Sie sind auf Seite 1von 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral yang diberikan oleh bidan yang
telah terdaftar yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau rujukan dan
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan
kesehatan perempuan, bayi baru lahir, dan anak dalam mewujudkan kesehatan
keluarga berkualitas.
Saat ini status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh dari yang
diharapkan, ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), dan
angka kematian bayi (AKB). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2007 didapatkan data angka kematian ibu (AKI) sebesar 228
per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
angka kematian ibu (AKI) tahun 2002 yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Data AKI tersebut membuat Indonesia mulai optimis bahwa target MDGs untuk
AKI tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dapat tercapai.
Sehingga tidak ada lagi sebutan sebagai negara yang memiliki AKI tertinggi
dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia (62 per 100.000 kelahiran hidup),
Srilanka (58 per 100.000 kelahiran hidup), dan Philipina (230 per 100.000
kelahiran hidup). Optimisme tersebut menjadi kecemasan setelah melihat hasil
SDKI 2012 bahwa AKI tercatat mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. (SDKI 2012).

Pada tahun 2012 lalu di Provinsi Lampung terjadi 178 kasus kematian ibu dengan
penyebab kematian masih seputar eklamsi 59 kasus, pendarahan 40 kasus, infeksi
4 kasus dan sebab lain 71 kasus. Sedangkan kasus kematian bayi dan balita
mencapai 787 kasus (Dinkes Provinsi Lampung ,2012).
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi,.
Perdarahan merupakan sebab kematian utama. Perdarahan juga merupakan
penyebab kematian ibu dalam proses persalinan yang diakibatkan salah satunya
karena kehamilan dengan anemia. (Riskesdas,2012)

Pada kehamilan, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan


persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir
rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan
antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan
lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir
kehilangan darah. Laporan depkes mengatakan, prevalensi anemia pada ibu hamil
masih sangat tinggi, yaitu 51 persen.

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus
imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama,
perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan
terhadap infeksi dan stres kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin
(abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik mengangkat study kasus


mengenai Anemia pada kehamilan.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan masalah anemia
ringan dengan baik dan benar.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mampu mengumpulkan dan mengidentifikasi data pada ibu hamil dengan
anemia ringan.
b. Mampu mengintrepretasikan, mendiagnosa dari data yang terkumpul,
pada ibu hamil dengan anemia ringan.
c. Mampu mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah potensial yang
akan terjadi pada ibu hamil dengan anemia ringan.
d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera dan kolaborasi pada ibu
hamil dengan anemia ringan.
e. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
anemia ringan.
f. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan yang telah dibuat pada
ibu hamil dengan anemia ringan.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu
dengan anemia ringan.

1.2.3 Hasil Yang Diharapkan


Dengan melakukan manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan masalah
anemia ringan diharapkan kadar Hb ibu meningkat sehingga ibu tidak
mengalami anemia sedang.

1.3 Metode
Dalam memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini menggunakan
metode SOAP kepada pasien kebidanan pada kasus kehamilan, dengan anemia
ringan.

1.4 Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Study kasus manajemen kebidanan komprehensif ini dimulai dari tanggal
28 September 2013 sampai tanggal 16 November 2013 di BPS Nurhasanah,
Gudang Lelang Teluk Betung Bandar Lampung.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Anemia Dalam Kehamilan

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
<10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Darah
akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut
adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%.
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu
dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara
fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung
yang semakin berat dengan adanya kehamilan.Kebanyakan anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak
jarang keduannya saling berinteraksi. (Sarwono, 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:

Penyebab Anemia
Umumnya adalah :
1 Kurangnya gizi (malnutrisi).
2 Kurangnya zat besi dalam diit.
3 Mal absorbsi.
4 Kehilanagan darah banyak seperti persalinan yang lalu,haid,dll.
5 Penyakit-penyakit kronik seperti TBC,cacing usus,malaria dll.
Gejala Anemia pada ibu hamil
Ibu mengeluh cepat lelah,sering pusing dengan mata berkunang-kunang,lidah
luka dan nafsu makan menurun (konsentrasi hilang,nafas pendek pada anemia
berat) dan keluhan mual juga muntah lebih hebat pada hamil muda.

Frekuensi
Laporan-laporan dari seluruh dunia menyebutkan bahwa frekuensi anemia
dalam kehamilan cukup tinggi,terutama dinegara-negara berkembang yaitu
10-20 %.

Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan


1 Anemia defisiensi besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah.Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil,tidak
hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian teblet besi.
a. Terapi oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero
sulfat,fero glukonat,atau Na febrisitrat.Pemberian preparat 60mg/hari
dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan.Saat ini
program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.
b. Terapi Parental baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan
zat besi peroral,dan adanya gangguan penyerapan,penyakit saluran
pencernaan atau masa kehamilannya tua.Pemberian preparat
parenteral dengan ferum dextran sebanyak 100 mg (20mg) intravena
atau 2x 10 ML/IM pada gluteus,dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr%.

Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut :


1 Hb 11 gr% : Normal
2 Hb 9-10gr% : Anemia Ringan
3 Hb 7-8gr% : Anemia Sedang
4 Hb <7gr% : Anemia Berat

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800
mg,kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg untuk meningkatkan masa hemoglobin
maternal.Kurang lebih dari 200 mg akan diekskresikan lewat usus,urine dan
kulit.Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10 mg
zat besi.Perhitungan makan 3x dengan 2500 kalori dapat menghasilkan
sekitar 20-25 mg zat besi/hari.Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari,ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100mg sehingga
kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.

2 Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik,jarang
sekali karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya :
a. Asam folik 15-30 mg/hari.
b. Vitamin B12 3x1 tablet/hari.
c. Sulfas Ferusus 3x1 tablet/hari.
d. Pada kasus berat dan pengobatan peroral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan tranfusi darah.

3 Anemia Hopoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sum-sum tulang,membentuk
sel darah merah baru.Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan
diantaranya adalah darah tepi lengkap,pemeriksaan fungsi-fungsi eksternal
dan pemeriksaan retikulasi.

4 Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya.Gejala utama adalah anemia
dengan kelainan-kelainan gambaran darah,kelelahan,kelemahan,serta gejala
komplikasi bila terjadi kelainan-kelainan pada organ-organ
vital.Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya.Bila disebabkan oleh onfeksi maka infeksinya diberantas dan
diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-
obatan,hal ini tidak memberi hasil,sehingga tranfusi berulang membantu pada
penderita ini.

Efek Anemia Pada Ibu Hamil,Bersalin,Dan Nifas


Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil,karena itulah kejadian ini harus segera
diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus dan kelainan kongenital.Anemia pada kehamilan pada
trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur, perdarahan antepartum,
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterine sampai kematian,
BBLR, Gestitis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa
mengakibatkan kematian.

Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder,janin akan lahir dengan anemia,dan persalinan dengan tindakan yang
disebabkan karena ibu cepat lelah.Saat post partum anemia dapat menyebabkan
atonia uteri,retensio plasenta,perlukaan sukar sembuh,mudah terjadi fibris
puerpuralis dan gangguan involusi uteri.

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah


sebagai berikut :

1 Anemia Defisiensi Besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil
dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.

Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan


dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada
hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan
dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli
dapat digolongkan sebagai berikut :

1 Hb 11 gr% : Tidak anemia

2 Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

3 Hb 7 8 gr% : Anemia sedang

4 Hb < 7 gr% : Anemia berat


Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 810 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi perhari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat
besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan
untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).

Tanda dan Gejala :


1 Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, dan
mudah patah.
2 Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging,
stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut
mulut.

Ciri-ciri Anemia Defisiensi Besi


1 Mikrositosis
2 Hipokromasia
3 Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak
yang bersifat normositer dan normokrom
4 Kadar besi serum rendah
5 Daya ikat besi serum meningkat
6 Protoporfirin meningkat
7 Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.

Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat
menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional
menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk
profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).

Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat
besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran
pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian
preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg)
intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih
cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

2 Anemia Megaloblastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik,


jarang sekali karena kekurangan vitamin B12.

Gejala-gejalanya :
a Malnutrisi
b Glositis berat (lidah meradang, nyeri)
c Diare
d Kehilangan nafsu makan

Ciri-ciri Anemia Megaloblastik


a Megaloblast
b Promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang.
c Anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat.
Hal itu disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan
dengan defisiensi besi dalam kehamilan.

Pengobatannya :

a Asam folik 15 30 mg per hari


b Vitamin B12 3 x 1 tablet per hari

c Sulfas ferosus 3 x 1 tablet per hari

d Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lambat sehingga
dapat diberikan transfusi darah.

3 Anemia Hipoplastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,


membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

Ciri-ciri :
a Pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom,
tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin
B12.
b Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia
eritropoesis yang nyata.

4 Anemia Hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel
darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita
dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka
biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan
menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnay tidak
menderita anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan besar:
a Disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia,
anemia sel sabit, sferositosis, eliptositosis, dll.
b Disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6
Fosfat dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.

Gejala Proses Hemolitik


a Anemia
b Hemoglobinemia
c Hemoglobinuria
d Hiperbilirubinuria
e Hiperurobilirubinuria
f Kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll.

Tablet Besi Bagi Ibu Hamil


Tablet besi selama kehamilan sangat penting karena dapat membantu
proses pembentukan sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya
anemia/ penyakit kekurangan darah.

Kekurangan zat besi (anemian defisiensi zat besi)selama hamil dapat


berdampak tidak baik bagi ibu maupun janin. Perdarahan yang banyak
sewaktu melahirkan berefek lebih buruk pada ibu hamil yang anemia.
Kekurangan zat besi juga mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga saat
lahir, berat badannya di bawah normal ( BBLR). Akibat lain dari anemia
defisiensi besi selam hamil adalah bayi lahir premature.

1 Kebutuhan / dosis Zat Besi Selama Kehamilan


Tablet besi atau tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil
sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa
kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60
miligram besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Penanggulan anemia
pada balita diberikan preparat besi dalam bentuk sirup.
2. Efek Samping Tablet Besi
Pemberian preparat tablet besi ini mempunyai efek samping seperti mual,
nyeri lambung, muntah, kadang diare dan sulit buang air besar atau
sembelit. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan untuk minum tablet
besi atau sirup besi setelah makan pada malam hari. Setelah minum tablet
besi atau sirup zat besi biasanya kotoran (feses) berwarna kehitaman. Hal
ini merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan.
3. Waktu dan Cara Minum Tablet Besi Yang Benar
Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat
besi dengan memakai air minum yang sudah dimasak. Selain itu tablet
besi sebaiknya diminum pada malam hari setelah makan sebelum tidur
untuk mengurangi efek mual. Tablet besi baik dikonsumsi jika bersamaan
dengan vitamin C untuk membantu penyerapan dari zat besi ini. Tablet
besi sebaiknya tidak dikonsumsi dengan teh atau kopi karena dapat
menghambat penyerapannya.
4 Bahan-Bahan Makanan Yang Mengandung Zat Besi
Sumber makanan yang banyak mengandung zat besi terdapat dalam bahan
makanan hewani, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau tua
misalnya daging, unggas, ikan, kerang, telur, sereal, bayam dan lain-lain.
Vitamin C dianggap dapat membantu penyerapan zat besi di usus
terutama zat besi yang berasal dari tumbuhan. Sebaliknya teh, kopi dan
kalsium dianggap dapat mengurangi penyerapan zat besi jika dikonsumsi
dalam dua jam setelah makan makanan kaya zat besi. Kekurangan
pemenuhan Fe oleh tubuh memang sering dialami sebab rendahnya
tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh terutama dari sumber Fe nabati
yang hanya diserap 1-2 %. Penyerapan Fe asal bahan makanan hewani
dapat mencapai 10-20%. Fe bahan makanan hewani (heme) lebih mudah
diserap daripada Fe nabati (non heme). Keanekaragaman konsumsi
makanan sangat penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe
di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin C, vitamin A, zinc,
asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi
dalam tubuh. Manfaat lain mengkonsumsi makanan sumber zat besi
adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A karena makanan sumber zat
besi umumnya adalah sumber vitamin A.
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS

Dari data subjektif didapatkan data yaitu Ny.S umur 35 tahun, suku jawa agama
islam pendidikan terakhir SMK, pekerjaan ibu rumah tangga, menikah 1 kali lama
menikah yakni 11 tahun sampai sekarang dengan suami Tn.S yang bekerja sebagai
wiraswasta. saat ini merupakan kehamilan yang ke-5 dan telah memiliki 2 orang
anak perempuan dan laki-laki, pernah keguguran 2 kali.

Antenatal
Ny,S datang pertama kali ke BPS Nurhasanah Gudang Lelang pada tanggal
28 September 2013 untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil pengkajian dan
anamnesa Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) adalah 3 Januari 2013 dan ini
adalah kehamilan yang ke-5.

Dari data yang didapatkan ibu mengatakan pada kehamilannya saat ini ibu
sudah 5 kali memeriksakan kehamilannya, sampai pada kehamilannya saat ini
yang sudah masuk pada trimester III. Pada kehamilan ini ibu mendapatkan
imunisasi TT sebanyak 2 kali.
Pada trimester III ini tepatnya pada usia kehamilan 38 minggu 2 hari yaitu
pada tanggal 28 September 2013, merupakan kontak pertama dengan penulis
kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil BB 60 kg,TD
110/70 mmHg, nadi 73 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,7C, kenaikan
BB selama hamil adalah 11 kg, LILA 23 cm, conjungtiva anemis, Leopold I :
TFU 3 jari di bawah px, pada bagian fundus teraba bulat lunak dan jika
ditekan tidak ada perlawanan/melenting(bokong).
Leopold II :pada bagian sisi kanan yang mengisi rahim ibu teraba tahanan
yang memanjang seperti papan, keras yang menghubungkan kepala dan
bokong bayi sedangkan bagian kiri yang mengisi rahim ibu teraba bagian-
bagian kecil janin.
Leopold III : Pada bagian terbawah yang mengisi rahim ibu teraba bulat, keras
dan melenting (kepala) dan bagian terbawah janin belum masuk PAP,
Leopold IV :tidak dilakukan. DJJ (+) terdengar teratur 124x/menit, punctum
maximum berada pada kudran kanan bawah pusat perut ibu.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, Hb 9,8 gr% protein urine


dan glukosa urine negative, dari hasil pemeriksaan maka didapat hasil Ibu
G5P2A2 usia kehamilan 38 minggu 2 hari, janin hidup tunggal intra uterine,
presentasi kepala dengan anemia ringan. Kemudian dilakukan konseling untuk
tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang. Dan tetap
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe untuk menjaga agar Hb ibu
normal.

Selanjutnya pada tanggal 5 Oktober 2013 klien melakukan kunjungan ulang


yang ke-2 pada saat usia kehamilan 39 minggu 2 hari. Setelah dilakukan
pemeriksaan didapatkan hasil yaitu pemeriksaan TD 110/80 mmhg, BB 60 kg,
suhu 35,9C,pernafasan 23 x/menit,nadi 82 x/menit.Pada saat ini usia
kehamilan ibu 39 minggu 2 hari. Dengan hasil palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari bawah Px,pada bagian fundus teraba bulat lunak dan
jika ditekan tidak ada perlawanan/melenting (bokong) .
Leopold II :pada bagian sisi kanan yang mengisi rahim ibu teraba tahanan
lebar, keras seperti papan panjang dari atas kebawah (punggung) yang
menghubunghkan kepala dan bokong janin, sedangkan pada bagian kiri yang
mengisi rahim ibu teraba bagian-bagian kecil janin,
Leopold III : Pada bagian terbawah yang mengisi rahim ibu teraba bulat, keras
(kepala) dan bagian terbawah janin belum masuk PAP,
Leopold IV : Bagian janin sudah masuk PAP (tranversal). DJJ (+) terdengar
teratur dengan frekuensi 138 x/menit.
Dari hasil pemeriksaan didapat ibu G5P2A2, usia kehamilan 39 minggu 2 hari,
janin hidup tunggal intra uterine, presentasi kepala dengan anemia ringan
Pada saat menjelang antenatal yang ketiga ternyata ibu sudah masuk masa
bersalin. Oleh karena itu penulis tidak dapat melakukan pemeriksaan Hb ulang
pada pasien untuk memastikan kadar Hb dalam darah.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pemeriksaan Antenatal Care yang pertama, Ny. S datang ke BPS


Nurhasanah untuk memeriksakan kehamilannya dengan usia kehamilan 38
minggu 2 hari. Ibu mengatakan terkadang badannya terasa lemas dan mudah
mengantuk. Ibu rutin mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan dan nafsu makan
ibu baik.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil, wajah terlihat pucat,
konjungtiva ibu anemis. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium cek Hb,
protein urine dan glukosa urine.
Dari hasil pemeriksaan Hb dengan metode Sahli diatas, didapatkan hasil bahwa
ibu G5P2A2 hamil 38 minggu 2 hari, janin tunggal, hidup intra uterine, presentasi
kepala dengan masalah anemia ringan (Hb 9,8 gram%)
Dari hasil pemeriksaan laboratorium HB dengan Metode Sahli :
Sebelumnya dilakukan persiapan alat terlebih dahulu yaitu: Standard hemoglobin
1 set, HCL 0,1%, aquades, lanset steril, spuit 3 cc, handscoon 1 pasang, kapas
alcohol, kapas larut, bengkok dan larutan chlorine 0,5%.

Dengan cara pelaksanaan sebagai berikut: Letakkan bak berisi alat-alat di meja
dekat pasien, penolong mencuci tangan dan keringkan, penolong menggunakan
handscoon, isi lah dua tabung sahli dengan HCL 0,1% sampai batas angka 2 pada
tabung scula, Desinfektan daerah yang akan ditusuk, darah yang pertama keluar
diusap dengan kapas kering kamudian darah selanjutnya dihisap menggunakan
pipet untuk menghisap darah sampai darah mencapai garis warna biru pada tabung
atau angka 20 mm, masukkan pipet kedalam tabung sahli kemudian keluarkan
darah sampai menarik pipet keluar, aduk HCL dengan darah sampai benar-benar
tercampur, masukkan aquades tetes demi tetes kedalam tabung sahli, aduk
kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna standard, bacalah
permukaan darah menunjukan angka berapa itulah kadar Hb lalu bereskan alat-
alat dan rendam dalam larutan chlorine 0,5% kemudian cuci tangan.

Dari hasil pemeriksaan Hb didapatkan hasil bahwa ibu mengalami anemia ringan
dengan kadar HB 9,8 gram%. Sehingga ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi
tablet Fe 1x/hari untuk mengatasi keadaan ibu agar Hb menjadi normal, kemudian
dilakukan konseling untuk mengatasi keadaan ibu agar Hb menjadi normal,
kemudian dilakukan konseling untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang yang mengandung vitamin, mineral, protein, karbohidrat (nasi, sayur-
sayuran hijau), lauk pauk (telur, ikan, tempe, tahu) serta istirahat yang cukup,
tetap menjaga personal hygiene tanda-tanda bahaya pada kehamilan, perawatan
payudara dan pentingnya melakukan kunjungan ulang.

Secara teori penatalaksanaan anemia adalah pemberian preparat besi oral atau
parental. Tetapi oral adalah dengan pemberian preparat zat besi : Fero sulfat, Fero
glukonat, atau Na ferobisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan
kadar Hb sebanyak 1gr% bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal sangat
kecil pada pemberian preparat Na Fero bisitrat dibandingkan fero sulfat.

Pemberian preparat parental yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000mg (20
ml) IV 2x10 ml/ IM pada gluteus dapat menimbulkan kadar Hb lebih cepat yaitu 2
gram%, pemberian parental ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada traktus
gastrointestinal, anemia berat, kepatuhan yang buruk, efek samping yang utama
adalah alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5cc/ IM dan apabila
tidak ada reaksi maka dapat diberikan seluruh dosis. Makan.makanan yang
mengandung zat besi dan istirahat yang cukup dapat membantu menjaga kondisi
ibu dengan anemia. Penyerapan Fe dapat dibantu dengan vitamin, B12, serta
makan daging ayam dan ikan (makan-makanan yang banyak mengandung
protein). Sedangkan penyerapan Fe dapat dihambat oleh jenis makanan sereal,
protein dalam kedelai. Minum kopi serta teh dapat mengurangi absorbsi zat besi.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah
11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada
trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak hamil
terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2. Gejala anemia pada ibu
hamil diantaranya cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka,
nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia
parah), dan keluhan mual dan muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Tanda-
tanda anemia : Pusing, kulit pucat, konjungtiva anemis, mual, penurunan kualitas
rambut dan kulit (Saifuddin, 2002).

Dari hasil pemeriksaan di dapat bahwa conjungtiva ibu anemis, pada pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan Hb didapat yaitu Hb 9,8 % gr.
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh teori Soebroto (2010), bahwa gejala
anemia antara lain : Lemah, letih, lesu, mudah lelah, dan lunglai, Wajah tampak
pucat, Mata berkunang-kunang, Nafsu makan berkurang, Sulit berkonsentrasi dan
mudah lupa, sering sakit, konjungtiva anemis Hb kurang dari 11% gr.
Asuhan yang diberikan antara lain: menganjurkan Ibu untuk mengkonsumsi tablet
Fe 1x/hari untuk mengatasi keadaan ibu agar Hb menjadi normal, kemudian
dilakukan konseling untuk mengatasi keadaan ibu agar Hb menjadi normal,
kemudian dilakukan konseling untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang yang mengandung vitamin, mineral, protein, karbohidrat (nasi, sayur-
sayuran hijau), lauk pauk (telur, ikan, tempe, tahu) serta istirahat yang cukup,
tetap menjaga personal hygiene tanda-tanda bahaya pada kehamilan, perawatan
payudara dan pentingnya melakukan kunjungan ulang.
Dari asuhan yang telah di berikan penulis hanya melakukan pemeriksaan Hb 1
kali karena pada saat akan dilakukan pemeriksaan Hb ulang ternyata pasien sudah
masuk dalam masa persalinan.

Ternyata ada kesenjangan antara teori dengan praktek, seperti pemeriksaan Hb


pada kehamilan seharusnya di lakukan 2 kali pada trimester 1 dan 3, untuk
mengetahui kadar Hb sudah naik atau belum.

Jadi ada kesenjangan antara teori dan praktek. Sedangkan menurut teori
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Hb 2 kali pada TM 1 dan TM III tetapi
dilahan tidak dilakukan pemeriksaan Hb TM III karena pasiennya sudah
melahirkan.

BAB V
PENUTUP

1 Kesimpulan
Setelah Penulis mengadakan Asuhan KebidananKomprehensif di BPS
Nurhasanah, Gudang Lelang Bandar Lampung, mulai dari Pangumpulan
hingga melaksanakan beberapa tindakan Asuhan Kebidanan sekaligus
mengevaluasi maka Penulis menyimpulkan :
a Dari hasil identifikasi dan pengkajian Asuhan Kebidanan Komprehensif
yang penulis lakukan pada usia kehamilan 38 minggu 2 hari yaitu pada
tanggal 28 September 2013, merupakan kontak pertama dengan penulis
kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil BB 60 kg,TD
110/70 mmHg, nadi 73 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,7C,
kenaikan BB selama hamil adalah 11 kg, LILA 23 cm, conjungtiva
anemis,
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, pada bagian fundus teraba bulat lunak
dan jika ditekan tidak ada perlawanan/melenting(bokong).
Leopold II :pada bagian sisi kanan yang mengisi rahim ibu teraba tahanan
yang memanjang seperti papan, keras yang menghubungkan kepala dan
bokong bayi sedangkan bagian kiri yang mengisi rahim ibu teraba bagian-
bagian kecil janin.
Leopold III : Pada bagian terbawah yang mengisi rahim ibu teraba bulat,
keras dan melenting (kepala) dan bagian terbawah janin belum masuk
PAP,
Leopold IV :tidak dilakukan. DJJ (+) terdengar teratur 124x/menit,
punctum maximum berada pada kudran kanan bawah pusat perut ibu.
b Dari hasil asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny.S didapatkan
diagnose yaitu Ny.S usia 35 tahun dengan masalah anemia ringan.
c Setelah ditegakkannya diagnose penulis merumuskan kebutuhan terhadap
Ny.S dengan anemia ringan yaitu pemberian dan pemenuhan zat besi
d Penulis kemudian membuat perencanaan sesuai dengan kebutuhan yaitu
memberikan tablet Fe dengan dosis 1x1 sehari, menjelaskan cara
mengkonsumsinya, efeksamping, pola istirahat yang baik dan benar,
makan-makanan yang bergizi

5.2 Saran
Dari kasus komprehensif ini diharapkan :
1 Bagi Klien
Diharapkan klien dapat mengerti apa yang telah dianjurkan dan agar klien
lebih memehami bahaya pada kehamilan sehingga kedepannya untuk rutin
melakukan kunjungan ulang ke bidan atau tenaga kesehatan. Dan
melaksanakan anjuran yang telah diberikan bidan yaitu mengkonsumsi
tablet Fe secara rutin dengan cara yang benar yang di anjurkan oleh
bidan, khususnya ibu hamil dengan anemia ringan serta ibu hamil
diharapkan mengerti tentang pentingnya makanan bergizi.

2 Untuk Institusi
Hendaknya institusi dapat memberikan teori dan keterampilan yang lebih
kepada mahasiswa agar dapat dengan mudah dan bisa mandiri
memberikan pelayanan dengan baik dan benar dengan cara meningkatkan
bimbingan belajar di institusi.

3 Bagi Lahan Praktek


Diharapkan pihak institusi memberikan pengarahan lebih intensif kepada
mahasiswa yang melakukan praktek di BPS agar dapat menangani anemia
dan bisa meningkatkan mutu pelayanan secara komprehensif berdasarkan
kewenangan bidan terutama dalam memberikan pelayanan pada ibu hamil
dengan anemia ringan.

4 Untuk Mahasiswa
Agar lebih meningkatkan dalam mengembangkan kompetensi diri dengan
cara meningkatkan pembelajaran dalam segala bidang di ruang lingkup
kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 1998. Sinopsis Obstetri ; Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, EGC :


Jakarta.

Markum,dkk.1991.Buku Ajar:Ilmu Kesehatan Anak.Jilid 1. Jakarta : FKUI

Departemen Kesehatan RI, 2007.Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR

Prawirohardjo, Sarwono,2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Ajar Panduan Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Http://www.informasi kesehatan.com/index

Http://www.medicastore.co.id

Http://www.bidanku.com

Das könnte Ihnen auch gefallen