Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. MASYARAKAT ARFAK
Masyarakat Arfak merupakan suku asli yang telah lama tinggal di kawasan Cagar Alam Arfak yang
memiliki pola hidup bergantung pada lingkungan alam. Masyarakat Arfak sendiri memiliki empat sub
suku, yaitu Suku Hatam, Suku Moile, Suku Meyah, dan Suku Sougb1.
1 Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat: Kasus Cagar Alam Pegunungan
Arfak, Kabupaten Manokwari Papua Barat-Firaon Ullo, S.Hut. 2013
3 Strategi Pengelolaan Cagar Alam Pegunungan Arfak ..... (Baharinawati W. Hastanti & Irma
Yeny)
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074
Tanah Papua
Barat besar
dipengaruhi oleh
Lempeng
Samudera
Pasifik dan http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/pabar/images/pegunungan%20arfak.jpg
D. RUMAH ADAT
1 https://www.scribd.com/doc/54781102/Kebudayaan-Masyarakat-Arfak-Papua
3 Kearifan Lokal Ibeiya Dan Konservasi Arsitektur Vernakular Papua Barat -Yashinta
I.P.,dkk.
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074
Hunian masyarakat Suku Moile berupa bangunan persegi empat panggung yang terdiri dari bagian
kepala,badan, dan kaki. Pintu sejumlah 1 atau 2, tanpa daun jendela Penutup atap berupa kayu, rumput
ilalang, dan daun jerami.. Hunian ini berdinding dan berlantai lembaran kulit kayu, dengan pengikat antar
sambungan rotan atau sulur kayu. Kolom rangkanya berupa kayu. 1
. Penutup atap pada Rumah Ibeiya adalah Kayu, rumput ilalang, dan daun jerami yang mampu menahan
udara dingin masuk dan menghangatkan interior rumah. Material dinding dan lantai menggunakan kulit
kayu yang dilebarkan (pipih). Pengikat antar sambungan konstruksinya menggunakan Rotan atau sulur
kayu, begitu juga dengan kolom, rangka dan balok yang mayoritas menggunakan kayu . Rumah kaki
seribu ini dapat ditinggali oleh 5-10 keluarga. Biasanya, Masyarakat Suku Arfak atau Moile menaruh
kandang babi di kolong rumah. 1
Posisi Atremti dalam rumah pada rumah Ibeiya ini meyebabkan adanya pola aliran aspa seperti pada
ilustrasi gambar. Karena adanya asap, masyarakat membuat jarak antara dinding dengan atap sebesar 10-
25 cm untuk jalan keluarnya asap. Pori-pori pada rumah ibeiya juga turut membantu keluarnya asap
sehingga tidak menetap di dalam rumah.
Dalam mengelola sumber daya alamnya, masyarakat Arfak mengklasifikasikan kawasan ke dalam empat
jenis, yaitu ampiabea (daerah lembab), nuhim (antara panas dan dingin), reshim (daerah pasang), dan
mukti (pesisir) (Laksono, 2001). Pembagian area yang dimiliki ini berkembang dari generasi ke generasi
oleh nenek moyang. Selain pembagian area kawasan, masyarakat Arfak juga membagi area hutan. Ini
dimaksudkan untuk keseimbangan alam.1
Rumah Ibeiya ini tidak dilengkapi dengan jendela untuk menghindari udara dingin masuk ke dalam
rumah. Alasan tidak adanya jendela, juga karena oleh masyarakat setempat untuk menghindari mudahnya
suanggi masuk rumah. Suanggi adalah pembunuh bayaran yang ditakuti oleh warga. Terdapat celah kotak
yang sangat kecil yang dapat dibuka tutup dari dalam rumah berukuran 10 cm X 15 cm, dua buah di
2 Kearifan Lokal Ibeiya Dan Konservasi Arsitektur Vernakular Papua Barat -Yashinta I.P.,dkk.
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074
depan dan dua buah di belakang. Dimana fungsi kotak kecil ini
bukan untuk mengalirkan udara atau memasukkan cahaya
seperti fungsi jendela pada umumnya melainkan sebagai sarana
untuk mengintip keadaan luar apakah ada bahaya atau ancaman
dari luar. 1
Dikarenakan letak
geografisnya yang
mendukung terjadinya
gempa bumi, maka
masyarakat Suku Moile
membuat tiang hauwa yang berfungsi sebagai penahan ketika
terjadi bencana alam gempa bumi. Tiang ini disusung miring
karena tiang miring ini dipercaya dapat menahan beban rumah saat
terjadi gempa bumi.
TIPOLOGI PERMUKIMAN
Arah hadap rumah pada Suku Moile ini mayoritas tidak menghadap jalan. Hal ini dikarenanakan jalan
kampong yang menghadap arah mata angina Utara-Selatan. Kondisi iklim yang dingin, membuat
masyarakat menghadapkan rumah mereka ke arah sinar matahari yaitu Barat-Timur yang tidak
menghadap jalan kampung.
Namun maslah muncul saat arah Timur Barat sejajar dengan arah aliran angina dari
gunung ke lembah dan sebaliknya. Ini membuat rumah mereka akan lebih terasa
dingin nantinya. Oleh karena itu, masyarakat suku Moile menggeser arah rumah mereka
0
sebesar 20-22 dari arah mata angina timu-barat. Hal ini untuk mendapatkan sinar
matahari juga menghindari arah angin dari gunung dan lembah.
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074
1 Kearifan Lokal Ibeiya Dan Konservasi Arsitektur Vernakular Papua Barat -Yashinta I.P.,dkk.
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074