Sie sind auf Seite 1von 26

BAB I

PENDAHULUAN

Preeklampsia merupakan kondisi fisik pada kehamilan yang ditandai


dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi
sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia
ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan
disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan di atas 20
minggu. Gangguan hipertensi yang menjadi penyulit kehamilan sering dijumpai
dan termasuk dalam tiga trias kematian, bersama perdarahan dan infeksi. 1
Hipertensi dalam kehamilan merupakan faktor resiko medis yang paling sering
dijumpai. Penyakit ini dijumpai pada 146.320 wanita atau 3,7% di antara semua
kehamilan yang berakhir dengan semua kelahiran hidup. Eklamsia didiagnosis
pada 12.345 di antaranya, dan kematian ibu akibat penyulit ini tetap merupakan
ancaman.2

Frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak


factor yang mempengaruhinya; jumlah primigravida, keadaan sosial ekonomi,
tingkat pendidikan, dan lain-lain. Di Indonesia frekuensi kejadian preeklampsia
sekitar 3-10%, sedangkan di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian
preeklampsia sebanyak 5% dari semua kehamilan, yaitu 23,6 kasus per 1.000
kelahiran. Pada penelitian oleh Sudinaya tahun 2000 didapatkan angka kejadian
preeklampsia dan eklampsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur sebesar 74 kasus
(5,1%) dari 1431 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember
2000, dengan preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan eklampsia 13 kasus
(0,9%). Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-24 tahun dengan
primigravida (17,5%). Diabetes melitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda,
hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Peningkatan kejadian preeklampsia
pada usia > 35 tahun mungkin disebabkan karena adanya hipertensi kronik yang
tidak terdiagnosa dengan superimposed preeklampsia. Di samping itu,
preeklampsia juga dipengaruhi oleh paritas. Penelitian oleh Surjadi, dkk tahun
1999 mendapatkan angka kejadian dari 30 sampel pasien preeklampsia di RSU

1
Dr. Hasan Sadikin Bandung paling banyak terjadi pada ibu dengan paritas 1-3
yaitu sebanyak 19 kasus dan juga paling banyak terjadi pada usia kehamilan diatas
37 minggu yaitu sebanyak 18 kasus. Wanita dengan kehamilan kembar bila
dibandingkan dengan kehamilan tunggal, maka memperlihatkan insiden hipertensi
gestasional (13% : 6%) dan preeklampsia (13% : 5%) yang secara bermakna lebih
tinggi.3

Bagaimana kehamilan memicu atau memperparah hipertensi masih belum


dapat terpecahkan walaupun sudah dilakukan riset intensif selama beberapa
dekade. Ganguan hipertensi masih merupakan salah satu masalah yang signifikan
dalam ilmu kebidanan. 4

Mortalitas maternal pada preeklamsia disebabkan oleh karena akibat


komplikasi dari preeklamsia dan eklampsia seperti: perdarahan otak, gagal ginjal,
dekompensasi kordis dengan edema pulmo dan aspirasi. Mortalitas perinatal pada
preeklamsia dan eklampsia disebabkan asfiksia intrauterin dan prematuritas,
asfiksia terjadi karena adanya gangguan sirkulasi uteroplasenter akibat
vasospasme arteriole spiralis. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin
akan terganggu, dan pada hipertensi yang lebih singkat akan menyebabkan
kegawatan janin sampai terjadinya kematian janin.5,6

2
BAB II
LAPORAN KASUS

IDENTITAS
Nama : Ny. OK
Umur : 41 tahun
Pendidikan : Tamat SMA
Alamat : Kelurahan Siladen Ling. VII
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen Protestan
Suku : Sanger
Bangsa : Indonesia
Nama suami: Tn. MT
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
MRS : 29 Januari 2017, jam 21.20 WITA

ANAMNESIS

Keluhan utama :

Nyeri kepala dan penglihatan terasa kabur

Riwayat Penyakit Sekarang :

Nyeri kepala dan penglihatan terasa kabur dialami pasien


sejak 1 hari SMRS. Keluhan juga disertai mual dan muntah lebih
dari 8x/hari berisi makanan dan lendir. Mual dan muntah
dirasakan sejak tanggal 24 Januari 2017. Nyeri ulu hati (+). Nyeri
perut bagian bawah belum dirasakan, pelepasan lendir campur
darah dari jalan lahir (-), pelepasan air ketuban dari jalan lahir (-),
pergerakan janin masih dirasakan saat MRS, riwayat kejang dan
demam sebelumnya disangkal, riwayat pandangan kabur (-),
sakit kepala (+), BAK lebih sering dan BAB tidak teratur

3
Riwayat Penyakit Dahulu :

- Penyakit jantung (-)


- Penyakit Paru (-)
- Penyakit ginjal (-)
- Penyakit hati (-)
- Penyakit kencing manis (+)
- Penyakit darah tinggi (-)

Anamnesis Kebidanan :

Riwayat Kehamilan Sekarang


Mual - muntah (+), ekstemitas bengkak (+), penglihatan
terganggu (-). sakit kepala (+), BAK terlalu sering (+), BAB
tak teratur, perdarahan dari jalan lahir (-), pasien tidak
merokok dan tidak minum alkohol.
Pemeriksaan Antenatal (PAN)
Jumlah PAN selama kehamilan 4 kali di dokter spesialis
kandungan
Riwayat suntik TT 2x
Riwayat Haid
Menarche umur 14 tahun, siklus teratur, lamanya haid 4-7
hari.
HPHT : 5 Juni 2016
Taksiran partus : 12 Maret 2017
Riwayat Keluarga
Perkawinan 2 kali
Nikah I umur 23 tahun
Nikah II umur 37 tahun dengan suami sekarang sudah 5
tahun
Jumlah anak sekarang 3 orang dari pernikahan yang
pertama
Riwayat KB

4
Pernah ikut KB suntik dan hamil setelah berhenti KB 1
tahun.
Riwayat Kehamilan Dahulu
- P1, Perempuan, lahir tahun 1994, cukup bulan, spt
kepala, oleh biang di rumah, BBL 2400 gr ,hidup,sehat
- P2, Perempuan, lahir tahun 2002, cukup bulan, spt
kepala, oleh biang di rumah, BBL 2900 gr ,hidup,sehat
- P3, Laki-laki, lahir tahun 2014, cukup bulan, spt kepala,
oleh dokter di puskesmas, BBL 1200 gr, meninggal

PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN KEBIDANAN

Status Praesens :
- Keadaan umum: Tampak Sakit
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tensi : 170/90 mmHg
- Nadi : 88x/mnt
- Respirasi : 22x/mnt
- Suhu badan : 36,5o C
- Tinggi Badan : 165 cm
- Berat Badan : 68 kg
- Gizi : Cukup
- Kulit : Turgor N
- Kepala : simetris, deformitas (-)
- Mata : conj : an -/-, skl : ikt -/-
- Hidung : sekret -/-
- Mulut/gigi : caries (-)
- Dada : cor & pulmo tak
- Perut : sukar dievaluasi
- Kelamin : perempuan, tak
- Anggota gerak : Oedema (+), varices (-), RF (+) N

5
Status Obstetrik

Leopold I : TFU : 21 cm, pada fundus teraba bagian yang kurang


bundar, kurang keras, kurang melenting.

Leopold II : Punggung bayi terletak di bagian kanan.

Leopold III : Kepala. Sudah masuk PAP.

Leopold IV : Divergen. 5/5

BJJ : 140-145 x/mnt

Letak Janin : Letak Kepala.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG :

Janin Intrauterin Tunggal Hidup

FM (+) FHM (-)

BPD (Biparietal Diameter) : 7,34 cm

AC (Abdominal Circumferencial) : 24,4 cm EFW (Estimation Fetal


weight) : 1300 1400 gr

FL (Femur Length) : 4,84 cm

Kesan : Hamil 29-30 minggu + letak kepala

HASIL LABORATORIUM

(29 Januari 2017 09;30 AM):

HEMATOLOGI

Leukosit : 14390 /uL

6
Eritrosit : 3.80 10^6/uL
Hemoglobin : 10.9 g/dL
Hematokrit : 31,8 %
Trombosit : 212 10^3/uL
MCH : 28.7 pg
MCHC : 34,4 g/dL
MCV : 83,5 fL

Hasil Urinalisis (29 Januari 2017 09;30 AM):

URINALISIS
MAKROSKOPIS
Warna : Kuning
Kekeruhan : Keruh
MIKROSKOPIS
Eritrosit : 5-10 /LPB
Leukosit : 2-5 /LPB
Epitel : 6-10 /lpk
Bakteri, Jamur &Amoeba : -

KIMIA

Leukosit : neg

Nitrit : neg

Protein : +4

Glukosa, Keton, Bilirubin : +1

Darah/Eritrosit : +5

KIMIA KLINIK
SGOT : 26 /UL
SGPT : 14 /UL

7
Ureum darah : 45 mg/dL
Creatinin darah : 1,0 mg/Dl
Chlorida darah : 96,0 mEq/L
Kalium darah : 6,90 mEq/L
Natrium darah : 119 mEq/L
GDS : 121 mg/dL

HEMOSTASIS
INR : 2,36 Detik
APPT : 35,4 Detik

Resume Masuk :

Nyeri kepala dan penglihatan terasa kabur dialami pasien


sejak 1 hari SMRS. Keluhan juga disertai mual dan muntah lebih
dari 8x/hari berisi makanan dan lendir. Mual dan muntah
dirasakan sejak tanggal 24 Januari 2017. Nyeri ulu hati (+), Nyeri
perut bagian bawah belum dirasakan, pelepasan lendir campur
darah dari jalan lahir (-), pelepasan air ketuban dari jalan lahir (-),
pergerakan janin masih dirasakan saat MRS, riwayat kejang dan
demam sebelunya disangkal, BAK lebih sering dan BAB tidak
teratur

Status praesens : T : 170/90 mmHg, N : 88x/mnt, R :


22x/mnt, oedema +/+
Status obstetrik : TFU : 21 cm, let anak : letak kepala, His
(-), TBBA 1400 gr
Diagnosa : G4P3A0, 41 tahun, hamil 29-30 minggu dengan
Preeklampsia Berat Janin intauterin tunggal
hidup letak kepala

Sikap :
- Rawat Konservatif

8
- IVFD RL + MgSO4 40 % 6 gr (28 tpm)
- Injeksi Metoclopramide 3 x 1 amp
- Metildopa 3 x 500 mg
- Antasida syr 3 x 2 cth
- Observasi TNRS

Follow Up

30 Januari 2017
Jam 07.00
S: Nyeri ulu hati
O: KU : Tampak sakit, Kes : CM,
T : 170/90 mmHg
N : 82x/mnt
R : 28x/mnt
S: 36,5o C
His (-), BJA : 135-140 x/m
A: G4P3A0, 41 tahun, hamil 29-30 minggu dengan
Preeklampsia Berat Janin intauterin tunggal hidup letak
kepala

P: - Rawat Konservatif
- MgSO4 sesuai protokol
- Inj. Dexa 2 x 2 amp
- Inj. Metoclopramide 3 x 1 amp
- Antasida 3 x 2 cth
- Metildopa 3 x 500 mg
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr

Follow Up
31 Januari 2017
Jam 07.00

9
S: Tidak ada keluhan
O: KU : Cukup, Kes : CM
T : 160/90 mmHg
N : 88x/mnt
R : 22x/mnt
S: 36,2o C
His (-), BJA : 140-145 x/m
A: G4P3A0, 41 tahun, hamil 29-30 minggu dengan
Preeklampsia Berat Janin intauterin tunggal hidup letak
kepala

P: - Rawat Konservatif
- MgSO4 sesuai protokol
- Inj. Dexa 2 x 2 amp
- Inj. Metoclopramide 3 x 1 amp
- Antasida 3 x 2 cth
- Metildopa 3 x 500 mg
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr

Follow Up
1 Februari 2017
Jam 07.00
S: Nyeri ulu hati
O: KU : Cukup, Kes : CM
T : 160/90 mmHg
N : 82x/mnt
R : 22x/mnt
S : 36,2oC
His (-), BJA : 140-145 x/m
A: G4P3A0, 41 tahun, hamil 30-31 minggu dengan
Preeklampsia Berat Janin intauterin tunggal hidup letak
kepala

10
P: - Rawat Konservatif
- MgSO4 sesuai protokol
- Inj. Dexa 2 x 2 amp
- Antasida 3 x 2 cth
- Metildopa 3 x 500 mg
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr

Follow Up
2 Februari 2017
Jam 07.00
S: Nyeri ulu hati
O: KU : Cukup, Kes : CM
T : 160/100 mmHg
N : 88x/mnt
R : 20x/mnt
S: 36oC
His (-), BJA : 130-135 x/m
A: G4P3A0, 41 tahun, hamil 30-31 minggu dengan
Preeklampsia Berat Janin intauterin tunggal hidup letak
kepala

P: - Rencana Konservatif - p.o bicnat 3 x2 tab


- IVFD RL 20 gtt/m - Metildopa 3 x 500 mg

- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- p.o Asam folat 2 x 400 mg
- p.o Vip albumin 3x1

Follow Up

11
3 Februari 2017
Jam 07.00
S: Nyeri kepala
O: KU : Cukup, Kes : CM
T : 170/90 mmHg
N : 90x/mnt
R : 22x/mnt
S: 36,5oC
His (-), BJA : 135-140 x/m

Hasil Laboratorium : 3 februari 2017


HEMATOLOGI

Leukosit : 11180 /uL


Eritrosit : 3.29 10^6/uL
Hemoglobin : 9,4 g/dL
Hematokrit : 28,2 %
Trombosit : 206 10^3/uL
MCH : 28,5 Pg
MCHC : 33,3 g/dL
MCV : 83,5 fL

KIMIA KLINIK
SGOT : 24 /UL
SGPT : 15 /UL
Ureum darah : 38 mg/dL
Creatinin darah : 0,7 mg/Dl
Chlorida darah : 92,9 mEq/L

12
Kalium darah : 5,16 mEq/L
Natrium darah : 127 mEq/L
GDS : 162 mg/dL

A: G4P3A0, 41 tahun, hamil 30-31 minggu dengan


Preeklampsia Berat + DM Janin intauterin tunggal hidup
letak kepala

P: - Rencana Konservatif - p.o bicnat 3 x2 tab


- IVFD RL 20 gtt/m - Metildopa 3 x 500 mg

- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr - Humulin 3 x 6 IU SC


- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- p.o Asam folat 2 x 400 mg
- p.o Vip albumin 3x1

Follow Up
4 Februari 2017
Jam 07.00
S: Nyeri daerah vulva
O: KU : Cukup, Kes : CM
T : 140/90 mmHg
N : 80x/mnt
R : 20x/mnt
S: 36oC
His (-), BJA : 140-145 x/m
A: G4P3A0, 41 tahun, hamil 30-31 minggu dengan
Preeklampsia Berat + DM Janin intauterin tunggal hidup
letak kepala

P: - Cefadroxil 3 x 500 mg
- Vip Albumin 3 x 1
- Metildopa 3 x 500 mg
- Nifedipin 3 x 10 mg

13
- Bicnat 3 x 2 tab
- Asam Folat 2 x 400 mg
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
- Humulin 3 x 6 IU SC

Follow Up
5 Februari 2017
Jam 07.00
S: Nyeri daerah vulva
O: KU : Cukup, Kes : CM
T : 160/90 mmHg
N : 100x/mnt
R : 20x/mnt
S: 36,8oC
His (-), BJA : 140-145 x/m
A: G4P3A0, 41 tahun, hamil 30-31 minggu dengan
Preeklampsia Berat + DM Janin intauterin tunggal hidup
letak kepala

P: - Vip Albumin 3 x 1
- Metildopa 3 x 500 mg
- Nifedipin 3 x 10 mg
- Bicnat 3 x 2 tab
- Asam Folat 2 x 400 mg
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
- Humulin 3 x 6 IU SC

Follow Up
6 Februari 2017
Jam 07.00
S: Nyeri daerah vulva dan bengkak daerah vulva
O: KU : Cukup, Kes : CM
T : 150/90 mmHg
N : 84x/mnt
R : 20x/mnt
S: 36,8oC

14
His (-), BJA : 140-145 x/m
A: G4P3A0, 41 tahun, hamil 30-31 minggu dengan
Preeklampsia Berat + DM Janin intauterin tunggal hidup
letak kepala

P: - Vip Albumin 3 x 1
- Metildopa 3 x 500 mg
- Nifedipin 3 x 10 mg
- Bicnat 3 x 2 tab
- Asam Folat 2 x 400 mg
- Humulin 3 x 6 IU SC

Follow Up
6 Februari 2017
Jam 21.30
S: (-)
O: KU : Cukup, Kes : CM
T : 130/80 mmHg
N : 90x/mnt
R : 20x/mnt
S: 36,5oC
His (-), BJA : 140-145 x/m
A: G4P3A0, 41 tahun, hamil 30-31 minggu dengan
Preeklampsia Ringan + DM Janin intauterin tunggal hidup
letak kepala

P: - Persiapan SC CITO
- Konseling dan informed consent untuk sedia donor dan persetujuan
operasi
- Cek Lab, EKG dan Crossmatch
- Observasi tanda vital, His, BJJ
- Inj. Ceftriaxone 1 gr IV

LAPORAN OPERASI

15
Tanggal 06 Februari 2017 ; Jam mulai 23.30 s/d 00.30
Penderita dibaringkan terlentang di meja operasi. Di bawah pengaruh
anestesi spinal, dilakukan tindakan desinfeksi pada daerah abdomen dan
sekitarnya dengan povidone iodine lalu ditutup dengan doek steril kecuali daerah
lapangan operasi. Dilakukan insisi pfannenstiel dan diperdalam lapis demi lapis
secara tajam dan tumpul sampai fascia. Fascia dijepit dengan 2 kocher lalu
digunting kecil dan diperlebar ke kiri dan ke kanan. Otot disisihkan secara tumpul
ke lateral. Peritoneum dijepit dengan 2 pinset (setelah yakin tidak ada jaringan
usus dibawahnya), peritoneum digunting kecil dan diperlebar ke atas dan bawah.
Tampak uterus gravidarum. Kemudian diidentifikasi plika vesikouterina, plika
dijepit dengan pinset, digunting kecil dan diperlebar kekiri dan kekanan.
Identifikasi segmen bawah rahim. Lalu segmen bawah rahim diinsisi semiluar,
kemudian diperlebar. Selanjutnya identifikasi bayi dengan janin letak kepala. Bayi
dilahirkan dengan cara meluksir kepala. Pada jam 23.35 lahir bayi laki-laki
dengan berat 1300 gram, panjang 34cm dan Apgar Score 5-7. Sementara jalan
nafas dibersihkan, talipusat diklem dengan 2 klem kocher dan digunting
diantaranya. Bayi diserahkan kepada sejawat neonati untuk perawatan
selanjutnya. Selanjutnya identifikasi plasenta. Plasenta berimplantasi di fundus.
Plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan. Luka pada segmen bawah rahim dijahit
2 lapis secara jelujur. Dilakukan retroperitonealisasi, kontrol perdarahan negatif.
Kavum abdomen dibersihkan dari sisa darah dan bekuan darah. Eksplorasi kedua
tuba dan ovarium baik. Kontrol perdarahan negatif. Dilakukan insersi IUD post
plasenta. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Peritoneum dijahit secara
jelujur dengan chromic catgut. Dinding dijahit simpul dengan chromic catgut.
Fascia dijahit jelujur dengan safil 2. Lemak dijahit simpul dengan plain catgut.
Kulit dijahit subkutikuler dengan chomic catgut. Luka operasi ditutup dengan
kassa betadine. Jalan lahir dibersihkan. Operasi selesai.

KU Post Op : T : 180/100 mmHg,

N : 92 x/mnt,

R : 24 x/mnt,

S: 36,5 C

16
Perdarahan : 500 cc

Diagnosa Post Op : P4A0, 41 tahun Post SCTP atas indikasi PEB + DM.
Lahir Bayi laki-laki/SCTP/1300gr/43cm/AS 5-7

Sikap Post Op :

- Cek lab 6 jam post op


- MgSO4 Sesuai protokol

- Inj. Ceftriaxon 3x1gr iv


- Drips Metronidazole 2x500 gr
- Asam tranexamat 3x1 amp IV
- Drip oksitosin 3x1 amp
- Kaltrofen 1x2 supp
- Bila Hb < 8 g/dL pro transfusi PRC
- Observasi vital sign, kontraksi, perdarahan, produksi
urin, balance cairan.

Hasil Laboratorium Post Operasi : 07 Februari 2017


HEMATOLOGI

Leukosit : 21940 /uL


Eritrosit : 3.49 10^6/uL
Hemoglobin : 10,2 g/dL
Hematokrit : 29,3 %
Trombosit : 263 10^3/uL
MCH : 29,2 Pg
MCHC : 34,8 g/dL
MCV : 84,0 fL

17
URINALISIS
MAKROSKOPIS
Warna : Kuning
Kekeruhan : Keruh
MIKROSKOPIS
Eritrosit : 20-30 /LPB
Leukosit : 10-15 /LPB
Epitel : 30-40 /lpk
Bakteri, Jamur &Amoeba : 5-6 /LPB

KIMIA

Leukosit : +2

Nitrit : neg

Protein : +3

Glukosa, Keton, Bilirubin : +2

Darah/Eritrosit : +5

Follow Up Post Operasi


7 Februari 2017
Jam 07.00
S: Nyeri pada luka operasi
O: KU : Cukup, Kes : CM
T : 160/100 mmHg
N : 88x/mnt
R : 22x/mnt
S: 36,5oC
A: P4A0, 41 tahun Post SCTP atas indikasi PEB + DM

P: - Mg SO4 Sesuai Protokol


- Ceftriaxone 3 x 1 gr IV
- Kaltrofen supp
- Asam Tranexamat 3 x 1 IV

18
BAB III
PEMBAHASAN

Preeklampsia merupakan kondisi fisik pada kehamilan yang ditandai


dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi
sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia
ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan
disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan di atas 20
minggu.1,7 Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi
dapat juga terjadi pada trimester kedua kehamilan. Sering tidak diketahui atau
diperhatikan oleh wanita hamil yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam
waktu singkat pre-eklampsia berat bahkan dapat menjadi eklampsia yaitu dengan
tambahan gejala kejang-kejang dan atau koma.8
Pada preeklampsia, kriteria tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama dan protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam
atau tes urin dipstick > positif 1. Kebanyakan kasus preeklampsia ditegakkan
dengan adanya protein urin, namun jika protein urin tidak didapatkan, salah satu
gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
preeklampsia, yaitu trombositopenia (trombosit <100.000/mikroliter), gangguan

19
ginjal (kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin
serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya), gangguan liver
(peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di
daerah epigastrik/region kanan atas abdomen), edema paru, gejala neurologis
(stroke, nyeri kepala, gangguan visus), dan gangguan pertumbuhan janin yang
menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta (oligohidramnion, fetal growth
restriction/ FGR atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic
velocity/ARDV). Beberapa gejala klinis meningkatkan morbiditas dan mortalitas
pada preeklampsia, dan jika gejala tersebut didapatkan, akan dikategorikan
menjadi pemberatan preeklampsia atau disebut dengan preeklampsia berat.
Kriteria gejala dan kondisi yang menunjukkan kondisi pemberatan preeklampsia
atau preeklampsia berat adalah salah satu dari gejala dan kondisi berikut, tekanan
darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada 2
kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama,
trombositopenia (trombosit <100.000/mikroliter), gangguan ginjal (kreatinin
serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada
kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya), gangguan liver (peningkatan
konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah
epigastrik/region kanan atas abdomen), edema paru, gejala neurologis (stroke,
nyeri kepala, gangguan visus), dan gangguan pertumbuhan janin yang menjadi
tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta (oligohidramnion, fetal growth restriction/
FGR atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity/ARDV).1,9
Pasien ini datang dengan keluhan mual dan muntah terus menerus yang sudah
dirasakan sejak 24 Januari 2017 sebanyak >8x/hari dan pasien juga mengeluh
merasakan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan fisik pasien ini didapatkan salah satu
gejala dari preeklamsia berat yaitu teknan darah 170/90 mmHg. Pada pemeriksaan
urinalilis juga didapatkan proteinuri +4. Pada pasien ini tidak didapatkan adanya
keluhan berupa mata kabur dan nyeri kepala. Pasien ini didiagnosis dengan
preeklampsia berat.
Etiologi preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui.
Telah banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-akibat penyakit tersebut,
namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. 7 Namun, dari

20
beberapa studi dikumpulkan ada 17 faktor yang terbukti meningkatkan risiko
preeklampsia, yaitu pada anamnesis: umur >40 tahun, nulipara, multipara dengan
riwayat preeklampsia sebelumnya, multipara dengan kehamilan oleh pasangan
baru, multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih, riwayat
preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan, kehamilan multiple, IDDM
(Insulin Dependent Diabetes Melitus), hipertensi kronik, penyakit ginjal, sindrom
antifosfolipid (APS), kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit atau
embrio, obesitas sebelum hamil dan ada pemeriksaan fisik: IMT >35, tekanan
darah diastolik >80 mmHg, proteinuria (dipstick >+1 pada 2 kali pemeriksaan
berjarak 6 jam atau secara kuantitatif 300 mg/24 jam). Juga terdapat beberapa
faktor resiko yang mungkin berperan dalam terjadinya preeklampsia yaitu paritas,
1,10
riwayat diabetes melitus, dan pendidikan. Faktor risiko preeklamsia pada
pasien ini yang memungkinkan adalah umur pasien yang >40 tahun dan
multiparitas dengan riwayat preeklamsi pada kehamilan sebelumnya. Ini sesuai
dengan teori bahwa ibu yang memiliki riwayat preeclampsia sebelumnya akan
meningkatkan 20% resiko mengalami kekambuhan.11
Prinsip penatalaksanaan pada PEB dibagi menjadi 2 yaitu aktif (aggressive
management) dan ekspektatif atau konservatif.12 Aktif berarti kehamilan segera
diakhiri/diterminasi bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
Indikasi perawatan aktif untuk keadaan ibu jika didapatkan umur kehamilan 37
minggu, adanya tanda impending eklampsia, gagal ekspektatif, diduga ada solusio
plasenta, terjadi perdarahan. Keadaan janin yang mengharuskan tindakan aktif
antara lain tanda fetal distress, oligohidramnion, serta dari pemeriksaan
laboratorium terdapat tanda HELLP sindroma. Jika terdapat satu atau lebih tanda
diatas maka harus dilakukan tindakan perawatan aktif. 13 Pada pasien ini
ditemukan umur kehamilan masih 37 minggu sehingga belum langsung
dilakukan penanganan aktif. Terminasi kehamilan akan dilakukan dengan cara
sectio cesaria jika umur kehamilan telah mencapai 37 minggu atau ditemukan
tanda-tanda eklamsi karna terdapat salah satu indikasi yaitu gawat janin. Pada
pasien ini dilakukan resusitasi intrauterine yang merupakan suatu manajemen aktif
bagi janin dalam keadaan gawat janin. Resusitasi intrauterine meliputi
perpindahan posisi maternal (baring kiri dan baring kanan), pemberian cairan,

21
pemberian oksigen.14 Penanganan medikamentosa pada pasien ini meliputi
pemberian MgSO4 sesuai protokol, dan pemberian obat anti-hipertensi. Protokol
pemberian MgSO4 yaitu diberikan dua dosis (loading dose dan maintanance
dose).15 Dosis awal (loading dose) yang diberikan yaitu MgSO4 40% 4gr secara
intravena. Setelah itu dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan yaitu MgSO4 40%
6g dalam larutan Ringer Laktat dalam 6 jam. Pemberian MgSO 4 harus
memperhatikan beberapa syarat yaitu harus tersedianya antidotum, refleks patella
(+), frekuensi pernapasan diatas 16x dan output urin >0,5cc/kgBB/jam. Pemberian
MgSO4 harus segera dihentikan bila terdapat tanda-tanda intoksikasi dan setelah
24 jam pascapersalinan.15 Selain diberikan obat antikejang atau profilaksis kejang,
diberikan juga obat anti hipertensi. Jenis antihipertensi yang diberikan sangat
bervariasi sehingga diserahkan kepada klinikus itu sendiri tergantung pengalaman
dan pengenalan dengan obat tersebut.15 Obat antihipertensi yang digunakan pada
pasien ini adalah metildopa dengan dosis 3 kali 500mg. Metildopa merupakan
pilihan obat antihipertensi bagi kehamilan karena terbukti keamanan dan
efikasinya terhadap ibu dan janinnya pada semua fase kehamilan. 16 Selain itu,
penatalaksanaan yang tidak kalah penting adalah informed consent terhadap
pasien dan keluarga yang terkait tentang kondisi ibu dan kondisi yang akan
berdampak pada janin.
Bila preeklampsia tidak ditangani dengan baik maka preeklampsia dapat
berkembang menjadi eklampsia yang mana tidak hanya dapat membahayakan
ibunya tetapi juga janin dalam rahim ibu. Kemungkinan yang terberat adalah
terjadinya kematian ibu dan janin, solusio plasenta, hipofibrinogenemia,
haemolisis, perdarahan otak, kelainan mata, edema paru, nekrosis hati, dan
sindroma HELLP.17 Pada pasien ini tidak ada tanda-tanda komplikasi yang
berkembang.
Walaupun timbulnya preeklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya,
namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penyuluhan dan
pelaksanaan pengawasan terhadap ibu hamil. Pemeriksaan antenatal yang teratur
dan bermutu serta teliti, mengenali bahaya sedini mungkin, lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya tidak berkembang menjadi lebih berat dapat
dilakukan.17

22
23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Preeklampsia merupakan kondisi fisik pada kehamilan yang ditandai dengan
adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik
dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Pada preeklampsia berat didapatkan
tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik
pada 2 kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama.
Selain itu terdapat gejala dan kondisi yang menunjukkan terjadinya pemberatan
preeklampsia pada beberapa organ. Penanganan pada preeklampsia berat
ditujukan untuk menyelamatkan ibu dan janin. Mempertahankan kehamilan pada
usia preterm dimungkinkan bila tidak membahayakan ibu namun jika sudah aterm
harus dilakukan penanganan aktif berupa terminasi kehamilan dan penanganan
medikamentosa lainnya. Meskipun timbulnya preeklampsia tidak dapat dicegah
sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penyuluhan
dan pelaksanaan pengawasan terhadap ibu hamil. Pemeriksaan antenatal yang
teratur dan bermutu serta teliti, mengenali bahaya sedini mungkin, lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya tidak berkembang menjadi lebih berat dapat
dilakukan.

B. Saran
Diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam melakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik, terutama dalam mendiagnosis preeklampsia berat, mengingat
banyaknya diagnosis banding dari keluhan tersebut. Diperlukan KIE (komunikasi,
informasi dan edukasi) yang baik pada pasien dan keluarga untuk
mengoptimalkan kesejahteraan pasien baik sebelum, selama maupun setelah
pengobatan. Selain itu penyuluhan mengenai PEB harus dilakukan. Serta
antenatal care yang bermutu dan terorganir dapat mencegah PEB.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Wibowo N, Irwinda R, Frisdiantiny E, Karkata MK, Mose CJ, Chalid MT,


dkk. Diagnosis dan Tatalaksana Pre-eklampsia. POGI, Jakarta. 2016.
2. Rustam Mochtar. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Editor: Delfi Lutan, EGC, Jakarta. Hal: 198-208.1998.
3. Hadi N. Preeklampsia [serial on the internet]. 2011 [cited Jan 17, 2017].
Available from :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22337/4/Chapter%20II.pdf
4. Anonim. Understanding Sepsis. http//www.survivingsepsis.org. 2003
5. William H. Clewell. Hypertensive Emergencies in pregnacy dalam
Obstetric intesive care. WB Saunders Company. Pensylvania. Hal:63-
75.1997.
6. Cunningham, Mac Donald, Gant, Levono, Gilstrap, Hanskin, Clark.
Williams Obtetrics20th prentice-Hall International,Inc. Page:773-818.1997.
7. Wiknyosastro Hanifa, Abdul Bari Saifudin, Trijatmi Rochimhadhi; Ilmu
Kebidanan. Ed.3, Jakarta, 1994
8. Manuaba Ida Bagus Gede; Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan &
Keluarga berencana untuk pendidikan bidan, Editor: Seriawan, Ed. I,
Jakarta, EGC,1998
9. Norma D. Asuhan Patologi Teori Dan Tinjauan Kasus. Jakarta: Mustika
Dwi S Nu Med. 2013
10. Rozikhan. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat Di Rumah
Sakit Dr. H. Soewondono Kendal. 2007 [Diakses 07 Januari 2016].
Diakses dari : http://eprints.undip.ac.id/18342/1/ROZIKHAN.pdf
11. Chapman, Vicy. Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran. Jakarta:
EGC. 2006
12. Joewono HR. His dan Tenaga Lain Dalam Persalinan. Dalam: Prawiharjo
S, editor. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2010. Hlm.
288-95
13. Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Pedoman WHO Kerjasama

25
dengan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Perkumpulan Obstetry
dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan katan Bidan Indonesia (IBI); 2013.
14. Adi D. Intrapartum Fetal Distress. The Journal of Obstetrics and
Gynecology of India. April 2005 [Diakses 07 Januari 2016] Diakses dari :
http://medind.nic.in/jaq/t05/i2/jaqt05i2p115.pdf
15. Sarwono Prawirohardjo dan Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kandungan. FK
UI, Jakarta. Hal: 548-50. 1999.
16. Saputra Y, Perwitasari D. Rasionalitas Penggunaan Obat Antihipertensi
Pada Pasien Ibu Hamil Pemegang Jampersal Di Rumah Sakit JOGJA
Jogyakarta Periode Januari Agustus 2012. 2012. [Diakses 7 Januari
2016]. Diakses dari : http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=114675&val=5245
17. Nanien I. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Preeklampsia/Eklampsia pada Ibu Bersalin. 2011 [Diakses 7 Januari
2016]. Diakses dari : http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320037-S-
Nanien%20Indriani.pdf

26

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Lapkas 2
    Lapkas 2
    Dokument11 Seiten
    Lapkas 2
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokument15 Seiten
    Pendahuluan
    Ario Palandeng
    Noch keine Bewertungen
  • Cover Tugas Who
    Cover Tugas Who
    Dokument1 Seite
    Cover Tugas Who
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • DO'A
    DO'A
    Dokument2 Seiten
    DO'A
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Brosur Pil KB Fix
    Brosur Pil KB Fix
    Dokument2 Seiten
    Brosur Pil KB Fix
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Lapkas Obsgin Tuti Muflihatun
    Lapkas Obsgin Tuti Muflihatun
    Dokument22 Seiten
    Lapkas Obsgin Tuti Muflihatun
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Daftar Tilik
    Daftar Tilik
    Dokument1 Seite
    Daftar Tilik
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Penyuluhan Pneumonia
    Penyuluhan Pneumonia
    Dokument7 Seiten
    Penyuluhan Pneumonia
    RatnawuLan Afriyanti
    100% (1)
  • Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Dokument22 Seiten
    Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Gerry Sanjaya
    Noch keine Bewertungen
  • Jadwal Jaga 9
    Jadwal Jaga 9
    Dokument1 Seite
    Jadwal Jaga 9
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Penyuluhan Pneumonia
    Penyuluhan Pneumonia
    Dokument7 Seiten
    Penyuluhan Pneumonia
    RatnawuLan Afriyanti
    100% (1)
  • Ca Cervix
    Ca Cervix
    Dokument17 Seiten
    Ca Cervix
    hats_888
    Noch keine Bewertungen
  • Laporan Puskesmas SARIO
    Laporan Puskesmas SARIO
    Dokument33 Seiten
    Laporan Puskesmas SARIO
    RatnawuLan Afriyanti
    100% (1)
  • Health Education
    Health Education
    Dokument1 Seite
    Health Education
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Daftar HE
    Daftar HE
    Dokument1 Seite
    Daftar HE
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks
    Dokument13 Seiten
    Kanker Serviks
    Suci Rahmani
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokument0 Seiten
    Bab 2
    Lya Angraeni Rusdin
    Noch keine Bewertungen
  • File PDF
    File PDF
    Dokument10 Seiten
    File PDF
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Daftar Hadir Lapkas Panjang
    Daftar Hadir Lapkas Panjang
    Dokument2 Seiten
    Daftar Hadir Lapkas Panjang
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Dokument22 Seiten
    Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Gerry Sanjaya
    Noch keine Bewertungen
  • Apa Itu KPD
    Apa Itu KPD
    Dokument1 Seite
    Apa Itu KPD
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Health Education Pediatri
    Health Education Pediatri
    Dokument9 Seiten
    Health Education Pediatri
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Daftar Hadir Pembacaan Health Education Dengan Judul
    Daftar Hadir Pembacaan Health Education Dengan Judul
    Dokument1 Seite
    Daftar Hadir Pembacaan Health Education Dengan Judul
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Lembar Pengesahan Lapkas
    Lembar Pengesahan Lapkas
    Dokument1 Seite
    Lembar Pengesahan Lapkas
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Surat Lamaran
    Surat Lamaran
    Dokument1 Seite
    Surat Lamaran
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Refarat Neuro MS
    Refarat Neuro MS
    Dokument16 Seiten
    Refarat Neuro MS
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Contoh CV
    Contoh CV
    Dokument2 Seiten
    Contoh CV
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Pedsos
    Pedsos
    Dokument21 Seiten
    Pedsos
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen
  • Cover
    Cover
    Dokument30 Seiten
    Cover
    RatnawuLan Afriyanti
    Noch keine Bewertungen