Sie sind auf Seite 1von 33

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA KLIENDENGAN SISTEM KARDIOVASKULER

(HIPERTENSI)

DISUSUN OLEH:

1. AGUS SUBHAN 8933171483


2. DEVI MUTIARA R.S. 8933171414
3. DIYAN YUNITASARI 8933171416
4. SOTYA TITI HASTIKA 8933171468

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2014
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Menurut beberapa sumber, devinisi dari hipertensi adalah:
1. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg
(Smeltzer & Bare,2001)
2. Hipertensi adalah peningkatan teknan darah yang menetap diatas batas normal
yang disepakati yaitu : diastolic 90 mmHg / sistolik 140 mmHg (Kee & Hayes,
2001)
3. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap diatas bataas
normal yang disepakati yaitu: distolic 90 mmHg / 140 mmHg (Price &
Wilson,2005)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi hipertensi pada lansia adalah
sebagai tekanan darah 140/90 mm Hg atau lebih tinggi atau tekanan darah yang
membutuhkan pengobatan dengan obat anti hipertensi. Hipertensi adlah penyakit
sistem kardiovaskuler dan pada lansia juga merupakan faktor resiko untuk penyakit
kardiovaskular termasuk penyakit stroke iskemik,penyakit koroner,dan gagal
jantung. (Arronow, 2009)

B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu:
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain(Darmojo, 1999)

Klasifikasi hipertensi

Kategori Sistolik, Mmhg Diastolik, Mmhg


Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi I
Stadium I (ringan) 140-159 99-99
Stadium II (sedang) 160-179 100-109
Stadium III (berat) 180-209 110-119
Stadium IV (sangat berat) >210 >120

C. ETIOLOGI
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi:

1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.

2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.

3. Stress Lingkungan.

4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.

Menurut (Ignatificius, 2010) berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2


golongan yaitu:

1. Hipertensi Esensial (Primer) : Penyebab tidak diketahui namun banyak factor


yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf
simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.

2. Hipertensi Sekunder : Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler


renal.Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-
datapenelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
g. Aktivitas fisik
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti ginjal,
glomerulonefritis, pielonefritis, nekrosis tubular akut, tumor, vascular, aterosklerosis,
hiperplasia, trombosis, aneurisma, emboli kolestrol, vaskulitis, kelainan endokrin, dm,
hipertiroidisme, hipotiroidisme, saraf, stroke, ensepalitis. selain itu dapat juga
diakibatkan karena obatobatan kontrasepsi oral, kortikosteroid.
Hipertensi dapat diakibatkan oleh perilaku/pola hidup yang tidak baik.
Faktorfaktor dan perilaku yang dapat menjadipenyebab hipertensi yaitu:
a. Asupan Sodium yang melebihi normal: asupan sodium terhadap kenaikantekanan
darah sekarang ini banyak sekali diteliti. Hal ini berkaitan dengan sifatSodium
yang menyebabkan retensi cairan di dalam tubuh. Hipertensi jarang terjadipada
intake sodium yang rendah yaitu sekitar <60 mmol/hari.
b. Kurangnya diit vegetarian (sayur dan buah): Cereal, buah, dan sayuranmengandung
banyak kandungan kalium dan rendah sodium. Adanya banyakkandungan kalium
dapat menurunkan tekanan darah.
c. Intake lemak berlebih: Intake lemak berisiko meningkatkan
pembentukanatherosklerosis yang akan menyebabkan dinding pembuluh darah
mengeras danmenyebabkan tekanan darah dapat meningkat.
d. Intake alkohol: Beberapa studi menunjukkan hubungan linier yang positifantara
tekanan sistolik dan diastolik dengan pengkonsumsian alkohol.
e. Merokok: Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merokok berisikolebih besar
menderita penyakit hipertensi dibandingkan yang tidak merokok.
f. Stress: Nyeri, marah, keingintahuan berlebih, ketakutan, kegembiraan danrasa malu
menyebabkan tekanan darah akan meningkat (National Heart Lung &Blood
Insitute, 2003)
Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, meningkatkan
risiko sakit jantung dan stroke. Hipertensi juga dapat mengakibatkan gagal
jantung,penurunan efisiensi fungsi ginjal, dll. (Mansjoer et al, 2001). Hipertensi
dapatdicegah dengan pola hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko
hipertensiseperti: mempertahankan berat badan ideal, tidak merokok, tidak minum
kopi, tidakmengkonsumsi alkohol, latihan aerobik, modifikasi tingkah laku, dan
penghentianobat yang meningkatkan tekanan darah (obat pengatur kelahiran,
kortikosteroid mineralokortikoid, dan lain-lain) (National Heart Lung & Blood
Insitute, 2003).

D. TANDA DAN GEJALA


Tidak ada tanda dan gejala sampai penyakit ditemukan selama evaluasi masalah
yang lainnya. Terbangun dengan sakit kepala pada bagian oksipital yang berkurang
secara spontan setelah beberapa jam gejala biasanya terkait dengan hipertensi berat.
Biasanya terdapat gejala pusing , kehilangan ingatan, palpitasi, kletihan , dan
impotensi.
Dengan keterlibatan vaskuler:
1. Perdarahan hidung
2. Urine berdarah
3. Kelemahan
4. Penglihatan kabur
5. Nyeri dada dan dispnea yang dapat menandakan keterlibatan jantung
6. Tremor lambat
7. Mual dan muntah
8. Peningkatan tekanan diastolik ketika orang tersebut mengubah posisi dari duduk
menjadi berdiri(yang menandakan hipertensi esensial)
9. Penurunan tekanan darah dengan perubahan dari posisi duduk keberdiri
(menandakan hipertensi sekunder)
10. Endema perifer ketika terjadi gagal jantung
11. Hemarogi eksudat dan endema papil menunjukan evaluasi oftalmoskopik pada
tahap lanjut(jika retinopati ipertensif terjadi) (Jaime Stockslager,2007)
E. PATOFISIOLOGIS

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Perubahan fisik pada lansia terkait dengan penyakit hipertensi:
Perubahan sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa daah menurun 1% setiap tahun sesudah 20
tahun,hal ini menyebabkan menurunnya kontrkasi dan volumenya
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi,perubahan psisi dari tidur ke duduk(duduk ke berdiri)
bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan
pusing mendadak)
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari pembuluh
darah perifer,sistolis normal kurang lebih 170 mmHg dan distolis normal kurang lebih
90 mmHg.Dengann adnya penurunan suplai O2 ke otak maka kebutuhan otak akan
O2 berkurang. Hal tersebut akan menyebabkan pingsan pada akhirnya akan terjadi
resiko injuri. (Smeltzser & Bare,2001)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN/Keratinin: memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan
oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
4. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa (
efek kardiovaskuler )
7. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
8. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
9. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
10. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11. Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter
13. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
14. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
15. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi
(Prize,Sylvia,2005)

G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdiri dari penatalaksanaan non
farmakologis dan farmakologis.
Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari:
1. Penurunan berat badan
2. Pembatasan alkohol
3. Pembatasan konsumsi natrium
4. Pembatasan penggunaan tembakau
5. Latihan dan relaksasi
Penatalaksanaan farmakologis terdiri dari:
1. Diuretik (chlorthalidone chygraton)
2. Diuretika pengganti kalium
3. Inhibitor asenergik (propanolog iinderal)
4. Vaskodilaton (hydrolazine hydrocloride apresoline)
5. Penghambat enzim pengubah angiotensin (captropil capoten)
6. Antagonis kalium (diltiazem hydrocloride cardizem)(Prize,Sylvia, 2005)
7. Menurut JNC VI pilihan pertama untuk pengobatan hipertensi lanjut usia
adalah diuretic atau penyekat beta dan ini sangat bermanfaat namn demikian
terbatas penggunaannya pada keadaan seperti penyakit arteri tepi, gagal
jantung.

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat


komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:


Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

1. Diet

2. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

3. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

4. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

5. Penurunan berat badan

6. Penurunan asupan etanol

7. Menghentikan merokok

8. Latihan Fisik (Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai
empat prinsip yaitu macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain)
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu

Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )


Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan
adalah sebagai berikut :

1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran


tekanan darahnya

2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan


darahnya

3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun


bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas

4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya


tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya
dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

5. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau


keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah

6. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x


sehari atau 2 x sehari

7. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek


samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi

8. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau


mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas
maksimal

9. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

10. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering

11. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

12. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat


diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan
pelaksanaan pengobatan hipertensi.

II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Pengkajian secara Umum:
1. Identitas Pasien
Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis

Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang

terdekat, alamat, nomor registrasi.


2. Riwayat atau adanya faktor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Aktivitas / istirahat
a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Perubahan irama jantung
d. Takipnea
4. Integritas ego
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik.
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan

pekerjaan).
5. Makanan dan cairan
Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi

lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula

yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.


a. Mual, muntah.
b. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
6. Nyeri atau ketidak nyamanan :
a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d. Nyeri abdomen.

Pengkajian Persistem :
a) Perubahan perubahan fisik pada lansia :
1. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan intraseluler
Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal , darah dan hati
Jumlah sel otak menurun
Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%
2. Sistem persarafan
Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya)
Cepatnya menurun hubungan persarafan
Kurang sensitif terhadap sentuhan
Mengecilnya saraf indera
3. Sistem pendengaran
Presbiakusis atau hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam
terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi
Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
Terjadiya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin
4. Sistem penglihatan
Sfinger pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa) menyebabkan gangguan
penglihatan
Hilangnya daya akomodasi
Menurunnya lapang pandang
Menurunnya daya membedakan warna biru aau hijau
5. Sistem kardiovaskuler
Elastisitas , dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung menurun memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah brumur 20 tahun , hal ini yang menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk , bisa
menyebabkan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing
mendadak)
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meninkatnya resisten dari
pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg, diastolic normal 90
mmHg
6. Sistem repirasi
Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru paru kehilangan elastisitas , kapasitas esidu meningkat , menarik napas
lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalamn
bernapas menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
O2 pada arteri menurun menjadi 75mmHg
Co2 pada arteri tidak berganti
7. Sistem gastorintestinal
Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal disease yang bisa
terjadi setelah umur 30 tahun
Indera pengecap menurun
esofagus melebar
lambung : rasa lapar menurun , asam lambung menurun
peristaltik melemah biasanya imbul konstipasi
liver makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan , berkurangnya
aliran darah
8. Sistem genitourinaria
Ginjal : nefron mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria
Vesika urinaria: otot otot menjadi lemah, kapastas menurun s. ampai 200ml
menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinaria susah di
kosongkan pada pria lanjut usia sehinnga meningkat retensi urin.
9. Sistem endokrin
Produksi dari semua hromon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Menurunnya aktifitas tiroid dan daya pertukaran zat
Menurun sekresi hormon kelamin : progesteron, estrogen dan testosteron.
10. Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak
Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasi
serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis
Pertumbuhan kuku lebih lebar, keras dan rapuh
Kelenjar kringat berkurang jumlah dan fungsinya
11. Sistem muskuloskleletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Pinggang, lutut dan jari pergelangan terbatas
Discus intervertabralis menipis dan enjadi pendek
Persendian membesar dan menjadi kaku
Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
Atrofi serabut, sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot - otot
kram dan menjadi tremor

b) Perubahn- perubahan mental :


1. Memory
Kenangan jangka panjang : berjam jam sampai berhari hari yang lalu
Jangka pendek : 0-10 menit
2. I.Q (Intelegentia Quantion)
Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan
c) Perubahan perubahan psikososial
Pensiun : kehilangan finansial, kehilangan status , kehilangan teman/
relasi, kehilangan kegiatan.
Marasakan atau sadar akan kematian
Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit
Ekonomi akibat pemberitahuan dari jabatan
Penyakit kronis dan ketidakmampuan
Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik ,perubahan terhadap gambaran
diri dan konsep diri

d) Perkembangan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam ke hiduapannya
(Maslow,1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari hari (Murray dan Zanter,
1970)
Perkembangan spiritual pada usia tahu menurut Fowler 1978,
Universalizing ,perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berfikir dan bartindak cengan cara memberikan contoh cara mecintai dan
keadilan

Wawancara
a) Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya
b) Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia
c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
d) Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran
e) Kebiasaan makan minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil
f) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lanjut usia
g) Perubahan-perubahan fungsi, tubuh yang sangat bermakna dirasakan
h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat
i) Masalah-masalah seksual yang dirasakan

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh
Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
1. Headtotoe
2. Sistem tubuh
1. Psikologis
a) Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
b) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
c) Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d) Apakah optimis dalam memandang suat kehidupan
e) Bagaimana mengatasi stres yang dialami
f) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
i) Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alasan
perasaan, orientasi dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah
2. Sosial Ekonomi
a) Darimana sumber keuangan usia lanjut
b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c) Dengan siapa dia tinggal
d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
g) Siapa saja yang biasa mengunjungi
h) Seberapa besar ketergantungannya
i) Apakah dapat menyalurkan hobby atau keinginannya dengan fasilitas yang
ada
3. Spiritual
a) Apakah secara teratur mrlakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal

Pengkajian Dasar

1. Temperatur
Mungkin serendah 95 F
Lebih diteliti diperiksa disublingual
2. Pulse ( denyut nadi )
Kecepatan, irama, volume
Apikal, radial, pedal
3. Respirasi ( pernapasan )
Kecepatan, irama, dan kedalaman
Tidak teraturnya pernapasan
4. Tekanan darah
Saat baring, duduk, berdiri
Hipertensi akibat posisi tubuh
5. Berat badan perlahan-lahan hilang dalam tahun-tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
7. Memory ( ingatan )
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
Sistem Persarafan

1. Kesimetrisan raut wajah


2. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak
Tidak semua orang menjadi snile
Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah
3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :
Jangan di testdiluar jendela
Pergunakan tangan atau gambar
Cek kondisi kaca mata
5. Pupil : kesamaan, dilatasi
6. Sensor deprivation ( gangguan sensorik )
7. Ketajaman pendengaran
Apakah menggunakan alat bantu dengar
Tinutis
Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan
8. Adanya rasa sakit atau nyeri

Sistem Kardiovaskuler

1. Sirkulasi perifer, warna dan kehangatan


2. Auskultasi denyut nadi apikal
3. Periksa adanya pembekakan vena jugularis
4. Pusing
5. Sakit
6. Edema

Sistem Gastrointestinal

1. Status gizi
2. Pemasuka diet
3. Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah
4. Mengunyah dan menelan
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi ( sembelit ), diare dan inkontinesiaalvi
Sistem Genitourinarius

1. Warna dan bau urine


2. Distensi kandung kemih, inkontinensia ( tidak dapat menahan untuk buang air kecil )
3. Frekuensi, tekanan atau desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks
Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual

Sistem Kulit

1. Kulit
Temperatur, tingkat kelembaban
Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
Turgor ( kekenyalan kulit )
Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan-gangguan umum

Sistem Muskuloskeletal

1. Kontraktor
Atroofi otot
Mengecilkan tendo
Ketidakadekuatannya gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
Ambulasi dengan/tanpa bantuan peralatan
Keterbatasan gerak
Kekuatan otot
Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis

Psikososial

1. Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan


2. Fokus-fokus pada diri bertambah
3. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
4. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umun
Kesadaran
Tekanan darah (berbaring, duduk & berdiri)
Nadi
Pernafasan
Tinggi badan
Berat badan
Suhu badan
BMI / RBW
o KULIT o PAYUDARA
o KEPALA o ABDOMEN
o MATA o GENETALIA
o HIDUNG o REKTAL
o MULUT o PEMBULUH DARAH TEPI
o LEHER o MUSKULOSKELETAL
o LIMFONODI o NEUROLOGIK
o DADA & PARU-PARU o STATUS MENTAL
o KARDIOVASKULAR
o Pengkajian Fungsional Klien

o a. Katz index

o o Kegiatan o M o B o Ba
a a ntu
n n an
d t Pe
ir u nu
i a h
n
S
e
b
a
g
i
a
n
o Bathing o o o
o Dressing o o o
o Toiletting o o o
o Transfering o o o
o Continence o o o
o Feeding o o o
o
o
o b. Barthel index
o
o KRITERIA o PENILAIAN
o o
1. Makan(frekuensi, jumlah, jenis) 1. Denganbantuan(5)
2. Minum(frekuensi, jumlah, jenis) 2. Mandiri(10)
3. Berpindahdarikursirodaketempattidur/sebaliknya o
4. Personal toilet, cucimuka, menyisirrambut, gosokgigi) o Keterangan:
5. Keluarmasuktoilet (mencucipakaian, o 120 : mandiri
menyekattubuhmenyiram)(frekuensi) o 65 115 : Ketergantun
6. Mandi o Sebagian
7. Jalandipermukaandatar
o <60 : Ketergantungant
8. Naikturuntangga
o
9. Mengenakanpakaian
10. Kontrolbowel (BAB)...(frekuensi, konsistensi)
11. KontrolBladder (BAK)(frekuensi, warna)
12. Olahraga/latihan(frekuensi, jenis)
13. Rekreasi/pemanfaatanwaktu(frekuensi, jenis)
o

o
o
o
o
o
o
o PEMERIKSAAN PORTABEL UNTUK STATUS MENTAL
o (PPSM = MMSE = MINIMENTALSTATEEXAMINATION)

o DAFTAR PERTANYAAN o PENILAIAN


o o
1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, tahun) o 0 2 kesalahan = baik
2. Hari apakah hari ini ? o 3 4 kesalahan =
3. Apakah nama tempat ini ? gangguan intelek
4. Berapakah nomor telepon Bapak / Ibu ? Di jalan apakah ringan
rumah Bapak / Ibu ? o 5 7 kesalahan
5. Berapakah umur Bapak / Ibu ? (tanggal, bulan, tahun) =gangguan intelek
6. Kapan Bapak / Ibu lahir ? (tanggal, bulan, tahun) sedang
7. Siapakah nama Gubernur kita ? (walikota / camat / o 8 10 kesalahan =
lurah) gangguan intelek berat
8. Siapakah nama Gubernur sebelum ini ? (walikota / o Bila penderita tak
camat / lurah)
pernah sekolah, nilai
9. Siapakah nama gadis Ibu anda ?
kesalahan
10. Hitung mundur 3 3 , mulai 20 !
diperbolehkan + 1 dari
o
nilai diatas
o Bila penderita sekolah
lebih dari SMA,
kesalahan yang
diperbolehkan 1 dari
nilai diatas

oPENGKAJIANSTATUSMENTAL

o SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONER(SPSMQ).


o DAFTAR PERTANYAAN o PENILAIAN(Be
nar/ Salah)
o o Interpretasihasil
1. Tanggalberapahariini? :
2. Hariapasekarang? o Salah0 3 :
3. Apanamatempatini? fungsiintelektualu
4. Dimanaalamatanda? tuh
5. Berapaumuranda? o Salah4 5 :
6. Kapanandalahir? (minimal tahunlahir) Kerusakanintelekt
7. SiapapresidenIndonesia sekarang? ualringan
8. SiapapresidenIndonesia sebelumnya? o Salah6 8 :
9. Siapanamaibuanda? Kerusakanintelekt
10. Kurangi3 dari 20 dan tetappengurangan3 dari ualsedang
setiapangkabaru, semuasecaramenurun o Salah9 10:
o Kerusakanintelekt
ualberat

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,
iskemia miokard, hipertropi ventricular
2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
3. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
6. Resiko tinggi terhadap cedera

o
3. INTERVENSI

o Dx.Keper o Tujuan
o o Intervensi
awatan dan KH
o Tidak
o o Penuruna - Pantau TD, ukur pada kedua tangan,
terjadi
n curah gunakan manset dan tehnik yang tepat
penuruna
- Catat keberadaan, kualitas denyutan
jantung
n curah
sentral dan perifer
berhubun
jantung - Auskultasi tonus jantung dan bunyi
gan
setelah napas
dengan - Amati warna kulit, kelembaban, suhu
dilakuka
peningkat dan masa pengisian kapiler
n
- Catat edema umum
an
tindakan- Berikan lingkungan tenang, nyaman,
afterload,
keperaw kurangi aktivitas, batasi jumlah
vasokonst
atan pengunjung.
riksi, - Pertahankan pembatasan aktivitas
selama 3
iskemia seperti istirahat ditempat tidur/kursi
x 24 jam.
- Bantu melakukan aktivitas perawatan
miokard,
Dengan
diri sesuai kebutuhan
hipertropi
kriteria - Lakukan tindakan yang nyaman spt
ventricula
hasil : pijatan punggung dan leher,
r
- Berpartisipasidalam meninggikan kepala tempat tidur.
- Anjurkan tehnik relaksasi, panduan
aktivitas yang
o
imajinasi, aktivitas pengalihan
menurunkan TD
- Pantau respon terhadap obat untuk
- Mempertahankan TD
mengontrol tekanan darah
dalam rentang yang- Berikan pembatasan cairan dan diit
dapat diterima natrium sesuai indikasi
- Kolaborasi untuk pemberian obat-
- Memperlihatkan irama
obatan sesuai indikasi
dan frekuensi jantung
stabil

o
o Nyeri - Pertahankan tirah baring, lingkungan
o o Nyeri
atau yang tenang, sedikit penerangan
( sakit - Kaji tingkat nyeri klien
sakit
kepala ) - Minimalkan gangguan lingkungan dan
kepala
berhubun rangsangan
hilang
gan - Bantu pasien dalam ambulasi sesuai
atau
dengan kebutuhan
berkuran
peningkat
g setelah - Beri tindakan nonfarmakologi untuk
an menghilangkan sakit kepala seperti,
dilakuka
tekanan posisi nyaman, tehnik relaksasi,
n
vaskuler bimbingan imajinasi dan distraksi
tindakan
serebral
keperaw - Hilangkan / minimalkan
atan vasokonstriksi yang dapat
o
selama 2 meningkatkan sakit kepala misalnya
x 24 jam mengejan saat BAB, batuk panjang,
Kriteria membungkuk
hasil : - Kolaborasi pemberian obat sesuai
- Pasien indikasi : analgesik, antiansietas
mengung (lorazepam, ativan, diazepam,
kapkan valium )
tidak
o
adanya
sakit
kepala
- Pasien tampak nyaman
- TTV dalam batas
normal

o Klien - Berikan dorongan untuk aktifitas /


o o Intolerans
terjadi perawatan diri bertahap jika dapat
i aktifitas ditoleransi.
peningka
berhubun - Berikan bantuan sesuai kebutuhan
tan
gan
aktifitas - Instruksikan pasien tentang
penurunan
setelah penghematan energy
cardiac
dilakuka - Kaji respon pasien terhadap aktifitas
output
n - Monitor adanya diaforesis, pusing
tindakan - Observasi TTV tiap 4 jam
keperaw - Berikan jarak waktu pengobatan dan
atan prosedur untuk memungkinkan
selama 2 waktu istirahat yang tidak terganggu
x 24 jam
o Kriteria
hasil :
-
Meningk
atkan
energi
untuk
melakuk
an
aktifitas
sehari
hari
-
Menunju
kkan
penuruna
n gejala
gejala
intoleran
si
aktifitas
o - Dapat
melakuk
an
ativitas
ringan

o Setelah - Kaji kemampuan klien untuk


o o Kurangny
dilakuka melakukan kebutuhan perawatan diri
a - Bantu pasien untuk memenuhi
n
perawatan kebutuhan perawatan diri
tindakan
diri
keperaw - Berikan umpan balik yang positif
berhubun untuk setiap usaha yang dilakukan
atan
gan klien / atas keberhasilannya
selama 1
dengan
x 24 jam
adanya o
perawata
kelemaha
n diri
n fisik.
klien
terpenuh
o
i
o o Kriteria
hasil :
- Mampu
melakuk
an
aktifitas
perawata
n diri
sesuai
kemamp
uan
o Setelah - Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari
o o Defisiensi
dilakuka pengobatan dan prosedur
pengetahu - Jelaskan pentingnya lingkungan yang
n
an tenang, tidak penuh dengan stress
tindakan
berhubun
ekperaw - Jelaskan perlunya menghindari
gan pemakaian obat bebas tanpa
atan
selama 1 pemeriksaan dokter
dengan
x 24 jam - Anjurkan klien untuk tidak
kurangnya
o Klien mengonsumsi makanan dan
informasi
mengerti minuman yang dapat meningkatkan
tentang
tentang tekanan darah.
proses
penyakit - Diskusikan perlunya diet rendah
penyakit
hipertens kalori, rendah natrium sesuai
i. Denag program

o kriteria - Berikan support mental, konseling dan


hasil: penyuluhan pada keluarga klien
- Pasien
mengung
kapkan
pengetah
uan akan
hipertens
i
meliputi
:
- Pengertian
hipertensi
- Tujuan
- Cara pencegahaan
- Pemanfaatan
o Setelah Lakukan tindakan untuk mengurangi
o o Resiko
dilakuka bahaya lingkungan
tinggi Bila penurunan sensitifitas taktil
n
terhadap menjadi masalah ajarkan klien
tindakan
cedera untuk melakukan:
ekperaw
Kaji suhu air mandi dan bantalan
atan
o pemanas sebelum digunakan.
selama 1 Kaji ekstremitas setiap hari
x 24 jam
terhadap cedera yang tak
klien
terdeteksi..
dapa Lakukan tindakan untuk
mengide mengurangi resiko yang berkenaan
ntifikasi dengan pengunaan alat bantu.
faktor Anjurkan klien dan keluarga

yang untuk memaksimalkan keamanan

meningk di rumah.

atkan o

resiko
terhadap
cedera.
o Memper
agakan
tindakan
keamana
n untuk
mencega
h cedera.
o
o

Potensial cedera fisik sampai dengan penurunan fungsi tubuh

o Tindakan mencegah kecelakaan ;

1. Klien/lanjut usia
o Biarkan lanjut usia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan
keselamatan
o Latih lanjutn usia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
o Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur, jika tidur
o Bila mengalami masalah fisik, misalnya reumatik, latih klien untuk
menggunakan alat bantu berjalan
o Bantu klien ke kemar mandi terutama untuk lanjut usia yang menggunakan
obat penenang
o Menggunakan kaca mata bila berjalan atau melakukan sesuatu
o Usahakan ada yang menemani jika bepergian
o
2. Lingkungan
o Tempatkan klien diruangan khusus dekat kantor sehingga mudah
diobservasi bila lanjut usia tersebut dirawat
o Letakkan bel dibawah bantal dan ajarkan cara menggunakannya
o Gunakan tempat yang tidak yerlalu tinggi
o Letakkan meja kecil dekat tempat tidur akan lanjut usia menempatkan alat-
alat yang selalu digunakannya
o Usahakan lantai bersih, rata, tidak licin dan basah
o Kunci semua peralatan yang menggunakan roda untuk lanjut usia yang
menggunakannya
o Pasang pegangan dikamar mandi
o Hindari lampu yang redup dan menyikaukan, sebaiknya gunakan lampu
70-100 watt
o Jika pindah dari ruang terang ke gelap ajarkan klien untuk memejamkan
mata sejenak
o Gunakan sendal/sepatu yang beralas karet
o Gunakan perabotan yang penting saja diruang lanjut usia

o Memelihara kebersihan diri

1. Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah ;


o Penurunan daya ingat
o Kurangnya motivasi
o Kelemahan dan ketidakmampuan fisik
2. Upaya yang dilakukan untuk kebersihan diri, antara lain;
o menganjurkan lanjut usia untuk menggunakan sabun lunak yang
mengandung minyak
o Mengingatkan/membantu lanjut usia untuk melakukan usaha
kebersihan diri
o Mengingatkan lanjut usia untuk membersihkan lubang telinga,
mata dan gunting kuku

o Memelihara keseimbangan istirahat/tidur

o Upaya yang dilakukan antara lain;

1. Menyediakan tempat/waktu tidur yang nyaman


2. Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau-bauan
3. Melatih lanjut usia untuk latihan fisik ringan untuk memperlancar
sirkulasi dan melenturkan otot
4. Memberikan minum hangat sebelum tidur
o Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi

1. Masalah umum yang dikemukakan pada lanjut usia adalah daya


ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan
curiga. Hal ini disebabkan hubungan interpersonal yang tidak
adekuat
2. Upaya yang dilakukan antara lain:
o Berkomunikasi dengan lanjut usia dengan kontak mata
o Memberikan stimulus/mengingatkan lanjut usia terhadap
kegiatan yang akan dilakukan
o Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan
lanjut usia
o Memberikan kesempatan pada lanjut usia untuk
mengekspresikan atau tanggap terhadap respons non verbal
lanjut usia
o Menghargai pendapat lanjut usia

III. PENUTUP
o

o Kesimpulan
o Prevalensi hipertensi pada lanjut usia lebih tinggi dibanding dengan
penderita yang lebih muda. Sebagian besar merupakan hipertensi primer dan
hipertensi sistolik terisolasi. Diagnosis hipertensi sama dengan orang pada umumnya
seperti yang dianjurkan oleh JNC VI dan WHO. Karena adanya pengakuan pebuluh
darah arteri,disamping faktor lainnya seperti penurunan sensitivitas baroreseptor
maupun adanya retensi natrium. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjit usia pada
prinsipnya tidak berbeda dengan hupertensi umumnya yaiu dari modifikasi pola hidup
dan bila diperlukan dilanjutkan dengan pemberian obat antihipertensi Obat yang
umum digunakan adalah diuretic dan antagonis kalsium, dengan prinsip dosis awal
yang kecil dan ditinkatkan secara perlahan sasaran tekanan darah yang ingin dicapai
adalah tekanan darah sistolik <140 dan diastol <90 mmHg.
o
o

o DAFTAR PUSTAKA

o Carol A,Milerr.2012.Library Of CongressCataloging In Publication Data . ISBN


:US govermant

o Ganong, Wiliam, F , 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, (Ed.20), Alih Bahasa
Oleh Brahm U Panit (Et.Al), EGC : Jakarta

o Nugroho ,Wahjudi, 2000, Keperawatan Gerontik, (Ed.2), EGC : Jakarta


o Price , Sylvia Anderson Dan Wilson, Lorraine Mc. Carty, 2005 , Patofisiologi
Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, (Ed.4, Buku 2), Terjemahan Oleh : Peter
Anugrah, EGC :Jakrta

o Stockslager, Jaime L ,2008, Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik, (Ed.2), Alih
Bahasa Oleh: Nike Budi Subekti, EGC :Jakarta

o National Heart Lung & Blood Insitute. 2003. The seventh report of Joint
National Committee
o on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
dalam
o The JNC VII report. Disitasi dari:
http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hipertensi/ JNC 7 full / htm. Diakses tanggal 2
Oktober 2009.

o
o

Das könnte Ihnen auch gefallen