Sie sind auf Seite 1von 5

Bionature Vol.

12 (2): Hlm: 82 - 86, Oktober 2011


nalisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi Roti Pada Tepung umbi Gadung
ISSN: 1411-4720 82

Analisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi Roti Pada Tepung umbi Gadung
(Dioscorea hispida Dennst) terhadap kadar etanol
(The Analysis Level of Ethanol as result of Fermentation Yeast of Breads on
The Gadung Tuber Starch
(Dioscorea hispida Dennst) toward Levels of Ethanol)

Hartono1 dan Halifah Pagarra2


1,2
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar

Abstract

The research aims to know the long influence of fermentation with bread yeast in
Dioscorea hispida flavor to ethanol production. This experiment research was doing in
Balai Besar Labolatorium Departemen Kesehatan RI (BBLDKRI), Makassar. The sample
of the research was 250 g in every sample of Dioscorea hispida flavor. It had done by
chemical by use HCl which boiling in 120C. This research used 4 M HCl which repeat in
3 times. The result of hydrolysis was 48 hours, 96 hours, and 144 hours. This research used
free variable that is the long time of fermentation and variable that was the ethanol value of
Dioscorea hispida that had fermented. This research used random complete planning and
picnometer was used to know the ethanol value and match it at the kind of the weight table.
The result of data analysis showed that the ethanol value in Dioscorea hispida flavor which
fermented is 0.0% control); 0.5% (48 hours); 1.1% (96 hours), and 3.6 % (144 hours). The
result of this research showed that there was the long influence of the fermentation to the
ethanol value in Dioscorea hispida flavor fermentation and after doing the inferential
technique analysis and between control and treatment proved that the last fermentation is
obvious different with the ethanol value. So, can be concluded that longer time that used in
fermentation (144 Hours), higher the ethanol value (3.6 %) in the (Dioscorea hispida).

Key words: Creeping, Gadung Tuber (Dioscorea hispida Dennst.), Duration of


Fermentation, Ethanol.

A. Pendahuluan

Gadung (Dioscorea hispida) tergo- pula dijadikan arak (difermentasi) sehingga


long tanaman umbi-umbian yang cukup di Malaysia dikenal pula sebagai ubi arak,
populer walaupun kurang mendapat perha- selain taring pelandok (Anonim, 2009).
tian. Gadung menghasilkan umbi yang Gadung mempunyai banyak nama
dapat dimakan, namun mengandung racun daerah. Misalnya bitule, bunga meraya
yang dapat mengakibatkan pusing dan (Manado); gadung ribo (Sumatera Barat);
muntah apabila kurang benar pengolahan- gadung (Sunda dan Jawa); ghadhung
nya. Produk gadung yang paling dikenal (Madura); ondot in lawanan, pitur
adalah dalam bentuk keripik meskipun (Minahasa); siapa (Bugis); sikapa
rebusan gadung juga dapat dimakan. (Makasar); hayule, hayuru (Ambon), dan
Tanaman gadung bisa dipanen setelah usia sebagainya (Purwantisari,S, 2004).
6-12 bulan, hal ini ditandai dengan Etanol diperoleh dari bahan baku
pertumbuhan daun mulai berkurang, warna berupa pati. Oleh karena itu tahap yang
daun mulai menguning, dan banyak daun penting adalah proses hidrolisis yaitu
rontok (Sutomo, 2008). Umbinya dapat perubahan pati menjadi glukosa dengan
nalisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi Roti Pada Tepung umbi Gadung 83

menggunakan HCl (Asam klorida dan untuk mencuci woll, mencuci rambut yang
selanjutnya dilakukan proses fermentasi sekaligus dapat membunuh kutu-kutu
yaitu proses penguraian glukosa menjadi rambut (Lingga dkk, 1986).
etanol dengan menggunakan ragi yang Berdasarkan uraian di atas, maka
bahan aktif ragi roti adalah khamir sangat potensial dilakukan penelitian
(Saccaromyces cerevisiae) dan ragi roti tentang analisis kadar etanol hasil
menghasilkan enzim-enzim diastase, fermentasi ragi roti pada umbi gadung
zymase yang mampu mengurai glukosa (Dioscorea hispida Dennst) dengan
menjadi etanol. maksud untuk mengetahui kadar etanol
Secara fisiologi, ragi roti yang dihasilkan pada umbi gadung dengan
menghasilkan fermen atau enzim yang menggunakan ragi roti.
dapat mengubah substrak menjadi bahan
lain dengan menggunakan energi. Kata ragi B. Metode Penelitian
dipakai untuk menyebutkan adonan atau
ramuan yang di gunakan dalam pembuatan Penelitian ini merupakan penelitian
berbagai makanan dan minuman seperti eksprimen dengan memberikan perlakuan
roti, anggur, bir dan lain-lain. pada variabel bebas kemudian mengukur
Bahan aktif ragi roti adalah khamir pengaruhnya terhadap variabel terikat.
Saccharomyces cereviseae yang dapat Penelitian ini menggunakan Ranca-
memfermentasi gula menjadi etanol. Ragi ngan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
roti mudah dibeli di toko-toko bahan-bahan dari 3 kelompok perlakuan dan satu kontrol
kue atau di supermarket (Anonim, 2009). berdasarkan lama fermentasi, yang diulang
Khamir yang umum digunakan sebanyak 3x, dengan demikian jumlah
dalam fermentasi adalah Saccharomyces keseluruhan unit percobaan dalam
sp. Khamir ini akan mengubah gula Penelitian ini adalah 4x3=12 unit
menjadi alkohol dan CO2. Dalam peromba- percobaan perlakuan. Berikut adalah
kan ini diperlukan pula nutrien yang men- Perlakuan yang akan dilakukan:
dukung pertumbuhan khamir (Anonim,
2009). 1. N0 : Tepung umbi gadung tanpa
Mikroorganisme yang terdapat di terfermentasi
dalam ragi roti adalah khamir 2. N1 : Tepung umbi gadung
Saccharomyces cerevisiae sedangkan mik- terfermentasi ragi roti
roorganisme yang terdapat di dalam ragi selama 48 jam
tape adalah khamir Saccharomyces 3. N2 : Tepung umbi gadung
cerevisiae dan Candida utilis (Anonim, terfermentasi ragi roti
2009). selama 96 jam
Umbi gadung dijadikan sebagai 4. N3 : Tepung umbi gadung
sampel dalam penelitian ini disebabkan terfermentasi ragi roti selama
karena umbi gadung kurang dikomsumsi 144 jam.
oleh masyarakat sehingga diolah dalam
bentuk etanol. Untuk menyeragamkan persepsi, maka
Kandungan kimiawi gadung secara operasional variabel-variabel yang
berupa alkaloid, dioskorina, diosgenia, di amati dalam penelitian didefinisikan
saponin, furanoid, norditerpena, zat pati, sebagai berikut :
dan tannin.Beberapa senyawa metabolit 1. Lama fermentasi adalah waktu
yang dapat dimanfaatkan misalnya pemeraman dengan penambahan ragi
kandungan zat samak dengan kadar 6,4 % roti pada tepung umbi gadung untuk
yang dimanfaatkan untuk mewarnai menghasilkan etanol, dalam penelitian
pakaian, benang pancigan, net dan layar ini digunakan lama fermentasi 48 jam,
perahu sehingga menjadi cokelat. 96 jam, dan 144 jam.
Kandungan saponinnya dimanfaatkan
nalisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi Roti Pada Tepung umbi Gadung 84

2. Kadar etanol adalah banyaknya etanol Tabel 1. Data hasil analisis kadar etanol
yang dihasilkan dari hasil fermentasi pada tepung umbi gadung
setiap 250 g sampel.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Perlakuan Kadar Etanol
April sampai dengan bulan September Lama (% b/b) Rerata
2011, di Laboratorium Biologi FMIPA Fermentasi Ulangan (% b/b)
UNM dan Balai Besar Laboratorium (Hari) I II III
Depertemen Kesehatan RI. Makassar.
N0 (kontrol) 0,0 0,0 0,0 0,0 a
Data diperoleh dengan cara melakukan
eksperimen yang meliputi: persiapan alat N1 (48 jam) 0,5 0,5 0,5 0,5b
dan sterilisasi alat, pembuatan tepung umbi N2 (96 jam) 1,1 1,1 1,1 1,1 c
gadung dihidrolisis kemudian difermentasi. N3 (144 jam) 3,8 3,8 3,2 3,6d
Selanjutnya dilakukan analisis kadar etanol Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf
terlarut pada tepung umbi gadung yang sama pada kolom yang sama berarti
terfermentasi secara tes kualitatif etanol berbeda sangat nyata (BNT = 0,05).
dan tes kuantitatif etanol.
Data yang diperoleh dianalisa dengan Hasil analisis sidik ragam pada
teknik statistik inferensial. Untuk menguji tepung umbi gadung dengan lama
hipotesis di gunakan uji F pada taraf fermentasi 48, 96, dan 144 jam
signifikan = 0.05. kriteria pengujinya menunjukkan bahwa nilai F hitung =
adalah jika Fhitung Ftabel maka Ho 61,28. Nilai F tabel 5% = 4,07 dan nilai F
ditolak artinya ada pengaruh yang tabel 1% = 7,59. karena nilai F hitung
signifikan, jika Fhitung Ftabel maka Ho lebih besar dari nilai F tabel 5% dan 1%,
diterima berarti tidak ada pengaruh yang artinya perlakuan memberikan hasil yang
signifikan. berbeda sangat nyata terhadap kadar etanol
Apabila uji F memberikan hasil yang tepung umbi gadung. Kadar etanol pada
nyata akan dilanjutkan dengan uji tepung umbi gadung mengalami
perbandingan antara kelompok dengan peningkatan di semua perlakuan.
menggunakan uji beda nyata terkecil Hasil uji Beda Nyata Terkecil
(BNT). (BNT = 0,05) menunjukkan bahwa
pengaruh perlakuan dengan lama
C. Hasil dan Pembahasan fermentasi berbeda sangat nyata dengan
semua perlakuan yang lain.
Umbi gadung yang mengandung Hubungan antara perlakuan lama
82% karbohidrat dapat menghasilkan fermentasi dengan kadar etanol pada
etanol jika difermentasi. Hasil penelitian tepung umbi gadung terfermentasi dapat
terhadap kadar etanol tepung umbi gadung dilihat pada gambar 1:
yang difermentasi selama 48 jam (N1), 96
jam (N2), dan 144 jam (N3) oleh ragi roti
dapat dilihat pada tabel 1.
nalisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi Roti Pada Tepung umbi Gadung 85

oleh ragi roti akan terhambat dan kadar


4
etanol yang dihasilkan pun akan berkurang
Rerata kadar etanol total
3 sebaliknya apabila substrat habis maka
aktifitas mikroba akan terhenti dan kadar
(% b/b) 2
etanol yang dihasilkan terhenti pula atau
1 tidak ada. Terlihat dari data menunjukkan
adanya peningkatan kadar etanol dengan
0
1 51 101 151 201
lama fermentasi, hal ini berdasarkan dari
hasil Penelitian terdahulu yaitu Maryam,
Lama Fermentasi (jam)
Andi (2009) dengan ragi tape dengan lama
fermentasi 72 jam menunjukkan kadar
Gambar 1. Grafik hubungan antara lama glukosa tertinggi sebesar 91,484 ppm dan
fermentasi dan rata-rata kadar kadar glukosa teredah terdapat pada lama
etanol pada tepung umbi fermentasi 24 jam yaitu sebesar 44,473
gadung ppm apabila kadar glukosa yang
dihasilkan itu tinggi maka kadar etanol
Berdasarkan hasil penelitian ini yang dihasilkan pun akan semakin banyak
mengungkapkan bahwa lama fermentasi dan lama fermentasi juga mempengaruhi
berbeda, memperlihatkan perbedaan kadar kadar etanol yang dihasilkan. Hal ini
etanol pada fermentasi tepung umbi disebabkan karena pada mikroorganisme
gadung. Kadar rata-rata etanol tertinggi memiliki fase pertumbuhan yaitu pada
tercapai pada lama fermentasi 144 jam, kontrol merupakan fasa lag, dimana pada
karena salah satu faktor pada fermentasi waktu tersebut mikroorganisme masih me-
tersebut terjadi proses hidrolisis secara nyesuaikan diri dengan medium pertum-
maksimum artinya asam klorida (HCl) buhan yang baru sehingga sedikit enzim
akan memecah pati secara sempurna amilase yang dihasilkan dan kadar etanol
sehingga pada fermentasi dihasilkan kadar yang dihasilkan pula sedikit. Selanjutnya
etanol tertinggi. Hasil hidrolisis yang pada lama fermentasi 144 jam terjadi
didapatkan dari tepung menghasilkan gula peningkatan yang besar, pada waktu ini
pereduksi yang dapat digunakan sebagai pertumbuhan memasuki fase eksponensial,
substrat fermentasi. Terbentuknya gula sehingga jumlah mikroorganisme yang
pereduksi adalah akibat pengaruh panas. dihasilkan meningkat sangat banyak dan
Dalam suspensi dingin polisakarida tidak aktivitas amilase yang dihasilkan
terhidrolisis, tetapi setelah di panaskan meningkat sehingga kadar etanol yang
tepung umbi gadung menjadi menggelem- dihasilkan juga meningkat. Rendahnya
bung dan mudah pecah (Lehninger, 1991). kadar etanol yang dihasilkan disebabkan
Hal ini berdasarkan hasil Penelitian juga pada proses hidrolisis, dimana
terdahulu yaitu Penelitian Asdar, Andi hidrolisis pati dengan menggunakan
(2009) menunjukkan bahwa konsentrasi asammemiliki proses yang sederhana,
asam (HCl) 4 M berpengaruh terhadap namun memerlukan peralatan yang rumit
kadar etanol pada tepung sagu (Metroxylon (tahan panas, tekanan tinggi). Berbeda
sagu). dengan hidrolisis enzimatis, selain kondisi
Hasil pengukuran kadar etanol rata- proses yang tidak ekstrim, pemakaian
rata tepung umbi gadung yang diperoleh enzim dapat menghasilkan rendeman dan
dari hasil fermentasi 48jam, 96 jam, dan mutu larutan glukosa yang lebih tinggi
144 jam, dengan ragi roti berkisar antara dibandingkan hidrolisis secara asam.
0,5% - 3,6%. Substrat sangat berpengaruh Berdasarkan data tersebut terlihat
terhadap kadar etanol yang dihasilkan bahwa secara deskriptif terlihat adanya
karena apabila konsentrasi subsrat berku- perbedaan kadar etanol pada fermentasi
rang maka aktifitas kerja mikroba yaitu tepung umbi gadung. Hasil analisis
Saccharomyces cerevisiae yang dihasilkan tersebut juga memperlihatkan bahwa perla-
nalisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi Roti Pada Tepung umbi Gadung 86

kuan dengan lama fermentasi 48 jam mem- Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
perlihatkan kadar etanol lebih rendah yaitu 2009. Teknologi Budidaya Gadung.
0,5%, sedangkan perlakuan dengan lama http://www.tanpandeptan.com.htm.
fermentasi 144 jam memperlihatkan kadar Diakses tanggal 16 Januari 2009.
etanol lebih tinggi yaitu 3,6%.
Dwiari Sri Rini, Danik Dania, Asadayanti,
D. Kesimpulan Nurhayati, Mira Sofyaningsih,
Sandi Frida A.R. Yudhanti, Ida
1. Ada pengaruh lama fermentasi Bagus Ketut, Widnyana Yoga.
terhadap kadar etanol hasil fermentasi 2008. Teknologi Pangan. Pusat
ragi roti pada tepung umbi gadung. Perbukuan, Departemen
2. Lama fermentasi yang terbaik adalah Pendidikan Nasional. Jakarta.
144 jam dengan melihat kadar etanol
yang dihasilkan. Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar
3. Kadar etanol dari lama fermentasi Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
terbaik (144 Jam) adalah 3,6%.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan.
E. Daftar Pustaka PT. Jakarta: Gramedia Pustakan
Utama.
Anonim. 2009a. Keripik Sanjai Balado,
Makanan Ringan Berkalori Tinggi Gaman dan Sherrington. 1992. Ilmu
http://www.kompas.com/kesehatan/ Pangan Pengantar Ilmu Nutrisi dan
news/senior/gizi/0407/16/gizi-261- Mikrobiologi. Yogyakarta: Gadjah
box.jpg. Diakses tanggal 18 Januari Mada University press.
2009.
Hanafiah, K. A. 2005. Rancangan
Anonim. 2009b. Gadung. http://digilib.unej Percobaan Edisi III. Universitas
.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-grey- Sriwijaya Palembang. Jakarta:
2008- kendrayuni-2397 &node Penerbit RajaGrafindo Persada.
=110&start=31&PHPSESSID.
Diakses tanggal 16 Januari 2009. Lingga, P. Sarwono, B. Rahardi, F.
Rahardja, D. Afriastini, J. J.
Anshory, L. 1984. Penuntun Pelajaran Apradji, W. 1986. Bertanam Ubi-
Kimia. Jilid II. Bandung: Ganeca Ubian. Jakarta : Penerbit Swadaya.
Exact Bandung.
Purwantisari, S. 2007. Gadung Solusi
Asdar, A. 2009. Pengaruh Konsentrasi Sumber Pangan Berkarbohidrat.
HCl Terhadap Kadar Etanol Pada http://www.wawasandigital.com/in
Fermentasi Tepung Sagu dex.php?option=com_content&task
(Metroxylon sagu). Makassar: =view&id=14475&Itemid=59.
Skripsi FMIPA UNM. Diakses tanggal 16 Januari 2009.

Birsyam, 2004. Botani Tumbuhan Rendah Rahman. 1994. Teknologi Fermentasi.


Biologi. Bandung: FMIPA ITB. Jakarta: Arcan.
Departemen Teknik Kimia ITB, 2006,
Panduan Pelaksanaan Retno, Endah, dkk. 2009. Bioetanol Fuel
Laboratorium Instrksional I/II, Grade Dari Tepung Talas
Bandung: ITB Pers. (Colocasia Esculenta). Bandung:
ITB Pers.

Das könnte Ihnen auch gefallen