Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
(HIPERTENSI)
DISUSUN OLEH:
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2014
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Menurut beberapa sumber, devinisi dari hipertensi adalah:
1. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg
(Smeltzer & Bare,2001)
2. Hipertensi adalah peningkatan teknan darah yang menetap diatas batas normal
yang disepakati yaitu : diastolic 90 mmHg / sistolik 140 mmHg (Kee & Hayes,
2001)
3. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap diatas bataas
normal yang disepakati yaitu: distolic 90 mmHg / 140 mmHg (Price &
Wilson,2005)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi hipertensi pada lansia adalah
sebagai tekanan darah 140/90 mm Hg atau lebih tinggi atau tekanan darah yang
membutuhkan pengobatan dengan obat anti hipertensi. Hipertensi adlah penyakit
sistem kardiovaskuler dan pada lansia juga merupakan faktor resiko untuk penyakit
kardiovaskular termasuk penyakit stroke iskemik,penyakit koroner,dan gagal
jantung. (Arronow, 2009)
B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu:
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain(Darmojo, 1999)
Klasifikasi hipertensi
C. ETIOLOGI
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Perubahan fisik pada lansia terkait dengan penyakit hipertensi:
Perubahan sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa daah menurun 1% setiap tahun sesudah 20
tahun,hal ini menyebabkan menurunnya kontrkasi dan volumenya
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi,perubahan psisi dari tidur ke duduk(duduk ke berdiri)
bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan
pusing mendadak)
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari pembuluh
darah perifer,sistolis normal kurang lebih 170 mmHg dan distolis normal kurang lebih
90 mmHg.Dengann adnya penurunan suplai O2 ke otak maka kebutuhan otak akan
O2 berkurang. Hal tersebut akan menyebabkan pingsan pada akhirnya akan terjadi
resiko injuri. (Smeltzser & Bare,2001)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN/Keratinin: memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan
oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
4. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa (
efek kardiovaskuler )
7. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
8. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
9. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
10. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11. Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter
13. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
14. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
15. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi
(Prize,Sylvia,2005)
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdiri dari penatalaksanaan non
farmakologis dan farmakologis.
Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari:
1. Penurunan berat badan
2. Pembatasan alkohol
3. Pembatasan konsumsi natrium
4. Pembatasan penggunaan tembakau
5. Latihan dan relaksasi
Penatalaksanaan farmakologis terdiri dari:
1. Diuretik (chlorthalidone chygraton)
2. Diuretika pengganti kalium
3. Inhibitor asenergik (propanolog iinderal)
4. Vaskodilaton (hydrolazine hydrocloride apresoline)
5. Penghambat enzim pengubah angiotensin (captropil capoten)
6. Antagonis kalium (diltiazem hydrocloride cardizem)(Prize,Sylvia, 2005)
7. Menurut JNC VI pilihan pertama untuk pengobatan hipertensi lanjut usia
adalah diuretic atau penyekat beta dan ini sangat bermanfaat namn demikian
terbatas penggunaannya pada keadaan seperti penyakit arteri tepi, gagal
jantung.
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
1. Diet
7. Menghentikan merokok
8. Latihan Fisik (Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai
empat prinsip yaitu macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain)
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
10. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
11. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian secara Umum:
1. Identitas Pasien
Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis
pekerjaan).
5. Makanan dan cairan
Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
Pengkajian Persistem :
a) Perubahan perubahan fisik pada lansia :
1. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan intraseluler
Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal , darah dan hati
Jumlah sel otak menurun
Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%
2. Sistem persarafan
Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya)
Cepatnya menurun hubungan persarafan
Kurang sensitif terhadap sentuhan
Mengecilnya saraf indera
3. Sistem pendengaran
Presbiakusis atau hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam
terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi
Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
Terjadiya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin
4. Sistem penglihatan
Sfinger pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa) menyebabkan gangguan
penglihatan
Hilangnya daya akomodasi
Menurunnya lapang pandang
Menurunnya daya membedakan warna biru aau hijau
5. Sistem kardiovaskuler
Elastisitas , dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung menurun memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah brumur 20 tahun , hal ini yang menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk , bisa
menyebabkan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing
mendadak)
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meninkatnya resisten dari
pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg, diastolic normal 90
mmHg
6. Sistem repirasi
Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru paru kehilangan elastisitas , kapasitas esidu meningkat , menarik napas
lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalamn
bernapas menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
O2 pada arteri menurun menjadi 75mmHg
Co2 pada arteri tidak berganti
7. Sistem gastorintestinal
Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal disease yang bisa
terjadi setelah umur 30 tahun
Indera pengecap menurun
esofagus melebar
lambung : rasa lapar menurun , asam lambung menurun
peristaltik melemah biasanya imbul konstipasi
liver makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan , berkurangnya
aliran darah
8. Sistem genitourinaria
Ginjal : nefron mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria
Vesika urinaria: otot otot menjadi lemah, kapastas menurun s. ampai 200ml
menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinaria susah di
kosongkan pada pria lanjut usia sehinnga meningkat retensi urin.
9. Sistem endokrin
Produksi dari semua hromon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Menurunnya aktifitas tiroid dan daya pertukaran zat
Menurun sekresi hormon kelamin : progesteron, estrogen dan testosteron.
10. Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak
Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasi
serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis
Pertumbuhan kuku lebih lebar, keras dan rapuh
Kelenjar kringat berkurang jumlah dan fungsinya
11. Sistem muskuloskleletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Pinggang, lutut dan jari pergelangan terbatas
Discus intervertabralis menipis dan enjadi pendek
Persendian membesar dan menjadi kaku
Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
Atrofi serabut, sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot - otot
kram dan menjadi tremor
d) Perkembangan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam ke hiduapannya
(Maslow,1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari hari (Murray dan Zanter,
1970)
Perkembangan spiritual pada usia tahu menurut Fowler 1978,
Universalizing ,perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berfikir dan bartindak cengan cara memberikan contoh cara mecintai dan
keadilan
Wawancara
a) Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya
b) Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia
c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
d) Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran
e) Kebiasaan makan minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil
f) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lanjut usia
g) Perubahan-perubahan fungsi, tubuh yang sangat bermakna dirasakan
h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat
i) Masalah-masalah seksual yang dirasakan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh
Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
1. Headtotoe
2. Sistem tubuh
1. Psikologis
a) Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
b) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
c) Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d) Apakah optimis dalam memandang suat kehidupan
e) Bagaimana mengatasi stres yang dialami
f) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
i) Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alasan
perasaan, orientasi dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah
2. Sosial Ekonomi
a) Darimana sumber keuangan usia lanjut
b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c) Dengan siapa dia tinggal
d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
g) Siapa saja yang biasa mengunjungi
h) Seberapa besar ketergantungannya
i) Apakah dapat menyalurkan hobby atau keinginannya dengan fasilitas yang
ada
3. Spiritual
a) Apakah secara teratur mrlakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal
Pengkajian Dasar
1. Temperatur
Mungkin serendah 95 F
Lebih diteliti diperiksa disublingual
2. Pulse ( denyut nadi )
Kecepatan, irama, volume
Apikal, radial, pedal
3. Respirasi ( pernapasan )
Kecepatan, irama, dan kedalaman
Tidak teraturnya pernapasan
4. Tekanan darah
Saat baring, duduk, berdiri
Hipertensi akibat posisi tubuh
5. Berat badan perlahan-lahan hilang dalam tahun-tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
7. Memory ( ingatan )
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
Sistem Persarafan
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Pemasuka diet
3. Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah
4. Mengunyah dan menelan
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi ( sembelit ), diare dan inkontinesiaalvi
Sistem Genitourinarius
Sistem Kulit
1. Kulit
Temperatur, tingkat kelembaban
Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
Turgor ( kekenyalan kulit )
Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan-gangguan umum
Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktor
Atroofi otot
Mengecilkan tendo
Ketidakadekuatannya gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
Ambulasi dengan/tanpa bantuan peralatan
Keterbatasan gerak
Kekuatan otot
Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis
Psikososial
o a. Katz index
o o Kegiatan o M o B o Ba
a a ntu
n n an
d t Pe
ir u nu
i a h
n
S
e
b
a
g
i
a
n
o Bathing o o o
o Dressing o o o
o Toiletting o o o
o Transfering o o o
o Continence o o o
o Feeding o o o
o
o
o b. Barthel index
o
o KRITERIA o PENILAIAN
o o
1. Makan(frekuensi, jumlah, jenis) 1. Denganbantuan(5)
2. Minum(frekuensi, jumlah, jenis) 2. Mandiri(10)
3. Berpindahdarikursirodaketempattidur/sebaliknya o
4. Personal toilet, cucimuka, menyisirrambut, gosokgigi) o Keterangan:
5. Keluarmasuktoilet (mencucipakaian, o 120 : mandiri
menyekattubuhmenyiram)(frekuensi) o 65 115 : Ketergantun
6. Mandi o Sebagian
7. Jalandipermukaandatar
o <60 : Ketergantungant
8. Naikturuntangga
o
9. Mengenakanpakaian
10. Kontrolbowel (BAB)...(frekuensi, konsistensi)
11. KontrolBladder (BAK)(frekuensi, warna)
12. Olahraga/latihan(frekuensi, jenis)
13. Rekreasi/pemanfaatanwaktu(frekuensi, jenis)
o
o
o
o
o
o
o
o PEMERIKSAAN PORTABEL UNTUK STATUS MENTAL
o (PPSM = MMSE = MINIMENTALSTATEEXAMINATION)
oPENGKAJIANSTATUSMENTAL
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,
iskemia miokard, hipertropi ventricular
2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
3. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
6. Resiko tinggi terhadap cedera
o
3. INTERVENSI
o Dx.Keper o Tujuan
o o Intervensi
awatan dan KH
o Tidak
o o Penuruna - Pantau TD, ukur pada kedua tangan,
terjadi
n curah gunakan manset dan tehnik yang tepat
penuruna
- Catat keberadaan, kualitas denyutan
jantung
n curah
sentral dan perifer
berhubun
jantung - Auskultasi tonus jantung dan bunyi
gan
setelah napas
dengan - Amati warna kulit, kelembaban, suhu
dilakuka
peningkat dan masa pengisian kapiler
n
- Catat edema umum
an
tindakan- Berikan lingkungan tenang, nyaman,
afterload,
keperaw kurangi aktivitas, batasi jumlah
vasokonst
atan pengunjung.
riksi, - Pertahankan pembatasan aktivitas
selama 3
iskemia seperti istirahat ditempat tidur/kursi
x 24 jam.
- Bantu melakukan aktivitas perawatan
miokard,
Dengan
diri sesuai kebutuhan
hipertropi
kriteria - Lakukan tindakan yang nyaman spt
ventricula
hasil : pijatan punggung dan leher,
r
- Berpartisipasidalam meninggikan kepala tempat tidur.
- Anjurkan tehnik relaksasi, panduan
aktivitas yang
o
imajinasi, aktivitas pengalihan
menurunkan TD
- Pantau respon terhadap obat untuk
- Mempertahankan TD
mengontrol tekanan darah
dalam rentang yang- Berikan pembatasan cairan dan diit
dapat diterima natrium sesuai indikasi
- Kolaborasi untuk pemberian obat-
- Memperlihatkan irama
obatan sesuai indikasi
dan frekuensi jantung
stabil
o
o Nyeri - Pertahankan tirah baring, lingkungan
o o Nyeri
atau yang tenang, sedikit penerangan
( sakit - Kaji tingkat nyeri klien
sakit
kepala ) - Minimalkan gangguan lingkungan dan
kepala
berhubun rangsangan
hilang
gan - Bantu pasien dalam ambulasi sesuai
atau
dengan kebutuhan
berkuran
peningkat
g setelah - Beri tindakan nonfarmakologi untuk
an menghilangkan sakit kepala seperti,
dilakuka
tekanan posisi nyaman, tehnik relaksasi,
n
vaskuler bimbingan imajinasi dan distraksi
tindakan
serebral
keperaw - Hilangkan / minimalkan
atan vasokonstriksi yang dapat
o
selama 2 meningkatkan sakit kepala misalnya
x 24 jam mengejan saat BAB, batuk panjang,
Kriteria membungkuk
hasil : - Kolaborasi pemberian obat sesuai
- Pasien indikasi : analgesik, antiansietas
mengung (lorazepam, ativan, diazepam,
kapkan valium )
tidak
o
adanya
sakit
kepala
- Pasien tampak nyaman
- TTV dalam batas
normal
meningk di rumah.
atkan o
resiko
terhadap
cedera.
o Memper
agakan
tindakan
keamana
n untuk
mencega
h cedera.
o
o
1. Klien/lanjut usia
o Biarkan lanjut usia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan
keselamatan
o Latih lanjutn usia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
o Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur, jika tidur
o Bila mengalami masalah fisik, misalnya reumatik, latih klien untuk
menggunakan alat bantu berjalan
o Bantu klien ke kemar mandi terutama untuk lanjut usia yang menggunakan
obat penenang
o Menggunakan kaca mata bila berjalan atau melakukan sesuatu
o Usahakan ada yang menemani jika bepergian
o
2. Lingkungan
o Tempatkan klien diruangan khusus dekat kantor sehingga mudah
diobservasi bila lanjut usia tersebut dirawat
o Letakkan bel dibawah bantal dan ajarkan cara menggunakannya
o Gunakan tempat yang tidak yerlalu tinggi
o Letakkan meja kecil dekat tempat tidur akan lanjut usia menempatkan alat-
alat yang selalu digunakannya
o Usahakan lantai bersih, rata, tidak licin dan basah
o Kunci semua peralatan yang menggunakan roda untuk lanjut usia yang
menggunakannya
o Pasang pegangan dikamar mandi
o Hindari lampu yang redup dan menyikaukan, sebaiknya gunakan lampu
70-100 watt
o Jika pindah dari ruang terang ke gelap ajarkan klien untuk memejamkan
mata sejenak
o Gunakan sendal/sepatu yang beralas karet
o Gunakan perabotan yang penting saja diruang lanjut usia
III. PENUTUP
o
o Kesimpulan
o Prevalensi hipertensi pada lanjut usia lebih tinggi dibanding dengan
penderita yang lebih muda. Sebagian besar merupakan hipertensi primer dan
hipertensi sistolik terisolasi. Diagnosis hipertensi sama dengan orang pada umumnya
seperti yang dianjurkan oleh JNC VI dan WHO. Karena adanya pengakuan pebuluh
darah arteri,disamping faktor lainnya seperti penurunan sensitivitas baroreseptor
maupun adanya retensi natrium. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjit usia pada
prinsipnya tidak berbeda dengan hupertensi umumnya yaiu dari modifikasi pola hidup
dan bila diperlukan dilanjutkan dengan pemberian obat antihipertensi Obat yang
umum digunakan adalah diuretic dan antagonis kalsium, dengan prinsip dosis awal
yang kecil dan ditinkatkan secara perlahan sasaran tekanan darah yang ingin dicapai
adalah tekanan darah sistolik <140 dan diastol <90 mmHg.
o
o
o DAFTAR PUSTAKA
o Ganong, Wiliam, F , 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, (Ed.20), Alih Bahasa
Oleh Brahm U Panit (Et.Al), EGC : Jakarta
o Stockslager, Jaime L ,2008, Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik, (Ed.2), Alih
Bahasa Oleh: Nike Budi Subekti, EGC :Jakarta
o National Heart Lung & Blood Insitute. 2003. The seventh report of Joint
National Committee
o on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
dalam
o The JNC VII report. Disitasi dari:
http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hipertensi/ JNC 7 full / htm. Diakses tanggal 2
Oktober 2009.
o
o