Sie sind auf Seite 1von 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan askep komunitas saya yang
berjudul ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DI DESA LERO PADA Tn.
NL DENGA STROK dalam bentuk maupun isisnya yang sangat sederhana.
Semoga askep ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun
pedoman bagi para pembaca.
Harapan kami semoga askep ini dapat membantu menambah pengetahuan
dan wawasan dari para pembaca.
Askep ini saya akui masih memiliki kekurangan oleh sebab itu saya
mengharapkan keritikan dan saran dari pembaca sekalian yang sifatnya
membangun.

Palu , 19 Mei 2015


BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
Menurut Hariyanto, 2005 keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih
yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga .Usia lanjut dikatakan
sebagai tahap ahir perkembangan pada daur kehidupan manusia ( Budi Anna
Keliat,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3),(4) No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun.
Kecenderungan pola penyakit neurologi terutama gangguan susunan saraf
pusat tampaknya mengalami peningkatan penyakit akibat gangguan pembuluh
darah otak, akibat kecelakaan serta karena proses degenerative system saraf
tampaknya sedang merambah naik di Indonesia.
Walaupun belum didapat data secara konkrit mengenai hal ini namun dari
pengalaman terlihat sangat mencolok adanya perubahan ini. Kemungkinan yang
menjadi factor penyebab munculnya masalah ini adalah adanya perkembangan
ekonomi dan perubahan gaya hidup terutama msayarakat perkotaan. Kemampuan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup terlihat semakin mudah sehingga
meningkatkan hasratmereka untuk terus berjuang mencapai tujuan dengan penuh
persaingan dalam perjuangan tersebut, mereka mendapatkan benturan-benturan
fisik maupun psikologis akibatnya mereka tidak lagi memikirkan efek bagi
kesehatan jangka panjang. Usia harapan hidup di Indonesia sekarang kian
meningkat sehingga semakin banyak terdapat lansia.
Dengan bertambahnya usia maka permasalahan kesehatan yang terjadi akan
semakin kompleks. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia adalah
stroke. Usia merupakan factor resiko yang paling penting bagi semua jenis stroke.
Insiden stroke meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya usia dan 1,25
kali lebih besar pada pria dibanding wanit
B. Rumusan masalah
1 Bagaimanakh konsep Keluarga itu ?
2 Apakah konsep Lansia itu ?
3 Bagaimakah konsep strok pada Lansia.
4 Bagaimanakah Kasus dan Asuhan Keperawatan keluarga pada Lansia dengan
strok..

C. Tujuan
1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep medis Lansia dengan gout artrithis dan asuhan
keperawatan keluarga pada Lansia dengan strok.
2 Tujuan Khusus
a Untuk mengetahui konsep Keluarga
b Untuk mengetahui konsep Lansia.
c Untuk mengetahui konsep strok pada lansia.
d Untuk mengetahui Kasus dan Asuhan Keperawatan keluarga pada Lansia
dengan strok.

BAB II
TEORITIS
A Konsep keluarga
1 Pengertian keluarga
Menurut Hariyanto, 2005 keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga .

2 Ciri ciri keluarga


a Diikat tali keluarga
b Ada hubungan darah
c Ada ikatan batin
d Tanggung jawab masing masing
e Ada pengambil keputusan
f Ada kerja sama antara anggota keluarga
g Ada interaksi, dan tinggal dalam satu rumah

3 Tipe/bentuk keluarga
Dalam masyarakat ditemukan banyak tipe/bentuk keluarga
a Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
b Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
c Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e Keluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama-sama.
f Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
4. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang
berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu.
5. Fungsi keluarga
Fungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota individu keluarga dan
masyarakat yang lebih luas, fungsi keluarga adalah:
a Fungsi afektif
Merupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan keluarga.
Kebahagiaan keluarga diukur dengan kekuatan cinta keluarga. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak kebahagiaan dan kegembiraan seluruh
anggota keluarga, tiap anggota keluarga mempertahankan hubungan yang baik.
b Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial.
c Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.
e Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadi gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang
sakit.
6. Tahap perkembangan keluarga
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga yang
terjadi dari waktu ke waktu meliputi perubahn interaksi dan hubungan di antara
keluarga dari waktu ke waktu. Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga
terdiri dari 8 tahapan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan
perkembangannya. Adapun 8 tahapan perkembangan tersebut adalah:
a Tahap 1 keluarga pemula : dimulai saat individu membentuk keluarga melalui
perkawinan.
Tugas perkembangan :
Membina hubungan intim untuk memuaskan kehidupan baru
Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.
Membina keluarga berencana
Masalah kesehatan: Masalah seksual, peran perkawinan dan kehamilan
yang kurang direncanakan.
b Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama
lahir sampai berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan :
1 Perubahan peran menjadi orang tua
2 Adaptasi dengan anggota keluarga
3 Mempertahankan hubungan yang memuaskan antara pasangan.
Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik,
pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini,
imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.

c Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia 2,5
tahun sampai dengan 5 tahun.
Tugas perkembangan :
1 Memenuhi kebutuhan keluarga.
2 Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.
3 Beradaptasi dengan anak baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga terpenuhi.
4 Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar
keluarga.
5 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan akan anak.
6 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7 Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbh kembang anak.
Masalah kesehatan: masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada
anak., masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan,
perceraian., persaingan antara kakak adik, dan pengasuhan anak.

d Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama
berusia 6 tahun samapi 13 tahun.
Tugas perkembangan :
1 Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2 Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
3 Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
4 Meningkatkan komunikasi antara anggota keluarga
e Tahap 5 keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama berusia 13
tahun sampai 19-20 tahun.
Tugas perkembangan :
1 Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab dan
meningkatkan anatominya.
2 Mempererat hubungan yang intim dengan keluarga.
3 Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua
4 Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga

Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung.


f Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama
meninggalkan rumah sampai anak terakhir, lamanya tergantung dengan
jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan tinggal dalam rumah
Tugas perkembangan :
1 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2 Mempertahankan keintiman pasangan
3 Membantu merawat orang tua yang sakit dan memasuki usia tua
4 Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat
5 Penataan kembali peran anggota keluarga

Masalah kesehatan: masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua


tidak lancar, transisi peran suami istri, memberi perawatan pada kondisi
kesehatan kronis, masalah menopause, efek dari obat-obatan, merokok,
diet dan lain-lain.

g Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir


meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiunan atau salah satu pasangan
meninggal.
Tugas perkembangan :
1 Mempertahankan kesehatan
2 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak anak.
3 Meningkatkan keakraban pasangan

Masalah kesehatan: promosi kesehatan, masalah hubungan dengan


perkawinan, komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain,
masalah hubungan dengan perawatan.

h Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau
pension sampai dengan dua-duanya meninggal.

7. peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah :

1 Pendidik. Perawat memberikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga


dapat melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga secara mandiri dan
bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.
2 Koordinator. Koordinasi dapat diperlakukan untuk mengatur program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih
dan pengulangan.
3 Pelaksana. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah,
klinik, maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan
langsung.
4 Pengawas kesehatan. Perawat harus melakukan kunjungan rumah yang
teratur untuk mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.
5 Konsultan. Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan.
6 Kolaborasi. Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
7 Fasilitator. Peran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
8 Modifikasi Lingkungan. Perawat dapat memodifikasi lingkungan baik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan
yang sehat.

B PENGERTIAN STROK
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA
( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak
( dalam beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau
tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67)
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne,
2002, hal 2131) Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di
United State. Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada
usia antara 75 85 tahun. (Long. C, Barbara;1996, hal 176).

C ETIOLOGI
Penyebab-penyebabnya antara lain:
a Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
b Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
c Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)

D FAKTOR RESIKO PADA STROKE


a Strok
b Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi
atrium, penyakit jantung kongestif)
c Kolesterol tinggi
d Obesitas
e Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
f Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
g Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai strok, merkok, dan kadar estrogen
tinggi)
h penyalahgunaan obat ( kokain)
i konsumsi alkohol
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)

E Manifestasi klinis
Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang
disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul
bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu.Gejala-gejala itu antara lain
bersifat:
a Sementara
Timbul hanya sebebtar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan
hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic
attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau
malah menetap.Sementara,namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic neurologic
defisit (RIND)
b Gejala makin lama makin berat (progresif)
Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang dissebut
progressing stroke atau stroke inevolution Sudah menetap/permanen
(Harsono,1996, hal 67)

Gangguan yang muncul tertulis pada tabel.


NO DEFISIT NEUROLOGIK MANIFESTASI
1. DEFISIT LAPANG
PENGLIHATAN
Tidak menyadari orang/objek ditempat
a. Homonimus hemianopsia
kehilangan peglihatan
(kehilangan setengah
Mengabaikan salah satu sisi tubuh
lapang penglihatan)
Kesulitan menilai jarak
Kesulitan melihat pada malam hari

b. Kehilangan penglihatan Tidak menyadari objekatau batas objek


perifer Penglihatan ganda

c. Diplopia
2 DEFISIT MOTORIK
Kelemahan wajah, lengan dan kaki
aHemiparese
pada sisi yang sama
b Hemiplegia
Paralisis wajah, lengan dan kaki
pada sisi yang sama
cAtaksia

Berjalan tidak mantap, tegak


d Disatria
Tidak mampu menyatukan kaki,

eDisfagia perlu dasar berdiri yang luas


Kesulitan dalam membentuk kata
Kesulitan dalam menelan
3. DEFISIT SENSORI
Parestesia (terjadi pada sisi Kebas dan kesemutan pada bagian tubuh
berlawanan dari lesi) Kesulitan dalam proprisepsi

4 DEFISIT VERBAL
Afasia ekspresif Ketidakmampuan menggunakan simbol
berbicara
Afasia reseptif Tidak mampu menyusun kata-kata yang
diucapkan
Kombinasi baik afasia reseptif dan
cAfasia global
ekspresif
5. DEFISIT KOGNITIF Kehilangan memori jangka pendek dan
panjang
Penurunan lapang perhatian
Kerusakan kemampuan untuk
berkonsentrasi
Alasan abstrak buruk
Perubahan penilaian

6. DEFISIT EMOSIONAL Kehilangan kontrol diri


Labilitas emosional
Penurunan toleransi pada situasi yang
menimbulkan stress
Menarik diri
Rasa takut, bermusuhan dan marah
Perasaan isolasi

F Pemeriksaan Penunjang
1 CT Scan
a Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
b Angiografi serebral
c membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri
d Pungsi Lumbal
2 menunjukan adanya tekanan normal
3 tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya
perdarahan
a MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
b EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
c Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
d Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
e (DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)

G Penatalaksanaan
1 Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .
2 Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi.
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)

H KOMPLIKASI
1 Hipoksia Serebral
2 Penurunan darah serebral
3 Luasnya area cedera
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)

BAB III
PENGKAJIAN DATA KELUARGA

Pengkajian pada tanggal: Rabu 20 mei 2015


A Data dasar keluarga
1 Nama kepala keluarga (KK) : Tn. NL
2 Usia : 75 tahun
3 Pendidikan : SGA
4 Pekerjaan : pensiunan PNS
5 Alamat / No. Tlp : Dusun 1 desa lero
No Nama Gender Hub. TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan Agama
Dgn
KK
1. Tn. NL L Suami 75 tahun SGA Pensiunan Islam
2. Ny. Z P Istri 70 tahun SMA IRT Islam

6 Komposisi keluarga
keluarga Tn. NL adalah keluarga dengan tipe keluarga tradisional dimana jenis
keluarga ini adalah pasangan lansia.

7 Genogram :
8 Tipe keluarga :
Keluarga inti
Keluarga besar
Janda/duda
Lain-lain, sebutkan

9 Suku bangsa : Kaili


10 Agama : Islam
11 Status sosial ekonomi keluarga
Total pendapatan perbulan : Rp.>1.000.000
Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari:
Ya
Tidak
Apakah keluarga memiliki tabungan:
Ya
Tidak
Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga:
Ayah
Ibu
Lain-lain, sebutkan
12 Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak memiliki kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota, biasanya
hanya menonton televisi sambil bercerita, dan jika anak-anak keluarga Tn. NL
libur kerja sering berkumpul dengan anak-anaknya di rumah.
13 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga :
Keluarga Tn NL dengan pasangan lansia sering menanamkan nilai norma
agama sholat lima waktu, dan istri Tn NL selalu mengatur waktu untuk dapat
merawat suami dan jika ada waktu sering ke rumah anaknya yang berada di
desa yang sama
14 Riwayat keluarga pasangan lansia
Menurut keterangan Tn. NL mengatakan pernah satu sekolah dengan istrinya
dan istrinya adalah pilihan sendiri dan setelah di setujui orang tua langsung
menika

15 Riwayat keluarga sebelumnya


Riwayat keluarga sebelumnya orang tua dari pihak suami atau istri Tn. NL
tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai atau melakukan hal-hal yang tidak
baik dan mengatakan saya dan keluarga saya serta keluarga istri saya
semuanya dalam keadaan baik-baik tanpa konfik

B Lingkungan
1 Perumahan
a Jenis rumah
Permanen
Semi permanen
Non permanen
b Luas bangunan : 9 x 6 m2
c Luas penerangan : .............................................m2
d Status rumah :
Milik pribadi
Kontrakan
Sewaan bulanan
Lain-lain
e Atap rumah
sGenteng
Seng/asbes
Sirap/atap
Lain-lain
f Ventilasi rumah
Ada
Tidak ada
g Bila ada, berapa luasnya:
> 10% luas lantai
< 10% luas lantai
h Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
Ya
Tidak
i Penerangan
Listrik
Petromak
Lampu teplok
Lain-lain
j Lantai
Keramik
Ubin
Plester
Papan
Tanah
k Kebersihan rumah secara keseluruhan
Bersih
Berdebu
Sampah bertebaran
Banyak lalat
Banyak laba-laba
Lain-lain, sebutkan

2 Denah rumah

Ket :
A Ruang tamu
B Ruang tengah
C Dapur
D Ruang makan
E Kamar mandi

3 Pengelolaan sampah
a Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
Ya
Tidak
b Bagaimana cara pengelolaan sampah dirumah tangga
Dibuang ke sungai/got
Diambil petugas
Ditimbun
Dibakar
Lain-lain
4 Sumber air
Sumur gali
Pompa tangan/listrik
Sungai
PAM
Air isi ulang
Lain-lain
5 Jamban keluarga
a Apakah keluarga memiliki WC sendiri
Ya
Tidak
Bila tidak, dimana keluarga buang air besar :
b Bila ya, jenis jamban keluarga
Leher angsa
Cemplung
Lain-lain, sebutkan :
c Berapa jarak antara sumber air dengan tempat penampungan tinja
< 10 meter
> 10 meter

6 Pembuangan air limbah


Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor)
Ya, bagaimana kondisinya : kondisinya baik
Kemana pembuangannya : ke selokan
Tidak, dimana pembuangannya:
7 Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
a Apakah perkumpulan sosial dalam kegiatan setempat
Ada, apa jenisnya :
Tidak ada
b Adakah fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat
Ada, apa jenisnya :
Tidak ada
c Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tertentu
Ada, apa jenisnya :
Tidak ada
d Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga
dengan kendaraan umum
Bila ya, dengan kendaraan apa : dengan kendaraan pribadi
Bila tidak, bagaimana cara mengatasinya :
8 Karakteristik tetangga dan komunitas
Dusun 1 desa lero berpenduduk padat khususnya tetangga keluarga Tn. NL
sebagian besar memiliki warung keluarga Tn. NL tinggal satu blok, dimana
terdapat banyak rumah dan sebagian besar masi berstatus keluarga dan berasal
dari daerah yang sama, kehidupan antar keluarga terjalin akrab dan saling
mengunjungi.
9 Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. NL awalnya tinggal di donggala karena Tn NL dimutasi di desa
lero sehingga mereka pindah di desa lero dan membangun rumah di desa lero.
10 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. NL sering berkumpul dengan keluarga dimana keluarga Tn. NL
adalah tetangganya dan istrinya tidak mengikuti kegiatan masyarakat setempat
dikarenakan mengurus Tn. NL yang sedang sakit strok.
11 Sistem pendukung keluarga :
Tn. NL. Tinggal bersama istrinya dimana mereka saling mendukung satu sama
lain dan saling memberi semangat dan biaya pengobatan Tn. NL di bantu oleh
anak-anaknya yang semuanya PNS
C Struktur keluarga
1 Pola komunikasi keluarga
Keluarga saling terbuka satu sama lain dan saling memberi nasehat dan apabila
ada masalah sering didiskusikan bersama istri atau anak-anak jika anak-anak
berkunjung ke ruamah.
2 Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. NL saling menghargai satu sama lain, saling membantu dan
saling mendukung dan istri selalu bisa merawat Tn.NL dan dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan apabila ada masalah istrinya selalu
mendiskusikannya denga Tn. NL.
3 Struktur peran
Tn. NL adalah kepala keluarga serta suami dari Ny. Z namun di karenakan
sakit yang membiayai Tn. NL dan istrinya adalah anak-anaknya di karenakan
Tn. NL sudah pensiun dan hanya menerima gaji pensiunan setiap bulan.
4 Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn. NL menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama islam
dan selalu menerapkan hidup bertenggang rasa dengan tetangga.
D Fungsi keluarga
1 Fungsi efektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain, tempat tinggal
saudara-saudara saling berdekatan, apabila ada yang kesusahan mereka saling
membantu satu sama lain.
2 Fungsi sosial
Keluarga Tn. Nlmenekankan perlunya berhubungan dengan rang lain, mereka
membiasakan menjalin hubungan baik dengan tetangga ataupun keluarga.
E Stess dan koping keluarga
1 Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga Tn. NL selalu mengatakan takut tidak lagi di perdulikan anak-anaknya
dan Ny. Z berharap suaminya agar cepat sembuh dari sakit strok
2 Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama istri ataupun
anak-anaknya dan saling menasehati.
3 Strategi koping yang digunakan
Keluarga mengatakan jika ada masalah sering mendiskusikan dalam keluarga
sehingga masukkan dalam keluarga dapat menyelesaikan masalah.
4 Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi
masalah secara mal adaptif
5 Pemeriksaan fisik :
NO PEMERIKSAAN Tn. NL
1. Kepala
Rambut - Beruban,tidak rontok.
Mata - Tidak anemis
Hidung - Simetris,tidak ada polip
Telinga - Arikula simetris,bersih,tidak
terdapat penumpukan serumen.
Mulut
- Gigi sudah ada yang
tanggal,mulut bersih,tidak ada
Leher
lesi.
- Tidak terdapat pembesaran
Dada kelenjar tiroid,tidak ada kesulitan
Bentuk
menelan.
Paru
Inspeksi
Auskultasi - Simetris
Perkusi
Palpasi - Gerakan dada ritmis
Jantung - Suara dasar vesikuler
- Sonor

Abdomen - Suara dasar vesikuler


Bentuk
Inspeksi - Tidak tampak ictus cordis suara
Auskultasi
s1-s2 terdengar normal
Perkusi
Palpasi
- Datar
Tanda-tanda vital
- Gerakan nafas baik
TD
- Baik
Suhu badan
- Redup
- Tidak teraba hepar dan tidak ada
Nadi
nyeri tekan.
Pernafasan
Tinggi badan - 140/70 mmHg
- 370 C
Berat badan - 20x/ menit
Ekstremitas atas dan bawah
- 72 x / menit
- 170 cm

- 62 kg

- Mengalami keterbatasan
pergerakan pada tangan kiri dan
kaki kiri, tidak ada edema

F Harapan keluarga terhadap asuhan keluarga


Keluarga mengatakan sangat senang dengan kehadiran perawat atau mahasiswa
keperawatan dan berharap sangat membantu dalam proses penyembuhan.
G Fungsi perawatan kesehatan
Tn NL sering mengataka bahwa dia sudah strok selama 5 bulan dan sudah di terapi
di rumah sakit sesuai jadwal terapi dan berharap perawat dapat memberikan
kemajuan atau perubahan dalam status kesehatannya yang terganggu.

H Analisa Data
No Data Diagnosa keperawatana
1. DS : Tn. NL mengatakan dia tidak gangguan mobilitas fisik pada Tn. NL
bias beraktifitas apa-apa, ia mau
beraktifitas jika ada yang
memapa
DS : Tn. NL mengatakan saya dulu
perna memakai kursi roda tapi
sekarang tidak menggunakan
lagi
DO : Tn. NL hanya tiduran di tempat
tidur atau duduk sambil
menonton TV
2. DS : Ny. Z mengatakan sering Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
membawah suaminya ke rumah
sakit atau dokter praktek untuk
terapi ( Ny. Z ingin suaminya
segera bisa berjalan )
DS : Ny. Z mengatakan menu makan
yang di makan suaminya sama
dengan yang di makannya
DO : keluarga tidak pernah melatih
klien untuk mobilisasi
3. DS : Ny. Z mengatakan jika Tn. NL Resiko cedera pada Tn. NL dan Ny. Z
ingin buang air besar dia sering
memapahnya ke kamar mandi
dengan kemampuannya yang
terbatas karena alas an umurnya
juga sudah tua dan tidak
mampu lagi untuk sering
memapah suaminya
DO : belum ada pegangan di kamar
mandi
I Diagnose askep keluarga
1 Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Tn. NL khususnya Tn. NL berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan strok
2 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
anggota keluarga merawat anggota keluarga dengan strok
3 Resiko cedera pada keluarga Tn. NL khususnya Tn. NL berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

J Diagnosa keperawatan keluarga denga skoring


Dx : Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Tn. NL khususnya Tn. NL
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan strok
No Kriteria Skoring Total Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah actual karena
tidak sehat sudah terjadi
2 Kemungkinan x1 1 Tingkat pengetahuan keluarga
masalah dapat yang kurang dan Tn. NL tidak
diubah mau dilakukan terapi, tapi
keluarga sudah berusaha untuk
mengobati
3 Kemungkinan 1/3 x 1 1/3 Masalah sudah berjalan lama dan
masalah dapat di sudah terjadi gangguan pada Tn.
cegah NL
4 Menonjolnya 0/2 x 1 0 Masalah gangguan mobilisasi
masalah : fisik tidak dirasakan oleh
masalah tidak keluarga karena sudah berjalan
dirasakan lama
5 Jumlah 2 1/3

Dx : pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga dengan strok

No Kriteria Skoring Total Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3x1 1 Masalah pemeliharaan kesehatan
tidak sehat tidak efektif adalah actual
2 Kemungkinan x2 1 Karena pengetahuan keluarga
masalah dapat tentang pemeliharaan kesehatan
diubah kurang, sementara sumber daya
keluarga cukup
3 Kemungkinan 1/3 x 1 2/3 Penyakit sudah berjalan lama,
masalah dapat di sudah mengalami gangguan
cegah gerak
4 Menonjolnya 1/2 x Keluarga menganggap penyakit
masalah : masalah Tn. NL merupakan masalah
tidak dirasakan
5 Jumlah 3 1/6

Dx : resiko cedera pada keluarga Tn. Z berhubungan ketidaktahuan keluarga


memodifikasi lingkungan

No Kriteria Skoring Total Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah belum terjadi tapi ada
tidak sehat riwayat perna jatuh, sehingga di
perlukan upaya pencegahan
supaya tidak terjadi cedera
2 Kemungkinan x2 1 Masalah tidak terlalu mudah di
masalah dapat ubah karena dari keluarga kurang
diubah kemauan dalam mengatasi
keluarga
3 Kemungkinan 2/3 x 1 2/3 Dalam masalah ini keluarga telah
masalah dapat di melakukan sebagian upaya
cegah pencegahan cedera dengan
membuat wc duduk
4 Menonjolnya 1/2 x 1 Tn. NL pernah jatuh dan
masalah : menimbulkan trauma spikologi
masalah tidak
dirasakan
5 Jumlah 2 5/6

K Prioritas masalah
1 Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Tn. NL khususnya Tn. NL
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan strok
2 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
anggota keluarga merawat anggota keluarga dengan strok
3 Resiko cedera pada keluarga Tn. NL khususnya Tn. NL berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
J Intervensi

N Diagnosa keperawatan Tujuan Evaluasi Intervensi


o
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Gangguan mobilitas Setelah Setelah Verbal 1 Keluarga Tn. 1 Berikan
dilakukan dilakukan NL dapat penjelasan
fisik pada keluarga Tn.
tindakkan kunjungan 1 memahami pada pasien
NL khususnya Tn. NL diharapkan Tn. hari selama 30 keluhan yang dan keluarga
NL dapat menit dialami oleh tentang cara
berhubungan dengan
merawat diharapkan Ny. NL merawat
ketidak mampuan anggota pasien dan pasien strok
keluarga yang keluarga dapat dalam
keluarga merawat
strok mengetahui psikometer 2 Keluarga melakukan
anggota keluarga tindakkan yang dapat mobilitas
dilakukan menyediakan pada pasien
dengan strok
dalam melati tempat tidur
Tn NL dalam yang
mengatasi memungkink
gangguan an Tn. NL
mobilitas fisik dapat tidur
pada Tn.NL nyaman
2. Pemeliharaan kesehatan Setelah Setelah Verbal 1 Keluarga 1 Berikan
dilakukan dilakukan dapat penjelasan
tidak efektif
tindakkan kunjungan 1 merawat bagaimana
berhubungan dengan diharapkan hari selama 30 keluarga cara
anggota menit keluarga dengan baik merawat
ketidakmampuan
keluarga dapat dapat Psikomotor 2 Keluarga pasien yang
anggota keluarga merawat memahami mampu strok
anggota cara merawat merawat 2 Berikan
merawat anggota
keluarga dengan strok keluarga dengan keluarga pasien pujian
strok dengan strok dengan kepada
efektif keluarga atas
keberhasilan
dalam
merawat
pasien
3. Resiko cedera pada Setelah Setelah Verbal 1 Keuarga 1 Jelaskan
dilakukan dilakukan mampu kepada
keluarga Tn. NL
tindakkan tindakkan memahahi keluarga
khususnya Tn. NL keperawatan keperawatan kondisi Tn. tentang cara
keluarga dapat keluarga NL yang mengatur
berhubungan dengan
menyediakan mampu memerlukan lingkungan
ketidakmampuan lingkungan yang merawat dan bantuan 2 Jelaskan
aman dan menyediakan anggota pada
keluarga memodifikasi
nyaman lingkungan keluarga lain keluarga
lingkungan yang aman dala bahwa Tn.
pada Tn. NL kesembuhan NL
dan Ny. Z pasien memerlukan
Psikomotor 2 Keluarga bantuan
dapat anggota
menyediakan keluarga lain
lingkungan
yang aman
untuk
memudahkan
dan
menjauhkan
resiko cedera
pada Tn. NL
K Implementasi dan evaluasi askep keluarga

No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. 11 mei 2015 Gangguan mobilitas fisik 1 Memberikan penjelasan tentang S : keluarga dan pasien sudah memahami
penyakit strok dan cara penyakit strok dan cara
pada keluarga Tn. NL
penanganannya menanganinya
khususnya Tn. NL 2 Memberikan penjelasan tujuan O : keluarga dan pasien dapat
perawatan ROOM pasif menjelaskan kembali apa itu
berhubungan dengan
3 Memberikan ROOM pasif pada penyakit strok dan cara
ketidak mampuan keluarga Tn. NL penanganannya
A : tujuan tercapai sebagian
merawat anggota keluarga
P : anjurkan pada keluarga dan pasien
dengan strok untuk selalu melati atau melakukan
ROOM pasif
12 mei 2015 Pemeliharaan kesehatan 1 Memberikan penyuluhan pada S : keluarga dan pasien sudah dapat
pasien untuk selalu menjaga pola memahami jenis makanan yang
tidak efektif berhubungan
makan pasien dan pola hidup yang harus dimakan dan yang tidak boleh
dengan ketidakmampuan sehat dimakan oleh pasien strok serta dapat
2 Memberikan ROOM pasif pada menjaga pola hidup
anggota keluarga merawat
pasien O : keluarga atau pasien dapat
anggota keluarga dengan menjelaskan kembali tentang
penjelasan yang telah diberikan
strok
A : tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
3 13 mei 2015 Resiko cedera pada keluarga 1 Menjelaskan bagaimana bentuk S : keluarga dan pasien sudah mampu
lingkungan yang aman dan memahami apa yang telah dijelaskan
Tn. NL khususnya Tn. NL
nyaman O : keluarga dan pasien mampu
berhubungan dengan 2 Menjelaskan cara memodifikasi menjelaskan kembali bentuk
lingkungan lingkungan yang aman dan nyaman
ketidakmampuan keluarga
3 Melakukan ROOM pasif A : tujuan belum tercapai
memodifikasi lingkungan P : lanjutkan intervensi dan mengajarkan
keluarga dalam menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman
BAB IV
PENUTUP

A Kesimpulan
keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai
bagian dari keluarga
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit
serebrovaskuler selama beberapa tahun
B Saran
Semoga askep ini dapat menjadi sarana pembelajaran dan bias di kembangkan lagi
sebagai bahan pembelajaran.

Das könnte Ihnen auch gefallen