Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENGANTAR
DECISION-MODEL APPROACH
BEHAVIORAL RESEARCH
AGENCY THEORY
Teori agensi (agency theory), atau yang juga biasa disebut
contracting theory, merupakan salah satu aliran riset akuntansi
terpenting dewasa ini. Penelitian teori agensi bisa bersifat deduktif
atau induktif dan merupakan kasus khusus riset keperilakuan,
meskipun teori agensi berakar pada bidang keuangan (finance) dan
ekonomika bukannya psikologi dan sosiologi. Asumsi yang
mendasarinya adalah bahwa individu bertindak demi
kepentingannya sendiri. Asumsi penting lainnya menyebutkan
bahwa perusahaan merupakan tempat (locus) atau titik pertemuan
(intersection point) bagi berbagai jenis hubungan kontraktual yang
terjadi di antara manajemen, pemilik, kreditor, dan pemerintah.
Oleh karena itu, teori agensi berfokus kepada kos-kos pemantauan
dan penyelenggaraan hubungan antara berbagai pihak. Audit,
misalnya, bisa dipandang sebagai suatu instrumen untuk
meyakinkan bahwa laporan keuangan perusahaan telah diteliti
keakuratannya. Di samping itu, laporan keuangan itu sendirijika
telah diberi opini wajar tanpa pengecualiandianggap memenuhi
kriteria yang ada sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi berterima
umum (generally accepted accounting principles). Oleh karena itu,
audit dalam hal ini berupaya untuk memberikan jaminan kepada
pihak luar, seperti pemilik dan kreditor, berkenaan dengan
pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Hubungan keagenan
antar berbagai pihak tersebut banyak ditentukan/diatur
berdasarkan angka-angka akuntansi (accounting numbers).
Hubungan keagenan tersebut mencakup perjanjian pinjaman (bond
covenants), kompensasi manajemen, kontrak-kontrak, dan ukuran
perusahaan. Perjanjian pinjaman seringkali menentukan tingkat
rasio, seperti misalnya rasio utang terhadap ekuitas. Pelanggaran
terhadap tingkat maksimum tersebut akan menyebabkan
perusahaan mengalami kesulitan teknis. Semakin dekat batasan
utang terhadap ekuitas, semakin mungkin manajemen akan
memilih alternatif-alternatif akuntansi yang akan meningkatkan
income. Dalam hal kontrak kompensasi manajemen, manajemen
mungkin akan berupaya untuk memilih metode-metode yang
meningkatkan income dan juga meningkatkan bonus. Riset
akuntansi positif yang dimaksudkan untuk menguji hipotesis-
hipotesis teori agemsi menekankan anggapan mengenai pertalian
antara perusahaan-perusahaan yang sangat besar dengan campur
tangan pemerintah, yang akan mendorong dipilihnya alternatif-
alternatif akuntansi yang menurunkan income. Oleh karena itu,
pemilihan metode akuntansi oleh perusahaan mungkin dipengaruhi
oleh efek metode tersebut terhadap kontrak-kontrak keagenan.
Salah satu hipotesis teori agensi menyatakan bahwa manajemen
berupaya untuk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri dengan
meminimumkan kos-kos keagenan yang timbul dari pemantauan
dan penyelenggaraan kontrak. Ingat, hal ini tidak sama dengan
mengatakan bahwa manajemen akan berupaya untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Ketika manajemen berupaya untuk
meningkatkan kompensasinya, manajemen harus melakukannya
dalam rerangka meningkatkan income bersih, return on investment
(ROI), atau angka-angka akuntansi sejenis yang juga berarti
mengupayakan perubahan positif harga sekuritas perusahaannya.
Oleh karena itu, meminimumkan kos-kos penyelenggaraan kontrak
(contracting costs) berarti tidak secara negatif mengganggu
hubungan antara ukuran-ukuran kinerja berbasis akuntansi dan
tidak mendapatkan opini audit selain wajar tanpa pengecualian.
Meskipun umumnya manajemen terutama akan terdorong untuk
memperbaiki kinerja, manajemen bisa juga memilih
ketentuan/aturan akuntansi yang memaksimumkan income dengan
segera/jangka pendek dan bukannya sepanjang waktu untuk
memaksimumkan kompensasinya. Dalam hal ini manajemen tidak
selalu bertindak selaras dengan kepentingan pemegang saham. Hal
inilah yang kadang-kadang disebut perilaku oportunistik
(opportunistic behavior) atau moral hazard. Audit, yang merupakan
salah satu contoh meminimumkan kos penyelenggaraan kontrak,
juga merupakan contoh penyelenggaraan kontrak yang efisien
(efficient contracting).
Asumsi lain mengenai sifat perusahaan bersaing dengan asumsi
teori agensi yang menyatakan perusahaan sebagai locus atau nexus
bagi berbagai jenis hubungan kontrak. Chambers (1990), misalnya,
menggambarkan perusahaan sebagai ".suatu koalisi sementara
dalam keadaan ekuilibrium yang tidak stabil." Pandangan koalisi
Chambers ini melihat perusahaan memainkan peran yang lebih kuat
dalam kaitannya dengan berbagai partisipan lainnya dibandingkan
dengan teori agensi yang memandang perusahaan itu sendiri tidak
berperan. Dalam pandangan koalisi, income sebagai suatu
pengukuran kinerja ekonomik perusahaan dan ukuran ekonomik
aset dan kewajiban merupakan fungsi penting akuntansi yang harus
menjadi pertimbangan utama agen penyusun standar. Pandangan
tersebut tidak dijumpai dalam teori agensi. Uraian ini bukan
dimaksudkan untuk menunjukkan "kebenaran" atau "kesalahan"
teori agensi; baik teori agensi maupun pandangan koalisi
merupakan penggambaran parsial dari cara berpikir dan interrelasi
perusahaan dengan partisipan-partisipan konstituennya. Berbagai
teori dan pandangan yang saling bersaing akan memberikan
wawasan yang penting bagi akuntan, auditor, pengguna informasi
akuntansi, dan penyusun standar. Tidak ada satu pun pendekatan
yang harus dianggap lebih unggul dibandingkan yang lain-lainnya.
Lebih lanjut, meskipun para pendukung riset teori agensi
menekankan bahwa temuan-temuannya positif dan deskriptif dan
tidak bisa digunakan untuk maksud-maksud pembuatan kebijakan
(yang dengan jelas melibatkan pertimbangan nilai), tidak ada
alasan bagi penyusun standar untuk tidak menggunakan hasil-hasil
riset teori agensi jika hasil-hasil tersebut dianggap valid dan
bermanfaat.
INFORMATION ECONOMICS
Para akuntan menjadi semakin sadar akan kos yang timbul dalam
memproduksi informasi akuntansi. Kesadaran ini telah
memunculkan suatu bidang penyelidikan yang relatif baru bagi
periset akuntansi: ekonomika informasi. Riset ekonomika
informasi umumnya bersifat analitis/deduktif. Kecuali akuntansi
berbasis arus kas (cash flow accounting), altenatif-alternatif model
akuntansi historical cost akan tampak menimbulkan kos produksi
informasi tambahan bagi perusahaan. Apakah manfaat
perangkat/set inforamsi altenatif atau perangkat/set informasi yang
lebih besar melebihi kosnya merupakan salah satu pertanyaan
penting dalam riset ekonomika informasi. Sifat permasalahan ini
secara singkat dinyatakan oleh Beaver dan Demski:
CRITICAL ACCOUNTING
PENGANTAR
POSTULAT
Prinsip-prinsip Pembatas
Definisi kedua dan ketiga berbeda dari definisi yang pertama karena
keduanya menyangkut derajat keseragaman dalam
menginterpretasi transaksi. Definisi pertama hanya menentukan
rerangka teoretis umum yang berperan sebagai dasar/basis
penginterpretasian transaksi. Perbedaan antara keseragaman kaku
dan keseragaman terbatas digambarkan dengan ilustrasi berikut.
SFAS No. 2 yang mengharuskan segera dibebankannya kos riset
dan pengembangan merupakan contoh penyeragaman yng kaku.
Riset dan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan akan memberikan pengharapan yang berbeda-beda
dalam kaitannya dengan arus kas yang akan diterima dari
pengeluaran-pengeluaran tersebut, tetapi perlakuannya seragam
meskipun pola penerimaan manfaatnya berbeda. SFAS No. 13
adalah contoh penyeragaman terbatas. Statemen tersebut
menyebutkan kriteria yang lebih khusus untuk membedakan antara
sewa beli modal (capital lease) dan sewa beli operasi (operating
lease). Dalam hal ini, keadaan yang berbeda-beda diperhitungkan
dalam perlakuan akuntansi atas kedua jenis sewa beli tersebut.
Oleh karena itu, SFAC merupakan proses dan hasil trial and error
dan sangat mungkin diubah apabila diperlukan.
SFAC No. 1OBJECTIVES OF FINANCIAL REPORTING BY
BUSINESS ENTERPRISES
Relevance
Predictive Value
Feedback Value
Timeliness
Reliability
Reliability terbentuk dari 3 komponen: verifiability, representational
faithfulness, dan neutrality.
Verifiability
Representational Faithfulness
Conservatism
Materiality
PENDEKATAN ARTIKULASI
Pendekatan Aset-Kewajiban
PENDEKATAN NONARTIKULASI
DEFINISI INCOME
PENGAKUAN PENDAPATAN
SEKSI NONOPERASI
EXTRAORDINARY ITEMS
Karena tidak ada lagi pedoman lebih lanjut, praktik akuntansi yang
menyangkut item-item luar biasa di AS waktu itu menjadi tidak
seragam. Sehubungan dengan hal tersebut, APB Opinion No. 9
mengharuskan ditunjukkannya semua item-item luar biasa pada
suatu seksi khusus dalam laporan laba-rugi serta memberikan
definisi baru mengenai "item-item luar biasa" sebagai berikut:
ACCOUNTING CHANGES
DISCONTINUED OPERATIONS
Salah satu tipe khusus item nonoperasi yang memerlukan perlakuan
akuntansi yang khusus pula sebagaimana diakui oleh APB Opinion
No. 30 adalah operasi tidak berlanjut (discontinued
operations). Opini tersebut mengharuskan perlakuan akuntansi
khusus atas untung atau rugi pada disposal (penghilangan) suatu
segmen usaha. Istilah segmen usaha menunjuk kepada komponen
suatu entitas yang aktivitas-aktivitasnya merupakan suatu lini
usaha pokok yang tersendiri atau menyangkut sekelompok
customer tertentu. Karakteristik yang membedakan suatu segmen
usaha adalah bahwa aktivitas-aktivitasnya secara jelas bisa
dipisahkan baik secara fisik maupun secara operasional, dan untuk
tujuan pelaporan, aset, hasil operasi, dan aktivitas-aktivitasnya juga
bisa diidentifikasi.
Dua tanggal sangat penting dalam akuntansi disposal segmen
measurement date dan disposal date. Measurement date adalah
tanggal ketika manajemen mengikatkan diri dengan rencana formal
untuk mendisposal suatu segmen. Rencana disposal segmen
mencakup identifikasi segmen, metode disposal yang digunakan,
ekspektasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan disposal,
estimasi hasil operasi segmen sampai terjadinya disposal, dan
estimasi hasil yang akan diterima atas disposal. Disposal date
adalah tanggal penutupan penjualan segmen atau tanggal
berhentinya operasi jika disposal dilakukan melalui penghentian
(abandonment).
Jika disposal diperkirakan menghasilkan rugi, estimasi ruginya
diakui dalam laporan keuangan sampai measurement date. Di sisi
lain, jika disposal diperkirakan menghasilkan untung, pengakuannya
ditangguhkan sampai realisasi, suatu contoh konservatisme.
Ekspektasi untung atau rugi dilakukan pada measurement date
dengan memperhitungkan dua faktor berikut:
1. Nilai bersih yang bisa direalisasi dari segmen yang akan
didisposal setelah memperhitungkan estimasi kos-kos yang
terkait langsung dengan disposal.
2. Estimasi laba atau rugi dari operasi segmen tersebut dari
measurement date sampai disposal date.
ASET
DEFINISI ASET
Asset Attribute(s)
Receivables Approximation of net realizable value.
KEWAJIBAN
DEFINISI KEWAJIBAN
EKUITAS PEMILIK
RINGKASAN
CATATAN
1
Istilah "liabilities" dan "obligations" dalam tulisan ini
diterjemahkan sebagai "kewajiban." Untuk
membedakannya, yang dipadankan dengan istilah
"obligations" diberi efek miring "kewajiban." Istilah
"obligations" tidak diterjemahkan sebagai "obligasi"
karena dalam bahasa Indonesia istilah "obligasi" sudah
memiliki makna khusus yaitu surat berharga/sekuritas
utang yang dalam bahasa Inggris adalah "bond."
Alternatif lainnya adalah dengan menerjemahkan istilah
"kewajiban" sebagai "liabilitas."
2
"Nilai permukaan" adalah terjemahan dari istilah dalam
bahasa Inggris "face value" atau "par value." Istilah
"nilai nominal" atau "nilai pari" juga biasa digunakan
untuk mengacu konsep yang sama dalam buku-buku
teks berbahasa Indonesia.
PENGANTAR
Gambar 1
Harga dan Kuantitas Barang X dan Y
Barang X Barang Y
Kuantitas Harga Kuantitas
Periode Harga
0 2,00 100 1,00 100
1 2,20 95 1,05 105
2 2,42 90 1,10 115
Dalam contoh ini kita akan menggunakan dua jenis indeks. Yang
pertama adalah Indeks Laspeyres yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
P ni Qoi
In 100i
i
P oi Qoi
di mana:
P ni Qni
In 100i
i
P oi Qni
di mana:
Dolar AS 100
Yen Jepang 12.000
Dolar Hong Kong 725
Dolar Singapura 175
Rupiah Indonesia 750.000
Total 763.000
ILUSTRASI 1
Jumlah
N
o
m
i Jumlah
n Konversi
a Kurs per an
l $ dalam $
Dolar AS 100 1,00 100
Yen Jepang 12.000 120 100
Dolar Hong Kong 725 7,25 100
Dolar Singapura 175 1,75 100
Rupiah Indonesia 750.00 7.500 100
0
Total 763.00 500
0
Jumlah
N
o
m
i
n Faktor Jumlah
a Penyesu Berbasis
l ai GPLA
Peralatan $1.000.0 180/15 $1.200.
00 0 000
ILUSTRASI 2
Jumlah
Se
su
ng
gu Jumlah
h- Disetaraka
ny n Daya
a Indeks Beli
Saldo, 1 Januari $350.000 110/100 $385.000
2000
Kenaikan selama 100.000 110/105 104.800
2000
Total $450.000 $489.800
Rugi Moneter $39.800
ILUSTRASI 3
Neraca