Sie sind auf Seite 1von 13

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

PEMERIKSAAN JAMUR PADA KULIT, KUKU,


DAN RAMBUT MANUSIA

Dosen Pembimbing :

drh. Koerniasari, M.Kes


Yauwan Tobing Lukiyanto, SST
Penyusun :

1. Siti Imalia Nabella D. (P27833316004)


2. Dewi Agustin (P27833316016)

D IV KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2016/2017

1
A. LOKASI
Pengambilan sample : Lingkungan Pondok Sosial Keputih Surabaya
Pemeriksaan sample : Laboratorium Parasitologi Kesehatan Lingkungan Kampus
Surabaya
B. TUJUAN
Mengidentifikasi ada atau tidaknya infeksi jamur Tinea versikolor
pada kulit, jamur Piedra pada rambut, dan jamur Tinea ungunium pada
kuku.

C. DASAR TEORI
Mikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang jamur yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Jamur termasuk tumbuh-
tumbuhan yang tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Jamur tidak
bisa mengisap makanan dari tanah dan tidak mempunyai klorofil
sehingga tidak bisa mencerna makanan sendiri. Oleh karena itu hidup
sebagai parasit atau saprofit pada organisme yang lain. Jamur merupakan
salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Hal ini dapat diakibatkan
oleh beberapa faktor. Sampai saat ini dikenal kurang lebih 200.000 spesies
jamur, tetapi hanya 50 spesies yang patogen pada manusia, yaitu 20
spesies menyerang kulit, 12 spesies menyerang subkutis, dan 18
spesies menyerang alat dalam atau sistematik. Jamur parasit pada
manusia jumlahnya lebih sedikit dibanding jamur yang parasit pada
tanaman, namun sangat penting karena berkaitan dengan daya imun
seeorang dan pasien transplantasi (kasus infeksi). Disisi lain
pemberantasan jamur patogen pada manusia dengan bahan kimia
tertentu juga sulit karena jamur pada manusia sama-sama eukariotik.
Berdasarkan topografi (bentuk klinis) jamur dibagi menjadi tiga.
Salah satunya yaitu Mikosis Superfisialis sebagai jamur yang
menyerang lapisan luar pada kulit, kuku, dan rambut yang dibagi
menjadi 2 bentuk yakni bentuk dermatofitosis yang menyerang atau
menimbulkan kelainan di dalam epidermis, mulai dari stratum
korneum sampai stratum basalis. Salah satu contohnya yaitu Tinea
unguium. Sedangkan bentuk kedua yakni bentuk Nondermatofitosis
yang melakukan penyerangan hanya pada bagian superfisialis dari
epidermis. Hal ini disebabkan pada bentuk dermatofitosis mempunyai
afinitas terhadap karatin yang terdapat pada epidermis, rambut dan

2
kuku sehingga infeksinya lebih dalam. Dua contoh dari bentuk
nondermatofitosis yaitu Tinea versikolor dan Piedra.
Tinea versikolor adalah suatu penyakit jamur kulit yang kronik dan
asimtomatik serta ditandai dengan bercak putih sampai coklat yang
bersisik yang kadang gatal bila berkeringat. Kulit, melindungi tubuh,
merupakan garis pertahanan tubuh pertama terhadap patogen.
Sebagai barier fisik, hampir tidak mungkin suatu patogen dapat
menembus kulit yang utuh. Namun demikian mikroba dapat masuk
melalui lesi kulit yang tidak nampak, sehingga beberapa mikroba
dapat menembus kulit utuh.

Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang-kadang


terlihat di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka, dan kulit
kepala. Infeksi pada kulit biasanya ditularkan melalui kontak dengan
individu yang sudah terinfeksi. Sedangkan Piedra yaitu infeksi jamur
yang terdapat di sepanjang corong rambut yang memberikan
benjolan-benjolan di luar permukaan rambut tersebut. Ada dua macam
piedra yaitu Piedra putih penyebabnya piedra beigelli dan piedra
hitam penyebabnya piedra hortae. Pada piedra putih muncul seperti
benjolan warna tengguli pada rambut, kumis, janggut, kepala, dan
tidak memberikan gejala-gejala keluhan. Sedangkan Piedra hitam
biasanya berada pada rambut kepala, janggut, dan kumis yang akan
tampak benjolan atau penebalan yang keras berwarna hitam.
Penebalan ini sukar dilepaskan dari corong rambut tersebut. Umumnya
rambut lebih suram, bila disisir sering memberikan bunyi seperti
logam.

Salah satu contoh dari bentuk dermatofitosis yaitu Tinea ungium.


Tinea ungium adalah jamur yang menyerang pada kuku. Jamur ini
dibedakan dalam 3 bentuk, bergantung pada jamur penyebab dan
permulaan dari destruksi kuku. Subinguinal proksimal apabila dimulai
dari pangkal kuku, subinguinal distal bila dimulai dari tepi ujung dan
leukonikia trikofita bila dimulai dari bawah kuku. Bila terserang jamur

3
ini permukaan kuku tampak menjadi suram, tidak mengkilat lagi, dan
rapuh. Kelainan ini tidak memberikan rasa gatal dan sakit.

D. METODE PRAKTIK

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui ada


atau tidaknya jamur pada kulit, kuku, maupun rambut yaitu melalui
metode pemeriksaan langsung. Hal itu dapat dilakukan dengan
membuat preparat langsung dari kerokan kulit, rambut, atau kuku.
Sediaan dituangi KOH 10-20% dengan maksud melarutkan karetin kulit
atau kuku sehingga akan tinggal kelompok hifa. Sesudah itu barulah
diamati dibawah mikroskop. Dengan pemeriksaan langsung
menggunakan preparat ini diagnosis suatu dermatomikosis sudah
dapat dittentukan.

E. ALAT :
1. 1 Mikroskop
2. 2 Buah pipet tetes
3. 1 Buah skalpel
4. 3 Buah petridish
5. 3 Buah objek glass
6. 3 Buah cover glass
7. 6 Buah handcoon
8. 6 Buah masker
9. 2 Buah cool box

F. BAHAN
1. KOH 10 %, untuk sampel kulit
2. KOH 20 %, untuk sampel kuku dan rambut
3. Alkohol 96 %,
4. Kapas

G. PROSEDUR KERJA
Untuk melihat apakah ada infeksi jamur, dengan menggunakan preparat langsung dari
sampel kulit, rambut dan kuku. Preparat dituangi larutan KOH dengan tujuan untuk
melarutkan keratin kulit, rambut dan kuku. Sesudah 15 menit, dilihat di mikroskop
dimulai dengan perbesaran 10x-40x.
Bahan bahan yang perlu untuk diperiksa bersumber dari :
Nama : Ibu Suyatmi
Umur :-
Jenis Kelamin : Perempuan
Lokasi Pemeriksaan : TPU Keputih
Waktu Pemeriksaan : 14.00 WIB

4
1. Pemeriksaan pada kulit
a. Siapkan peralatan dan bahan
b. Memakai alat pelindung diri yaitu handscoon dan masker
c. Ambil kapas lalu diberi alkohol 96%
d. Lalu usapkan kapas yang sudah diberi alkohol pada bagian kulit yang akan
dibuat sampel
e. Setelah alkohol kering
f. Kemudian kerok bagian kulit yang yang dibuat sampel dengan scalpel sehingga
memperoleh skuama

g. Setelah itu letakkan diatas objek glass yang sudah ditetesi KOH 10%

h. Tutup preparat dengan cover glass

i. Beri label keterangan pada objek glaas untuk membedakan sampel


j. Setelah itu letakkan diatas kapas yang diberi sedikit air lalu masukkan ke dalam
petridish

5
k. Setelah itu letakkan didalam cool box
l. Lalu bawa ke laboratoriun untuk diperiksa menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 10x 40x

2. Pemeriksaan pada rambut


a. Siapkan peralatan dan bahan
b. Memakai alat pelindung diri yaitu handscoon dan masker
c. Ambil kapas lalu diberi alkohol 96%
d. Bersihkan scalpel dengan alkohol
e. Pilihlah rambut yang terdapat lesi di permukaan kulit rambut atau rambut yang
terputus putus

f. Letakkaan diatas objek glass, lalu tetesi dengan KOH 20%

6
g. Lalu tutup preparat dengan cover glass

h. Beri label keterangan pada objek glaas untuk membedakan sampel

i. Setelah itu letakkan diatas kapas yang diberi sedikit air lalu masukkan ke dalam
petridish

7
j. Kemudian letakkan didalam cool box
k. Lalu bawa ke laboratoriun untuk diperiksa menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 10x 40x

3. Pemeriksaan pada kuku


a. Siapkan peralatan dan bahan
b. Memakai alat pelindung diri yaitu handscoon dan masker
c. Ambil kapas lalu diberi alkohol 96%
d. Bersihkan scalpel dengan alkohol
e. Ambil kapas lagi dan beri alkohol 96%
f. Usapkan pada bagian kuku tangan atau kaki yang akan diambil sebagai sampel
g. Tunggu alkohol sampai kering pada permukaan kuku
h. Kemudian dikerok bagian kuku yang akan dibuat sampel dengan menggunakan
scalpel sehingga memperoleh skauma

i. Setelah itu letakkan diatas objek glass yang sudah ditetesi KOH 20%

8
j. Tutup preparat dengan cover glass
k. Beri label keterangan pada objek glaas untuk membedakan sampel
l. Setelah itu letakkan diatas kapas yang diberi sedikit air lalu masukkan ke dalam
petridish

m. Kemudian letakkan didalam cool box


n. Lalu bawa ke laboratoriun untuk diperiksa menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 10x 40x

H. HASIL PENGAMATAN
Dari praktikum yang telah kami lakukan yang bersumber dari Ibu Suyatmi memperoleh
hasil:
Untuk pemeriksaan kulit pada jamur Tinea versikolor didapatkan hasil negatif (-)
Untuk pemeriksaan rambut pada jamur Piedra di dapatkan hasil negatif (-)

9
Untuk pemeriksaan kuku pada jamur Tinea ungunium di dapatkan hasil negatif(-)

Hasil pemeriksaan pada kulit tidak Hasil pemeriksaan pada rambut tidak
terdapat jamur Tinea versikolor terdapat jamur Piedra

Hasil pemeriksaan pada kuku tidak


terdapat jamur Tinea Ungunium

I. KESIMPULAN
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Hal ini
dapat diakibatkan oleh beberapa faktor. Jamur yang sering ditemukan di tubuh manusia
terdapat di bagian tubuh kuku, kulit bahkan pada rambut. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya infeksi dapat melalui metode pemeriksaan langsung. Hal itu
dapat dilakukan dengan membuat preparat langsung dari kerokan kulit,
rambut, atau kuku. Dalam penelitian yang kami lakukan, kami

10
mendapatkan hasil negatif baik pada jamur Tinea versikolor, Tinea
ungunium, maupun Piedra. Agar dapat menghindari terjadinya pertumbuhan jamur
pada tubuh, kita harus membiasakan perilaku hidup bersih, lingkungan bersih, dan
menerapkan pola hidup sehat untuk memiliki kekebalan tubuh atau imun yang cukup.

J. EVALUASI
1. Ilmu yang mempelajari tentang jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia adalah

a. Misolium

b. Mikologi

c. Logos

d. Myces

e. Dermatofitosis

2. Salah satu contoh dari bentuk nondermatofitosis yaitu Piedra dan...

a. Tinea Unguium

b. Tinea korporis

c. Tinea kapitis

d. Tinea Versicolor

e. Taenia saginata

3. Berapa persen (%) KOH yang digunakan untuk sampel kulit?

a. 15 %

b. 20%

c. 30%

d. 10%

e. 50%

4. Ada berapa spesies jamur yang patogen terhadap manusia?

a. 50

11
b. 70

c. 90

d. 95

e. 100

5. Apa ciri ciri kuku ketika terkena jamur Tinea Unguium ?

a. Gatal gatal

b. Perih

c. Sakit

d. Menimbulkan luka

e. Tidak mengkilat lagi dan rapuh

12
DAFTAR PUSTAKA

Chairlan.2004.Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium


Kesehatan.Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Siregar.2005.Penyakit Jamur Kulit.Jakarta;Penerbit buku kedokteran


EGC

Sunaryati.Mikrobiologi Pada Infeksi Kulit. Bandung:Universitas


Padjajaran

Tjekyan, suryadi.2015.Nilai Diagnostik Dermatophyte Stripe Test pada


Pasien Tinea Ungium.Universitas Sriwijaya

13

Das könnte Ihnen auch gefallen