Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kelompok : B IV
Arni Praditasari
260110150157
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
I. TUJUAN
Mengidentifikasi ion-ion kation pada suatu larutan menggunakan analisis
kualitatif.
II. PRINSIP
1. Kation
Kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai
untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen
sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia
ini membentuk endapan atau tidak (Svehla, 1985).
2. Kelarutan
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam
sejumlah pelarut atau larutan pada suhu tertentu (Dasatrio dan Melati,
2014)
3. Asam-Basa
Asam sebagai zat yang mengion dalam air menghasilkan ion H+ dan basa
sebagai zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH-(Chang, 2003)
4. Uji nyala
5. Pemanasan
III. REAKSI
1. Prosedur 1.1 dan 1.2
a) Na+ + Mg2+ + 3UO22+ + 9CH3COO-
NaMg(UO2)3(CH3COO)9(Svehla, 1985).
b) Mg2+ + HPO2- HgHPO(Svehla,1985).
c) 3K+ + [Co(NO2)6]3-K3[Co(NO2)6] (Svehla, 1985).
2. Prosedur 1.3 dan 1.4
a) NaOH + NH4+ Na+ +H2O + NH3 (Chang, 2003).
b) Ag+ + Cl- AgCl (Chang, 2003).
c) Ag+ + I- AgI (Chang, 2003).
d) 2 Ag+ + 2OH- Ag2O + H-2O (Chang, 2003).
e) 2 Ag+ + CrO42- Ag-2CrO4 (Chang, 2003).
f) Pb2+ + 2Cl- PbCl2 (Chang, 2003).
g) Pb2+ + 2OH- Pb(OH)2 (Chang, 2003).
h) Pb2+ + CrO42- PbCrO4 (Chang, 2003).
i) Pb2+ + 2I- PbI2 (Chang, 2003).
j) Hg22+ + 2I- Hg2I2 (Chang, 2003).
k) Hg22+ + 2OH- Hg2O + H2O (Chang, 2003).
l) Hg22+ + 2 Cl- Hg2Cl2 (Chang, 2003).
m) Hg22+ + CrO42- Hg2CrO4 (Svehla, 1985).
3. Prosedur 1.5 dan 1.6
a) Hg2+ + 2OH- HgO + H2O (Svehla, 1985).
b) Hg2+ + 2I- HgI2 (Svehla, 1985).
c) Hg22+ + 2Cl- Hg2Cl2 (Svehla, 1985).
d) Hg22+ + 2OH- Hg2O + H2O (Svehla, 1985).
e) Hg22+ + 2I- Hg2I2 (Svehla, 1985).
f) Hg22+ + 2I- [HgI4]2- + Hg (Svehla, 1985).
g) Ba(OH)2 + CO2 BaCO3 + H2O (Svehla, 1985).
h) Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O (Svehla, 1985).
i) Sr(OH)2 + CO2 SrCO3 + H2O (Svehla, 1985).
j) Ba2+ + SO42- BaSO4 (Svehla, 1985).
k) Ca2+ + SO42- CaSO4 (Svehla, 1985).
l) Sr2+ + SO42- SrSO4 (Svehla, 1985).
m) Ba2+ + CrO42- BaCrO4 (Svehla, 1985).
n) Ca2+ + CrO42- CaCrO4 (Svehla, 1985).
o) Sr2+ + CrO42- SrCrO4 (Svehla, 1985).
4. Prosedur 1.7 dan 1.8
a) 2Cu2+ + [Fe(CN)6]4+ Cu[Fe(CN)6] (Svehla, 1985).
b) Cu2+ + 4CN- [Cu(CN)4]2- (Svehla, 1985).
c) Cd2+ + 4CN- [Cd(CN)4]2 (Svehla, 1985).
5. Prosedur 1.9 dan 1.10
a) Ni2+ + DMG 1 Ni-DMG (Svehla, 1985).
b) Al3+ + 3OH- Al(OH)3 (putih)
Al(OH)3 + OH- AlO2- + 2H2O (Svehla, 1985).
c) Zn2+ + 2NH4OH Zn(OH)2 + 2NH4+
Zn (OH)2 + 4NH3 [Zn(NH3)4]2+ + 2OH- (Svehla, 1985).
6. Prosedur 1.11 dan 1.12
a) 4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3 (Svehla, 1985).
b) Fe3+ + [Fe(CN)6]3- Fe[Fe(CN)6] (Svehla, 1985).
c) Fe2+ + [Fe(CN)6]3- Fe3+ + [Fe(CN)6]4- (Svehla, 1985).
d) Fe2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4- K2Fe[Fe(CN)6] (Svehla, 1985).
e) 3As2S3 + 26HNO3 + 8H2O 6AsO34- + 9SO42- + 42H+ +
26NO (Svehla, 1985).
VI. PROSEDUR
6.1. Identifikasi untuk Ion natrium (Na+), kalium (K+), magnesium
(Mg2+), dan amoium (NH4+)
Kedalam larutan sampel, dittambahkan 1 tetes larutan amonium oksalat
0,4M dan 1 tetes larutan ammonium sulfat 1M, kocok. Untuk Na+ diambil 2
tetes larutan dan ditambahkan larutan asam asetat 1 M sehingga bereaksi
asam. Kemudian ditambahkan 5 tetes larutan seng uranill asetat, dan dikocok.
Setelah itu diamati endapan yang terbentuk dan dilihat bagaimana bentuk
kristal di bawah mikroskop. Natrium membentuk kristal berlian.
Selanjutnya Mg2+ diambil sebanyak 10 tetes larutan dan dibasakan
dengan NH4OH 4M, kemudian ditambahkan 2 tetes larutan Na2HPO4 1M,
dan dikocok. Setelah itu diamati endapan yang terbentuk. Magnesium:
endapan putih. Endapan dilarutkan dalam campuran 2 tetes asam oksalat 1M
dan 3 tetes air, dikocok hingga larut. ditambahkan 1 tetes titan kuning dan
NaOH/NH4OH 4M berlebih. Dan selanjutnya diamati endapan yang terjadi.
K+ larutan sampel ditambah 5 tetes asam asetat 4M, kemudian dipanaskan.
Setelah dingin, ditambahkan 2 tetes larutan Na3[Co(NO2)6], dan dikocok
kemudian diamati endapan yang terjadi. Kalium: endapan kuning, dan kristal
berbentuk amplop.
Selanjutnya dilakukan uji nyala dengan dicelupkan kawat Ni krom ke
dalam HCl pekat, lalu dibakar pada nyala api oksidasi sampai tidak timbul
warna nyala. Setelah itu diambil padatan atau larutan ion yang akan dianalisa
dengan kawat Ni krom, kemudian dibakar pada nyala api oksidasi. Warna
nyala diamati bagaimana perubahannya
6.2. Identifikasi untuk ion hidronium (H3O+)
Kedalam tabung reaksi berisi 2 ml HCl 6M atau HNO3 6M atau H2SO4
6M, dimasukkan logam Zn. Lalu diamati perubahan yang terjadi. Setelah itu,
kedalam tabung reaksi berisi larutan asam seperti pada percobaan awal,
dicelupkan kedalamnya kertas lakmus biru dan lakmus merah. Kemudian
diamati perubahan yang terjadi.
6.3. Identifikasi untuk ion NH4+
Kedalam tabung reaksi dimasukkan larutan zat yang mengandung ion
NH4+. Kemudian ditambahkan kedalamnya larutan NaOH 4M, dan
diletakkan kertas lakmus merah basah pada mulut tabung reaksi. Kemudian
tabung reaksi dipanaskan dan diamati perubahan warna larutan lakmus.
Kedalam tabung reaksi dimasukkan zat yang mengandung ion NH4+.
Kemudian ditambahkan beberapa tetes pereaksi Nessler dan diamati
perubahan yang terjadi.
6.4. Identifikasi untuk ion perak (Ag+), timbal (Pb2+), merkuri (Hg2+), dan
merkuro(Hg+)
Pertama, disediakan 3 tabung reaksi. Tabung 1diisi dengan ion perak,
tabung 2 diisi dengan ion timbal dan tabung 3 diisi dengan ion merkuro atau
merkuri. Kedalam tiap tabung tambahkan HCl encer dan diamati perubahan
yang terjadi. Masing-masing tabung dipanaskan dan diamati perubahan
warna yang terjadi. Lalu, ditambahkan kedalamnya larutan NH4OH berlebih
dan diamati kembali perubahan warna yang terjadi.
Selanjutnya, disediakan 3 tabung reaksi. Pada setiap tabung diisi larutan
seperti pada percobaan diawal. Kedalam setiap tabung ditambahkan larutan
KI, dan diamati apa yang terjadi. Ditambahkan lagi KI berlebih, amati
perubahan yang terjadi.
Lalu, disediakan 3 tabung reaksi, kedalam setiap tabung diisi larutan
seperti pada percobaan awal. Kedalam setiap tabung ditambahkan larutan
K2CrO4 , diamati perubahan yang terjadi.
Disediakan lagi 3 buah tabung reaksi, kedalam tiap tabung diisi larutan
seperti pada percobaan awal. Kemudian ditambahkan kedalam tiap tabung
larutan NaOH encer dan diamati perubahan yang terjadi.
6.5 Identifikasi untuk ion merkuro (Hg+) dan merkuri (Hg2+)
Disediakan 2 buah tabung reaksi. Tabung satu diisi dengan larutan
merkuro dan tabung dua dengan merkuri. Setelah itu, ditambahkan larutan
NaOH 4M ke dalam setiap tabung dan diamati bagaimana perubahan yang
terjadi. Dua buah tabung disiapkan kembali dan diisi dengan larutan seperti
diatas hanya saja tidak ditambahkan dengan NaOH melainkan ditambahkan
dengan larutan encer HCl pada tiap tabung dan diamati bagaimana perubahan
yang terjadi. Setelah itu, tabung disiapkan kembali sebanyak dua buah dan
ditambahkan sedikit larutan KI, kemudian diamati perubahan yang terjadi.
Setelah itu larutan didiamkan dan diamati lagi bagaimana perubahannya.
Kedalamnya ditambahkan lagi larutan KI berlebih dan diamati bagaimna
perubahannya.
6.6 Identifikasi untuk ion Barium (Ba2+), Kalsium (Ca2+), dan Stronsium
(Sr2+)
Sepuluh tetes larutan Ca(OH)2 ditambah 1 tetes HCl 6 M dikocok hingga
larut, kemudian larutan yang sudah larut dibasakan dengan NH4OH 4 M dan
ditambahkan 2 tetes (NH4)2CO3 1 M, kemudian perubahan diamati. Setelah
diamati, larutan dipanaskan dalam pemanas air, dibiarkan dingin dan diamati
bagaimana perubahannya.
Larutan kemudian ditambahkan dengan 2 tetes asam asetat 4 M dan 4 tetes
larutan ammonium asetat 4 M. Larutan dikocok dan diamati bagaimana
perubahan yang terjadi. Setelah itu, larutan ditambahkan 1 tetes larutan
K2CrO4 1 M, dikocok dan diamati perubahannya . setelah terbentuk endapan
kuning, larutan ditambahkan 4 tetes larutan HCl 6 M, dikocok hingga larut.
Larutan ditambahkan 1 tetes H2SO4 4 M kemudian diamati perubahan
yang terjadi. Jika sudah terbentuk endapan putih, dilakukan proses uji nyala.
Stromsium/Kalsium mengendap dengan K2CrO4, setelah terbentuk warna
jingga, larutan yang sudah diuji nyala ditambahkan dengan larutan ammonia
4 M hingga berwarna kuning. Setelah berwarna kuning, ditambahkan etanol
dalam volume yang sama dengan larutan dan diamati bagaimana endapan
yang dihasilkan. Endapan kuning menandakan adanya ion Stronsium, setelah
endapan tersebut terbentuk, dilakukan indentifikasi dengan uji nyala. Larutan
yang berwarna kuning pucat kemudian dipanaskan sampai mendidih serta
ditambahkan 2 tetes larutan ammonium oksalat 0,4 M. Dihasilkannya
endapan berwarna putih menandakan adanya ion kalsium, kemudian
dilakukan identifikasi dengan menggunakan uji nyala. Kemudian prosedur
diatas dilakukan lagi dengan menggunakan larutan sampal Ba(OH)2.
6.7. Identifikasi untuk ion tembaga (Cu2+), dan kadmium (Cd2+)
Sepuluh tetes sampel diasamkan dengan asam asetat 4M, kemudian
ditambah larutan K4Fe(CN)6 0,1N. Kemudian diamati endapan yang terjadi.
Endapan merah muda menunjukkan adanya ion tembaga. Endapan putih
menunjukkan adanya ion kadmium.
Identifikasi untuk ion tembaga, disediakan 4 tabung reaksi yang berisi
larutan ion tembaga. Tabung 1, ditambahkan larutan NaOH, dan diamati
kemudian dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi. Tabung 2,
ditambahkan amonia berlebih kemudian diamati. Tabung 3, ditambahkan
larutan kalium ferrosianida, dan diamati. Tabung 4, dimasukkan paku besi
(yang tidak berkarat). Kemudian diamati warna paku.
6.8. Identifikasi untuk ion kobalt (Co2+)
Larutan sampel diasamkan dengan HCl 1M. Kemudian ditambahkan
beberapa butir NH4CNS dan dikocok. Ditambahkan sejumlah volume yang
sama aseton kemudian dikocok. Warna biru menunjukkan adanya ion kobalt.
Disediakan 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan larutan Co2+, tabung
1 ditambahkan NaOH 1M dan diamati perubahan yang terjadi. Didiamkan
beberapa saat, diamati perubahan yang terjadi .
Tabung 2 , ditambahkan 1 ml amil alkohol dan larutan NH4CNS.
Kemudian diamati perubahan yang terjadi. Tabung 3, ditambahkan ammonia,
dan diamati perubahan yang terjadi.
6.9. Identifikasi untuk ion nikel (Ni2+)
Kedalam tabung reaksi berisi larutan nikel, ditambahkan larutan NH4OH
4M hingga basa. Kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan
dimetilglioksim (DMG). Endapan merah menunjukkan adanya ion nikel.
6.10. Identifikasi untuk ion aluminium (Al 3+) dan seng (Zn2+)
Disediakan 2 tabung reaksi, tabung 1 diisi larutan aluminium dan tabung
2 diisi larutan seng. Kedalamnya ditambah larutan NaOH 4M, dan diamati
perubahan yang terjadi. Ditambahkan lagi larutan NaOH 4M sampai berlebih,
dan diamati perubahan yang terjadi. Kemudian ditambahkan larutan Alizarin
S, dan diamati lagi perubahan yang terjadi.
Kemudian diasamkan dengan asam asetat, dan diamati perubahan yang
terjadi. Kedalam tiap tabung ditambahkan larutan K4Fe(CN)6, kemudian
diamati perubahan yang terjadi.
6.11 Identifikasi ion Fero (+ )
Disiapkan 4 tabung reaksi kemudian diisi masing-masing dengan FeSO4
secara merata. Dicatat warna dan bentuk dari FeSO4. Pada tabung I
dimasukkan K3Fe(CN)6. Kemudian amati perubahan warna dan bentuk.
Pada tabung kedua dimasukkan K4Fe(CN)6 kemudian dikocok dan diamati
perubahan warna dan bentuk yang terjadi.
Pada tabung ketiga dimasukkan asam sulfat encer dan dikocok kemudian
ditambahkan larutan o-fenantrolin kemudian diamati perubahan warna dan
bentuk yang terjadi.
Pada tabung keempat dimasukkan ammonia encer kemudian kocok dan
amati perubahan warna dan bentuk yang terjadi.
M, kemudian
kocok
2 Diambil 2 tetes Larutan
larutan bereaksi asam
campuran,
kemudian
ditambahkan
larutan asam
asetat 1 M
3 Ditambahkan 5 Terbentuk
tetes larutan endapan warna
seng uranil kuning, Na+
asetat, membentuk
kemudian Kristal
kocok
4 Dimasukkan Larutan label
MgSO ke 4 bereaksi basa
dalam tabung
reaksi sebagai
label larutan
sebanyak 10
tetes,
kemudian
tambahkan
dengan
NH OH 4 M
4
5 Ditambahkan 2 Terbentuk
tetes larutan endapan
Na HPO 1 M,
2 4
lalu kocok
6 Dimasukkan Larutan
Co(HNO ) 6H 3 2 2 campuran
O sebanyak 5 Co(NO3)26H2
tetes ke dalam O dan asam
tabung reaksi, asetat dengan
ditambah asam suhu ruangan
asetat 4 M
sebanyak 5
tetes.
Kemudian
dipanaskan,
lalu dinginkan
kembali (suhu
ruang)
7 Ditambahkan 2 Terbentuk
tetes larutan endapan
Cobalt (II)- berwarna
kuning
acetat, lalu
kocok
3
8 Dicelupkan Tidak
kawat Ni- ditemukan
krom warna
kedalam nyala api
HCl pekat,
bakar pada
nyala api
oksidasi
sampai
tidak timbul
warna nyala
9 Diambil Nyala api Seharunya
larutan ion Berubah berwarna
Na dengan
+
warna orange
kawat Ni- menjadi
krom, bakar orange
pada nyala
api oksidasi
No Perlakuan Hasil
1 Dimasukkan 5 tetes NH OH dan ditambahkan
4 Terlarut dan tidak ada
3 tetes NaOH 4 M ke dalam tabung reaksi perubahan
2 Ditempelkan kertas lakmus merah basah di Kertas lakmus berubah
atas tabung dan tabung reaksi dipanaskan warna menjadi biru
4. Identifikasi ion Ag dan Pb
+ 2+
a. Identifikasi ion Ag
+
2 Ion Ag+
Terbentuk endapan warna kuning Endapan
dimasukkan ke kuning
tabung reaksi dan perak
ditambahkan KI iodida
3 Ion Ag+
Terbentuk endapan warna coklat Endapan
dimasukkan ke coklat
tabung reaksi dan perak
ditambahkan oksida
NaOH
4 Ion Ag+
Terbentuk endapan putih keunguan Endapan
dimasukkan ke putih
tabung reaksi dan perak
ditambahkan HCl klorida
5 Tabung reaksi Endapan menggumpal
HCl dipanaskan
tabung HCl
b. Identifikasi Pb
2+
2 Ion Pb dimasukkan
2+
Terbentuk endapan warna kuning Endapan
ke tabung reaksi kuning
dan ditambahkan
KI
3 Ion Pb dimasukkan
2+
Terbentuk endapan putih Endapan
ke tabung reaksi putih
dan ditambahkan
NaOH
4 Ion Pb dimasukkan
2+
Terbentuk endapan putih Endapan
ke tabung reaksi putih
dan ditambahkan
HCl
tabung HCl
1.6.Identifikasi untuk ion Ba2+ dan Ca2+
Ca : erdapat gelembung
2 Membasakan Ba : Lakmus
larutan merah menjadi
tersebut biru
menambah Ca : Lakmus
NaOH 4M merah menjadi
hingga basa biru
Ba : terbentuk
endapan berwarna kuning
Ca : terbentuk endapan
berwarna kuning
7 Menambahkan Ba : larutan menyatu Ba : larutan akan
4 tetes HCL Ca : larutan menyatu tercampur
jika terbentuk Ca : larutan akan
endapan tercampur
8 Menambahkan Ba : larutan berubah menjadi Ba : akan
H2SO4 4M kuning pucat terbentuk
sebanyak 1 Ca : larutan terdapat endapan endapan warna
tetes. putih putih
Mengamati Ca : akan
teerbentuk
endapan warna
kuning
9 Uji nyala Ba : akan
terhadap Ba menghasilkan
dan Ca warna hijau
Ca : akan
menghasilkan
warna merah
dalam tabung.
Menyediakan 4 Tabung Larutan
reaksi: Terdapat endapan berwarna berwarna
Tabung pertama, putih. biru
memasukan
larutan CuSO 4
secukupnya dan
menambahkan
sedikit NaOH
kemudian larutan
dipanaskan.
Tabung kedua,
memasukan
larutan CuSO 4
secukupnya dan
menambahkan
2. sedikit ammonia.
Tidak terjadi perubahan apapun
pada larutan.
Tabung ketiga,
memasukan
larutan CuSO 4
secukupnya dan
menambahkan
larutan
K Fe(CN) .
4 6
Tabung keempat,
memasukan
larutan CuSO 4
Memasukan larutan
Co(NO ) ke dalam
3 2
Sediakan 3 tabung
reaksi yang masing
masing berisi larutan
Co(NO ) .
3 2
Tabung 1,
ditambahkan Larutan berwarna kebiruan
NaOH
kemudian
mendiamkan
tabung
beberapa saat.
2.
4. Tambahkan 2
tetes Asam Asetat
5. Tambahkan 2
Tetes K4Fe(CN)6
1. Padatan Zn 1. -
sebannyak 1
patel dimasukan 2. Suasana
ke dalam tabung menjadi basa
reaksi
3. Warna
2 2. Lalu menjadi ungu
ditambahkan 3
tetes larutan 4. Tidak berubah
NaOH 4M warna
kemudian
ditambahkan 2 5. Terdapat
tetes lagi endapan
3. Tambahkan 2
tetes Alizarin S.
4. Tambahkan 2
tetes Asam Asetat
5. Tambahkan 2
Tetes K4Fe(CN)6
Berubah warna
Ditetesi menjadi biru
3. 2 4seban muda pada
yak 32 tetes. endapan dan biru
tua di larutan.
Ditetesi O-
Berubah menjadi
Fenontralin
coklat dan
sebanyak 32
mengendap
tetes.
Berubah warna
Ditetesi NH3
menjadi merah
4. sebanyak 32
bata dan terdapat
tetes.
endapan
VIII. PEMBAHASAN
Pada identifikasi ion fero dan feri, maka hal pertama yang dapat dilakukan
sesuai prosedur adalah dengan larutan ion fero dan feri ditambahkan reagen
yang terdiri atas larutan K3Fe(CN)6, larutan K4Fe(CN)6 dan larutan
ammonia encer untuk kemudian diamati perubahan warnanya. Warna awal
masing-masing ion dalam larutannya adalah kuning muda. Berdasarkan hasil
yang diperoleh, maka larutan ion feri akan berubah menjadi warna hijau tua,
sedangkan ion fero akan berubah menjadi warna biru dongker yang menjadi
ciri khas dari masing-masing ion. Sedangkan pada identifikasi yang lebih
spesifik, larutan ion feri diberi beberapa tetes kalium sianida dan alkohol,
sehingga warnanya berubah menjadi warna merah pekat sedangkan larutan
ion fero diberikan tetes asam sulfat dan o-fenantrolin yang tidak mengubah
warna asalnya sama sekali.
IX. KESIMPULAN
Dapat mengidentifikasi warna nyala dari kation Na+, K+, Ca2+, Sr2+, Ba2+,
Pb2+, dan As3+ dengan hasil sebagian besar menghasilkan warna nyala
melalui analisis kualitatif.