Sie sind auf Seite 1von 27

Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN
PRURITUS

DOSEN:
LULUK NUR AINI,S.Kep,Ns,
Disusun oleh :
Agusnita Panca Indriati (AOA0150774)
Dwi cahyono (AOA0150775)
Dwi hernanto (AOA0150776)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

pruritus yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB III dengan
fasilitator ibu LULUK NUR AINI,S.Kep,Ns,

Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah
ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik
secara moral maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi.

Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami


membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan
datang. Akhir kata,besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Malang,April 8, 2016
Penyusun

Kelompok 1

DAFTAR ISI

2
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

1 BAB I.........................................................................................................iv

LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................iv

1.1 Definisi................................................................................................iv

1.2 Klasifikasi.............................................................................................iv

1.3 Etiologi.................................................................................................v

1.4 Epidemiologi........................................................................................vi

1.5 Manifestasi klinis................................................................................vii

1.6 Patofisiologi.......................................................................................viii

1.7 Pemeriksaan penunjang.......................................................................2

1.8 Penatalaksanaan..................................................................................3

2 BAB II.........................................................................................................5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PRURITUS.........................................................5

2.1 Pengkajian............................................................................................5

2.1.1 Data umum....................................................................................5

2.1.2 Keluhan utama...............................................................................5

2.1.3 Riwayat kesehatan.........................................................................5

2.1.4 Pemeriksaan fisik:..........................................................................6

2.2 Diagnosa keperawatan.........................................................................7

2.3 Intervensi.............................................................................................7

2.3.1 00214. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait


penyakitdomain 12:kenyamanan............................................................7

2.3.2 00046. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sensasidomain


11:keamanan.............................................................................................8
3
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

2.3.3 00132. Nyeri akut b.d proes inflamasi domain 12:kenyamanan 10

2.3.4 00118. Gangguan citra tubuh b.d lesidomain 6:persepsi diri....12

2.3.5 00004. Resiko infeksi b.d gangguan integritasdomain


11:keamanan...........................................................................................13

2.4 Implementasi.....................................................................................14

2.5 Evaluasi..............................................................................................14

3 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14

4
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

1 BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi
1. Pruritus (gatal) merupakan ketidaknyamanan utama sampai tingkat ringan atau berat
pada inflamasi kulit (Long, BC, 1996)
2. Pruritus (gatal-gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering
dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman
dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan (Brunner dan
Suddarth, 2002)
3. Pruritus adalah gejala dari berbagai penyakit kulit, baik lesi primer maupun lesi
sekunder, meskipun ada pruritus yang ditimbulkan akibat faktor sistemik non-lesi
kulit. Pruritus yang tidak disertai kelainan kulit disebut pruritus esensial (pruritus
sine materi) (Djuanda A., 2007)

Jadi, pruritus (gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering
dijumpai pada gangguan dermatologik dengan sensasi tidak menyenangkan di kulit
yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Pruritus yang hebat menyebabkan
pasien menggaruk kulit lebih dalam dan lama, sehingga kadang kulit bisa sampai
berdarah karena sensasi nyeri ditoleransi lebih baik daripada rasa gatal. Pruritus yang
tidak disertai kelainan kulit disebut sebagai pruritus esensial (pruritus sine materi).

1.2 Klasifikasi
Berdasarkan jenisnya pruritus dibagi menjadi:
1. Pruritus Primer adalah pruritus tanpa adanya penyakit dermatologi atau alat dalam
dan dapat bersifat lokalisata atau generalisata, bisa bersifat psikogenik yang
disebabkan oleh kompenen psikogenik yang memberikan stimulasi pada itch centre.
2. Pruritus Sekunder adalah pruritus yang timbul sebagai akibat penyakit sistemik, pada
pruritus sistemik toksin-toksin metabolik mungkin tertimbun di cairan interstisium
dibawah kulit.

(Djuanda A., 2007)


Klasifikasi pruritus berdasarkan patofisiologinya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
1. Gatal pruritoseptif adalah gatal yang berasal dari kulit dan terjadi akibat adanya
pruritogen, seperti kulit yang kering, terjadi inflamasi, serta terjadi kerusakan kulit.
2. Gatal neuropatik adalah gatal yang terjadi akibat terdapat lesi di jaras aferen
penghantaran impuls, seperti neuralgia dan gangguan serebrovaskuler.

5
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

3. Gatal neurogenik adalah gatal yang berasal dari pusat (sentral) tanpa disertai keadaan
patologis. Contohnya adalah sumbatan kantung empedu yang akan meningkatkan
kadar senyawa opioid yang akan memicu timbulnya pruritus.
4. Gatal psikogenik adalah gatal yang cenderung ditimbulkan akibat aktivitas psikologis
dan kebiasaan berulang. Misalnya, ketakutan terhadap parasit (parasitofobia) dapat
menyebabkan sensasi gatal.

(Twycross R et al, 2003)


1.3 Etiologi
Pruritus dapat disebabkan oleh faktor eksogen atau endogen.
1. Eksogen, misalnya dermatitis kontak iritan (pakaian, logam, benda asing), dermatitis
kontak allergen (makanan, karet, pewangi, perhiasan, balsem, sabun mandi),
rangsangan oleh ektoparasit (serangga, tungau, skabies, pedikulus, larva migrans)
atau faktor lingkungan yang membuat kulit lembab atau kering.
2. Endogen, misalnya reaksi obat atau penyakit sistemik seperti gangguan ginjal,
gangguan metabolik (DM, hipertiroidisme, dan hipotiroidisme), dan stress psikologis
yang menyebabkan meningkatnya sensitivitas respon imun. Seringkali kausa secara
klinis belum diketahui.
(Moscella, 1986)
Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan. Secara umum, penyebab
pruritus dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan, yaitu:
1. Pruritus local
Pruritus lokal adalah pruritus yang terbatas pada area tertentu di tubuh. Penyebabnya
beragam, diantaranya:
a. Kulit kepala : Seborrhoeic dermatitis, kutu rambut
b. Punggung : Notalgia paraesthetica
c. Lengan : Brachioradial pruritus
d. Tangan : Dermatitis tangan, dll.

2. Gangguan sistemik
Beberapa Gangguan Sistemik Penyebab Pruritus
a. Gangguan ginjal seperti gagal ginjal kronik.
b. Gangguan hati seperti obstruksi biliaris intrahepatika atau ekstrahepatika.
c. Endokrin atau metabolik seperti diabetes mellitus, hipertiroidisme,
hipoparatiroidisme, dan myxoedema.
d. Gangguan pada darah seperti defisiensi seng (anemia), polycythaemia, leukimia
limfatik, dan Hodgkin's disease.

6
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

3. Gangguan pada kulit


Penyebab pruritus yang berasal dari gangguan kulit sangat beragam. Beberapa
diantaranya, yaitu dermatitis kontak iritan dan alergi, kulit kering, prurigo nodularis,
urtikaria, psoriasis, dermatitis atopic, folikulitis, kutu, scabies, miliaria, dan sunburn.

4. Pajanan terhadap factor tertentu


Pajanan kulit terhadap beberapa factor, baik berasal dari luar maupun dalam dapat
menyebabkan pruritus. Faktor yang dimaksud adalah allergen atau bentuk iritan
lainnya, urtikaria fisikal, awuagenic pruritus, serangga, dan obat-obatan tertentu
(topical maupun sistemik; contoh: opioid, aspirin).

5. Hormonal
Dua persen dari wanita hamil menderita pruritus tanpa adanya gangguan
dermatologic. Pruritus gravidarum diinduksi oleh estrogen dan terkadang terdapat
hubungan dengan kolestasis. Pruritus terutama terjadi pada trimester ketiga
kehamilan, dimulai pada abdomen atau badan, kemudian menjadi generalisata. Ada
kalanya pruritus disertai dengan anoreksi, nausea, dan muntah. Pruritus akan
menghilang setelah penderita melahirkan. Ikterus kolestasis timbul setelah penderita
mengalami pruritus 2-4 minggu. Ikterus dan pruritus disebabkan oleh karena terdapat
garam empedu di dalam kulit. Selain itu, pruritus juga menjadi gejala umum terjadi
menopause. Setidaknya 50% orang berumur 70 tahun atau lebih mengalami pruritus.
Kelainan kulit yang menyebabkan pruritus, seperti scabies, pemphigoid nodularis,
atau eczema grade rendah perlu dipertimbangkan selain gangguan sistemik seperti
kolestasis ataupun gagal ginjal. Pada sebagian besar kasus pruritus spontan,
penyebab pruritus pada lansia adalah kekeringan kulit akibat penuaan kulit. Pruritus
pada lansia berespon baik terhadap pengobatan emollient. (Djuanda, 2007)
1.4 Epidemiologi
Pruritus mengenai 20% orang dewasa di Amerika Serikat dengan sekitar 40-50% di
dasari oleh penyakit penyerta sitemik :
1. Renal pruritus mengenai sekitar 60% pasien CRF yang mendapat HD. Pasien yang
tidak mendapat HD prevalansinya sekitar 30%.

2. Pasien kolestasis dengan sirosis bilier primer 60% mengalami pruritus.

3. Pasien polisitemia vera 48-70% mengalami pruritus aquagenik.

7
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

4. Hipertiroidisme menyebabkan priritus sekitar 4-11%, umumnya pada pasien yang


tidak mendapat terapi/penanganan adekuat. Sedangkan prevalensi pruritus untuk
hipotiroidisme dan DM tidak diketahui dengan pasti karena lebih jarang terjadi.

5. Prevalensi pruritus yang berhubungan dengan keganasan sangat sedikit, sekitar 1-


8%. Didominasi oleh Hodgkin limfoma sekitar 35% dari jumlah keseluruhan dan
10% oleh non-hodgkin lymphoma (NHL).

1.5 Manifestasi klinis


Menurut Brunner dan Suddarth (2000), manifestasi klinis pruritus adalah
1. Garukan, sering lebih hebat pada malam hari

Pruritus secara khas akan menyebabkan pasien mengaruk yang biasanya dilakukan
semakin intensif pada malam hari. Pruritus tidak sering dilaporkan pada saat terjaga
karena perhatian pasien teralih pada aktivitas sehari-hari. Pada malam hari dimana
hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian hanyalah sedikit, keadaan pruritus yang
ringan sekalipun tidak mudah diabaikan.

2. Ekskoriasi, kemerahan, area penonjolan pada kulit

Pada garukan akut dapat menimbulkan urtikaria, sedangkan pada garukan kronik
dapat menimbulkan perdarahan kutan dan likenifikasi (hasil dari aktivitas menggaruk
yang dilakukan secara terus menerus dengan plak yang menebal). Apabila garukan

8
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

dilakukan dengan menggunakan kuku dapat menyebabkan ekskoriasi linear pada


kulit dan laserasi pada kukunya sendiri.

3. Rasa gatal yang hebat dapat menyebabkan ketidakmampuan pada individu dan
menganggu penampilan pasien. Dalam beberapa kasus, gatal yang terjadi biasanya
disertai dengan nyeri dan sensasi terbakar.

1.6 Patofisiologi
Pruritus dapat disebabkan oleh faktor eksogen atau endogen.
Faktor eksogen, misalnya dermatitis kontak iritan (pakaian, logam, benda asing),
dermatitis kontak allergen (makanan, karet, pewangi, perhiasan, balsem, sabun mandi),
rangsangan oleh ektoparasit (serangga, tungau, skabies, pedikulus, larva migrans) atau
faktor lingkungan yang membuat kulit lembab atau kering. Faktor endogen, misalnya
reaksi obat atau penyakit sistemik seperti gangguan ginjal, gangguan metabolik (DM,
hipertiroidisme, dan hipotiroidisme), dan stress psikologis yang menyebabkan
meningkatnya sensitivitas respon imun. Seringkali kausa secara klinis belum diketahui
(Moscella, 1986).
Kulit kering dan pajanan terhadap faktor tertentu (zat kimia dan rangsangan fisik dan
mekanik, misalnya logam) akan mengakibatkan kerusakan kulit oleh pruritogen.
Penyakit sistemik seperti gangguan ginjal akan meningkatkan ureum serum yang
berkontribusi sebagai agen pruritogenik. Gangguan metabolism seperti DM,
hipertiroidisme dan hipotiroidisme juga merupakan penyebab timbulnya pruritus, selain
itu penyebab lainnya seperti penyakit hepar akan menyebabkan kolestasis (sumbatan
kantung empedu) yang dapat meningkatkan sintesis senyawa opioid. Faktor lain seperti
stress yang juga berpengaruh terhadap timbulnya pruritus karena stress meningkatkan
sensitivitas respon imun, hal ini mengakibatkan sistem imun melepaskan mediator
inflamasi secara berlebihan dan menyebabkan substansi P mensensitisasi nosiseptor
secara kimiawi. Proses imunologi sebagai salah satu faktor endogen lainnya disebabkan
9
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

karena terpapar bahan allergen (pewangi, pengawet, perhiasan, pewarna rambut, balsam,
karet) akan mengakibatkan reaksi imunologi (allergen terikat dengan protein
membentuk antigen lengkap, antigen ditangkap dan diproses oleh makrofag dan sel
langerhans, antigen yang telah diproses dipresentasikan oleh sel T, sel T berdiferensiasi
dan berploriferasi membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel
memori, tersebar ke seluruh tubuh menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di
seluruh kulit tubuh, dan apabila terpapar bahan allergen kembali maka akan
menstimulasi ujung saraf bebas di dekat junction dermoepidermis, kemudian
merangsang epidermis dan percabangan serabut saraf tipe C tak termielinasi. Selanjutya,
korteks serebri mempersepsikan stimulus gatal melalui jaras asenden yang memicu
timbulnya pruritus dan adanya scratch reflexes (reflex garuk akibat eksitasi terhadap
reseptor pruritus). Stimulasi serabut saraf C hingga dipersepsikannya rasa gatal oleh
korteks serebri juga menjadi patofisiologi pruritus yang disebabkan oleh faktor eksogen
(lingkungan yag mengakibatkan kulit kering) serta faktor endogen (stress psikologik,
hormonal, dan penyakit sistemik).
Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada
gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan
integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak
bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (peniciate) yang hanya ditemukan dalam
kuit, membrane mukosa dan kornea (Sher, 1992 dalam Brunner&Suddart 2002).
Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamine oleh ujung
saraf yang memperberat pruritus yang selanjutnya menghasilkan rasa gatal dan
menggaruk. Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit kulit yang primer
dengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini bisa timbul
tanpa manifestasi kulit apapun. Keadaan ini disebut sebagai esensial yang umumnya
memiliki awitan yang cepat, bisa berat dan menganggu aktivitas hidup sehari-hari yang
normal. Pruritus juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit akibat
kerusakan kulit (erosi, ekskeriasi) yang dipicu oleh rangsangan dari saraf motorik.

Resiko pruritus

infeksi
Korteks serebri
Inflamasi
mempersepsikan
berlangsung lama 10
rangsang gatal melalui
saraf asenden
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

Inflamasi sel & pelepasan


histamine oleh ujung saraf Tidak dapat
diabaikan

garukan Rasa gatal terus-


menerus
Nyeri akut

Defisiensi Gangguan rasa


pengetahuan nyaman
Pelepasan mediator
kimia(bradikinin)
Menimbulkan
ruam dan lesi

Kerusakan Gangguan
integritas citra tubuh
kulit

1.7 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang dibutuhkan untuk mengetahui penyebab pruritus walaupun
pemeriksaan klinis juga bisa menandai adanya kelainan sistemik tertentu. Pemeriksaan
yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis kemungkinan pruritus karena penyakit
penyerta sistemik antara lain :
No Jenis Pemeriksaan Temuan Penyerta Jenis Pruritus
. Sistemik
1 Hitung darah - Hct > 65% Polisitemia Pruritus
- Peningkatan

2
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

lengkap (CBC) MCV, >98 fl Vera Hematologis


- RBC normal Anemia
atau <2,8 defisiensi besi
juta/mm3
- Hb menurun,
<10gr/dl
- Penurunan
MCV, MCH,
MCHC
2 Kadar vitamin B12 Peningkatan, Polisitemia
serum >900pg/ml Vera
3 TIBC (Total Iron Peningkatan, >360 g/dl Anemia
Binding Capacity) defisiensi besi
4 BUN (Blood Urea - BUN > 40 CRF Pruritus Renal
Nitrogen), serum mmol/l
kreatinin atau>120 mg%
- Level serum
kreatinin
>90 mmol/l
atau >10 mg%
5 AFP Peningkatan level Kolestasis Prurius
Bilirubin direk, Kolestasis
indirek
6 USG Abdomen Obstruksi bilier primer Kolestasis
7 Level TSH, T3- - TSH menurun, Hipertiroidisme Pruritus
bebas T3-bebas Endokrin
meningkat
- TSH Hipotiroidisme
meningkat, T3-
bebas menurun
8 Chest Radiography Limfadenopati Hodgkin Pruritus
mediastinum lymphoma malignansi

1.8 Penatalaksanaan
Pada gatal yang tergeneralisasi dan terjadi hampir di seluruh tubuh, pasien sebaiknya
tetap dalam keadaan tubuh yang dingin dan menghindari udara panas. Hindari konsumsi
alkohol dan makanan yang pedas. Penggunaan menthol secara topikal dapat

3
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

menimbulkan sensasi dingin melalui persarafan reseptor TPR nosiseptor dan dapat
menekan terjadinya gatal.
Penatalaksanaan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu sendiri.
Sementara pemeriksaan untuk mencari penyebab pruritus dilakukan, terdapat beberapa
cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga menimbulkan perasaan lega pada penderita,
yaitu:

1. Penatalaksanaan secara medis :

a. Pengobatan topical:
1) Losion calamine. Losion ini tidak dapat digunakan pada kulit yang kering dan
memiliki batasan waktu dalam pemakaiannya karena mengandung phenols.
2) Losion menthol/camphor yang berfungsi untuk memberikan sensasi dingin.
3) Pemakaian emmolient yang teratur, terutama jika kulit kering.
4) Kortikosteroid topical sedang untuk periode waktu yang pendek.
Kortikosteroid secara topikal maupun sistemik cenderung tidak menimbulkan
efek antipruritus dan jika efek antipruritus terlihat, maka ini lebih disebabkan
penekanan efek inflamasi.
5) Antihistamin topical sebaiknya tidak digunakan karena dapat mensensitisasi
kulit dan menimbulkan alergi dermatitis kontak.

b. Medikasi Oral
Pengobatan dengan medikasi oral mungkin diperlukan, jika rasa gatal cukup parah
dan menyebabkan tidur terganggu:
1) Aspirin: efektif pada pruritus yang disebabkan oleh mediator kinin atau
prostaglandin, tapi dapat memperburuk rasa gatal pada beberapa pasien.
2) Doxepin atau amitriptyline: antidepresan trisiklik dengan antipruritus yang
efektif. Antidepresan tetrasiklik dapat membantu rasa gatal yang lebih parah.
3) Antihistamin:. Antihistamin memiliki efek yang kurang baik, kecuali pada
pruritus yang dicetuksan terutama akibat aksi histamin. Contohnya adalah
urtikaria. Antihistamin yang tidak mengandung penenang memiliki
antipruritus. Antihistamin penenang dapat digunakan karena efek penenangnya
tersebut
4) Thalidomide terbukti ampuh mengatasi prurigo nodular dan beberapa jenis
pruritus kronik.
Secara ringkas, obat-obat yang bekerja secara perifer antara lain antagonis H1,
agonis H3, antagonis SP, antagonis TRPV1, agonis CB1, antagonis PAR-2.
Sementara yang bekerja secara sentral adalah gabapentin (untuk gatalneuropati),

4
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

talidomit (mensupresi persarafan), mirtazapin, inhibitor uptake serotonin, dan opioid


miu antagonis atau agonis kappa (Burton G, 2006)

2. Penatalaksanaan secara keperawatan :


Upaya lain yang berguna untuk menghindari pruritus, diantaranya mencegah faktor
pengendap, seperti pakaian yang kasar, terlalu panas, dan yang menyebabkan
vasodilatasi jika dapat menimbulkan rasa gatal (misalnya Kafein, alcohol, makanan
pedas). Jika kebutuhan untuk menggaruk tidak tertahankan, maka gosok atau garuk
area yang bersangkutan dengan telapak tangan.
Untuk gatal ringan dengan penyebab yang tidak membahayakan seperti kulit kering,
dapat dilakukan penanganan sendiri berupa:
a. Mengoleskan pelembab kulit berulang kali sepanjang hari dan segera setelah
mandi.
b. Mandi rendam dengan air hangat suam-suam kuku
c. Tidak mandi terlalu sering dengan air berkadar kaporit tinggi..
d. Kamar tidur harus bersih, sejuk dan lembab
e. Mengenakan pakaian yang tidak mengiritasi kulit seperti katun dan sutra,
menghindari bahan wol serta bahan sintesis yang tidak menyerap keringat.
f. Menghindari konsumsi kafein, alkohol, rempah-rempah, air panas dan keringat
berlebihan.
g. Menghindari hal-hal yang telah diketahui merupakan penyebab gatal.
h. Menjaga higiene pribadi dan lingkungan.
i. Mencegah komplikasi akibat garukan dengan jalan memotong kuku.

2 BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PRURITUS

2.1 Pengkajian
2.1.1 Data umum
nama, umur, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, status

5
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

2.1.2 Keluhan utama


Klien mengeluh gatal pada kulit,rasa gatal akan meningkat pada malam
hari disertai rast kemerahan pada kulit,kemudian muncul lesi akibat
proses garukan.
2.1.3 Riwayat kesehatan
2.1.3.1 Riwayat kesehatan sekarang:
Anamnesa kemungkinan pemicu timbulnya pruritus,berapa lama
keluhan berlangsung,berapa luas area yg terinfeksi,pengobatan yang
sudah diberikan
2.1.3.2 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
i. Kaji riwayat klien mengenai alegi,DM
ii. Kaji riwayat kesehatan keluarga tentang alergi
iii. Kaji pengobatan yang sudah dipakai untuk menangani
2.1.4 Pemeriksaan fisik:
2.1.4.1 Sistem pernafasan
Gambarkan bentuk dada,simetris,adanya insisi,
Gambarkan penggunaan otot-otot pernafasan
tambahan : gerakan cuping hidung,retraksi sub sternal
dan interkostal atau sub clavia.
Tentukan rata-rata pernafasan dan keteraturannya.
Auskultasi dan gambarkan bunyi nafas,kesamaan
bunyi nafas,berkurangnya / tidak adanya udara
nafas,stridor,crakles,wheezing.

2.1.4.2 Sistem kardiovaskuler


Tentukan denyut jantung dan iramanya.
Gambarkan bunyi jantung termasuk murmur.
Gambarkan nadi perifer,pengisian kapiler ( kurang dari
3 detik )
2.1.4.3 Pengkajian gastrointestinal
Tentukan adanya distensi abdomen,meningkatnya
lingkar perut,kulit yang terang ( bright ),adanya
eritema dinding abdomen,tampaknya peristaltik,
bentuk usus yang dapat dilihat.
Palpasi area hati.

6
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

Gambarkan bising usus.


Gambarkan jumlah,warna,konsistensi feces.

2.1.4.4 Sistem genitourinary


Gambarkan bentuk abnormal dari genetalia..
Gambarkan jumlah ( ditentukan oleh berat badan )
untuk menggambarkan status cairan.
Timbang berat badan ( tindakan yang paling sering
dilakukan untuk mengkaji status cairan.
2.1.4.5 Sistem neuromuskuloskeletal
Tentukan tingkat respon.

2.1.4.6 Sistem integument


Gambarkan beberapa perubahan warna,daerah
kemerahan,tanda iritasi,abrasi,juga observasi dan
catat bahan yang digunakan untuk perawatan kulit.
Tentukan tekstur dan turgor kulit : kering,lembut, dan
lain-lain.
Gambarkan adanya rash,luka kulit atau tanda lahir.
Lakukan pengukuran suhu kulit

2.2 Intervensi
2.2.1 00214. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait
penyakitdomain 12:kenyamanan
a. Noc

i. 2010. Status kenyamanan:fisik

ii. 0004. Tidur

b. Kriteria hasil

i. Klien mampu mempertahankan kenyamanan


diri

ii. Pola tidur kembali efektif

c. Nic

7
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

i. 3550. Manajemen pruritus

1. Tentukan penyebab dari pruritus

2. Lakukan pemeriksaan fisik untuk


mengidentifikasi kerusakan kulit

3. Pasang perban atau balutan ketika untuk


mengurangi gerakan menggaruk yang
tidak terkontrol

4. Instruksikan klien untuk


mempertahankan kuku dalam keadaan
pendek

5. Instruksikan klien untuk tidak memakai


pakaian yang ketat

6. Instruksikan klien untuk mandi dengan


air hangat

7. Instruksikan klien untuk meminimalisir


keringat dengan berada diruangan yang
sejuk

8. Instruksikan klien untuk menggunakan


telapak tangan saat menggaruk daerah
yang gatal

9. Monitor kolaborasi terapi pruritus

10. Laporkan jika keluhan menetap atau


bertambah

ii. 1850. Peningkatan tidur

1. Tentukan pola tidur kllien

2. Jelaskan pentingnya tidur cukup bagi


kesehatan

8
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

3. Sesuaikan lingkungan,misal
pencahayaan dll

4. Bantu menghilangkan faktor stress


sebelum tidur

5. Ajarkan klien bagaimana melakukan


teknik rrelaksasi untuk memancing tidur

6. Terapkan langkah2 kenyamanan seperrti


pijat,pengaturan posisi

7. Berikan pamflet tentang teknik


peningkatan waktu tidur

8. Monitor kolaberasi terapi anti pruritas

2.3 Diagnosa keperawatan


00214. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait
penyakitdomain 12:kenyamanan
00046. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sensasidomain
11:keamanan
00132. Nyeri akut b.d proses inflamasi domain 12:kenyamanan
00118. Gangguan citra tubuh b.d lesidomain 6:persepsi diri
00004. Resiko infeksi b.d gangguan integritasdomain
11:keamanan
2.3.1 00046. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan
sensasidomain 11:keamanan
a. Noc

i. 1101. Integritas jaringan:kulit & membrane


mukosa

ii. 0305. Perawatan diri:kebersihan

b. Kriteria hasil

i. Klien mampu meningkatkan kebersihan diri

9
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

ii. Integritas jaringan kulit kembali pulih

c. Nic

i. 3550. Manajemen pruritus

1. Tentukan penyebab dari pruritus

2. Lakukan pemeriksaan fisik untuk


mengidentifikasi kerusakan kulit

3. Pasang perban atau balutan ketika


untuk mengurangi gerakan
menggaruk yang tidak terkontrol

4. Instruksikan klien untuk


mempertahankan kuku dalam
keadaan pendek

5. Instruksikan klien untuk tidak


memakai pakaian yang ketat

6. Instruksikan klien untuk mandi


dengan air hangat

7. Instruksikan klien untuk


meminimalisir keringat dengan
berada diruangan yang sejuk

8. Instruksikan klien untuk


menggunakan telapak tangan saat
menggaruk daerah yang gatal

9. Monitor kolaborasi terapi pruritus

10. Laporkan jika keluhan


menetap atau bertambah

ii. 2316. Pemberian obat:kulit


10
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

1. Ikuti prinsip pemberian obat

2. Catat riwayat medis kllien dan


riwayat alergi

3. Tentukan pengetahuan klien


mengenahi cara pemakaian obat

4. Ajarkan teknik pemberian terapi


secara mandiri

5. Tentukan kondisi kulit kllien diatas


area yang akan diolesi obat.

6. Ukur banyaknya obat topical


dengan benar untuk medikasi
sistemik

7. Berikan agen topical sesuai yang


diresepkan

8. Monitor adanya efek samping local


dan sistemik dari terapi yang
diberikan

9. Dokumentasikan sesuai protocol


yang berlaku

2.3.2 00132. Nyeri akut b.d proes inflamasi domain


12:kenyamanan
a. Noc
i. 2102. Tingkat nyeri
ii. 1605. Control nyeri
iii. 0802. Tanda tanda vital
iv. 1913. Keparahan cedera fisik
b. Kriteria hasil
i. Mampu mengenali
nyeri(skala,intensitas,frekuensi,lokasi,)

11
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

ii. Mampu mengontrol nyeri( tahu


penyebab,bagaimana menggunakan teknik
nonfarmakologis,meminta bantuan)

iii. Nyeri berkurang dengan bantuan manajemen


nyeri

iv. Tanda-tanda vital dalam batas normal

c. Nic

i. 1400 Manajemen Nyeri


9. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi.

10. Observasi reaksi non verbal


dari ketidaknyamanan.

11. Gunakan teknik komunikasi


terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.

12. Bantu pasien dan keluarga


untuk mencari dan menemukan
dukungan.

13. Kontrol lingkungan yang


dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan.

14. Kurangi faktor presipitasi


nyeri.

15. Pilih dan lakukan


penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan interpersonal).

12
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

16. Kaji tipe dan sumber nyeri


untuk menentukan intervensi.

17. Ajarkan tentang teknik non


farmakologi

18. Berikan analgesik untuk


mengurangi nyeri.

19. Evaluasi keefektifan kontrol


nyeri.

20. Tingkatkan istirahat

21. Kolaborasikan dengan dokter


jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil.

22. Monitor penerimaan pasien


tentang manajemen nyeri.

ii. 2210.Analgesic Administration


23. Tentukan
lokasi,karakteristik,kualitas dan derajat
nyeri sebelum pemberian obat.

24. Cek instruksi dokter tentang


jenis obat, dosis dan frekuensi.

25. Cek riwayat alergi.

26. Pilih analgesik yang


diperlukan atau kominasi dari
analgesikketika pemberian lebih dari
satu.

27. Tentukan pilihan analgesik


tergantung tipe dan beratnya nyeri.

13
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

28. Tentukan analgesik pilihan,


rute pemberian,dan dosis optimal.

29. Pilih rute pemberian secara


IV,IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur.

30. Monitor vital sign seelum dan


sesudah pemberian analgesik pertama
kali.

31. Berikan analgesik tepat


waktu terutama saat nyeri hebat.

32. Evaluasi efektifitas


analgesik, tanda dan gejala (efek
samping).

2.3.3 00118. Gangguan citra tubuh b.d lesidomain 6:persepsi


diri
d. Noc

i. 1200. Citra tubuh

ii. 1205. Harga diri

e. Kriteria hasil

i. Mampu mempertahankan kepercayaan diri

ii. Memahami perubahan fisik dan gejala yang


dialami

f. Nic

i. 5220. Peningkatan citra tubuh

1. Bantu klien untuk mendiskusikan


perubahan tubuh dengan cara yang
tepat

14
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

2. Tentukan apakah perubahan citra tubuh


saat ini berkontribusi terhadap citra diri
klien

3. Monitor apakah klien bisa melihat bagian


tubuh mana yang berubah

4. Tentukan persepsi klien terkait


perubahan citra diri dan realitas

5. Bantu klien untuk mengidentifikasi


tindakan yang akan meningkatkan
penampilan

ii. 5400. Peningkatan harga diri

1. Monitor pernyataan klien tentang harga


diri

2. Tentukan kepercayaan diri klien dalam


hal penilaian diri

3. Kuatkan kekuatan pribadi yang


diidentifikasi oleh klien

4. Berikan pengalaman yang akan


meningkatkan otonom klien dengan
tepat

5. Jangan mengkritisi secara negative

6. Bantu kllien mengatasi ejekan

7. Bantu klien menerima ketergantungan


pada orang lain dengan tepat

8. Dukung tanggung jawab terhadap diri


sendiri dengan tepat

15
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

9. Dukug klien untuk menerima tantangan


baru

10. Monitor tingkat harga diri dari waktu


ke waktu dengan tepat

2.3.4 00004. Resiko infeksi b.d gangguan integritasdomain


11:keamanan
g. Noc

i. 0703. Keparahan Infeksi

h. Kriteria hasil

i. Demam

ii. Nyeri

iii. Peningkatan leukosit

i. Nic

i. 6540. Kontol Infeksi

1. Jaga kebersihan lingkungan sekitar


pasien

2. Lakukan perawatan pasien sesuai


dengan prosedur safety yang berlaku

3. Batasi pengunjung/atau keluar masuk


keluarga terhadap pasien

4. Lakukan cuci tangan sebelum dan


sesudah kontak/merawat pasien dengan
menggunakan antiseptic

5. Terapkan universal precaution dalam


perawatan pasien

16
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

6. Kolaborasi pemberian antibiotik dengan


medis.

ii. 6550. Perlindungan Infeksi

1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi


sistemik dan local

2. Monitor status kerentanan terhadap


infeksi

3. Jaga teknik septik dan aseptik pada


perawat pasien yang beresiko

4. Instruksikan pasien untuk minum


antibiotik (sesuai advis dokter) dengan
tepat waktu sesuai dosis anjuran.

2.4 Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan pada hasil anamnesa, diagnose keperawatan
yang ditegakkan, dan tujuan yang ingin dicapai. Namun, apabila di dalam pelaksanaannya
terjadi perubahan kondisi pasien, maka akan dilakukan analisis data subjektif dan objektif
kembali serta disusun rencana asuhan keperawatan selanjutnya sehingga implementasi
yang dilakukan dapat bersifat komprehensif dan mencapai tujuan.
2.5 Evaluasi
Sensasi gatal yang dilaporkan berkurang
Ruam berkurang
Tidak ada nyeri yang dilaporkan
Kerusakan jaringan kulit telah berkurang
Klien mampu berkomunikasi dengan lawan bicara dengan baik
Tidak ada tanda2 infeksi seperti demam

3 DAFTAR PUSTAKA

17
Asuhan keperawatan pruritus-kelompok 1-april 8, 2017

Brunner & Suddarth , 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Terjemahan
Suzanne C. Smeltzer. Edisi 8. Vol 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Burton G. Pathophyisiology of pruritus. Australian College of Veterinary Scientists
Dermatology Chapter Science Week Proceeding. 2006;34(6):18-25
Djuanda A. Hamzah M. Aisah S. (editor). 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin: Edisi Kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Dochterman, Joanne M. & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Interventions
Classification : Fourth Edition. United States of America : Mosby.
Elvina PA.2011. Hubungan rasa gatal dan nyeri.
Long, Barbara, C,. 1996. Keperawatan Medical Bedah, Volume 3. VAIA Pendidikan
Keperawatan Padjajaran: Bandung
Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcomes Classification : Fourth Edition. United
States of America : Mosby
Moscella SL. Hurley HJ.(editor). Dermatologu: third edition. Philadelphia: W.B. Saunders
Company; 1986. P.2042-7.
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta : EGC.
Twycross R, Greaves MW, Handwerker H, Jones EA, Libretto SE, Szepietowski JC, et al.
Itch: scratching more than the surface. QJM 2003;96:7-26.
Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 2. EGC: Jakarta

18

Das könnte Ihnen auch gefallen