Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
ABSTRAK
1
diinkubasikan selama 6 bulan, kadar unsur haranya turun, yaitu
sebesar 48,76% (N), 35,42% (P), 25,0% (K) tetapi kadar Ca dan Mg
meningkat masing-masing sebesar 112,9% dan 6,67%. Sedangkan
pada kontrol terjadi penurunan sebesar 66,12% (Ca), 68,75% (P),
4,17% (Mg) dan terjadi kenaikan kadar K dan Ca masing-masing
2,08% dan 64,52%. Rata-rata nilai Kapasitas tukar kation sludge
setelah diinkubasikan selama 6 bulan naik 3,85% (kontrol) dan
56,80% (yang diinokulasi jamur).
Kata kunci: Sludge, jamur pelapuk, nilai EKB, unsur hara, KTK
I. PENDAHULUAN
Perkembangan industri pulp dan kertas memiliki prospek cerah,
bakteri mati dan memiliki serat pendek (BPS, 2005). Menurut Balai
Besar Pulp dan Kertas jumlah limbah padat terutama sludge dari
pabrik pulp dan kertas lebih kurang sepertiga dari jumlah seluruh
2
dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan,
lagi jika mengandung logam berat yang berbahaya bagi manusia dan
karton.
3
Ganoderma, selain berfungsi sebagai agen biodegradasi
(2004), Lin dan Zhang ( 2004), Wang dan Ng (2006), Paterson (2006)
gizi, serta menurunkan tekanan darah (Patel, Naraian, & Singh, 2012;
limbah tersebut.
A. Lokasi penelitian
4
media kultivasi jamur dilakukan di PT Esa Genangku, Sukabumi.
diambil dari PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper, Muara Enim,
dedak, kapur, gipsum, air bersih, kantong plastik PVC, cincin plastik,
timbangan.
C. Metode
10%, CaCO3 1,5%, gipsum 0,5% dan air suling secukupnya, diaduk
sebanyak 150 gram per botol dan sebagian ke dalam katong platik
PVC sebanyak 500 gram per kantong, mulut botol dan kantong
5
pembuatan bibit jamur yang dilakukan Suprapti dan Djarwanto
sengon ditambah dedak 10%, kapur 1%, gipsum 0,4% dan air bersih.
PVC ukuran 18x38 sebanyak kurang lebih 1,40 kg per kantong. Media
hari setelah tubuh buahnya masak petik. Hasil panen jamur pada
6
kantong, selanjutnya diinokulasi dengan sisa media kultivasi jamur
jamur diambil dari limbah padat, kemudian contoh uji limbah padat
contoh uji sebelum dan sesudah inkubasi. Rasio atau nisbah C/N
dengan metode Kjeldahl. Kadar kalsium (Ca), Fosfor (P), kalium (K)
dengan titrimetri.
D. Analisis Data
Data bobot tubuh buah, dan nilai efisiensi konversi biologi (EKB)
jamur) dengan lima kali ulangan (Steel & Torrie, 1993). Jika hasil
7
analisis berbeda nyata maka penelaahan dilanjutkan dengan uji beda
lengkap (RAL) faktorial 4x3 (jenis jamur dan dosis inokulan) dengan
lima kali ulangan. Penelaahan data dengan RAL faktorial hingga uji
sudah mulai panen jamur pada umur 4-5 minggu setelah inokulasi.
permukaan media pada 26,5-45,0 hari (Islam, Rahman, & Hafiz, 2009;
8
jamur. Menurut Djarwanto et al. (2004), Pathmashini, Arulnandhy, &
hari (P. ostreatus), 36-61 hari (P. sajor-caju) setelah inokulasi bibit.
3 bulan sejak inokulasi jamur, panen terbanyak dan nilai EKB tertinggi
diikuti oleh bobot dan nilai EKB jamur P. sajor-caju, sedangkan hasil
et al., 2004) dan 59,8% (Narh, Obodai, Baka, & Dzomeku, 2011), dan
menurut Villaceran, Kalaw, Nitural, Abella, & Reyes (2006) nilai EKB
dan pada kelompok jenis jamur yang sama (Suprapti & Djarwanto,
9
ng
harvestin
frequency m
species) g), number)
), weight), g
hari /day
kali/Times
G. 64 1,0 48,34 c 1,0 13,41 c
lucidum
P. 34 2,8 198,80 a 14,4 47,11 a
ostreatus
P. sajor- 46 2,2 137,20 b 16,2 38,06 b
caju
Keterangan (Remarks): Angka-angka dalam kolom yang diikuti oleh huruf sama tidak
berbeda nyata pada uji Tukey p0,05 (The number within a column followed by
the same letter, means non-significantly different, Tukey test p 0.05)
10
kehilangan berat, transformasi Arcsin % berkisar antara 5,34- 5,69
(p0,05).
0,05).
11
Tabel 3. Rata-rata kehilangan berat sludge oleh aktifitas
jamur pelapuk
Table 3. The average of the weight loss of sludge by rotting
fungal activity
sludge pada masa inkubasi 6 bulan. Pada kadar air lebih dari 45%
12
keadaan lebih lembab. Schmidt (2007) menyatakan bahwa kadar air
kompos perhutani dan sampah organik, SNI 19-70 30-2004, yaitu 10-
20, pupuk organik dari sludge 9-20 (Komarayati et al., 2008), kompos
13
Pengaruh inokulasi jamur pada sludge yang diinkubasi selama 6
penurunan kadar sebesar 48,76% (N), 35,42% (P), 25,0% (K) dan
14
Novizan tersebut. Oleh karena itu sludge yang diinokulasi jamur
pada pH tanah netral 6-7, sebagian besar unsur hara mudah larut
setelah 6 bulan masa inkubasi. Nilai KTK ini mendekati hasil penelitian
15
konsentrasi inokulan jamur cenderung meningkatkan nilai KTK (P.
2002). Nilai KTK yang tinggi tersebut dapat meningkatkan daya serap,
yang ditanam pada sludge dari limbah industri pulp dan kertas aman
16
Tabel 5. Kandungan hara sludge yang diinokulasi jamur
setelah di inkubasi selama 6 bulan
Table 5. Nutrient content in the sludge inoculated by fungi
after being incubated for 6 months
Konsentrasi Kontrol
inokulan
Parameter G. P. P.
jamur (Fungal (Control)
(Parameter lucidu ostreat sajor-
inoculan Awal
s) Akhir m us caju
concentration) (Initi
Final)
,% al)
17
Konsentrasi Kontrol
inokulan
Parameter G. P. P.
jamur (Fungal (Control)
(Parameter lucidu ostreat sajor-
inoculan Awal
s) Akhir m us caju
concentration) (Initi
Final)
,% al)
pH H2O 10,0 6,9 5,9 6,3 6,5 6,7
(1:1)
Organic C 10,0 19,12 5,66 17,44 15,92 14,27
(%)
Total N (%) 10,0 1,16 0,47 0,52 0,67 0,69
C/N ratio 10,0 16,48 12,04 33,5 23,8 20,7
P2O5 (%) 10,0 0,46 0,11 0,29 0,32 0,31
CaO (%) 10,0 0,26 0,43 0,72 0,77 0,51
MgO (%) 10,0 0,24 0,24 0,31 0,33 0,21
K2O (%) 10,0 0,49 0,49 0,39 0,35 0,30
KTK (CER), 10,0 17,55 18,25 24,83 27,62 30,55
me/100 g)
Kadar air 10,0 36,20 13,74 33,18 32,71 38,21
(Moisture
content), %
Pb (ppm) 10,0 0,05 0,02 0,11 0,12 0,03
Cd (ppm) 10,0 0,04 0,02 0,03 0,03 Tu
Hg (ppb) 10,0 0,00 0,00 0,10 0,20 0,10
Keterangan (Remarks): Tu = Tidak terukur (not/ un-measurable), KTK = Kapasitas
tukar kation (CER=cation exchange rate)
IV. KESIMPULAN
nilai efisiensi konversi biologi (EKB) yang diperoleh yaitu 47,11 % (P.
ostreatus), 38,06% (P. sajor-caju), dan 13,41% (G. lucidum). Nilai C/N
sludge awal 15,9, setelah masa inkubasi 6 bulan, nilai C/N menjadi
18
nilai C/N (P. ostreatus dan P. sajor-caju). Sedangkan kandungan unsur
ppm, dan Cd 0,00 ppm - 0,06 ppm. Nilai KTK sludge awal sebesar
DAFTAR PUSTAKA
19
Kertas Untuk Mengurangi Beban Lingkungan, Bogor 24
November 2008. Hlm.: 7-17. ISBN: 978-979-3132-33-4.
BPS. (2005). Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri 2004.
Jakarta: Badan Pusat Statistik. Http: www.hghuanyan.com
(Guang Zhouhghy Pulp Molding Packing Co.ltd) Page 2, China.
2000
Chang, S.T., & Miles, P.G. (2004). Mushrooms cultivation, nutritional
value, medicinal effect, and environmental impack. Second
Edition. 477 p. CRC Press.
Departemen Pertanian. (2009). Persyaratan teknis minimal pupuk
organik. S.K. Menteri Pertanian no.
28/Permentan/SR.130/5/2009, tanggal 22 Mei 2009.
Djarwanto. (2009). Studi pemanfaatan tiga jenis fungi pada
pelapukan daun dan ranting mangium di tempat terbuka.
Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 27(4), 314-322.
Djarwanto, & Suprapti, S. (2010a). Pertumbuhan dan nilai gizi
Ganoderma lucidum pada media limbah mangium. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan, 28(1), 9-17.
Djarwanto, & Suprapti, S. (2010b). Pengaruh sumber bibit terhadap
pertumbuhan jamur tiram. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 28(2),
156-168.
Djarwanto, Suprapti, S., & Ismanto, A. (2016). Biokonversi serbuk
gergaji kayu hutan tanaman oleh jamur Pleurotus spp. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan, 34 (4),285-296.
Djarwanto, Suprapti, S., Yamto, & Roliadi, H. (2004). Cultivation of
edible mushroom in Karo, North Sumatera. In Gintings A. Ng.,
H. Daryanto and H. Roliadi (eds.) Proceeding of The
International Worksop Better Utilization of Forest Biomass for
Local Community and Environment, March 16-17, 2004, Bogor-
Indonesia. p.: 199-210.
Gregory, A., Svagelj, M., & Pohleven, J. (2007). Cultivation
techniques and medicinal properties of Pleurotus spp. Food
Technol. Biotechnol., 45(3), 236-249.
Gusmailina, & Komarayati, S. (2008). Teknologi inovasi penanganan
limbah industri pulp dan kertas menjadi arang kompos bioaktif.
20
Prosiding Seminar Teknologi Pemanfaatan Limbah Industri Pulp
dan Kertas Untuk Mengurangi Beban Lingkungan, Bogor 24
November 2008. Hlm.: 18-30. ISBN: 978-979-3132-33-4.
Islam, M.Z., Rahman, M.H., & Hafiz, F. (2009). Cultivation of oyster
mushroom (Pleurotus fabellatus) on different substrates. Int. J.
Sustain.Crop Prod., 4(1), 45-48.
Khan, N.A., Ajmal, M., Imam ul haq, M., Javed, N., Asif Ali, M.,
Benyamin, R., & Khan, S. A. (2012). Impact of sawdust using
various woods for effective cultivation of oyster mushroom.
Pak. J. Bot, 44(1), 399-402.
Kihumbu A.G., Shitandi, A.A., Maina, M.S., Khare, K.B., & Sharma,
H.K. (2008). Nutritional composition of Pleurotus sajor-caju
grown on water hyacinth, wheat straw and corncob substrate.
Research Journal of Agriculture and Biological Sciences, 4(4),
321-326.
Komarayati, K., & Pasaribu, R. A. (2005). Pembuatan pupuk organik
dari limbah padat industri kertas. Jurnal Penelitian Hasil Hutan,
23(1), 35-41.
Komarayati,S., Pasaribu, R. A., & Roliadi, H. (2008). Teknologi dan
kelayakan finansial pemanfaatan limbah industri pulp dan
kertas. Prosiding Seminar Teknologi Pemanfaatan Limbah
Industri Pulp dan Kertas Untuk Mengurangi Beban Lingkungan,
Bogor 24 November 2008. Hlm.: 81-92. ISBN: 978-979-3132-
33-4.
Komarayati, S., Gusmailina, & Djarwanto. (2012). Pemanfaatan sisa
media tumbuh jamur tiram untuk arang kompos. Prosiding
Seminar Nasional MAPEKI IX, tanggal 2 November 2011 di
Yogyakarta. Hlm.: 889-894. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada. ISBN: 978-602-1905-21-0. Website:
http:/www.mapeki.org.
Lin, Z. (2004). Mushrom Growers Handbook. Oyster mushroom
cultivation. www fungifun.0rg/ mushworld/ Oyster-mushroom
cultivation/mushroom. Diakses 18 April 2013.
Lin, Z-b., & Zhang, H-n. (2004). Anti-tumor and immunoregulatory
activities of Ganoderma lucidum and its possible mechanisms.
21
Acta Pharmacologica Sinica, 25(11), 1387-1395.
Liu, B. (1994). Conversion of mulberry waste by Lentinula edodes. In
Proceeding-II: The Biology and Technology of Mushroom. Luo,
X.C & M. Zang (eds). p: 71-73. China Agricultural Scientech
Press.
Mshandete, A.M., & Cuff, J. (2008). Cultivation of three types of
indigenous wild edible mushrooms: Coprinus cinereus,
Pleurotus fabellatus and Volvariella volvacea on composted
sisal decortications residue in Tanzania. African Journal of
Biotechnology, 7(4), 4551-4562.
http:/www.academicjournals.org /AJB. ISSN 1684-5315.
Academic Journals.
Mtui, Y. S. (2012). Lignocellulolytic enzymes from tropical fungi:
Types, substrates and applications goodliving. Scientific
Research and Essays, 7(15), 1544-1555. Available online at
http://www.academicjournals.org/SRE. DOI:
10.5897/SRE11.1812. ISSN 1992-2248 2012 Academic
Journals Review.
Narh, D.L., Obodai, M., Baka, D., & Dzomeku, M. (2011). The
efficiency of sorghum and millet grains in spawn production
and carpophore formation of Pleurotus ostreatus (Jacq. Ex Fr.)
Kummer. International Food Research Journal, 18(3), 1143-
1148.
Novizan. (2002). Petunjuk pemupukan yang efektif. AgroMedia
Pustaka. Jakarta. 114 hlm.
Patel, Y., Naraian, R., & Singh, V.K. (2012). Medicinal properties of
Pleurotus species (oyster mushroom): A review. World Journal
of Fungal and Plant Biology, 3(1), 1-12. ISSN 2219-4312. DOI:
10.5829/idosi.wjfpb.2012.3.1.303. IDOSI Publications.
Paterson, R.R.M. (2006). Ganoderma-A therapeutic fungal biofactory.
Phytochemistry, 67, 1985-2001.
Pathmashini, L., Arulnandhy, V., & Wijeratnam, R.S.W. (2008).
Cultivation of oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) on
sawdust. Cey. J. Sci (Bio. Sci.), 37(2), 177-182.
Prayitno, & Sukosarono. (2007). Reduksi limbah padat dengan sistim
22
pembakaran dalam tungku ruang bakar. Prosiding PPI-PDIPTN,
Yogyakarta 10 Juli 2007. ISSN 0216-3128.
Purwati, S., Soetopo, R.S., & Setiawan, Y. (2006). Potensi dan
alternatif pemanfaatan limbah padat industri pulp dan kertas.
B.S., 41(2), 68-79.
SAS Institute. (2007). SAS (Statistical Analysis System) Guide for
Personal Computers. Version 6 Edition. SAS Institute Inc. Cary,
NC 27512-8000.
Schmidt, O. (2007). Indoor wood-decay basidiomycetes: damage,
causal fungi, physiology, identification and characterization,
prevention and control. German Mycologycal Society and
Springer. 40p.
Shah, Z.A., Ashraf, M., & Ishtiaq, Ch. M. (2004). Comparative study
on cultivation and yield performance of oyster mushroom
(Pleurotus ostreatus) on different substrates (wheat straw,
leaves, sawdust). Pakistan Journal of Nutrition, 3(3), 158-160.
Sinuhaji, F. (2008). Pemanfaatan serat limbah industri pulp menjadi
karton. Jurnal Penelitian MIPA, 2(1), 25-27.
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2004). Spesifikasi kompos dari
sampah organik domestik. SNI 19-7030-2004. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2014). Uji ketahanan kayu
terhadap organisme perusak kayu. (SNI 7207:2014). Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional.
Steel, R.G.D., & Torrie, J.H. (1993). Prinsip dan prosedur statistika
suatu pendekatan biometrik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Suprapti, S. (2006). Laporan perjalanan di PT. Tanjung Enim Lestari
Pulp and Paper. Tidak dipublikasikan.
Suprapti, S. (2013). Pengelolaan jamur perusak kayu untuk
mendukung pelestarian dan pemanfaatan sumber daya hutan.
Himpunan Bunga Rampai Orasi Ilmiah Ahli Penelti Utama (APU)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan
Pengolahan Hasil Hutan. Hlm.: 1-42. Website
23
www.pustekolah.org
Suprapti, S., & Djarwanto. (2009). Pedoman budidaya jamur shiitake
dan jamur tiram. 60 hal. Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan.
Suprapti, S., & Djarwanto. (2014). Produktivitas jamur Pleurotus spp.
pada kompos serbuk gergaji kayu Hevea brasiliensis Muell. Arg.
Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia
(MAPEKI) XVI (6 Nopember 2013), Balikpapan, Kalimantan
Timur. Hlm.: 278-283.
Villaceran, A.B., Kalaw, S.P., Nitural, P.S., Abella, E.A., & Reyes, R.G.
(2006). Cultivation of Thai and Japanese strains of Pleurotus
sajor-caju on rice-straw-based Volvariella volvacea mushroom
spent and composted rice straw in central Luzon Region,
Philippines. Journal of Agricultural Technology, 2(1), 69-75.
Wang, H., & Ng, T.B. (2006). Ganodermin, an antifungal protein from
fruiting bodies of medicinal mushroom Ganoderma lucidum.
Peptides, 27, 27-30.
Yuzelma, Ahmad, A., & Nofrizal. (2013). Kajian toksisitas limbah
biosludge yang berasal dari ipal industri pulp dan kertas
dengan metode toxicity characteristik leaching procedure.
Jurnal Lingkungan, 7 (1), 60-67. ISSN 1978-5283.
24
71.59%. After 6 months incubation, sludge contents turned to
decrease as much as 48.76% (N), 35.42% (P), 25.0% (K), except
for Ca and Mg that increased by 112.9% and 6.67%, respectively.
CEC value of the sludge found increasing by 3.85% (control) and
56.80% (treated).
Keywords: Sludge, rotting fungi, BCE value, nutrient contents,
CEC.
25