Sie sind auf Seite 1von 9

www.ijms.undip.ac.

id ISSN 0853 - 7291

I
ILMU KELAUTAN (Indonesian Journal of Marine Sciences) adalah jurnal ilmiah terakreditasi nasional
V
berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. ll1jDIKTIjKEP/1998 tanggal 8 April 1998, No.
1.
395/DIKTIjKEP/2000 tanggal 27 Nopember 2000. No. 52/DIKTIjKEP/2002 tanggal 12 November
No. 55/DIKTIjKEP/2005 tanggal 17 Nopember 2005, dan No. 83/DIKTIjKEP/2009 tanggal 6 Juli 2009,
terbit 4 (empat) kali setahun (Maret, Juni, September dan Desember). 2.

SUSUNAN PENGELOLA
3
PELINDUNG: PENANGGUNGJAWAB:
Patrons Chairman
Dekan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Ketua Jurusan IImu Kelautan
KETUA DEWAN REDAKSI : SEKRETARIS REDAKSI ; 4
Editor in Chief Editorial Secretary
Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, MSc Ir. Retno Hartati. MSc

REDAKSIPELAKSANA 5
Executive Editors

Dr. Ir. Delianis Pringgenis, MSc


Dr. Ir. Bambang Yulianto, DEA
Ir. Chrisna A. Suryono, MPhil ,,
Ir. Ali Djunaedi, MPhil
..
"

ANGGOTA DEWAN REDAKSI


:
Editorial Board

Prof. Dr. Ambo Tuwo ( Hassanuddin University, Indonesia)

Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, DEA ( UNISSULA, Indonesia)

Prof. Dr. Budi Widianarko (UNIKA, Indonesia)

Prof. Dr. Feliatra. DEA ( University of Riau. Indonesia)

Dr. Muhhamad Zainuri, DEA ( Diponegoro University, Indonesia)

Prof. Ove Hoegh-Guldberg ( Queensland University, Australia)

Dr. Carmen Beida Bellie ( University of Philippines, Philippines )

Prof. Junichi Tanaka ( University of Ryukyus, Japan 1

Dr. Ron Jhonstone ( Centre for Marine Studies. UQ Australia)

Prof. Dr. Johannes Hutabarat. MSc ( Masyarakat Akuakutur Indonesia)

BENDAHARA: SIRKULASI:
Treasurer Circulation
Dra. Ken Suwartimah Ir. Ita Rinlatsih. MSi
Ir. Widianingsih, MSc.

ALA'v1AT REDAKSI :

Editorial Address

Jurusan Ilrnu Kelautan FPIK U\DIP

Kampus Ilmu Kelautan FPIK " UNDIP, Tembalang.


TeIP./Fax.62.24.7474698

Email: ambariyanto@undip.ac.id

Website: www.ljms.undip.ac.id

Bank: BNI Cabang UNDIP: 0162816376 ( Wldianingsih )

Foto Cover:

Suparno (hal 234)

www.ijms.undip.ac.id ISSN 0853 - 7291

Ill'!:'
--".
ILMl! KELAUTA~ .
- IndonesIan Journal of MarInes SCIence

DAFTAR lSI

VOLU~\tIE 1,1. NOA Desember 2009


1.lndeks Kerentanan Pulau-Pulau Kecil : Kasus Pulau Barrang Lompo-Makasar Hal. 183
Anllruddin Tahir. Mennofatria Boer. Set yo Budl Susilo. dan Indra Jaya

2. Model Sebaran Penurunan Tanah di Wilayah Pesisir Semarang


Aris Ismanto. Anindya Wirasatriya. Muhammad Helmi, Agus Hartoko dan Prayogi Hal. 189

3. Struktur dan Komposisi Mangrove di Pulau Kaledupa Taman Nasional Wakatobi.


Sulawesi Tenggara Hal. 197
Jamili. Dede Setiadi. Ibnul QaYl1ll dan Edi GuhardJa

4. Composition of Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis L) Taken by Commercial Fishery Hal. 207
from the Northeastern Waters of Indonesia
R. Sala

5.Pengaruh Aktivitas Wisata Bahari terhadap Kualitas Perairan Laut di Hal. 215
Kawasan Wisata Gugus Pulau Togean

l
"
Allllludin Laapo, Achrnad Fahrudin. Dietrlech G. Bengen dan Ario Damar

6. Pengaruh Intensitas Cahaya Yang Berbeda Terhadap Kandungan Oksigen Terlarut


pada Kultur Chlorella sp.

Hadl Endrawati, Gunawan Widi Santosa, Ken Suwartliliah dan Sri Yulina Wulandan

Hal. 222

7.SST Retrieval Using AVHRR on Board NOAA19 in the Seas Around Japan Hal. 227
Anindya Wlrasatriya, Hiroshi Kawamura and Futoki Sakaida

8 . Transplantasi Spons Laut Petros/a n,grlcans Hal. 234


Suparno. Dedi Soedharma. Neviaty Putri Zamani dan Ract1nlanlar Rachmat
I
ILMU KELAUTA",", I.ks(lIIher .'()(Ji) f(Ji !4 NI 183-188 _ _ _ _ _ _ __ ISS,V 0853-7:!Yf

Indeks Kerentanan Pulau-Pulau Keeil :

Kasus Pulau Barrang Lompo-Makasar

Amiruddin Tahir*, Mennofatria Boer, Setyo Budi Susilo, dan Indra Jaya

Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan-Institut Pertanian Bogor

JI. Rasamala Kampus IPB Darmaga-Bogor

Telp/Faks: 025.1. 8624 360/08.1..1..1..1.3882

Amiruddin.tahir@yahoo,com

Abstrak
Indonesia adalah negara kepulauan yang diperkirakan akan mengalami ancaman dampak pemanasan global
dan kenaikan muka laut. Pemanasan global juga akan meningkatkan kerentanan pulau-pulau keci/. Kajian
kerentanan pulau-pulau kecil merupakan bagian dari pengelolaan pulau-pulau kecil berkelanjutan. Pene/itian
ini bertujuan untuk menghitung serta memproyeksikan kerentanan pulau-pulau keci/, dan menyusun strategi
adaptasi pulau-pulau keci/. Penelitian dilakukan di Pu/au Barrang Lompo-Makasar pada Bulan Nopember 2009.
Prinsip dasar analisis data adalah mentransformasikan data lapang (kuantitatif dan kualitatif) ke dalam ni/ai
skor untuk menghitung indeks kerentanan pulau. Indeks kerentanan Pulau Barrang Lompo adalah 8,33 (kategori
sedang) dengan perubahan parameter kenaikan muka laut dan perendaman pada 2 tahun ke depan. Elevasi dan
kemiringan Pulau Barrang Lompo sangat rendah, dan pada tahun 2.1.00 diperkirakan /ebih dari 80 % daratan pulau
ini terendam. Strategi adaptasi yang diusulkan adalah pengembangan konservasi laut sekitar 50 % dari habitat
pesisir, pembangunan bangunan pelindung pantai dan relokasi pemukiman penduduk.
Kata kunci: pulau-pulau keci/, kerentanan, indeks.

Abstract
Indonesia consist of many islands, especially small islands. Small islands are vulnerable to the impact of globa/
warming and sea level rise. Small islands vulnerability assessment is part of the sustainability small island
management. The research aims to formulate the small islands vulnerability index, to simulate and to predict the
vulnerability dynamic of small islands, to develop adaptation strategies of small islands. The research conducted on
...... Barrang Lompo Island located in Makasar on Nopember 2009. Data collection through observation. measurement,
and depth interview. The principle of data analysis is by means of transformation of quantitative and qualitative
data into scoring value to produce the small island vulnerability index. The results showed that vulnerability index for
Barrang Lompo Island is 8.33 (moderate), coastal inundation until 2100 reach 80 % of the land area. The suggested
adaptation strategies are conservation of 50 % of coastal habitat, sea wall construction and resettlement.

Key words: Small island, vulnerability, index.

Pendahuluan sosial ekonomi masyarakat di wilayah pesisir seperti


hilangnya infrastruktur, penurunan nilai-nilai ekologi,
Perubahan iklim global diperkirakan akan
dan nilai ekonomi sumberdaya pesisir (Klein &
mempengaruhi masyarakat peslsir di berbagai
Nicholls, 1999). Selain ItU, perkembangan daerah
belahan dunia (IPCC, 2001; Dolan & Walker, 2004).
pemukiman dan pertumbuhan penduduk yang cepat
Salah satu hal yang akan berubah adalah akselerasi
di wilayah pesisir juga merupakan salah satu hal yang
terhadap kenaikan muka laut yang akan menimbulkan
akan mengalami perubahan secara fundamental
dampak lanjutan seperti perendaman daratan pulau
karena perubahan iklim (Nicholls, 1995).
pulau kecil, peningkatan banjir, erosi pantai, intrusi
air laut dan perubahan proses-proses ekologi di Kerentanan adalah kecenderungan suatu
wilayah pesisir. Perubahan yang terjadi pada aspek entitas mengalami kerusakan (SOPAC, 2005).
biologi-fisik ini juga akan berdampak terhadap aspek Dengan demikian, kerentanan pulau-pulau kecil

*) Corresponding author www.ijms.undip.ac.id Diterima I Received: 09-06- 2009


llmu Kelautan. UNDIP Disetujui I Accepted: 14-07-2009
F
IL1\cW KELAUTAl'i. De.lemhf!r 211(}9 ii)//4 (.fj

dapat diartikan kemudahan suatu sistem pulau-pulau setempat.


keeil mengalami kerusakan. Semakin tinggi tingkat
Parameter Kerentanan
kerentanan suatu pulau, semakin mudah pulau
tersebut mengalami kerusakan. Pulau-pulau keeil Penentuan parameter kerentanan
merupakan salah satu daerah yang paling rentan menggunakan pendekatan VSD (vulnerability seoping
terhadap kenaikan muka laut (Mimura, 1999; Pelling diagram) (Polsky et al. 2007), di dalamnya terdapat
& Uitto. 2001). Fenomena ini telah ditunjukkan 17 parameter yang dikaji. yaitu kenaikan muka laut
oleh pulau-pulau keeil di beberapa negara SIDS (SR), erosi pantai (ER). tinggi gelombang (GL), rata
(small island development state) di kawasan Pasifik. rata tunggang pasang (PS), kejadian tsunami (TS).
pertumbuhan (PD) dan kepadatan penduduk (KP),
Kajian kerentanan di negara-negara anggota SIDS ini
elevasi (EL) dan slope (SL), tipologi pantai (TP),
didorong oleh sebuah resolusi yang dikeluarkan pada
tahun 1994 yang bertujuan mengembangkan indeks penggunaan lahan (PL), tipologi pemukiman penduduk
kerentanan lingkungan dan indeks lainnya seeara (PP). habitat pesisir (HP). ekosistem mangrove (MR),
kontinyu untuk menggambarkan status dari negara ekosistem terumbu karang (TK), padang lamun (LM)
negara kepulauan. Sebaliknya, Indonesia sebagai dan konservasi laut (KL).
negara kepulauan belum memiliki indeks kerentanan
Kuantifikasi Indeks Kerentanan PPK
(Simamora, 2009). Padahal. Indonesia memiliki
banyak pulau-pulau keeil yang diperkirakan memiliki Konsep kerentanan mengacu pada
kerentanan yang tinggi dan aneaman kenaikan muka kerentanan yang dikemukakan oleh Turner et al.
air laut. Salah satu pulau kecil tersebut adalah (2003), yang mana kerentanan (V) merupakan fungsi
Pulau Barrang Lompo-Makasar. Pulau ini memiliki overlay dari exposure (E), sensitivity (S). dan adaptive
elevasi yang sangat rendah dan diperkirakan akan capacity (AC). yang selanjutnya diekspresikan dalam
mengalami aneaman karena kenaikan muka air laut. bentuk matematika oleh Metzger et al., (2006) sebagai
Tujuan dari penelitian adalah menentukan parameter berikut:
yang mempengarUhi kerentanan pulau-pulau kecil, V f (E. s. AC) (1)
menghitung dan memproyeksikan indeks kerentanan Fungsi tersebut di atas diekspresikan lebih
pulau-pulau keeil, serta meraneang strategi adaptasi lanjut dalam bentuk persamaan matematika oleh
terhadap perubahan muka laut. Hamzah (in press) dan juga memiliki kesamaan yang
dikembangkan oleh UHUEHS (2006) menjadi:
Materi dan Metode
V = (E x S)/AC (2)
Pengumpulan Data
Dengan menjabarkan parameter kerentanan
Pengumpulan data primer dilakukan melalui seperti yang diadopsi dari Polsky et al. (2007), maka
pengukuran di lapangan, pengamatan dan wawancara dimensi E dapat dirumuskan sebagai berikut:
dengan responden yang dilakukan pada tanggal 16
IE = 0,34 (SR x ER) + 0.14GL 0,17 (3)
23 Nopember 2009. Data sekunder dikumpulkan
PS + O,18TS + 0,14 (PD x KD)
dari berbagai sumber baik yang belum maupun sudah
dipublikasikan oleh pihak lain (AVISO. 2009; Dinas Dengan pendekatan yang sama, dimensi S
Hidrooseanografi,2009). Datayangdikumpulkanterdiri dapat dituliskan menjadi:
dari data geofisik, seperti pasang surut, gelombang,
IS = 0,38 EL + 0,24 TP + 0.12 SL (4)
elevasi dan kemiringan, tipologi pantai, luas pulau;
+ 0,13 PL + 0,13 PP
data ekobiologi, seperti ekosistem terumbu karang,
mangrove, padang lamun dan sumberdaya ikan; dan Adapun dimensi AC dapat dituliskan sebagai
kondisi sosial ekonomi dan budaya seperti penduduk. berikut:
penggunaan lahan, program konservasi laut. Data lAC =0,40 HP + 0,22 TK + 0.21 (5)
geofisik diukur dengan menggunakan alat pengukur MR + 0,09 LM + 0,08 KL
topografi pulau (total station). data ekobiologi dilakukan
dengan pengamatan dan pengukuran dengan metode Dengan mensubstitusi persamaan (3), (4),
point line transect dan line transect plot. Data sosial dan (5) ke dalam persamaan (2) diperoleh persamaan
ekonomi dikumpulkan melalui wawancara secana indeks kerentanan pulau-pulau kedl (IK-PPK) sebagai
mendalam (depth interview) dengan masyarakat berikut:

184 Illdeks I.C,."I1I(//,<1/1 pUIUU-pll/iIIl kedl KuslIs Pulull Bu/.,.,mg LO/llpo A!"kilSClr !A l1limddill nd,ir c/ a1.)
lLMU KELAUTAN. Desemher l()09 ~()11414!. 183-188 _ _...... _ _ _ __

IK-PPK = IE x IS/lAC (6) Berdasarkan data yang diperoleh dari AVISO


Skala penilaian (skor) setiap parameter (2009), diketahui tinggi gelombang sekitar Pulau
adalah antara 1 sampai 5, dengan mensubtitusi nilai Barrang Lompo meneapai 1,9 m dan laju kenaikan
maksimum dan minimum ke dalam persamaan (6), muka laut di perairan sekitar Pulau Barrang Lompo
diperoleh mlai minimum IK-PPK sebesar 0,20 dan nilai sekitar 5,09 mm/tahun. Hasil wawancara dengan
maksimumsebesar76,00. Dengan menggunakan nUai masyarakat diperoleh informasi bahwa telah terjadi
maksimum dan minimum tersebut, skala penilaian kemunduran garispantaidengan laju perubahan 0,5 mj
tingkat kerentanan pulau-pulau keeil dibagi menjadi 4 tahun. Berdasarkan data dari Dinas Hidrooseanografi
kategori (Doukakis, 2005) sebagai berikut: diketahui tipe pasang di perairan Barrang Lompo
adalah tipe eampuran dominan tunggal, dengan rata
0,20 6,04 Kerentanan rendah (low) rata tunggang pasang sekitar 1,5 m.
Kerentanan sedang
6,05 18,18 Karakter;stik Ekoslstem Pesis;r
(moderate)
18,19 40,48 Kerentanan tinggi (high) Luas habitat pesisir Pulau Barrang Lompo
sekitar 130,57 ha. yang terdiri dari ekosistem terumbu
Kerentanan sangat tinggi
40,49 76,00 karang seluas 71,72 ha dan ekosistem padang
(very high)
lamun seluas 58,85 ha. Kualitas tutu pan karang
Proyeksi Kerentanan Pulau-Pulau Keeil hidup berkisar 50-75 %, sedangkan penutupan
lamun sekitar 60 %. Ancaman utama keberlanjutan
Kerentanan pulau-pulau keeil memiliki
pengelolaan terumbu karang di pulau ini adalah
karakteristik yang dinamis, yang berarti kerentanan
kegiatan penambangan karang yang dilakukan oleh
tersebut akan berubah-rubah sesuai dengan
masyarakat untuk keperluan bahan bangunan. Jenis
perubahan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
lamun yang ditemukan di perairan Pulau Barrang
Model dinamik kerentanan pulau-pulau keeil adalah:
Lompo adalah Enhalus acoroides, Cymodocea
(6)
rotundata, Halophila ovaiis, dan Thaiassia hemprichii.

Indeks Kerentanan
Keterangan:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks
V, Indeks kerentanan pada waktu t
kerentanan Pulau Barrang Lompo adalah 8,27, yang
Va Indeks kerentanan awal
menurut Doukakis (2005) termasuk dalam kategori
e Dasar logaritma natural
kerentanan sedang. Kerentanan ini akan berubah
k Koefisien kerentanan
secara cepat jika tidak dilakukan pengelolaan. Untuk
t Waktu/tahun
mengetahui sejauhmana perubahan kerentanan
Pulau Barrang Lompo pad a masa yang akan datang,
Hasil dan Pembahasan digunakan tiga skenario pengelolaan dengan asumsi
Karakteristik Geofisik perubahan parameter kenaikan muka laut dan peluang
perendaman pada 2 tahun ke depan. Skenario
Pulau Barrang Lompo merupakan pulau
pertama adalah tidak dilakukan upaya pengelolaan.
karang dari kelompok pulau datar, dengan luas sekitar
Skenario kedua, pengembangan kawasan konservasi
20,58 ha dan ketinggian maksimum 200 em di atas
laut sebesar 30 %. Hal ini perlu dilakukan mengingat
permukaan laut, dan sebagian besar daratan Pulau
habitat pesisir di Pulau Barrang Lompo didominasi
Barrang Lompo berada pada ketinggian antara 0-20
oleh ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu
em dan 21-40 em. Kemiringan daratan Pulau Barrang
karang memiliki peran dalam meredam energi
Lompo relatif keeil, yaitu 0-8 % yang meneakup
gelombang yang meneapai pantai. Skenario ketiga.
areal seluas 20,06 hC). PC)ntai Pulau Barrang Lompo
adalah meningkatkan proporsi kawasan konservasi
didominasi oleh pantai berpasir dengan panjang total
laut menjadi 50 % dari habitat pesisir Pulau Barrang
2.809,11 m. Sebagian besar pantai telah dilindungi
Lompo dan pembangunan tembok pelindung pantai.
oleh bangunan pelindung pantai khususnya pada sisi
Melalui peningkatan kapasitasadaptif (skenario kedua
barat, timur, dan utara.
dan ketiga), perubahan kerentanan Pulau Barrang

Indeks kaenlanan p1llaU-plllali kC'cil: KasHs Putall Barrang LOlf/po-Makasar IAm/mddil1 l'lhir <'I al.) 185
ILMU KELAUTA:'>i, DcsemherJ()()9 j.()/14 f4). J83-J8S ___________________ _________________

70
Proyeksi Dinamika Kerentanan Pulau Barrang Lompo
60
.........

.. ...
~

......
~ ...

,0'
....
.. , " , ,0'
- - ---

10

Tahun

. Tanpa f'cn!,:clolaan f'cn!,:clolaan Skcnario 1 - f'cnRclolaan SkcnariO Z

Gambar 1. Proyeksi kerentanan Pulau Barrang Lompo

PETA PERENOAMAN
PULAU BARRANG LOMPO
KOTA MAKASSAR TAHUN 2100

Kondl!>1 Pulau:

Gambar 2. Perkiraan kondisi daratan Pulau Barrang Lompo Tahun 2100

Lompo dapat diperlambat (Gambar 1), beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi (Turner
Nilai kerentanan merupakan gambaran dari et al., 2003). Salah satu yang dapat dilakukan untuk
ketersingkapan, sensitivitas dan kapasitas adaptif mengurangi kerentanan pulau-pulau kecil adalah
(McCarthy et ai" 2001), Kerentanan yang tinggi peningkatan kapasitas adaptif alamiah dari sistem
dimungkinkan oleh posisi pulau yang terekspose (Smit & Pilifosova, 2003). Pengelolaan ekosistem
terhadap gangguan alam (Turvey. 2007) atau pesisir, seperti terumbu karang, mangrove dan
karena posisinya yang terpencil (Campbell. 2006). padang lamun merupakan upaya untuk meningkatkan
Kerentanan ini akan mempengaruhi kemampuan pulau kapasitas adaptif dari pulau-pulau keci!.

186 Indeks kerellfOl1an PIIIOIl-pulou ked! : Kastls I'll/au Borrmlg Lompo-Makasor (Amiruddin Tahir er a/)
I
ILMU KELAVTAN. Desemher 101!9 10114 (41

Hasil analisis sensitivitas terhadap 17 berkembang (UNFCCC, 2007),.


parameter kerentanan, diketahui sebanyak 7
Strategi adaptasi yang diusulkan untuk Pulau
parameter yang memiliki tingkat sensitivitas yang
Barrang Lompo adalah pengembangan kawasan
tinggi terhadap kerentanan pulau-pulau kec;l,
konservasi laut (terumbu karang, padang lamun),
kejadian tsunami (1,6), pertumbuhan penduduk
termasuk penyadaran masyarakat dan rehabilitasi
(2,3), kepadatan penduduk (1,9), elevasi (1,9), slope
ekosistem pesisir, perlindungan bangunan pelindung
(2,2) dalam skala 0 2,5. Parameter yang memiliki
pantai, dan pemindahan lokasi pemukiman penduduk
sensitivitas yang tinggi adalah parameter yang
ke tempat yang lebih aman (memiliki daya adaptasi
memiliki nilai skor yang besar, yaitu terumbu karang,
yang tinggi). Usulan strategi adaptasi ini.
habitat pesisir dengan nilai skor masing-masing 5 dan
dengan yang dikemukan oleh Klein & Nicholls (1995).
4 (adaptive capacity), penggunaan lahan, kemiringan/
slope, dan elevasi dengan nilai skor masing-masing 5 Kesimpulan
(sensitivity), pertumbuhan dan kepadatan penduduk
serta kejadian tsunami dimana keduanya memiliki Parameter kerentanan yangmemiliki nilai yang
nilai skor 5 (exposure). cukup tinggi adalah kejadian tsunami pertumbuhan
dan kepadatan penduduk (exposure). elevasi,
Laju Perendaman Daratan Pulau kemiringan. dan penggunaan lahan (sensitivity),
habitat pesisir dan terumbu karang (adaptive capacity).
Analisis laju perendaman daratan
Indeks kerentanan Pulau Barrang Lompo adalah 8,33
menunjukkan bahwa daratan Pulau Barrang Lompo
(kategori sedang) dengan perubahan parameter
pada tahun 2020 akan terendam sekitar 1,21 ha atau
kenaikan muka laut dan peluang perendaman pada
5,88 % dari luas da rata n saat ini dan akan meningkat
2 tahun ke depan. Elevasi Pulau Barrang Lompo
sampai pada tahun 2100 (Gambar 2). Kenaikan
sangat rendah, dan diperkirakan pada tahun 2100
muka laut merupakan ancaman serius bagi pulau
lebih dari 80 % daratan pulau ini terendam. Strategi
pulau kecil yang memiliki elevasi yang rendah. Oleh
adaptasi untuk menurunkan kerentanan adalah
karena Pulau Barrang Lompo adalah pulau dataran
pengembangan konservasi laut sekitar 50 % dari
rendah, maka pulau ini memiliki resiko perendaman
habitat pesisir. pembangunan bangunan pelindung
yang tinggi karena kenaikan muka laut sebagaimana
pantai dan relokasi pemukiman penduduk.
yang banyak diteliti oleh Yamano et al., (2007) dan
Barnet & Adger (2003). Selain ancaman perendaman, Ucapan Terima Kasih
kenaikan muka lautjuga memberikan dampak berupa
erosi panta; dan ;nstrusi air laut (Aung et al., 2009). Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
Kenaikan muka lautyang mengakibatkan perendaman Bapak Hasbi (staf Kelurahan Barrang Lompo) atas
daratan pulau akan berdampak secara ekonomi bagi bantuan yang telah diberikan pada saat pelaksanaan
kehidupan masyarakat di pulau tersebut. penelitian di Pulau Barrang Lompo.

Strategi Adaptasi Daftar Pustaka


Berdasarkan analisis perubahan kerentanan Aung T, Singh A, & Prasad U. 2009. Sea level threat in
dan laju perendaman daratan pulau yang telah Tuvalu. American Journal of Applied Sciences
diuraikan, pilihan strategi adaptasi yang dapat 6 (6): 1169-1174.
dikembangkan adalah strategi adaptasi yang bersifat
Campbell J. 2006. Traditional disaster reduction
reaktif (UNFCCC. 2007), yaitu perlindungan terhadap
in Pacific Island Communities. GNS Science
ler infrastruktur di wilayah pesisir, penyadaran masyarakat
Report No. 38.
uk untuk meningkatkan upaya perlindungan terhadap
ah Dinas Hidroasenografi, 2009. Prediksi Pasang Surut
ekosistem pesisir dan laut, dan pembangunan
2009.
bangunan pelindung pantai (sea wall), perlindungan
dan konservasi terumbu karang, mangrove, padang DoianAH & Walker U. 2003. Understandingvulnerability
Ian lamun, dan vegetasi pantai lainnya. Strategi adaptasi of coastal communities to climate change
,an reaktif ini banyak dilakukan oleh berbagai sektor related risks. Journal of Coastal Research, SI 39
dalam merespon perubahan iklim di negara-negara (Proceedings of the 8th International Coastal
Symposium), pg - pg. Itajar, SC - Brazil, ISSN

!al.) Indeks kerenlonon pulall-pllialJ keel/ . K(II'lis Pu/all Barrang Lomprh'>fakasar (Amimddin Tahir er (11.) 187
ILMU KELAUTAN. /)(!sem/J(!r ]{)09 1'0114 (4)' 1113-188

0749-0208 Sima mora AP. 2009. Republik Indonesia has no


Doukakis E. 2005. Coastal vulnerability and risk
climate change vulnerability index for small
parameter. Europian Water 11/12: 3-1.
islands. The Jakarta Pas (30 March, 2009),
Jakarta.
Hamzah L. 2009 (in press). Kajian Kerentanan dan

Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Smit B & Pilifosova O. 2003. From adaptation to
di P. Lombok NTB Indonesia. KLH, WWF dan adaptive capacity and vulnerability reducation,
Pemerintah Daerah NTB. In: Smith, J8.; and Huq, S. (eds), Climate change
adaptive capacity and development. World
IPCC 2001. Climate change 2001: impacts, adaptation,
Scientific, River Edge, NJ, pp. 1-20.
and vulnerability. Contribution of Working
Group II to the third assessment report of the SOPAC (South of Pacific Islands Applied Geoscience
Intergovermental Panel on Climate Change. Commission). 2005. EnvironmentalVulnerability
Cambridge University Press, New York. 1032 p. Index: EVI: Description of Indicators. UNEP
SOPAC.
Klein RJT & Nicholls RJ. 1999. Assesment of coastal
vulnerability to climate change. Ambio, 28(2). Turner, B. L., II, Kasperson, R. L, Matson, P. A.,
182-181. McCarthy, J. J., Corell, R. W., Christensen, L.,

Eckley, N., Kasperson, J. X., Luers, A., Martello,

Lewis J. 2009. An island characteristic: Derivated


M. L.. Polsky, C., PulSipher, A., & Schiller, A.,
vulnerabilities to indigenous and exogenous
2003. 'A framework for vulnerability analysis
hazards. Shima: The International Journal of
in sustainability science', Proc. Natl. Acad. Sci.
Research into Island Cultures. 3(1): 1-15
U.S.A. 100: 8074-8079.
McCharthy JJ, Canziani OF, Leary NA, Dokken DJ, & >.
Turvey R. 2007. Vulnerability Assessment of Developing
White KS. 2001. Climate change 2001: Impacts,
Countries: The Case of Small-Island Developing
adaptation and vulnerability. Cambridge
States. Development Policy Review, 25 (2) :
University Press. Cambridge.
243-264
Metzger MJ, Rounsevell MDA, Acosta-Michlik L,
UNFCCC (United Nations Framework Convention
Leemans L, & Schroter L. 2006. The vulnerability
on Climate Change) 2001. Climate Change:
of ecosystem servoces to land use change.
impacts, vulnerabilities and adaptation in
Agriculture, Ecosystems and Environment 114,
development countries. Climate Change
69-85.
Secretariat (UNFCCC). Martin-Luther-King-
Mimura N. 1999. Vulnerability of Island Countries in
Strasse 8. 53175 Bonn, Germany
the South Pacific to sea level rise and climate
UHU-EHS (United Nations University). 2006.
change. Climate Research. 12: 137 -143
Vulnerability: A conceptual and methodological
Nichols RJ. 1995. Coastal megacity and climate
review. Source No 3/2006.
change. GeoJournal 37: 369-379.
Yamano, H., H. Kayanne. T. Yamaguchi. Y. Kuwahara, H.
Pelling M & Uitto JI. 2001. Small island developing

I
Yokoki, H. Shimazaki, M & Chikamori. 2007. Atoll
states: natural disaster vulnerability and global island vulnerability to flooding and inundation
change. Environmental Hazard 3 : 49-62 revealed by historical reconstruction: Fongafale
PolskyC, NeffR, & Yarnal B. 2007. Buildingcomparable islet. Funafuti Atoll,
global change vulnerability assessment:
http://www.aviso.oceanobs.com/en/news/ocean
The vulnerability scoping diagram. Global in d i cato rs/ mea n-sea-Ieve 1/ i nd ex. htm I.
Environmental Chane 17: 472-485. Download tanggal 4 Januari 2010.

f
!
t
I

188 fndeks kerentmwl1 pl//all-plilau kedl . Kams Plliall Barrr1l1g Lompo-,/"fakasar IAmirwidin Tahir el a/.)
I
!

Das könnte Ihnen auch gefallen