu keadaan 2002).
sebenarnya terdiri atas lebih dari 100 tipe Artritis atau biasa disebut rematik
kelainan yang berbeda. Penyakit ini adalah penyakit yang menyerang
terutama mengenai otot-otot skelet, persendian dan struktur di sekitarnya.
tulang, ligamentum, tendon dan Masyarakat pada umumnya menganggap

1
e-journal keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

rematik adalah penyakit sepele karena data yang dikumpulkan, seberapa besar
tidak menimbulkan kematian padahal jika hubungan antar variabel yang ada,
tidak segera ditangani rematik bisa dengan menggunakan rancangan Cross
membuat anggota tubuh berfungsi tidak Sectional yaitu variabel sebab atau resiko
normal mulai dari benjol-benjol, sendi dan akibat atau kasus yang terjadi pada
kaku, sulit berjalan, bahkan kecacatan objek penelitian diukur atau dikumpulkan
seumur hidup. Rasa sakit yang timbul secara simultan, satu kali saja dalam satu
bisa sangat mengganggu dan membatasi waktu (dalam waktu yang bersamaan)
aktivitas kegiatan sehari-hari (Setiadi, 2013). Penelitian ini telah
(Nainggolan, 2009). dilakukan di Puskesmas Kampung Baru
Mengukur lemak tubuh secara Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai.
langsung sangat sulit dan sebagai Populasi dalam penelitian ini adalah
pengukur pengganti digunakan Body semua penderita Artritis Reumatoid yang
Mass Index (BMI) atau Indeks Massa melakukan pemeriksaan di Puskesmas
Tubuh (IMT) untuk mengidentifikasi Kampung Baru Kecamatan Luwuk
berat badan lebih dan obesitas pada orang Kabupaten Banggai. Jumlah pasien
dewasa. Indeks Massa Tubuh (IMT) artritis reumatoid adalah 61 pasien.
adalah alat ukur paling umum yang Sampel pada penelitian ini menggunakan
digunakan untuk mengidentifikasi status penentuan secara umum yaitu jika besar
berat badan pada anak, remaja, dan populasi 1000, maka sampel bisa
dewasa (Sarah, 2013). diambil 20-30%.
Survei pendahuluan yang Instrumen dalam penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Kampung Baru yang digunakan sebagai pengumpulan
Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai data berupa identitas responden,
pada tanggal 01 Desember 2015 penyakit timbangan berat badan, centimeter, rekam
artritis reumatoid berada pada urutan ke 3 medik pasien/hasil laboratorium, lembar
dari 10 penyakit yang sering dijumpai di hasil pengukuran, lembar kuesioner.
Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Pengolahan data yang diperoleh dari hasil
Luwuk Kabupaten Banggai dan penelitian ini diolah secara manual
didapatkan data pasien artritis dengan mengelompokkan hasil dari
rheumatoid yang berkunjung di lembar kuesioner yang dibagikan dan
Puskesmas Kampung Baru selama bulan selanjutnya dilakukan analisis
November adalah 203 pasien. Pada saat menggunakan program pengolah uji
ditempat penelitian ditemukan 3 pasien statistik. Setelah itu diolah menggunakan
dengan diagnosis artritis reumatoid, 2 sistem komputerisasi, tahapan-tahapan
diantaranya memiliki berat badan 80 kg tersebut yaitu Editing, Coding, Entry,
dengan tinggi badan 170 cm didapatkan Data dan Cleaning.
hasil perhitungan IMT yaitu 27,6 dan Analisa unvariat adalah analisa
berat badan 80 kg dengan tinggi badan yang bertujuan untuk menjelaskan atau
165 cm didapatkan hasil perhitungan mendeskripsikan karakteristik setiap
IMT yaitu 29,4, dengan demikian 2 variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).
pasien tersebut di ketegorikan dalam Analisa univariat dimaksudkan untuk
ambang batas IMT overweight (gemuk). mengetahui distribusi varibael yang
diamati seperti melihat umur, jenis
METODE PENELITIAN kelamin, pekerjaan, gambaran Indeks
Jenis penelitian ini adalah penelitian Massa Tubuh (IMT) dengan artritis
observasional analitik, dimana peneliti reumatoid. Variabel Independen dalam
mencoba mencari hubungan terhadap penelitian ini adalah Indeks Massa Tubuh

2
e-journal keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

(IMT) dan Variabel Dependen dalam responden dengan presentase 57,4 %


penelitian ini adalah Artritis Reumatoid. dibandingkan laki-laki yakni 26
Analisa Bivariat dilakukan terhadap dua responden dengan presentase 42,6 %.
variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisa Tabel 3. Distribusi responden
data dilakukan untuk melihat hubungan berdasarkan pekerjaan
variabel independen dan variabel Pekerjaan n %
dependen dengan menggunakan uji pensiunan 9 14,8
statistik yang digunakan dalam penelitian PNS 15 24,6
ini adalah uji Chi-Square dengan kriteria wiraswasta 20 32,8
pengujian adalah Ho diterima jika nilai IRT 17 27,9
< 0,05 dan Ho ditolak jika nilai 0,05 Total 61 100,0
dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisa Sumber: data primer 2016
data menggunakan bantuan komputer.
Berdasarkan data pada tabel diatas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Distribusi responden menunjukan bahwa pekerjaan responden
berdasarkan umur yang terbanyak yakni wiraswasta 20
responden dengan presentase 32,8 %
Usia n %
sedangkan pekerjaan paling sedikit
< 46 tahun 16 26,2
adalah pensiunan 9 responden dengan
46-50 tahun 9 14,8
presentase 14,8 %.
51-55 tahun 14 23,0
56-60 tahun 4 6,5 Tabel 4. Distribusi responden
> 60 tahun 18 29,5 berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Total 61 100,0 Indeks Massa Tubuh n %
Sumber: data primer 2016 (IMT)
Kurus 0 0
Berdasarkan data pada tabel diatas Gemuk 31 50,8
menunjukan bahwa kelompok usia Normal 30 49,2
responden yang terbanyak yakni rentang Total 61 100,0
usia dari > 60 tahun yakni berjumlah 18
Sumber: data primer 2016
responden dengan presentase 29,5 %
sedangkan kelompok umur paling sedikit Berdasarkan data pada tabel diatas
adalah rentang usia dari 56 - 60 tahun dapat dilihat bahwa lebih banyak
yakni 4 responden dengan presentase 6,5 responden yang berada pada kategori
%. gemuk yakni berjumlah 31 responden
Tabel 2. Distribusi responden dengan presentase 50,8 % dibandingkan
berdasarkan jenis kelamin responden yang berada pada kategori
normal yakni berjumlah 30 responden
Jenis Kelamin N % dengan presentase 49,2 %.
Laki-laki 26 42,6
Perempuan 35 57,4 Tabel 4. Distribusi responden
Total 61 100,0 berdasarkan Artritis Reumatoid
Sumber: data primer 2016 Artritis Reumatoid n %
Kekambuhan 30 49,2
Berdasarkan data pada table diatas Baru menderita 31 50,8
dapat dilihat bahwa lebih banyak Total 61 100,0
responden perempuan yakni berjumlah 35
Sumber: data primer 2016

3
e-journal keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

Berdasarkan data pada tabel diatas SIMPULAN


dapat dilihat bahwa lebih banyak Indeks Massa Tubuh (IMT) pada
responden yang baru menderita yakni penderita artritis reumatoid di Puskesmas
berjumlah 31 responden dengan Kampung Baru Kecamatan Luwuk
presentase 50,8 % dibandingkan Kabupaten Banggai didapatkan kategori
responden yang mengalami kekambuhan gemuk dan kurus tidak jauh berbeda
yakni berjumlah 30 responden dengan namun kategori gemuk yang lebih sedikit
presentase 49,2 %. banyak dibandingkan responden yang
masuk dalam kategori Indeks Massa
Tabel 5. Hasil analisis Hubungan Indeks Tubuh (IMT) normal.
Massa Tubuh (IMT) dengan Artritis Penderita artritis reumatoid di
Reumatoid di Puskesmas Kampung Baru Puskesmas Kampung Baru Kecamatan
Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai Luwuk Kabupaten Banggai didapatkan
IMT AR total p
pasien yang baru pertama kali didiagnosa
Kekambuh Baru
medik menderita artritis reumatoid dan
-an menderita pasien lama yang mengalami
n % n % N % 0,0
15
kekambuhan artritis reumatoid tidak jauh
gemuk 10 16,4 21 34,4 30 50,8 berbeda namun kategori pasien yang baru
normal 20 32,8 10 16,4 31 49,2 didiagnosa menderita artritis reumatoid
total 30 49,2 31 50,8 61 100 yang lebih sedikit banyak dibandingkan
pasien artritis reumatoid yang mengalami
Sumber: data primer 2016 kekambuhan.
Ada hubungan antara Indeks Massa
Hasil analisis data pada tabel Tubuh (IMT) dengan artritis reumatoid di
diatas menunjukan dari 61 responden, Puskesmas Kampung Baru Kecamatan
bahwa responden dengan Indeks Massa Luwuk Kabupaten Banggai.
Tubuh (IMT) gemuk dan yang
mengalami kekambuhan atas artritis DAFTAR PUSTAKA
reumatoid berjumlah 10 responden Adellia, S. (2011). Libas Rematik dan
(16,4%), sedangkan responden dengan Nyeri Otot dari Hidup
indeks massa tubuh gemuk dan yang baru Anda.Cetakan 1. Brilliant
menderita berjumlah 21 responden Books: Yogyakarta
(34,4%). Sementara responden dengan Afriyanti, Fajriah Nur. (2009). Skripsi:
Indeks Massa Tubuh (IMT) normal dan Tingkat Pengetahuan Lansia
yang mengalami kekambuhan atas artritis Tentang Penyakit Rheumatoid
reumatoid berjumlah 20 responden Arthtritis di Panti Sosial Tresna
(32,8%), sedangkan responden dengan Werdha (PSTW) Budi Mulia 1
Indeks Massa Tubuh (IMT) normal dan Cipayung Jakarta. Jakarta: UIN.
yang baru menderita berjumlah 10 Diakses tanggal 14 November
responden (16,4%). Berdasarkan hasil uji 2015
statistik menggunakan Chi-Square, Andi Ahdaniar, Hasanuddin, H. Indar.
diperoleh nilai p value = 0,015. Nilai p (2014). Jurnal: faktor yang
ini lebih kecil dari nilai (= 0,05) maka berhubungan dengan kejadian
Ho ditolak. Hal tersebut menunjukan penyakit Rematik pada lansia di
bahwa ada hubungan antara Indeks wilayah puskesmas kassi-kassi
Massa Tubuh (IMT) dengan Artritis kota Makassar. Makassar:
Reumatoid di Puskesmas Kampung Baru STIKES Nani Hasanuddin
Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai.

4
e-journal keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

Makassar. Diakses tanggal 28 Goni, Anastasya. (2013). Jurnal:


juni 2016 Hubungan Pengetahuan dan
Bambang, Setiyohadi. 2003. Osteoartritis Sikap Ibu Hamil dengan Status
Selayang Pandang. Temu Ilmiah Gizi selama Kehamilan di
Reumatologi 2003. Puskesmas Bahu Kota Manado.
Dharmawirya, M (2000). Efek Akupuntur Manado: PSIK FK UNSRAT
pada Osteoartritis Lutut. Cermin (http://ejournal.unsrat.ac.id/inde
Dunia Kedokteran. x.php/jkp/article/view/2161/171
(http://www.kalbe.co.id/files/cdk 9) Diakses pada tanggal 30 Juni
/files/16EfekAkupunkturpadaOst 2016
eoartris Nainggolan Olwin. (2009). Jurnal:
Lutut129.pdf/16EfekAkupunktur Prevalensi dan Determinan
padaOsteoartritisLutut129) Penyakit Rematik di Indonesia,
Diakses pada tanggal 25 artikel penelitian Puslitbang
november 2015 Biomedis dan Farmasi Badan
Dien, NG. (2014). Jurnal: Hubungan Penelitian dan Pengembangan
Indeks Massa Tubuh (IMT) Kesehatan Departemen
dengan Tekanan Darah pada Kesehatan.
penderita hipertensi di poliklinik (http://indonesia.digitaljournal.or
Hipertensi dan nefrologi blu rsup g/index.php/idnmed/article/dow
prof. Dr. R. D. Kandou manado. nload/894/894). Diakses pada
Manado: PSIK FK UNSRAT. tanggal 06 November 2015
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
php/jkp/article/view/5168) Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Diakses pasa tanggal 30 juni 2016 Rineka Cipta.
Dipiro, Joseph T., Talbert, Robert L.,et Sarah Aina. (2013). Jurnal: Hubungan
al. (2008). The seventh edition Indeks Massa Tubuh dengan
of the benchmark evidence- Tekanan Darah anak di Sekolah
based pharmacotherapy. USA: Dasar Negri 064979 Medan.
McGraw-Hill Companies Inc. Medan: FK USU.
Doenges E. Marilynn, Moorhouse F. (http://jurnal.usu.ac.id/index.php
Mary, Geissler C. Alice. (2012). /ejurnalfk/article/view/1292/679)
Rencana Asuhan Keperawatan .Diakses pada tanggal 19
Pedoman untuk Perencanaan November 2015
dan Pendokumentasian Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
Perawatan Pasien. Jakarta: Penulisan Riset Keperawatan.
Penerbit Buku Kedokteran Edisi 2. Yogyakarta: Graha
EGC. Ilmu.
Gibney J. Michael, Margetts M. Barie, Smeltzer, C. Suzanne, Bare, G. Brenda.
Kearney M. John. (2009). Gizi (2002). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Medical Bedah, vol 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran Penerbit Buku Kedokteran
EGC. EGC.

Das könnte Ihnen auch gefallen