Sie sind auf Seite 1von 7

SABITA THIFAL AMANI | 3215100074

TATA TAPAK DAN RUMAH ADAT SUKU MOILE


KAB. PEGUNUNGAN ARFAK, PAPUA BARAT

A. MASYARAKAT ARFAK
Masyarakat Arfak merupakan suku asli yang telah lama tinggal di kawasan Cagar Alam Arfak yang
memiliki pola hidup bergantung pada lingkungan alam. Masyarakat Arfak sendiri memiliki empat sub
suku, yaitu Suku Hatam, Suku Moile, Suku Meyah, dan Suku Sougb1.

B. IKLIM DAN GEOGRAFI


Kabupaten Pegunungan Arfak terletak pada 000 55
Lintang Selatan (LS) 10040 Lintang Selatan (LS), letak geografis
kabupaten Pegunungan Arfak dari sisi bujur yaitu 133010 Bujur
Timur (BT) dan 134005 (BT)2. Sementara letak Pegunungan Arfak
sendiri terletak di wilayah kepala burung (Vogelkoop) Propinsi
Irian Jaya Barat 01 00' sampai 01 29' LS dan 133 53'- 134 15'
BT.3
Sesuai dengan nama daerahnya, Kabupaten Pegunungan
Arfak ini terdiri dari banyak
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/8/8a/P gunung yang menjadi tempat
eta_papua_barat1.jpg
tinggal mayoritas beberapa suku. Tiga gunung tertinggi dari
Kab. Pegunungan Arfak ini adalah Gunung Lina, Gunung
Mamorfeu, dan Gunung Mosabri.
Dari segi sifat keikliman, di daerah iklim tropis memiliki
kesamaan baik dataran tinggi maupun dataran rendah. Perbedaan yang
kentara adalah dari segi temperatur yang disebabkan elevasi yang lebih
tinggi. Alasan lainnya, adalah turunnya suhu ekspose yaitu dibayangi
atau tidaknya daerah tersebut oleh lereng gunung (Trewartha, 1980).
Keunikan dataran tinggi tropis ini oleh seorang ahli klimatologi disebut
dengan ungkapan nadanya berubah namun iramanya tetap sama. 2

1 Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat: Kasus Cagar Alam Pegunungan
Arfak, Kabupaten Manokwari Papua Barat-Firaon Ullo, S.Hut. 2013

2 Statistik Daerah Kabupaten Pegunungan Arfak 2016, BPS

3 Strategi Pengelolaan Cagar Alam Pegunungan Arfak ..... (Baharinawati W. Hastanti & Irma
Yeny)
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074

C. GEOLOGI DAN HIDROLOGI

Tanah Papua
Barat besar
dipengaruhi oleh
Lempeng
Samudera
Pasifik dan http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/pabar/images/pegunungan%20arfak.jpg

Lempeng Benua Indonesia-Asia. Masing- masing lempeng ini bergerak


dengan kecepatan 7,5 cm/tahun dan 10,5 cm/tahun yang menyebabkan
terbentuknya tanah Papua Barat.1
Sementara Kondisi tanah dari Daerah Pegunungan Arfak ini dipengaruhi oleh
letak daerah yang berada di pegunungan dan juga letak sumber perairannya. Perairan utama dari
Pegunungan Arfak ini adalah Danau Anggi Gita dan Danau Anggi Giji. Kondisi tanah di sekitar Danau
Anggi Gita dan Anggi Giji mengandung batu batuan sedimen kaya akan mineral kapur dan kuarsa yang
bersifat subur. Sementara daerah yang jauh dari danau terdiri dari tanah endapan Danau Anggi & Tepi
sungai kecil. Daerah inilah yang biasanya digunakan masyarakat untuk berladang. 2

D. RUMAH ADAT

Rumah tradisional kaki seribu merupakan rumah


tradisional Suku Arfak (Hatam, Meyakh, Sougb, dan
Moile). Rumah ini terdiri dari banyak kayu pada
konstruksinya sehingga dinamakan rumah kaki seribu.

Penyebutan Rumah Kaki Seribu berbeda-beda menurut


sub suku yang tinggal di Pegunungan Arfak. Ibeiya
sendiri merupakan salah satu jenis rumah kaki seribu
yang ditinggali oleh masyarakat suku Moile di
Pegunungan Arfak, Distrik Minyambouw. Sedangkan
penyebutan rumah kaki seribu oleh Suku Hatam yang
http://2.bp.blogspot.com/-AL-
hidup di daerah dataran rendah yaitu iymama dan untuk vkmWwQY8/VHLfbI6WqoI/AAAAAAAAAkk/r
Suku Sougb yang mendiami dataran tinggi daerah qQkh-zx9es/s1600/2.jpg
Anggi disebut tu misen (Yeny, 2010)3

1 https://www.scribd.com/doc/54781102/Kebudayaan-Masyarakat-Arfak-Papua

2 BPS- Statistik Daerah Provinsi Papua Barat (Papuabarat.bps.go.id)

3 Kearifan Lokal Ibeiya Dan Konservasi Arsitektur Vernakular Papua Barat -Yashinta
I.P.,dkk.
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074

Hunian masyarakat Suku Moile berupa bangunan persegi empat panggung yang terdiri dari bagian
kepala,badan, dan kaki. Pintu sejumlah 1 atau 2, tanpa daun jendela Penutup atap berupa kayu, rumput
ilalang, dan daun jerami.. Hunian ini berdinding dan berlantai lembaran kulit kayu, dengan pengikat antar
sambungan rotan atau sulur kayu. Kolom rangkanya berupa kayu. 1

. Penutup atap pada Rumah Ibeiya adalah Kayu, rumput ilalang, dan daun jerami yang mampu menahan
udara dingin masuk dan menghangatkan interior rumah. Material dinding dan lantai menggunakan kulit
kayu yang dilebarkan (pipih). Pengikat antar sambungan konstruksinya menggunakan Rotan atau sulur
kayu, begitu juga dengan kolom, rangka dan balok yang mayoritas menggunakan kayu . Rumah kaki
seribu ini dapat ditinggali oleh 5-10 keluarga. Biasanya, Masyarakat Suku Arfak atau Moile menaruh
kandang babi di kolong rumah. 1

Suku Moile memiliki teknologi tertentu dalam


memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan suhu
yang dingin akibat kondisi geografis yang
terletak pada pegunungan, membuat suku Moile
memutar otak untuk bisa bertahan hidup.

Salah satu teknologi yang digunakan suku Moile


adalah Atremti atau perapian di dalam rumah.
Atremti ini diletakkan di sisi kanan dan kiri
rumah, di samping ruang tidur laki-laki
(nghimma) dan perempuan. Di atas atremti
terdapat para-para untuk menaruh persediaan
kayu bakar. Di saat tidur, posisi kaki menghadap
atremti ini. Cara ini digunakan masyarakat
kampong Demaisi untuk menghangatkan diri
ketika tidur.2

Posisi Atremti dalam rumah pada rumah Ibeiya ini meyebabkan adanya pola aliran aspa seperti pada
ilustrasi gambar. Karena adanya asap, masyarakat membuat jarak antara dinding dengan atap sebesar 10-
25 cm untuk jalan keluarnya asap. Pori-pori pada rumah ibeiya juga turut membantu keluarnya asap
sehingga tidak menetap di dalam rumah.

Dalam mengelola sumber daya alamnya, masyarakat Arfak mengklasifikasikan kawasan ke dalam empat
jenis, yaitu ampiabea (daerah lembab), nuhim (antara panas dan dingin), reshim (daerah pasang), dan
mukti (pesisir) (Laksono, 2001). Pembagian area yang dimiliki ini berkembang dari generasi ke generasi
oleh nenek moyang. Selain pembagian area kawasan, masyarakat Arfak juga membagi area hutan. Ini
dimaksudkan untuk keseimbangan alam.1

Rumah Ibeiya ini tidak dilengkapi dengan jendela untuk menghindari udara dingin masuk ke dalam
rumah. Alasan tidak adanya jendela, juga karena oleh masyarakat setempat untuk menghindari mudahnya
suanggi masuk rumah. Suanggi adalah pembunuh bayaran yang ditakuti oleh warga. Terdapat celah kotak
yang sangat kecil yang dapat dibuka tutup dari dalam rumah berukuran 10 cm X 15 cm, dua buah di

1 Karakteristik Arsitektur Tradisional Papua-Nur Fauziah

2 Kearifan Lokal Ibeiya Dan Konservasi Arsitektur Vernakular Papua Barat -Yashinta I.P.,dkk.
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074

depan dan dua buah di belakang. Dimana fungsi kotak kecil ini
bukan untuk mengalirkan udara atau memasukkan cahaya
seperti fungsi jendela pada umumnya melainkan sebagai sarana
untuk mengintip keadaan luar apakah ada bahaya atau ancaman
dari luar. 1

Dikarenakan letak
geografisnya yang
mendukung terjadinya
gempa bumi, maka
masyarakat Suku Moile
membuat tiang hauwa yang berfungsi sebagai penahan ketika
terjadi bencana alam gempa bumi. Tiang ini disusung miring
karena tiang miring ini dipercaya dapat menahan beban rumah saat
terjadi gempa bumi.

TIPOLOGI PERMUKIMAN

Letak Rumah Ibeiya ini terpencar di


lereng pegunungan dan hutan, di daerah
yang tinggi di lereng pegunungan dan
hutan. Biasanya jauh dari sumber air dan
menghindari area terbuka. Masyarakat
Suku Arfak menghindari area terbuka
karena tingkat kewaspadaan mereka
akan musuh yang tinggi2
Konsep igya ser hanjop menurut
Laksono (2001) terdiri atas beberapa
konsep.
1. Bahamti, yaitu wilayah hutan primer yang lokasinya berada lebih tinggi dari perkampungan
penduduk. Wilayah ini secara adat tidak boleh dipakai untuk mendirikan kebun atau rumah. Di
hutan inilah, kayu diambil untuk membangun kolom rumah, kulit kayu untuk dinding rumah, dan
tali kayu untuk mengikat rumah.
2. Nimahamti, sama halnya dengan bahamti, wilayah ini tidak boleh dijadikan kebun dan
mendirikan rumah karena wilayah ini sangat lembab dan dingin. Tidak semua tanaman dapat
tumbuh subur.
3. Susti, merupakan hutan sekunder, yaitu hutan yang sebelumnya sudah pernah dibuka untuk
membuat kebun namun sudah ditinggalkan dan sudah tumbuh pohonnya menjadi hutan kembali.
Wilayah ini dibedakan lagi menjadi dua yaitu:
1 Kearifan Lokal Ibeiya Dan Konservasi Arsitektur Vernakular Papua Barat -Yashinta I.P.,dkk

2 Karakteristik Arsitektur Tradisional Papua-Nur Fauziah


UTARA

SABITA THIFAL AMANI | 3215100074


BARAT TIMUR
a. Susngoisi (bekas kebun yang ditinggalkan selama setahun dan muncul tunas kecil)
b. susmahan (bekas kebun yang sudah ditinggalkan sekitar lima tahun dan ditumbuhi oleh
pohon dengan diameter sekitar 30-40 cm).
SELATAN Penggolongan wilayah ini berfungsi untuk memetakan keberadaan pohon yang akan diambil untuk
membuat rumah. Misalnya, Kayu Arwob yang diambil di area susti, tidak terdapat di area susmahan, dan
sebagainya.1

Arah hadap rumah pada Suku Moile ini mayoritas tidak menghadap jalan. Hal ini dikarenanakan jalan
kampong yang menghadap arah mata angina Utara-Selatan. Kondisi iklim yang dingin, membuat
masyarakat menghadapkan rumah mereka ke arah sinar matahari yaitu Barat-Timur yang tidak
menghadap jalan kampung.

Namun maslah muncul saat arah Timur Barat sejajar dengan arah aliran angina dari
gunung ke lembah dan sebaliknya. Ini membuat rumah mereka akan lebih terasa
dingin nantinya. Oleh karena itu, masyarakat suku Moile menggeser arah rumah mereka
0
sebesar 20-22 dari arah mata angina timu-barat. Hal ini untuk mendapatkan sinar
matahari juga menghindari arah angin dari gunung dan lembah.
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074

1 Kearifan Lokal Ibeiya Dan Konservasi Arsitektur Vernakular Papua Barat -Yashinta I.P.,dkk.
SABITA THIFAL AMANI | 3215100074

Das könnte Ihnen auch gefallen