Sie sind auf Seite 1von 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata perancangan kamar mesin terdiri dari tiga suku kata, yaitu yang pertama adalah,
kata PERANCANGAN, dimana bisa bermakana mengatur, menata, mengatur tata letak,
menentukan letak atau posisi dan lain-lain. Dari makna-makna tersebut jelas bahwa, untuk
merancang sesuatu dibutuhkan rasa seni dalam mengatur tata letak disamping sudut
pandangan teknik, yang jelas mempunyai pengaruh yang sangat besar. Kenapa segi art juga
ditekankan selain penekanan yang lebih besar dari segi tekniknya, karena hasil, perancangan
tersebut dibuat untuk manusia yang mempunyai bermacam-macam tuntunan seperti
kenyamanan, kemudahan, keamanan, keindahan, dan lain-lain. Untuk mencapai tuntunan
tersebut, maka hubungan antara manusia dengan mesin bukan hanya memenuhi persyaratan
teknis saja, namun juga dari segi artnya sehingga hubungan manusia dengan mesin tersebut
bias berjalan dengan baik.
Kata yang kedua yaitu KAMAR, dimana bisa bermakna ruangan yang dibatasi, oleh dinding-
dinding disekelilingnya. Kamar mempunyai luasan atau volume yang terbatas dimana
nantinya digunakan untuk tempat peletakan mesin-mesin yang akan diatur tata letaknya.
Yang terakhir kata MESIN mempunyai makna, peralatan yang digunakan untuk tujuan
tertentu. Sedangkan KAMAR MESIN mempunyai arti ruangan yang dirancang untuk tempat
peletakan mesin utama, beserta se;uruh system yang menunjang operasionalnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Kalau ketiga kata tersebut digabung, menjadi satu : PERANCANGAN KAMAR
MESIN
Mempunyai arti suatu pekerjaan yang berhubungan dengan tata letak mesin dan permesinan
dengan segala kelengkapannya dan apa yang dirancang dalam ruangan tersebut, sehingga
didapatkan hasil rancangan yang optimum yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan
juga tanpa meninggalkan segi artnya, demikian pula diperoleh hasil yang optimal tentang
hubungan antara mesin dengan mesin yang lainnya mesin dengan manusia dan antara
manusia dengan manusia yang lain.

1
BAB II
ISI

2.1 Permesinan Secara Umum

Instalasi kamar mesin dirancang sesuai dengan peraturan BKI, persyaratan


keselamatan dari Direktorat Jendral Perhubungan Laut dan peraturan pemerintah lainnya
yang berlaku. Susunan dan penempatan instalasi mesin, perlengkapan mesin dan alat bantu
lainnya telah direncanakan sehingga tersedia ruang gerak yang cukup untuk pengoperasian
dan perawatan dari bagian-bagian mesin dan sistem pipa.
Kapal yang digerakkan oleh 1 (satu) buah mesin induk yang dihubungkan ke baling-
baling dengan perantara sistem reduction reversing gear dan dilengkapi dengan sistem
pengendalian dari jarak jauh yang digerakkan secara mekanis dari rumah kemudi (wheel
house). Kapal dilengkapi 4 (dua) buah mesin bantu yang masing-masing menggerakkan
generator listrik arus bolak-balik untuk keperluan pemakaian tenaga listrik dan penerangan di
atas kapal.
Untuk keperluan di pelabuhan dipasang 1 (satu) unit generator set kecil dan fasilitas untuk
hubungan dengan tenaga listrik di darat (shore connection). Untuk penerangan dalam keadaan
darurat, disediakan instalasi listrik sistem DC-24 Volt.
Mesin induk dan mesin-mesin bantu menggunakan bahan bakar dan minyak pelumas
yang sama, serta dilengkapi control gauge yang terpasang di mesin. Alat-alat ukur, petunjuk
dan instrumen yang dipasang diatas kapal menggunakan unit metrik. Di sekitar bagian-bagian
mesin yang berputar diberi perlengkapan pelindung untuk menghindari kecelakaan-
kecelakaan bagi ABK.
Mesin induk, mesin bantu dan komponen-komponen instalasi mesin lainnya yang
dikenakan persyaratan kelas dilengkapi sertifikat kelas dari BKI. Seluruh gambar-gambar
instalasi mesin mendapat pengesahan dari BKI sebelum pekerjaan dimulai. Kondisi yang
dipersyaratkan pada instalasi mesin. Mesin-mesin, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya
dirancang untuk memiliki daya kuda yang disyaratkan dan dioperasikan pada kondisi kerja di
daerah tropis sebagai berikut:
Suhu maksimum kamar mesin : 45 0C
Suhu maksimum air laut : 32 0C
Kelembaban relatif : 50%
Tekanan barometer : 76 cm Hg
Kemiringan maksimal instalasi : 50

Data teknis untuk bahan bakar yang digunakan adalah :


Jenis bahan bakar : Minyak Solar (HSD)
Flash point : 1500
Viscositas kinematik : 1,6-5,8 cSt
Specific Gravity pada 600F : 0,82-0,87

2
2.2 Perancangan Kamar Mesin

Perancangan kamar mesin tidak terlepas dari proses perancangan sebuah kapal, boleh
dikatakan, bahwa perancangan kamar mesin merupakan bagian dari proses perancangan
kapal secara menyeluruh. Seperti diketahui, sebuah kapal dirancang untuk memenuhi suatu
misi khusus, seperti apakah untuk kapal komersial, kapal perang, kapal selam,kapal
penyeberangan, kapal ikan, dll.
Konsekuensi di dalam proses perancangan kapal pada umumnya dan perancangan
kamar mesin pada khususnya,misi khusus ini merupakan pertimbangan awal yang sangat
penting.
Secara umum kebutuhan ruang untuk sistem penggerak merupakan kehilangan
ruangan yang bernilai ekonomis seperti ruang muat, oleh sebab itu selalu diusahakan
sedemikian rupa untuk meminimumkan kamar mesin maupun kebutuhan ruang untuk sistem
permesinan.
Kebutuhan minimum rungan untuk setiap sistim penggerak tidaklah sama,
bergantung dari jenis sistem penggerak yang akan dipilih yang akan mempengaruhi lay out
dan konfigurasi ruangan sistem permesinan.
Untuk menggambarkan perbedaan diantara lay out ruangan mesin berdasarkan sistem
penggeraknya, ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini
Gambar konfigurasi system permesinan untuk gas turbine

Gambar untuk oil-fired steam turbin


3

3
Gambar untuk konfigurasi mesin diesel putaran rendah

Gambar untuk mesin disel putaran sedang

4
Gambar untuk konfigurasi system penggerak dengan nuklir

Selain itu suatu prinsip yang harus dipegang dalam penentapan lokasi dan bentuk dari
ruang mesin adalah sebagai berikut:

5
5
Volume ruang mesin yang minimum dan memiliki akses yang cukup untuk dilakukan
pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan komponen sistem permesinan
Sedikit interferensi atau pertentangan dengan fungsi utama dari kapal tersebut
Sesuai dengan berat permesinan dan harus kedap air, selain itu juga memenuhi standar
pembagian ruangan (subdivision) menurut solas
Menghindari trim yang berlebihan dalam berbagai macam kondisi muatan dan akibat
berat permesinan itu sendiri
Panjang perporosan yang sesuai antara sistem penggerak dan propeller
Letak dari tangki bahan bakar

Kapal dagang pada umumnya berupa single atau twin screw, pada kapal dagang berjenis
single screw, keuntungan yang didapat dalam hubungannya menetapkan ruang mesin adalah,
ruang mesin dapat lebih kecil, efisiensi propulsif keseluruhan yang lebih tinggi, lebih murah
dan mudah dalam pemasangan dan pengoperasiannya

2.3 Ukuran kamar mesin

Panjang kamar mesin

Satu hal yang penting pada awal perancangan adalah menentukan panjang kamar mesin,
karena ukuran ini menentukan panjang kapal secara keseluruhan, yang selanjutnya juga
mempengaruhi bentuk kapal, performance, struktur dan sebagainya
Di luar pertimbangan kemudahan akses dan perawatan, panjang kamar mesin sebaiknya
sependek mungkin, karena semakin panjang kamar mesin, semakin besar berat konstruksi,
dan semakin kecil kapasitas ruang muat.
Panjang kamar mesin didapat dari penjumlahan komponen panjang berikut :
gambar panjang ruang mesin:

Dimana :
A = panjang poros antara
B = panjang keseluruhan mesin induk
C = tempat outfitting di depan motor induk
D = jarak sekat ceruk buritan sampai ujung flens poros propeller

6
Semua komponen panjang ini bisa diperoleh dari data yang ada, kecuali C. Panjang ini
bervariasi sesuai tipe kapal seperti tanker, bulk carrier, dll. Umumnya, panjang C ini
diperkirakan berdasarkan pengaturan dari tipe kapal pada tahap awal desain.
Tempat yang diperlukan di ujung belakag mesin induk E harus cukup untuk dilewati dan
unrtuk meletakkan pipa-pipa di bawah wrang pelat.

Tinggi kamar mesin

Tinggi kamar mesin dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tinggi engine
casing. Engine casing harus dibuat cukup tinggi, untuk perwatan dan overhaul mesin induk.
Pada umumnya piston mesin induk secara periodik diadakan perawatan dan penggantian
sehingga perlu untuk dikeluarkan. Untuk keperluan pengeluaran piston ini dibutuhkan ruangan
yang cukup atau tinggi engine casing harus cukup untuk menunjang kegiatan ini.
Tinggi kamar mesin ditentukan oleh parameter-parameter seperti yang terlihat pada gambar
berikut :
Gambar tinggi ruang mesin:

Dimana :
A = tinggi angkat maksimum dari keran
B = tinggi profil balok angkat
C = tempat untuk perpipaan
D = margin untuk tinggi angkat
E = tinggi girder (beam)
H = tinggi overhaul mesin induk (untuk mengangkat piston)

2.4 Peralatan Kamar Mesin

Peredam dan Funnel

Kapal yang dilengkapi dengan 1 buah cerobong asap. Ukuran konstruksi cerobong
asap sesuai dengan persyaratan BKI dan lebih tinggi dari atap rumah geladak
akomodasi.Konstruksi cerobong dilengkapi pintu untuk pemasangan dan pemeliharaan pipa
cerobong dan peredam (silencer) dan kisi-kisi untuk peranginan. Pipa cerobong dan peredam
(silencer) dilapisi kain asbes dan alumunium foil tahan panas. Pelat alas dalam dan tangga
7

7
Pondasi motor induk dan motor bantu dirancang sesuai dengan persyaratan dari BKI
dan juga kuat serta mampu meredam getaran yang ditimbulkan oleh mesin tersebut. Ukuran
pondasi ditentukan oleh jenis (merk), ukuran dan tenaga mesin. Perubahan terhadap jenis
mesin mengakibatkan perubahan pada rencana konstruksi pondasi mesin, poros baling-baling
dan ukuran baling-baling. Tangga-tangga sebagai penghubung antar geladak dapat dilalui
orang dengan nyaman dan dibuat dengan sudut kemiringan 550 (derajat) maksimal terhadap
bidang horizontal. Lebar tangga disesuaikan dengan fungsi dan letak tangga pada geladak.
Tangga dilengkapi dengan pegangan tangan pada kedua sisinya. Tangga dibuat sesuai dengan
standar JIS F2603-1970
Ventilasi
Agar mesin-mesin induk, mesin-mesin bantu, diesel generator serta komponen-
komponen instalasi mesin lainnya di kamar mesin dapat berfungsi dengan baik, maka kamar
mesin dilengkapi sistem ventilasi mekanik listrik, dilengkapi talang-talang penyaluran udara
panas keluar dari kamar mesin, beserta fitting-fittingnya. Udara segar disuplai melalui talang
udara yang dilengkapi damper agar udara segar dapat terbagi rata dan cukup ke tempat-
tempat yang perlu di dalam kamar mesin. Sebuah tombol tekan untuk menyetop blower
tersebut (dalam keadaan darurat) terpasang di luar kamar mesin di lokasi yang sesuai. Tangki
di Kamar Mesin.
Tangki-tangki ini kecuali tanki minyak kotor dan tanki bilga merupakan tangki yang
berdiri sendiri dan bukan merupakan bagian dari konstruksi lambung (penggunaan sekat dan
dasar ganda sebagai tangki).

Katrol

Dikamar mesin disediakan juga katrol untuk membantu dalam memindahkan barang /
peralatan yang ada di kamar mesin, termasuk spare part yang disediakan di kamar mesin.
Katrol ini dioperasikan manual dengan tangan. Kapasitas katrol maksimum 1 ton. Peralatan
dan Suku Cadang.
Peralatan yang disediakan di kamar mesin digunakan untuk perbaikan-perbaikan yang
bisa dilakukan didalam kapal. Pemborong juga memperlengkapi kapal dengan suku cadang
untuk motor induk, gigi reduksi dan alat-alat bantu lainnya sesuai dengan persyaratan BKI
dan standard pabrik pembuat.

2.5 Pertimbangan Penempatan Ruang Mesin pada Kapal Barang


Menurut jenis muatan yang dibawa, kapal barang dibedakan menjadi beberapa jenis
kapal yang lebih spesifik yaitu :
1. Kapal muatan curah, yang dibagi lagi menjadi :
a. Tanker
b. Ore Carrier
2. Kapal kontainer
3. Kapal barang umum

8
Tetapi terdapat berbagai pertimbangan lain dalam penempatan ruang mesin yang berbeda
pada seiap jenis kapal. Yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Kapal Tanker
Pada umunya letak kamar mesin pada kapal tanker berada di bagian belakang kapal, hal
ini karena mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :
Panjang Poros
Panjang poros kapal akan menjadi lebih pendek karena letak ruang mesin yang dekat
ke bagian buritan kapal, dimana terpasang
8 propeller,akibat dari panjang poros yang
pendek tersebut, kerugian (loss) yang didapat akibat gesekan dengan penumpu poros
(bearing) dapat seminim mungkin karena jumlag penumpu dapat seminimal mungkin,
sehingga DHP ( delivery horse power) yang didapatkan akan lebih besar.
Selain itu, panjang poros yang pendek akan mengurangi biaya untuk pembangunan
kapal, karena poros yang panjang akan membutuhkan lebih banyak konstruksi untuk
menyangga sistem perporosan tersebut, disamping itu juga, haraga poros yang mahal.
Kerumitan Konstruksi
Pada kapal tanker, bila ruangan mesin terletak tidak pada bagian dekat buritan kapal,
akan terjadi komplikasi atau kerumitan konstruksi terowongan poros dengan
cofferdam.
Volume Ruang Muat
Volume ruang muat yang akan didapatkan lebih besar bila ruang mesin terletak dekat
dengan buritan, dengan asumsi semua ruang muat berada di depan ruang mesin,
karena volume ruang muat tidak akan terkurangi dengan struktur maupun konstruksi
yang berada di belakang ruang mesin, seperti terowongan poros dan ruang poros
kemudi.

Gambar 2.1 Kapal Tanker

Ore Carrier
Pada umumnya letak kamar mesin pada ore carrier adalah di belakang kapal di dekat
buritan kapal, hal ini mempertimbangkan beberapa hal, seperti berikut :
9
Volume ruang muat
Volume ruang muat akan lebih besar, karena volume ruang muat yang kontinyu tanpa
terpotong oleh suatu konstruksi kamar mesin bila letak kamar mesin di tengah kapal.
Selain itu juga ruang muat tidak terganggu oleh adanya konstruksi terowongan poros
yang berada di belakang ruang mesin

Panjang ruang mesin


9
Panjang ruang mesin dapat seminim mungkin, agar panjang ruang muat dapat
sepanjang mungkin untuk mengurangi momen sagging, akibat dari muatan yang
sangat berat.

Panjang Poros
Panjang poros menjadi lebih pendek jika letak kamar mesin berada di belakang,
akibatnya biaya pembuatan kapal akan menjadi lebih murah,dan kerugian akibat
gesekan dengan penumpu poros menjadi lebih kecil.

Kerumitan Konstruksi
Pada kapal tanker, bila ruangan mesin terletak tidak pada bagian dekat buritan kapal,
akan terjadi komplikasi atau kerumitan konstruksi terowongan poros dengan
cofferdam.

Gambar 2.2 Ore Carrier

Kapal Kontainer
Pada umumnya letak kamar mesin pada kapal adalah di belakang kapal di dekat buritan
kapal, adapun bila letak ruang mesin berada agak ke depan, jaraknya tidak lebih dari 1 ruang
muat,hal ini mempertimbangkan beberapa hal, seperti berikut :

Panjang poros

10

1
Panjang poros diusahakan tidak terlalu panjang, meskipun terdapat ruang muat di
belakang ruang mesin, sehingga hanya dibatasi terdapat 1 ruang muat dibelakang
ruang mesin

Trim
Penempatan ruang mesin yang sedikit agak kedepan akan mengurangi trim yang
berlebihan.

Navigasi
Karena pada umumnya ruang akomodasi dan ruang navigasi berada di atas ruangan
mesin, maka jika penempatan ruang mesin berada agak ke depan, maka dengan
sendirinya posisi ruang navigasi juga akan berada agak ke depan, yang mana akan
memudahkan awak kapal melakukan navigasi secara visual, karena
halangan(obstacle) pada saat kapal membawa muatan petikemas penuh, akan lebih
sedikit bila dibandingkan dengan seluruh ruang muat berada di depan ruang
akomodasi dan navigasi.

Gambar 2.3 Kapal kontainer dengan ruang muat di belakang ruang akomodasi

Gambar 2.4 Kapal kontainer dengan ruang muat seluruhnya di depan ruang akomodasi

Kapal Barang Umum


11

1
1
Pada umumnya letak ruang mesin kapal barang umum berada di belakang midship maupun
pada daerah midship kapal, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Ruang mesin yang berada di daerah midship kapal, membagi kapal menjadi 2 bagian
ruang muat yang hampir sama
o Ruangan mesin yang berada di tengah kapal akan mengurangi trim yang
berlebihan, dibandingkan dengan kapal dengan ruang mesin dibagian buritan
kapal, meskipun dengan konsekuensi panjang poros yang lebih panjang
o Ruangan mesin yang terletak di bagian tengah-tengah kapal , menjadikan
ruangan akomodasi dan ruangan navigasi berada di tengah-tengah kapal juga,
yang mana merupakan posisi yang tepat untuk ruang navigasi, karena
memudahkan awak kapal dalam melakukan navigasi secara visual, dengan
halangan visual yang sedikit.
2. Ruang mesin yang berada sebesar seperempat panjang kapal di belakang midship
kapal
o Panjang Poros
Panjang poros kapal akan menjadi lebih pendek, akibatnya biaya
pembangunan kapal untuk membeli poros akan lebih murah, dibanding dengan
kapal yang memiliki poros yang panjang, selain itu kerugian akibat gesekan
dengan penumpu poros akan lebih kecil
o Volume Ruang Muat
Volume ruang muat yang akan didapat dengan penempatan ruang mesin di
belakang akan lebih besar, karena bagian belakang kapal volumenya lebih
kecil,sehingga lebih menguntungkan bila sebagian besar ruang muat terletak
didaerah midship, dan ruang mesin terletak di belakang midship

Gambar 2.5 Kapal Barang Umum


2.6 Lokasi Kamar Mesin Kapal Penumpang

12
1
2
Perancangan kamar mesin sesungguhnya tidak terlepas dari proses perancangan
sebuah kapal, atau boleh dikatakan bahwa perancangan kamar mesin merupakan bagian dari
proses perancangan kapal secara menyeluruh, dan merupakan bagian terpenting pada proses
merancang kapal, terutama pada kapal penumpang yang memperhitungkan banyak
pertimbangan.
Instalasi kamar mesin dirancang sesuai dengan peraturan BKI, persyaratan
keselamatan dari Direktorat Jendral Perhubungan Laut (di Indonesia) dan peraturan
pemerintah lainnya yang berlaku. Susunan dan penempatan instalasi mesin, perlengkapan
mesin dan alat bantu lainnya telah direncanakan sehingga tersedia ruang gerak yang cukup
untuk pengoperasian dan perawatan dari bagian-bagian mesin dan sistem pipa, dan juga
kekuatan memanjang

Kapal penumpang merupakan kapal yang difungsikan sebagai alat transportasi yang
memuat manusia. Sehingga kenyamanan dan keselamatan penumpang merupakan hal
terpenting di dalam kapal ini. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kenyamanan adalah
penentuan lokasi kamar mesin, hal ini berkaitan dengan banyak akibat yang dapat
ditimbulkan. Kapal penumpang yang dimaksud di sini adalah kapal penumpang pelayaran
jarak jauh (cruise ship), pelayaran yang dimaksud adalah pelayaran samudera di mana dalam
pelayarannya membutuhkan waktu berhari-hari berada di samudera, untuk pertimbangan
tersebut maka kapal perlu dibangun dengan standart yang lebih tinggi disbanding kapal-kapal
yang berlayar di daerah local. Baik dalam segi perencanaan umum dan konstuksi bangunan.
Adapun contoh-contoh kapal cruise ship adalah RMS Queen Elizabeth, MS Freedom of the
Seas dan MS Carnival Destiny.
Pada umumnya lokasi kamar mesin penggerak kapal penumpang (main engine room)
diletakkan pada bagian tengah kapal di sekitar midship, kamar mesin diletakkan di lokasi
tersebut dengan pertimbangan kenyamanan penumpang, yaitu dapat meminimalisir terjadinya
trim pada kapal. Dengan perhitungan kamar mesin yang seminimum atau sependek mungkin,
agar ruangan di dalam kapal dapat berfunsi secara optimum secara keseluruhan.
Selain itu, kapal penumpang memiliki bangunan superstructure terbesar di tengah
kapal, sehingga kemungkinan kecil ruangan di bawahnya dipakai sebagai tempat
penyimpanan barang-barang. Karena mengalami kesulitan dalam hal pemasangan cargo
handling gear. Dan sangat tepat apabila difungsikan sebagai lokasi kamar mesin, dengan
pertimbangan bahwa mesin sangat jarang dikeluarkan dari lambung kapal apabila tidak
terjadi kerusakan yang parah. Sedangkan cargo barang-barang yang dibawah penumpang atau
barang persediaan diletakkan dibelakang dan depan kamar mesin.
Bagian tengah lambung kapal merupakan ruangan yang paling lebar di kapal, dan
dimungkinkan untuk mendapatkan ruangan yang luas untuk pemasangan komponen yang
13
1
3
rumit dan kompleks seperti mesin utama dan bantu, Kompartemen dengan bentuk
kotak/persegi (rectangular) sangat cocok untuk hal tersebut. Berbeda dengan kapal lainnya
seperti tanker dan bulk carrier yang memakai ruang mesin di bagian belakang kapal, pada
bagian belakang terdapat banyak lekukan dan ruangan yang dipakai pun mengerucut ke arah
belakang (terdapat stern tube).
Kamar mesin yang luas sangat menguntungkan baik dalam hal penataan posisi main
dan auxiliary engine juga memudahkan acces masuk kamar mesin oleh mechanic mesin, anak
buah kapal ataupun saat terdapat pemeriksaan dan perbaikan. Di samping itu tingkat
kerumitan pembangunan kontruksi kamar mesin pun tidak begitu tinggi dibandingkan
konstruksi apabila dilokasikan di bagian belakang kapal. Bila kamar mesin terletak di
belakang kapal maka akan terjadi komplikasi kerumitan konstruksiterowongan poros dengan
cofferdam. kerumitan tersebut jg terjadi pada konstruksi pondasi kamar mesin.
Salah satu konsekuansi dari lokasi kamar mesin di tengah adalah pemakaian poros
propulsor yang lebih panjang, yang berakibat pada lebih besarnya daya mesin yang
diperlukan kapal untuk mencapai kecepatan yang sama dibanding kapal yang memiliki ruang
mesin di belakang. Hal tersebut dapat berakibat pada semakin besarnya ukuran mesin utama
yang terpasang. Namun permasalahan ini dapat teratasi dengan mudah lewat pemilihan jenis
mesin yang akan dipakai, apakah turbin uap, gas, ataupun diesel. Mesin turbin memiliki
ukuran yang lebih kecil untuk menghasilkan daya yang sama dengan mesin diesel, namun
perlu penambahan gigi reduksi untuk mengurangi kecepatan putarnya yang sangat tinggi. Di
samping itu semakin panjang poros maka akan berakibat pada semakin besarnya getaran yang
dapat ditimbulkan, sehingga diperlukan perancangan yang khusus dalam hal pemasangan
bantalan proros propeller kapal penumpang.
Dilihat dari segi kekuatan memanjang kapal, peletakan mesin di sekitar midship dapat
mengurangi momen hogging, hal tersebut dapat dijelaskan karena saat kapal akan mengalami
hogging (kapal mengalami tekanan maksimum ke atas di bagian tengah kapal) maka berat
permesinan di tengah akan memberikan reaksi gaya berat kea rah bawah, sehingga dapat
mengurangi gaya tekan ke atas saat terjadi hogging.
Namun tidak demikian saat peristiwa sagging, peletakan kamar mesin di tengah justru
akan memberikan gaya tambahan ke bawah di bagian tengah kapal dan memperparah kondisi
sagging (momen sagging bertambah). Sehingga dalam sebuah perancangan perlu
mempertimbangkan dua keuntungan dan kekurangan tersebut seperti di atas.
Letak titik berat sebuah kapal umumnya berada di bagin tengah kapal, semakin dekat
main engine dengan titik berat tersebut maka getaran kapal akan semakin terminimalisir. Ini
adalah salah satu keuntungan lokasi kamar mesin di tengah kapal.
Ruang akomodasi dan navigasi pada kapal biasanya berada di atas kamar mesin. ini
berakibat pada posisinya di ruang akomodasi yang mengikuti letak kamar mesin. Hal tersebut
juga menjadi pertimbangan dalam merancang lokasi engine room.

1 14
4
Gambar 2.6 kapal penumpang

2.7 Pemilihan Kamar Mesin pada Kapal Ikan (fishing vessel)


Kapal Ikan merupakan kapal yang berfungsi untuk menangkap ikan. Berdasarkan dari
fungsinya, kapal ikan dibagi menjadi 3 macam :
1. Kapal Penangkap Ikan
2. Kapal Penampang dan Pengolah Ikan
3. Kapal Riset dan Latih Penangkapan Ikan

Gambar 2.7 Kapal Ikan


Pada umumnya didalam suatu kapal ikan selalu dilengkapsi dengan tempat
pendingin (refrigerate room) untuk mendinginkan hasil tangkapan ikan agar tidak
cepat busuk.
Berdasarkan letak Alat Tangkap, pemilihan ruang mesin pada Kapal Ikan
dibedakan menjadi dua, yaitu :
I. Kamar Mesin terletak di Buritan dan Alat Tangkap disamping
1
15
5
Untuk konfigurasi peletakan kamar mesin di Buritan maka terdapat pembagian
ruang yang umumnya dilakukan, yaitu :
- Pada Buritan kapal terdapat : Kamar mesin, Ruang Akomodasi dan
Ruang Kemudi.
- Pada Tengah kapal terdapat : Palkah Ikan, Ruang Pendingin dan
Tangki Bahan Bakar.
- Pada Haluan kapal terdapat : Gudang, Tangki AirTawar dan Ruang
Rantai Jangkar.
Peletakan Alat Tangkap yang terletak disamping kapal dilakukan agar kapal akan
mendapatkan stabilitas kapal yang baik yang mana saat kondisi kapal dalam keadaan
penangkapan ikan.
Terdapat beberapa keuntungan dan kerugian untuk pertimbangan konfigurasi
seperti ini yang ditinjau dari segi teknis kapal & efisiensi dalam penggunaannya.
Berikut adalah keuntungan dari pemilihan konfigurasi ini

Panjang Poros

Untuk pemilihan konfigurasi ini dapat didapatkan keuntungan bahwa


penggunaan untuk panjang poros adalah lebih pendek sehingga dapat
meminimalisir kerugian akibat gesekan dengan penumpu poros. Selain itu,
penggunaan poros yang pendek akan mengurangi pemakaian system
penyangga untuk poros itu sendiri serta dapat mengurangi biaya pembangunan
kapal itu sendiri.

Volume Ruang Palkah Ikan


Penempatan kamar mesin dibelakang akan memberikan volume ruang
muat hasil tangkapan ikan yang lebih luas sehingga muatan yang mampu
dimuat oleh kapal pun lebih banyak.
Berikut adalah kerugian dari pemilihan konfigurasi ini

Trim
Penempatan ruang mesin dibelakang akan memberikan trim yang
berlebihan.

1
16
6
Kapal Ikan dengan Kamar di belakang

II. Kamar Mesin terletak di Haluan dan Alat Tangkap di belakang


Untuk konfigurasi peletakan kamar mesin di Buritan maka terdapat pembagian
ruang yang umumnya dilakukan, yaitu :
- Pada Buritan kapal terdapat : Kamar mesin, Ruang Akomodasi dan
Ruang Kemudi.
- Pada Tengah kapal terdapat : Palkah Ikan, Ruang Pendingin dan
Tangki Bahan Bakar.
- Pada Haluan kapal terdapat : Gudang, Tangki AirTawar dan Ruang
Rantai Jangkar.
Pembagian ruang seperti ini dilakukan agar kapal akan mendapatkan kondisi
trim yang baik yang mana saat kondisi kapal dalam keadaan penangkapan ikan.
Dimana trim haluan akan sangat besar terhadap keadaan kapal tetapi hal tersebut
dapat dikurangi dengan peletakan Alat Tangkap yang terletak di belakang.
Terdapat beberapa keuntungan dan kerugian untuk pemilihan konfigurasi seperti
ini yang ditinjau dari segi teknis kapal & efisiensi dalam penggunaannya.
Berikut adalah keuntungan dari pemilihan konfigurasi ini

Trim
Penempatan ruang mesin yang sedikit agak kedepan akan memberikan
trim haluan yang besar sehingga Alat Penangkap Ikan diletakkan dibelakang
agar kapal mendaptkan trim yang tidak terlalu besar.
Berikut adalah kerugian dari pemilihan konfigurasi ini

Panjang Poros

1
7 17
Dalam konfigurasi ini memerlukan poros yang cukup panjang. Hai ini
mengakibatkan diperlukannya biaya yang lebih mahal dalam proses
pembangunan kapal. Selain itu akan diperlukan banyak system penyangga
untuk poros tersebut serta kemungkinan kehilangan gaya dorong dari mesin
induk akan lebih besar yang mana mengakibatkan DHP ( delivery horse
power) yang didapatkan akan lebih besar.

Kapal Ikan dengan Kamar Mesin di Depan

2.8 Kapal Ferry

Secara umum pengertian dari kapal feri adalah sebuah kapal transportasi jarak dekat
yang terjadwal dan biasanya digunakan untuk penyebearngan antar pulau atau selat ataupun
juga terusan. Feri mempunyai peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota
pesisir pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih kecil
dibandingkan jembatan atau terowongan.Dalam operasinya kapal feri mengangkut crew dan
penumpang.Oleh karena itu kenyamanan menjadi harga mati atau menjadi suatu keharusan
dalam perancangan kapal feri itu sendiri. Banyak aspek yang mempengaruhi kenyamanan
dari suatu kapal, salah satunya adalah peletakan mesin induk atau kamar mesin.

2.8.1 Tipe tipe kapal ferry

1
18
8
Berbagai macam kendaraan air digunakan sebagai feri, tergantung pada jarak
perjalanan, kapasitas kapal, kecepatan yang diperlukan dan keadaan air yang harus dilalui.
Hydrofoil digunakan karena kelebihannya untuk melaju pada kecepatan tinggi, menggantikan
hovercraft. Hydrofoil juga terbukti sebagai solusi praktis, mudah, cepat dan ekonomis. Untuk
Jarak yang dekat dapat digunnakan feri kabel, dimana feri digerakkan dan di kendalikan
dengan menggunakan kabel yang disambung di kedua sisi. Kadangkala feri kabel digerakkan
menggunakan tenaga manusia. Feri arus adalah feri kabel yang menggunakan kekuatan arus
sebagai sumber energi. Feri rantai dapat digunakan di sungai yang berarus laju pada jarak
pendek. Terdapat pula feri pejalan kaki dengan banyak pemberhentian, seperti di Venesia,
kadang kala dikenali sebagai bis air atau taksi air.Tetapi kapal yang akan banyak dibahas
disini adalah kapal penyeberangan antar pulau seperti ferry
yang melayani lintasan tetap seperti Lintas Merak-Bakauheni,
Lintas Ujung-Kamal, Lintas Ketapang-Gilimanuk, Lintas
Padangbay-Lembar dan berbagai lintas lainnya.

Kapal feri seringkali berlabuh di tempat yang dibuat


khusus untuk meletakkan kapal dengan cepat dan untuk
penurunan dan pengisian yang mudah, dikenal sebagai slip feri.
Jika feri membawa kendaraan atau kereta, biasanya terdapat jambatan (ramp) yang disebut
apron yang merupakan bagian dari slip. Dalam kasus lain, jembatan apron merupakan bagian
daripada feri itu sendiri.

2.8.2 Penetapan Lokasi Ruang Mesin

Dalam operasional kapal ini tidak melewati samudera,sehingga dalam penetapan dan
perancangan kamar mesinnya tidak seperti kapal yang melewati samudera tersebut, akan
tetapi tetap memperhatikan factor alam karena semua kapal bergerak dengan
dinamis.Dinamis disini dalam arti gerakan gerakan yang dialami oleh kapal sangatlah
fluktuatif dan variatif sekali, seperti rolling, heaving, yawing, pitching, swaying, dll.Oleh
karena itu dalam peletakan kamar mesin harus dapat meminimalisir atau mengurangi efek
efek atau pengaruh dari gerakan gerakan kapal diatas, dengan maksud agar tingkat
kenyamanan dapat tercapai,karena kenyamanan dalam kapal feri adalah suatu hal paling
diperhatikan dalam konstruksinya.

Menyinggung masalah kebutuhan ruang untuk system penggerak secara umum


merupakan kehilangan ruangan yang bernilai ekonomis seperti ruang muat, baik pada kapal
ferry ataupun kapal kapal lain pada umumnya. Perancangan kamar mesin sesungguhnya tidak
terlepas dari proses perancangan suatu kapal. Oleh karena itu pada kapal ferry yang notabene
adalah salah satu jenis dari kapal penumpang perancangan kamar mesinnya diusahakan
sedemikian rupa untuk meminimumkan kamar mesin maupun kebutuhan ruang untuk sistem
permesinan.

Penetapan lokasi kamar mesin pada kapal ferry harus memperhatikan luas dan volume dari
kamar mesin itu sendiri.Karena sangat berpengaruh pada kapasitas muat dari kapal. Lebih
lebih lagi kalau kamar mesinnya harus diletakkan di belakang. Keinginan untuk memperluas
kamar mesin dampaknya adalah pengurangan pasitas muat kapal dan selanjutnya
mengecilnya pendapatan, atau modifikasi bentuk yang berakibat lebih lanjut padfa perubahan
tahanan kapal dan selanjutnya daya motor penggerak, konsumsi bahan bakar dan sebagainya.
Bentuk belakang kapal yang meruncing juga menambah faktor kesulitan, yaitu dindsing yang
melengkung akan menyulitkan penataan pipa disamping sempitnya pelantaian yang bisa
19
1
9
dibuat.Sedangkan dalma merancang kamar mesin yang digunakan didaratan lebih longgar
dan bisa melakukan inovasi inovasi tertentu tanpa harus merubah perancangan secara
keseluruhan apalagi kamar mesin tersebut terpisah dari gedung utamanya.

2.8.3 Kapal Besar

Pada umumnya letak kamar mesin pada kapal ferry adalah di tengah kapal hal ini
mempertimbangkan beberapa hal, seperti berikut :

Stabilitas
Pada kapal ferry yang mengangkut penumpang sangat dibutuhkan kestabilan demi
kenyamanan penumpang. Yaitu dengan meletakkan kamar mesin ditengah tengah
kappal. Hal ini dapat menghasilkan kekuatan memanjangnya seimbang.

Efisien
Kapal ferry biasanya mempunyai mesin induk dan propeller sejumlah 2, terbagi antara
depan kapal dan belakang. Sehingga fungsi dari kedua sisi tersebut adalah sama.. Hal
ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam sandar dan pemberangkatan kembali
dari kapal tersebut.

Trim
Penempatan ruang mesin yang sedikit agak kedepan akan mengurangi trim yang
berlebihan

Navigasi
Karena pada umumnya ruang navigasi berada di atas ruangan mesin, namun pada
kapal ferry tidak demikian. Ruang navigasi diatas yang mana akan memudahkan awak
kapal melakukan navigasi secara visual, karena halangan(obstacle) pada saat kapal
membawa muatan petikemas penuh, akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan
seluruh ruang muat berada di depan ruang akomodasi dan navigasi
Kerumitan Konstruksi
Pada kapal tanker, bila ruangan mesin terletak tidak pada bagian dekat buritan kapal,
akan terjadi komplikasi atau kerumitan konstruksi terowongan poros dengan
cofferdam.

20

2
0
Gambar kapal ferry.

2.8.4 Kapal kecil

Khusus untuk kapal kapal kecil, dianjurkan untuk mengatur semua permesinan dan
peralatan sedemikian sehingga diperoleh keseimbangan peralatan di sisi kiri dan kanan.Untuk
menghindari ketidakseimbangan berat, tangki tangki yang berukuran besar seperti settling
tank dan service tank untuk bahan bakar sebaiknya ditempatkan di daerah tengah kapal
karena isi isi tangki tersebut selalu berubah.

BAB III
PENUTUP
21
2
1
Prinsip yang harus dipegang dalam penentapan lokasi dan bentuk dari ruang mesin adalah
sebagai berikut:
Volume ruang mesin yang minimum dan memiliki akses yang cukup untuk dilakukan
pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan komponen sistem permesinan
Sedikit interferensi atau pertentangan dengan fungsi utama dari kapal tersebut
Sesuai dengan berat permesinan dan harus kedap air, selain itu juga memenuhi standar
pembagian ruangan (subdivision) menurut solas
Menghindari trim yang berlebihan dalam berbagai macam kondisi muatan dan akibat
berat permesinan itu sendiri
Panjang perporosan yang sesuai antara sistem penggerak dan propeller
Letak dari tangki bahan bakar

DAFTAR PUSTAKA

2 22
2
Ir.A.A.Masroeri.M.eng.,D.Eng, : Perancangan Kamar Mesin 1,ITS press,Surabaya,1998
Taggart : Ship Design And Constuction,SNAME,Jersey City,1980
D.G.M. Watson : :Practical Ship Design,Elsevier,New York,1998
SOLAS Consolidated Edition 1997, Internasional Maritime Organization,London,1997.

2
23
3
24

Das könnte Ihnen auch gefallen