Sie sind auf Seite 1von 10

PENGARUH SUHU, WAKTU DAN KONSENTRASI PELARUT

PADA EKSTRAKSI MINYAK KACANG KEDELAI


SEBAGAI PENYEDIA VITAMIN E

M. Yusuf Thoha, Arfan Nazhri S,


Nursallya

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Abstrak
Kacang kedelai memiliki daya adaptasi yang cukup luas terhadap kondisi iklim dan tanah di
daerah tropis, sehingga dapat ditanam atau dikembangkan di berbagai daerah atau wilayah Indonesia.
Kacang kedelai dapat tumbuh dan bereproduksi baik di dataran rendah sampai dataran tinggi kira-kira
2000 meter dpl, diutamakan lahannya terbuka dan mendapat sinar matahari yang cukup. Kedelai
memiliki kandungan gizi yang cukup kompleks, salah satunya adalah vitamin E.
Pada penelitian ini dilakukan metode ekstraksi dengan pelarut etanol konsentrasi 80 %, 85 %
dan 100 %, lama ekstraksi 1 jam, 1,5 jam dan 2 jam dan suhu ekstraksi 85 oC dan 100 oC untuk
memisahkan minyak kacang kedelai dari biji kacang kedelai. Proses ini dilanjutkan dengan destilasi
pada suhu 100 oC selama 1,5 jam untuk memisahkan pelarut dan minyak kacang kedelai hasil proses
ekstraksi. Minyak ini nantinya dipakai sebagai penyedia Vitamin E.

Kata kunci : minyak kacang kedelai, vitamin E, ekstraksi

I. PENDAHULUAN Vitamin E yang terkandung dalam kacang


kedelai merupakan salah satu vitamin yang larut
Sampai sekarang belum bisa
dalam lemak dan tidak larut dalam air. Vitamin E
dipastikan, dari mana asal tanaman kacang
sangat bermanfaat untuk mencegah penuaan kulit,
kedelai (Glycne max). Sejarah kacang
menghaluskan kulit, mencegah pendarahan pada
kedelai dimulai dari tanaman yang sangat
wanita hamil (blooding),mencegah keguguran,
terkenal di belahan bumi bagian timur,
mengurangi pendarahan saat haid,
namun sekarang tersebar dan dikonsumsi
menyembuhkan penyakit lemah syahwat,
di berbagai belahan bumi. Nenek moyang
mencegah pengendapan kolesterol dalam darah
kacang kedelai semula agak sulit untuk
dan mencegah penyakit jantung koroner.
dibudidayakan, namun sejalan dengan ilmu
Walaupun vitamin E ( - Tocopherol) sangat
pertanian maka kedelai dapat
dibudidayakan dan menjadi salah satu penting bagi tubuh, akan tetapi jumlahnya sangat
bahan pangan yang bermanfaat dalam sedikit sekali dalam makanan yang belum diolah,
kehidupan sehari-hari. seperti ditunjukkan dalam tabel di bawah ini :
Kacang kedelai (Glycne max) yang
temasuk salah satu sumber pangan yang
memiliki sejumlah produk turunan mulai
dari produk hulu berupa kacang kedelai
rebus (kacang bulu,Sunda), hingga tahu,
tofu, tempe, kecap, susu kedelai, minyak
kacang kedelai dan sebagainya.
Kandungan rata-rata vitamin E di Tabel 2.1 Komposisi rata rata kedelai yang
dalam minyak tumbuhan yaitu : didasarkan pada analisis terhadap 10 varietas
kedelai
Tabel 1.1 Kandungan Vitamin E Pada Komposisi Terendah Tertinggi Rata
Berbagai Minyak Tumbuhan ( g / g )
(%) (%) rata
(%)
N Minyak -T -T -T -T Abu 3,67 5,90 4,99
o. Tumbuha - Lemak 14,95 22,90 19,63
n T Kasar
- Serat 4,24 7,60 5,53
3 Kasar
1 Kelapa 11 - - 6 5 1 Protein N 36,62 53,19 42,78
2 Jagung 159 50 602 - - - x 6,25
3 Biji Kapas 440 - 387 - - - Gula 2,70 11,97 7,97
4 Zaitun 100 - - - - - (sukrosa)
5 Kacang 189 - 214 - - - P 0,42 0,82 0,66
6 Tanah 236 - 380 - - - K 1,29 2,17 1,67
7 Lobak 396 - 174 - - -
Ca 0,16 0,47 0,275
8 Safflower 79 - 593 - - -
9 Kedelai 487 - 51 8 - - Sumber : U.S Department of Agricultures
1 Biji 1194 710 260 271 2 181
Kadar minyak kedelai relatif lebih rendah
0 Bunga 211 - 316 - 6 32
1 Matahari 139 - 252 63 1 - dibandingkan dengan kacang kacangan lainnya,
1 Biji 4 tetapi lebih tinggi daripada kadar minyak serealia.
1 Gandum 3 Kadar protein kedelai yang tinggi menyebabkan
2 Kelapa - kedelai lebih banyak digunakan sebagai sumber
Sawit
Margarin protein daripada sumber minyak.
Asam lemak dalam minyak kedelai sebagian
Sumber : J.C. Bauernfeind, 1980 Vitamin E, A besar terdiri dari asam lemak essensial yang
Comprehensive Treatise sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Tabel 2.2 Sifat Fisika Kimia Minyak Kedelai


II. FUNDAMENTAL Sifat Nilai
2.1 Minyak Kacang Kedelai (Soybean Bilangan asam 0,3 3,000
Oil) Bilangan penyabunan 189 195
Secara fisik setiap biji kedelai berbeda
Bilangan Thiosanogen 77 85
dalam hal warna, ukuran dan bentuk biji
Indeks bias (25o) 1,471 1,475
dan juga terdapat perbedaan pada
Bobot jenis (25/25oC) 0,916 0,922
komposisi kimianya. Perbedaan fisik dan
kimia tersebut dipengaruhi oleh varietas Sumber : Bailey, A.E (1950)
dan kondisi di mana kedelai itu tumbuh.
Suatu percobaan oleh Usda (1942) Tabel 2.3 Standar Mutu Minyak Kedelai
pada 128 varietas kedelai yang dikenal di Sifat Nilai
Cina, Manchuria, Korea, Jepang, Siberia,
Perancis, Italia dan Amerika menyatakan Bilangan asam Maksimum 3
bahwa jumlah biji tiap pound kedelai Bilangan penyabunan Maksimum 190
bervariasi dari 1.232 9.950 biji
sedangkan kadar lemaknya bervariasi dari Bilangan Iod 129 143
13,9 23,2 persen.
Indeks bias (25o) 1,473 1,477
Menurut U.S Department of
Agricultures komposisi rata rata kedelai Bobot jenis (25/25oC) 0,924 0,928
yang didasarkan pada analisis terhadap 10 Sumber : Bailey, A.E (1950)
varietas kedelai dapat dilihat pada table
berikut :
2.2 Nilai Gizi 2.4 Parameter yang mempengaruhi Proses
Asam Lemak dalam esensial dapat Pengambilan Minyak Kedelai
mencegah timbulnya atherosclerosis atau Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang
penyumbatan pembuluh darah. mempengaruhi proses pengambilan minyak
kedelai yang digunakan pada riset ini, seperti :
2.3 Kegunaan 1. Konsentrasi Pelarut
Minyak Kedelai yang sudah 2. Pada kondisi kondisi konsentrasi pelarut
dimurnikan dapat digunakan untuk tertentu, proses pengambilan minyak kedelai
pembuatan minyak salad, minyak goreng dapat dilakukan. Kenaikan konsentrasi
(cooking oil) serta segala keperluan pelarut akan mempercepat proses
pangan. Lebih dari 50 persen produk pengambilan minyak kedelai.
pangan dibuat dari minyak kedelai, 3. Volume Pelarut
terutama margarine dan shortening. Volume pelarut akan mempengaruhi
Hampir 90 persen dari produksi minyak persentase rendemen yang didapatkan.
kedelai digunakan dibidang pangan. Semakin banyak volume pelarut etanol yang
Pada minyak kedelai terdapat pula digunakan maka akan semakin besar
vitamin vitamin yang sangat dibutuhkan persentase rendemen yang dihasilkan.
oleh tubuh yang salah satunya adalah 4. Waktu Operasi
vitamin E. Waktu kontak dalam proses pengambilan
Vitamin E adalah antioksidan yang minyak kedelai dalam pelarut etanol
melindungi ketahanan tubuh dari penyakit mempengaruhi banyaknya minyak yang
yang disebabkan oleh radikal bebas. dihasilkan. Semakin lama waktu yang
Radikal radikal bebas merupakan hasil dilakukan dalam proses pengambilan minyak
dari lingkungan sekitar yang tak maka semakin banyak minyak yang
terlindungi seperti asap rokok dan sinar terekstrak oleh pelarut.
matahari secara langsung. Mereka dapat 5. Temperatur dan Tekanan
menyebabkan kerusakkan sel sel dalam Secara umum kenaikan temperature dan
tubuh. tekanan akan meningkatkan kecepatan proses
Radikal bebas juga dapat pengambilan minyak kedelai. Selain itu juga
menyebabkan kanker, penyakit hati dan memungkinkan adanya senyawa yang
dan masalah masalah kesehatan lainnya. terdekomposisi seiring kenaikan temperature
Vitamin E diperlukan sekali untuk dan tekanan.
kesehatan. Setiap sel dalam tubuh
memerlukan vitamin E, misalnya 2.5 Metode yang Digunakan pada Proses
perlindungan untuk sel sel darah, sistem Pengambilan Minyak Kedelai
saraf, jaringan otot dan mengurangi Pengambilan minyak nabati dari tumbuh
kerusakkan retina dalam mata kita tumbuhan salah satunya dapat dilakukan dengan
Selain itu vitamin E merupakan salah cara ekstraksi.
satu vitamin yang larut dalam lemak dan Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan
tidak larut dalam air, yang berfungsi untuk komponen pada suatu campuran berdasarkan
memperlambat proses penuaan kulit, kemampuan kelarutan satu atau beberapa
menghaluskan kulit, mencegah pendarahan komponen tersebut pada fase yang lain. Fase lain
pada wanita hamil (fertilitas) dan yang ditambahkan biasanya berupa zat cair
mencegah keguguran, mengurangi sedangkan campuran yang akan dipisahkan dapat
pendarahan pada saat haid, menyembuhkan berupa zat cair atau zat padat.
penyakit lemah syahwat, mencegah Ekstraksi terbagi menjadi beberapa bagian,
pengendapan kolesterol dalam darah dan diantaranya ekstraksi berdasarkan metode kontak
mencegah penyakit jantung koroner. antara solven dan campuran yang akan diekstrak,
ekstraksi berdasarkan fase campuran yang akan
dipisahkan.
Ekstraksi berdasarkan metode kontak Sedangkan penyulingan / destilasi dapat
antara solven dan campuran didefinisikan sebagai pemisahan komponen
Berdasarkan metode kontaknya, ekstraksi komponen suatu campuran dari dua jenis cairan
terbagi menjadi tiga macam : atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari
a. Ekstraksi single stage masing masing zat tersebut.
Ekstraksi single stage adalah ekstraksi Destilasi / penyulingan adalah salah satu cara
satu tahap dimana feed dan solven untuk mendapatkan minyak kedelai, dengan cara
dicampur sehingga tercapai kesetimbangan mendidihkan bahan baku yang dimasukkan dalam
dan diperoleh ekstrak yang diinginkan ketel, hingga terdapat uap yang diperlukan, atau
(Sankey B. M, 1967) dengan cara mengalirkan uap jenuh (saturated
b. Ekstraksi cross current atau superheated) dari ketel pendidih air ke dalam
Pada ekstraksi cross current, solven ketel penyulingan. Dengan penyulingan ini akan
ditambahkan disetiap stage. Hasil dipisahkan zat zat yang bertitik didih rendah
pemisahan lebih baik tetapi jumlah solven dari zat yang bertitik didih tinggi.
yang dibutuhkan lebih banyak juga, Prinsip pada metode destilasi adalah
(Sankey B.M, 1967) memisahkan pelarut organik dengan minyak
c. Ekstraksi counter current kedelai yang dihasilkan pada proses ekstraksi.
Ekstraksi counter current adalah jenis Pemisahan pelarut dengan dengan minyak kedelai
ekstraksi yang paling efisien, yang berdasarkan perbedaan titik didihnya. Minyak
biasanya digunakan untuk tujuan komersil kedelai memiliki titik didih lebih tinggi
apabila memungkinkan. Rafinat dan dibandingkan dengan titik didih pelarut yang
ekstrak mengalir berlawanan arah. (Sankey digunakan.
B. M, 1967) Secara umum penyulingan minyak kedelai
Ekstraksi berdasarkan fase campuran yaitu dengan cara, bahan baku dari tanaman yang
yang dipisahkan mengandung minyak dimasukkan dalam ketel
Berdasarkan fase campurannya maka pendidih, atau dimasukkan kedalam ketel
ekstraksi terbagi menjadi dua macam,yaitu penyulingan dan dialiri uap, panas yang
: ditimbulkan akan mempengaruhi bahan tersebut,
a. Ekstraksi Liquid Liquid sehingga didalam ketel terdapat dua cairan, yaitu
Ekstraksi liquid liquid memisahkan air dan minyak kedelai. Campuran uap ini akan
komponen dari campuran liquid yang mengalir melalui pipa pipa pendingin, dan
homogen berdasarkan perbedaan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi
kelarutannya pada solven. Karena proses kembali mencair. Dari pipa pendingin, cairan
pemisahan jenis ini dipengaruhi oleh yang keluar tersebut dialirkan kealat pemisah
potensial kimianya, maka proses yang akan memisahkan minyak kedelai dari air
pemisahan dengan cara ekstraksi ini lebih berdasarkan berat jenisnya. Dalam industry
baik daripada destilasi, (Sankey B. M, dikenal 3 jenis metode penyulingan yaitu :
1967) penyulingan dengan air, penyulingan dengan air
b. Ekstraksi Liquid Solid dan uap, penyulingan dengan uap.
Ekstraksi liquid solid adalah Pemilihan jenis dan mutu pelarut yang tepat
ekstraksi yang memisahkan satu atau lebih merupakan salah satu faktor yang sangat
komponen dalam campuran melalui reaksi. menentukan keberhasilan proses ekstraksi
Ekstraksi ini sangat dipengaruhi oleh dilanjutkan destilasi untuk mendapatkan minyak
ukuran partikel padatan yang akan kedelai (soybean oil). Oleh karenaitu, pelarut yang
diekstrak. Karena total luas permukaan akan digunakan pada proses ekstraksi dilanjutkan
akan semakin besar dengan berkurangnya destilasi harus memenuhi beberapa persyaratan,
ukuran partikel, sedangkan luas permukaan diantaranya :
total sangat berpengaruh baik pada
ekstraksi karena reaksi sample atau difusi. Pelarut harus bersifat selektif, yaitu dapat
melarutkan semua komponen minyak kedelai
yang terkandung di dalam material dengan
cepat dan sempurna, dan sedikit 1. Mengamati warna larutan hasil ekstraksi
mungkin melarutkan bahan seperti : dilanjutkan dengan destilasi sampai suhu
lilin, pigmen, dan senyawa albumin 100 oC.
2. Bau khas minyak kacang kedelai.
Mempunyai titik didih yang cukup 3. Kondisi kacang kedelai setelah proses
rendah agar pelarut mudah diuapkan, ekstraksi.
namun titik didih pelarut tersebut tidak 4. Persentase rendemen
boleh terlalu rendah, karena hal ini
akan mengakibatkan hilangnya 3.4 Alat-alat yang Digunakan
sebagian pelarut pada waktu Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan
pemisahan pelarut. adalah :
1. Soklet ekstraktor 10. Klem
Pelarut harus bersifat inert sehingga 2. Labu Destilasi 11. Ember
tidak bereaksi dengan komponen 3. Kondensor 12. Selang
minyak. 4. Heating mantle 13.Beker gelas
5. Pompa air 14. Gelas ukur
Harga parut harus serendah mungkin 6. Termometer 15. Erlenmeyer
dan tidak mudah terbakar. 7. Neraca analitis 16. Pipet tetes
8. Statif 17. Botol sampel
III. METODOLOGI PENELITIAN 9. Kertas saring

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.5 Bahan-bahan yang Digunakan


Penelitian ini dilaksanakan mulai Dalam penelitian ini, bahan-bahan yang
bulan Januari sampai dengan Juni 2008 di digunakan adalah :
Laboratorium Penelitian Jurusan Teknik 1. Bahan baku : Kacang Kedelai
Kimia Universitas Sriwijaya Inderalaya. 2. Pelarut Etanol 80%, 86% dan 96%
3. Media pemanas (air)
3.2 Metode Penelitian 4. Media pendingin (es batu)
Metode yang dilakukan dalam 5. Aquadest
penelitian ini meliputi :
a. Metode ekstraksi dengan pelarut 3.6 Deskripsi Prosedur Penelitian
organik yang mudah menguap. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan dua
b. Metode Destilasi. metode yaitu ekstraksi dan destilasi. Metode
ekstraksi dengan pelarut menguap pada penelitian
3.3 Variabel yang Diteliti ini terdiri dari empat tahap, yaitu :
Dalam penelitian ini variabel-variabel 1. Tahap preparasi bahan baku dengan
yang dipelajari yaitu konsentrasi pelarut, menimbang sample bubuk kedelai sebesar 50
lamanya waktu ekstraksi dan suhu gram dan mengukur pelarut etanol sebesar 96%,
ekstraksi yang berpengaruh terhadap 85%, dan 80%
rendemen hasil ekstrak dan dilanjutkan 2. Tahap penguapan pelarut etanol yang
dengan destilasi minyak kacang kedelai. disebabkan oleh pemanasan dengan menggunakan
Penelitian ini menggunakan bahan heating mantle.
baku kacang kedelai (Glycine max) dengan 3. Tahap kondensasi pelarut etanol
acuan satu jenis pelarut (Etanol) terhadap menggunakan suatu alat kondensor dengan media
variasi konsentrasi pelarut dan volume air pendingin.
pelarut yang tetap dengan rendeman hasil 4. Tahap ekstraksi yang bertujuan untuk
ekstraksi yang dilanjutkan mendestilasi mengambil minyak kedelai dari biji kacang
minyak yang didapatkan. Fenomena yang kedelai.
diamati selama proses pengambilan Metode destilasi dengan pemisahan pelarut
minyak dari kacang kedelai dengan pelarut etanol dan minyak kedelai berdasarkan perbedaan
Etanol adalah : titik didih terdiri dari dua tahap, yaitu :
1. Tahap penguapan pelarut etanol yang lemak tak jenuh ini dalam minyak kacang kedelai,
disebabkan oleh pemanasan dengan maka aroma khas kacang kedelai akan semakin
menggunakan heating mantle. tercium.
2. Tahap kondensasi pelarut etanol 4.2 Aspek Kuantitatif
menggunakan suatu alat kondensor dengan Dalam aspek kuantitatif ini akan dimati
media air pendingin. pengaruh konsentrasi pelarut dan lama
Tahap terakhir adalah analisa minyak penyulingan. Dari penelitian yang dilakukan dapat
kedelai. Tujuan utama dari analisis ini dilihat bagaimana faktor-faktor tersebut terhadap
adalah untuk mengetahui standarisasi rendemaen ang dihasilkan. Selain itu pada saat
minyak kedelai sehingga dapat menjadi pengamatan, temperatur di dalam labu 100 oC,
pedoman bagi pihak yang berkecimpung suhu ekstraksi 85 oC dan 100 oC dan lamanya
dalam bidang industri minyak kedelai. ekstraksi yaitu 90 menit, 120 menit dan 150
menit. Dengan menggunakan trial-error di dapat
IV. PEMBAHASAN kondisi operasi untuk hasil ekstraksi optimum
pada kisaran nilai di atas.
Pada penelitian ini diamati dua aspek
yaitu aspek kualitatif dan aspek kuantitatif. 4.2.1 Faktor Konsentrasi Pelarut
Aspek kualitatif ditinjau dari pengamatan Pada gambar 4.1 dan 4.2 terlihat bahwa
terhadap fenomena fisik minyak kacang semakin besar konsentrasi maka akan semakin
kedelai hasil ekstraksi pada tiap-tiap banyak renedemen yang dihasilkan. Di sini
kondisi operasi. Fenomena fisik ini terlihat bahwa rendemen terbanyak dihasilkan
meliputi warna dan aroma yang dihasilkan. dengan menggunakan konsentrasi pelarut 96%
Sedangkan analisa kuantitatif menyangkut sedangkan rendemen yang terkecil yakni dengan
hal-hal yang dapat diukur seperti menggunakan konsentrasi 80%.
persentase rendemen yang dihasilkan untuk
setiap kondisi operasi.
7
4.1 Aspek Kualitatif
4.1.1 Warna 6
Massa Rendemen (gr)

Aspek kualitatif mengindikasikan 5.234


5.473
5.038
5 Etanol 96%
kandungan zat yang terdapat dalam minyak 4.643
4.373
4.531 4.576 Etanol 85%
4.312
kacang kedelai. Dari penelitian yang 4 4.096
Etanol 80%

dilakukan terlihat bahwa pada mulanya 3


warna kacang kedelai adalah kuning
keputihan dan warna etanol adalah bening. 2
90 120 150
Setelah mengalami proses ekstraksi warna
Lama Ekstraksi (menit)
bungkil kacang kedelai menjadi kuning
pucat dan warna minyak kacang kedelai
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Lama Ekstraksi dengan Massa
coklat kemerahan. Rendemen pada Suhu 85 oC
Semakin besar konsentrasi pelarut dan
7
semakin lama waktu ekstraksi serta
semakin tinggi suhu yang digunakan maka 6 6.034
Massa Rendemen (gr)

5.788 5.831 5.745


akan semakin pekat warna minyak yang 5.253
5 4.912 Etanol 96%
4.854
dihasilkan. 4.439
4.714
Etanol 85%
4.1.2 Aroma 4 Etanol 80%

Aroma yang dihasilkan oleh minyak 3


kacang kedelai adalah aroma khas dari
aroma asam lemak tak jenuh yang 2
90 120 150
terkandung di dalam minyak kacang
Lama Ekstraksi (menit)
kedelai antara lain asam linoleat (51%)
,asam linolenat (7%) dan asam oleat
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Lama Ekstraksi dengan Massa
(23%). Semakin tinggi kandungan asam Rendemen pada Suhu 100 oC
4.2.2 Faktor Waktu Ekstraksi lama ekstraksi 120 menit diperoleh persentase
4.2.2.1 Pengaruh Waktu Ekstraksi dengan rendemen 9,062 % pada suhu 85 oC dan 10,506 %
Pelarut Etanol 96% Terhadap pada suhu 100 oC, sedangkan pada lama ekstraksi
Jumlah Minyak Kacang Kedelai 150 menit diperoleh rendemen sebesar 10,076 %
pada suhu 85 oC dan 11,49 % pada suhu 100 oC.
12.5
12.0 12.068
11.576 11.662 4.2.2.3 Pengaruh Waktu Ekstraksi dengan
11.5
Pelarut Etanol 80 % Terhadap Jumlah
% Ren d em en

11.0 10.946
10.5 10.468 Suhu 85 oC
Minyak Kacang Kedelai
10.0 Suhu 100 oC
9.5 10.2
9.286
9.0 9.9 9.824
8.5 9.6
9.428
9.3

% Ren d em en
8.0 9.152
9.0
90 120 150 8.878 Suhu 85 oC
8.7 8.624
Lama Ekstraksi (menit) Suhu 100 oC
8.4
8.1 8.192

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen 7.8


Minyak Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi 7.5
untuk Pelarut 96% pada Suhu 85 oC dan 100 oC 7.2
90 120 150

4.2.2.2 Pengaruh Waktu Ekstraksi dengan Lama Ekstraksi (menit)

Pelarut Etanol 85 % Terhadap


Gambar 4.5 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen Minyak
Jumlah Minyak Kacang Kedelai Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi untuk Pelarut 80%
pada Suhu 85 oC dan 100 oC
14.0

12.0
11.490 Seperti pada percobaan sebelumnya, dengan
10.506 10.076
10.0 9.708 konsentrasi pelarut sebesar 80 % diperoleh
% Ren dem en

8.746 9.062
8.0 Suhu 85 oC pesentase rendemen terbanyak yakni pada lama
6.0 Suhu 100 oC ekstraksi 150 menit. Dari grafik terlihat bahwa
4.0 pada saat ekstraksi selama 90 menit diperoleh
2.0
persentase rendemen 8,192 % pada suhu 85 oC
dan 8,878 % pada suhu 100 oC. Pada lama
0.0
90 120 150
ekstraksi 120 menit diperoleh persentase
Lama Ekstraksi (menit)
rendemen sebesar 8,624 % pada suhu 85 oC dan
9,428 % pada suhu 100 oC. Sedangkan pada lama
ekstraksi 150 menit, diperoleh persentase
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen
Minyak Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi rendemen yang lebih besar yakni 9,152 % pada
untuk Pelarut 85% pada Suhu 85 oC dan 100 oC suhu 85 oC dan 9,824 % pada suhu 100 oC. Hasil
ini makin menguatkan bahwa waktu ekstraksi
Dengan menganalisa hasil sangat mempengaruhi nilai persentase rendemen
percobaan di atas, maka dapat disimpulkan yang dihasilkan pada proses ekstraksi.
bahwa dengan konsentrasi pelarut etanol Dari ketiga grafik di atas, bila dilihat dari
sebesar 85%, jumlah minyak kacang masing-masing perlakuan, dapat disimpulkan
kedelai yang didapat dari proses ekstraksi bahwa semakin lama waktu ekstraksi, maka
destilasi terbanyak diperoleh pada lama rendemen yang diperoleh semakin banyak sampai
ekstraksi 150 menit, baik pada suhu pada batas tidak ada lagi ekstrak yang dapat
ekstraksi 85 oC maupun 100 oC. Dari grafik diekstraksi.
terlihat bahwa pada lama ekstraksi 90
menit didapat persentase rendemen minyak
kacang kedelai sebesar 8,476 % pada suhu
85 oC dan 9,076 % pada suhu 100 oC. Pada
4.2.3 Faktor Suhu Ekstraksi lama ekstraksi 90 menit diperoleh persentase
4.2.3.1 Pengaruh Suhu Ekstraksi dengan rendemen 8,746 % sedangkan untuk suhu 100 oC
Pelarut Etanol 96 % Terhadap untuk waktu ekstraksi yang sama diperoleh
Jumlah Minyak Kacang Kedelai persentase rendemen 9,708 %. Hal ini berarti
Dari percobaan yang dilakukan, terjadi kenaikan perolehan persentase rendemen
terlihat bahwa sedikit banyak, faktor suhu sebesar 0,962 %. Pada suhu 85 oC untuk lama
ekstraksi mempengaruhi jumlah minyak ekstraksi 120 menit, diperoleh persentase
yang dihasilkan. rendemen 9,062 % dan pada suhu 100 oC untuk
waktu ekstraksi yang sama persentase rendemen
12.5 yang didapat sebesar 10,506 %. Terjadi kenaikan
12.0 12.068 sebesar 1,444 %. Untuk waktu ekstraksi selama
11.5 11.576 11.662
150 menit, pada suhu 85 oC didapat persentase
% Ren dem en

11.0 10.946 rendemen sebanyak 10,076 % sedangkan pada


10.5 10.468 Suhu 85 oC suhu 100 oC perolehan rendemen sebesar 11,490
10.0 Suhu 100 oC %. Kenaikan persentase rendemen sebesar 1.414
9.5
9.286 %. Rata-rata kenaikan persentase rendemen
9.0
terhadap faktor suhu pada pelarut etanol 96 %
8.5
8.0
adalah sebesar 1,273 %.
90 120 150
Lama Ekstraksi (menit) 14.0

12.0
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen 11.490
10.506 10.076
Minyak Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi 10.0 9.708
% Rendem en

9.062
untuk Pelarut 96% pada Suhu 85 oC dan 100 oC 8.0
8.746
Suhu 85 oC
Dari grafik di atas, dapat dilihat Suhu 100 oC
6.0
bahwa pada suhu 85 oC, untuk lama
4.0
ekstraksi 90 menit diperoleh persentase
rendemen 9,286 % sedangkan untuk suhu 2.0

100 oC untuk waktu ekstraksi yang sama 0.0


diperoleh persentase rendemen 11,576 %. 90 120 150

Hal ini berarti terjadi kenaikan perolehan Lama Ekstraksi (menit)

persentase rendemen sebesar 2,29 %. Pada


Gambar 4.7 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen Minyak
suhu 85 oC untuk lama ekstraksi 120 menit, Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi untuk Pelarut 85%
diperoleh persentase rendemen 10,468 % pada Suhu 85 oC dan 100 oC
dan pada suhu 100 oC untuk waktu 4.2.3.3 Pengaruh Suhu Ekstraksi dengan Pelarut
ekstraksi yang sama persentase rendemen Etanol 80 % Terhadap Jumlah Minyak
yang didapat sebesar 11,662 %. Terjadi Kacang Kedelai
kenaikan sebesar 1,194 %. Untuk waktu
ekstraksi selama 150 menit, pada suhu 85 10.2
o
C didapat persentase rendemen sebanyak 9.9 9.824
10,946 % sedangkan pada suhu 100 oC 9.6
9.3
9.428
% Rendem en

perolehan rendemen sebesar 12,068 %. 9.0


9.152
8.878 Suhu 85 oC
Kenaikan persentase rendemen sebesar 8.7 8.624 Suhu 100 oC
8.4
1,122 %. Rata-rata kenaikan persentase 8.192
8.1
rendemen terhadap faktor suhu pada 7.8
pelarut etanol 96 % adalah sebesar 1,535 7.5
7.2
%.
90 120 150
4.2.3.2 Pengaruh Suhu Ekstraksi dengan Lama Ekstraksi (menit)
Pelarut Etanol 85 % Terhadap
Jumlah Minyak Kacang Kedelai Gambar 4.8 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen Minyak
Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi untuk Pelarut 80%
Dengan menganalisa grafik di bawah
pada Suhu 85 oC dan 100 oC
disimpulkan bahwa pada suhu 85 oC, untuk
Dengan menganalisa grafik di atas Tabel 4.2 Berat Jenis Minyak Kedelai pada
disimpulkan bahwa pada suhu 85 oC, untuk Temperatur operasi 100oC
lama ekstraksi 90 menit diperoleh Lama
persentase rendemen 8,192 % sedangkan Konsentrasi Pelarut (%)
Ekstraksi
untuk suhu 100 oC untuk waktu ekstraksi (menit) 96 85 80
yang sama diperoleh persentase rendemen
8,878 %. Hal ini berarti terjadi kenaikan 90 0,9224 0,919 0,8714
perolehan persentase rendemen sebesar
0,686 %. Pada suhu 85 oC untuk lama 120 0,9245 0,9192 0,8891
ekstraksi 120 menit, diperoleh persentase 150 0,9278 0,919 0,8955
rendemen 8,624 % dan pada suhu 100 oC
untuk waktu ekstraksi yang sama
persentase rendemen yang didapat sebesar
9,428 %. Terjadi kenaikan sebesar 0,804 4.4 Analisa Terhadap Indeks Bias Minyak
%. Untuk waktu ekstraksi selama 150 Kacang Kedelai
menit, pada suhu 85 oC didapat persentase
rendemen sebanyak 9,152 % sedangkan Tabel 4.3 Indeks Bias Minyak Kedelai pada
pada suhu 100 oC perolehan rendemen Temperatur operasi 85oC
sebesar 9,824 %. Kenaikan persentase
rendemen sebesar 0,672 %. Rata-rata
kenaikan persentase rendemen terhadap Lama Ekstraksi Konsentrasi Pelarut (%)
faktor suhu pada pelarut etanol 96 % (menit) 96 85 80
adalah sebesar 0,7206 %.
Kenaikan rata-rata persentase
rendemen paling besar terjadi pada 90 0.9224 0.919 0.8714
ekstraksi dengan pelarut etanol 96 % yaitu 120 0.922 0.9192 0.8891
sebesar 1,535 %. Pada penelitian ini terjadi
kenaikan persentase rendemen 0,5 % - 1,5 150 0.9278 0.919 0.8955
% pada kenaikan suhu ekstraksi 15 oC.
Tabel 4.4 Indeks Bias Minyak Kedelai pada
4.3 Analisa Terhadap Berat Jenis Temperatur operasi 100oC
Minyak Kacang Kedelai

Tabel 4.1 Berat Jenis Minyak Kedelai Lama Ekstraksi Konsentrasi Pelarut (%)
pada Temperatur operasi 85oC
(menit) 96 85 80
Lama Konsentrasi Pelarut (%) 90 0.9114 1.08025 1.07575
Ekstraksi
(menit) 96 85 80 120 0.92025 1.07375 0.95335

90 0,9114 1,08025 0,89985 150 0.9753 0.95 0.89985

120 0,92025 1,07375 0,95335


150 0,9753 0,95 0,9649
V. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat


disimpulkan bahwa :
1) Pelarut etanol merupakan salah satu
jenis pelarut yang dapat digunakan
pada proses ekstraksi minyak kacang
kedelai.
2) Semakin besar konsentrasi pelarut
yang digunakan maka akan semakin
besar persentase rendemen yang
dihasilkan.
3) Waktu terbaik untuk ekstraksi kacang
kedelai adalah 150 menit, jika
melebihi dari 150 menit pada
umumnya kuantitas minyak kacang
kedelai yang dihasilkan akan menurun.
4) Semakin tinggi suhu ekstraksi yang
dipakai, maka akan semakin besar
pula persentase rendemen yang
dihasilkan.
5) Hasil penelitian yang diperoleh baik
berat jenis maupun indeks bias telah
memenuhi nilai pada literatur.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Purwono,MS an Purnamawati,Heni.2004.
Budidaya 8 Jenis Tanaman Unggul.
Penerbit Swadaya : Jakarta.

Fachruddin, Lisdiana. 2001. Budidaya


Kacang-kacangan. Penerbit Gramedia
Pustaka : Jakarta.

Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri,


Jilid IV. Penerbit UI : Jakarta.

http://de.wikipedia.org/wiki/tocopherol.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2008, jam
16.32 WIB.

www.google.com

www.usDA.gov

Fessenden and Fessenden. 1995. Kimia


Organik, Jilid II. Penerbit Erlangga :
Jakarta

Das könnte Ihnen auch gefallen