Sie sind auf Seite 1von 22

PRESENTASI KASUS

KASUS ORTOPEDI
OSTEOARTHRITIS GENU

Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus
sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang

Diajukan kepada:
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes (Pembimbing IGD dan Rawat Inap)
dr. Benediktus Setyo Untoro (Pembimbing Rawat Jalan)

Disusun oleh:
dr. Diana Bonton Wardanita

RSUD KANJURUHAN KEPANJEN


KABUPATEN MALANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS
KASUS ORTOPEDI
OSTEOARTHRITIS GENU

Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus
sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang

Telah diperiksa dan disetujui


pada tanggal :

Oleh :
Dokter Pembimbing Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap

dr. Hendryk Kwandang, M.Kes

2
HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS
KASUS ORTOPEDI
OSTEOARTHRITIS GENU

Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus
sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang

Telah diperiksa dan disetujui


pada tanggal :

Oleh :
Dokter Pembimbing Rawat Jalan

dr. Benediktus Setyo Untoro

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa di surga atas bimbinganNya sehingga


penulis telah berhasil menyelesaikan portofolio laporan kasus yang berjudul
Osteoarthritis Genu. Dalam penyelesaian portofolio laporan kasus ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. dr. Hendryk Kwandang, M.Kes selaku dokter pembimbing instalasi gawat
darurat dan rawat inap
2. dr. Benediktus Setyo Untoro selaku dokter pembimbing rawat jalan
3. dr. Johan Bastian, Sp.OT, dr. Satriyo Aji, Sp.OT, dr. Mujiono, Sp.OT selaku
supervisor Poliklinik Ortopedi
4. Dokter muda, paramedis, dan teman-teman yang membantu kelancaran
penulisan laporan kasus ini
Portofolio laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan kasus ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Kepanjen, Februari 2016

Penulis

Daftar Isi

4
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

5
Daftar Isi

Bab 1. Pendahuluan......................................................................................................6
Bab 2. Laporan Kasus...................................................................................................7
2.1......Identitas........................................................................................................7
2.2......Anamnesa.....................................................................................................7
2.3......Pemeriksaan Fisik.........................................................................................8
2.4......Resume.........................................................................................................10
2.5......Diagnosis......................................................................................................11
2.6......Rencana Terapi..............................................................................................11
2.7......Rencana Edukasi...........................................................................................11
Bab 3. Tinjauan Pustaka...............................................................................................12
3.1 Definisi ............................................................................................................12

3.2 Epidemiologi .... ................................................................................................12

3.3 Patofisiologi ......................................................................................................13

3.4 Diagnosis .....................................................................................................14

3.5 Komplikasi .................................................................................................. 14

3.6 Terapi ..........................................................................................................14

3.7 Prognosis ..........................................................................................................16

Bab 4. Pembahasan.......................................................................................................17
Bab 5. Kesimpulan 18
Bab 6. Daftar Pustaka ..................................................................................................19
Bab 1. Pendahuluan

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh kerusakan


cartilago dan tulang di sekitar sendi. Gejala yang paling sering adalah nyeri sendi
dan kekakuan. Pada awalnya nyeri akan terjadi setelah beraktivitas, namun lambat
laun nyeri akan bersifat konstan. Gejala lain antara lain pembengkakan sendi,
berkurangnya luas gerak sendi, dan mati rasa pada lengan dan jari bila menyerang
punggung.1

Sepertiga dari orang dewasa di dunia mempunyai tanda radiologi dari


osteoartritis. Akan tetapi penelitian menemukan pada populasi dewasa yang
menderita OA di lutut, tangan, atau pinggul hanya 8,9%. OA di lutut merupakan
yang paling sering diderita, berkisar 6 % di seluruh populasi dewasa. Prevalensi
OA lutut meningkat pada usia 70 hingga 74 tahun, sebesar 40 %. Di Indonesia,
prevalensi osteoartritis mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60
tahun, dan 65% pada usia >61 tahun. Untuk osteoartritis lutut prevalensinya
cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.2

Pasien dengan OA mengalami beberapa disabilitas aktivitas fisik dan sering


kali memberikan efek negatif terhadap kualitas kehidupan pasien. Disabilitas yang
memburuk bisa berhubungan dengan nyeri pada sendi yang mengarah pada
kelemahan otot.2

7
Bab 2. Laporan Kasus
2.1. Identitas.
Nama : Ny. M
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama/Suku : Islam/Jawa
Alamat : Gondanglegi
Tanggal pemeriksaan : 31 Desember 2015
No. RM : 350063

2.2. Anamnesa.
Autoanamnesa (31 Desember 2015) pk: 11.45 di Poli Ortopedi.
1. Keluhan Utama.
Lutut kanan-kiri nyeri dan kaku saat beraktivitas sejak sebulan yang lalu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang.
Lutut kanan-kiri nyeri dan kaku setelah digunakan beraktivitas seperti
berjalan jauh dan bersujud saat salat. Selain itu, pasien juga mengeluh kaku
pada pagi hari yang berlangsung 10 menit.
3. Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien beberapa kali merasa nyeri seperti ini sebelumnya namun dibiarkan
karena dianggap akan hilang sendiri.
4. Riwayat Keluarga.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan serupa.
5. Riwayat Pekerjaan.
Pasien bekerja sebagai pedagang jamu gendong keliling, biasa bekerja
menggendong jamu dagangan selama 6-8 jam/hari.
6. Riwayat Pengobatan.
Pasien hanya minum jamu pegal linu racikan sendiri setiap keluhannya
kambuh.

8
2.3. Pemeriksaan Fisik.
31-12-2015 di Poli Ortopedi
1. Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang, compos mentis, GCS 456.

9
2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg.
b. Laju denyut jantung : 88 x/menit reguler.
c. Laju pernapasan : 19 x/menit.
d. Suhu aksiler : 36,5OC.
3. Kepala
a. Bentuk : normosefal, benjolan massa (-) UUB cekung (-).
b. Ukuran : mesosefal.
c. Rambut : tebal,hitam.
d. Wajah : simetris, bundar, rash (-), sianosis (-), edema (-).
e. Mata
konjungtiva : anemis (-).
sklera : ikterik (-).
palpebra : edema (-).
reflek cahaya : (+/+).
pupil : isokor, (+/+), 2mm/2mm..
telinga : bentuk normal, posisi normal, sekret (-).
f. Hidung : sekret (-) jernih, pernafasan cuping hidung(-),
perdarahan (-), hiperemi (-).
g. Mulut : mukosa bibir basah, sianosis (-), lidah kotor(-).
Leher
a. Inspeksi : massa (-/-).
b. Palpasi : pembesaran kelenjar limfa regional (-/-).
4. Thoraks
a. Inspeksi. : bentuk dada kesan normal dan simetris; retraksi
dinding dada (-), tidak didapatkan deformitas.
b. Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis teraba di MCL (S) ICS
V(S).
Perkusi : batas jantung normal.

10
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, ekstrasistol (-),
gallop (-),
murmur (-).
c. Paru:
Inspeksi : gerak nafas simetris pada kedua sisi
dinding
dada, retraksi (-), RR 30 kali/menit, teratur, simetris.
Palpasi: pergerakan dinding dada saat bernafas simetris.
Perkusi: sonor sonor
sonor sonor
sonor sonor
Auskultasi : vesikuler di seluruh lapang paru.
- - - -
Rh - - Wh - -
- - - -

5. Abdomen
a. Inspeksi : datar, kulit abdomen : jaringan parut (-).
b. Auskultasi : bising usus (+), normal.
c. Perkusi : timpani, shifting dullnes (-).
d. Palpasi : H/L tidak teraba.

11
6. Ekstremitas

Pemeriksaan Atas Bawah


Ekstremitas Kanan Kiri Kanan Kiri
Akral - - - -
Anemis -
Ikterik -
Edema - +
Sianosis - - - -
Ptechiae
Capillary Refill <2 detik <2 detik <2 detik -
Time
Nyeri - - + genu D + genu S
Krepitasi - - + genu D + genu S

2.4. Resume.
Ny. M/perempuan/50 tahun
Anamnesis
Keluhan utama: Lutut kanan-kiri nyeri dan kaku saat beraktivitas sejak
sebulanyang lalu.
Lutut kanan-kiri nyeri dan kaku setelah digunakan beraktivitas seperti
berjalan jauh dan bersujud saat salat. Selain itu, pasien juga mengeluh kaku
pada pagi hari yang berlangsung 10 menit.

Pemeriksaan fisik
Pasien tampak sakit sedang, compos mentis, GCS: 456.
Tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg.
Denyut jantung : 88 x/menit reguler.
Pernapasan : 19 x/menit.
Suhu aksiler : 36,5O C.
Kepala : tidak ditemukan kelainan.
Leher : tidak ditemukan kelainan.
Thoraks : tidak ditemukan kelainan.

12
Abdomen : tidak ditemukan kelainan.
Ekstrimitas : nyeri dan krepitasi pada genu D/S

2.5. Diagnosis.
a. Diagnosis Kerja:
Osteoarthritis genu D/S
b. Rencana diagnosis:
Foto polos genu D/S AP/lateral

2.6. Rencana Terapi.


a. Meloxicam 2x7,5mg
b. Vitamin B complex 1x1 tab

2.7. Rencana Edukasi.


a. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita dan rencana
terapi yang akan dilakukan.
b. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
c. Menjelaskan kemungkinan perkembangan penyakit.
d. Mengikuti terapi dengan baik sesuai petunjuk dokter.

13
Bab 3. Tinjauan Pustaka

3.1 Definisi
OA adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh kerusakan cartilago dan
tulang di sekitar sendi. Gejala yang paling sering adalah nyeri sendi dan
kekakuan. Pada awalnya nyeri akan terjadi setelah beraktivitas, namun lambat
laun nyeri akan bersifat konstan. Gejala lain antara lain pembengkakan sendi,
berkurangnya luas gerak sendi, dan mati rasa pada lengan dan jari bila
menyerang punggung.1
Berdasarkan etiologinya, OA dibagi menjadi berikut:
a. OA primer
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kerentanan terhadap OA
dipengaruhi oleh genetik meskipun tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja.
OA berkorelasi dengan obesitas, akibat adanya beban berlebih pada sendi
penunjang berat seperti lutut.5 Variasi genetik yang menyebabkan OA
biasanya bermanifestasi setelah menopause, karena diduga hormon-
hormon perempuan bersifat protektif terhadap sendi.5,6,7
b. OA sekunder
OA sekunder dipengaruhi oleh faktor luar sendi namun patologinya sama
dengan OA primer. Penyebabnya antara lain adalah gangguan metabolik,
kelainan kongenital, diabetes melitus, cedera akibat trauma atau kesalahan
operasi, infeksi, obesitas, kerusakan atau instabilitas ligamen, atau
inflamasi pada sendi.8

3.2 Epidemiologi
Diperkirakan 250 juta orang di dunia menderita OA lutut (3,6% populasi
dunia). Di Amerika Serikat terdapat sekitar 27 juta penderita OA, dan
menyebabkan 25% kunjungan ke dokter umum dan sekitar 50% peresepan
NSAID.3 Diperkirakan 80% populasi manusia usia 65 tahun memiliki tanda
radiografis OA, meskipun yang memiliki gejala hanya 60%.4

3.3 Patofisiologi
Kerusakan cartilago dan morfologi sendi pada OA didahului oleh perubahan
biokimia pada tahap awal progresi OA. Pada sendi yang normal, kandungan

14
air pada cartilago diseimbangkan oleh daya kompresi yang mengeluarkan air
dan menarik air. Serat kolagen melakukan daya kompresi, sedangkan efek
Gibbs-Donnan dan proteoglikan menciptakan tekanan osmotik yang menarik
air masuk.9
Namun, pada sendi yang terkena OA, matriks kolagen menjadi tidak
teratur dan terdapat pengurangan proteoglikan dalam cartilago, sehingga
menyebabkan peningkatan kadar air dalam cartilago. Tanpa efek protektif
proteoglikan, serat kolagen cartilago rentan mengalami degradasi sehingga
mudah mengalami degenerasi, seperti inflamasi pada synovium.9
Ligamen pada sendi dapat mengalami penebalan dan fibrosis dan meniscus
sendi dapat rusak dan tidak berfungsi sempurna. Kemudian tumbuhlah tulang
baru, disebut osteofit, pada ujung-ujung sendi, untuk memperbaiki
kongruensi sendi di saat meniscus rusak. Kemudian volume tulang
subkondral akan meningkat dan menjadi kurang mineral. Hal ini akan
menyebabkan kerusakan fungsi sendi. Nyeri pada sendi yang mengalami OA
dikaitkan dengan penebalan synovium dan lesi tulang subkondral.10,11

3.4 Diagnosis

Diagnosis OA dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.


Foto X-ray dapat membantu mengkonfirmasi diagnosis. Penampakan yang
tampak pada foto X-ray antara lain penyempitan celah sendi, sklerosis

15
subkondral, kista subkondral, dan osteofit. Biasanya teknik pencitraan lain
tidak dibutuhkan untuk mendiagnosis OA.11,12

3.5 Komplikasi
Osteoarthritis yang tidak ditangani dengan baik dapat menjadi penyebab
disabilitas, terutama pada perempuan usia tua. Osteoarthritis merupakan
penyebab keenam disabilitas secara global.13

3.6 Terapi
a. Medikasi14

Treatment recommendations by risk factors

Stroke and
GI risk Option
heart risk

Low Low NSAID, or paracetamol

Moderate Low Paracetamol, or low dose NSAID with antacid

Paracetamol, or low dose aspirin with an


Low Moderate
antacid

Low dose paracetamol, aspirin, and antacid.


Moderate Moderate
Monitoring for abdominal pain or black stool.

b. Modifikasi gaya hidup


Pada pasien yang kegemukan, menurunkan berat badan dapat mengurangi
nyeri, meningkatkan fungsi sendi, mengurangi kekakuan dan kelelahan,
dan mengurangi kebutuhan akan obat. Menurunkan berat badan 20% lebih
efektif dibandingkan hanya menggunakan medikamentosa.15
c. Aktivitas fisik
Olahraga dengan intensitas sedang selama tiga kali per minggu dapat
mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi persendian. Untuk meredakan

16
nyeri dapat digunakan kompres hangat, sedangkan untuk meredakan
spasme otot dapat digunakan kompres dingin.16,17

d. Pembedahan
Pembedahan dilakukan bila keluhan sangat mengganggu pasien dan tidak
reda dengan terapi konservatif. Pembedahan yang disarankan adalah
mengganti sendi lutut dan panggul karena efisien dari segi evidence-based
medicine dan biaya.18

3.7 Prognosis
Prognosis umumnya baik pada penderita OA. 2 Namun prognosis juga
dipengaruhi oleh jenis sendi yang terkena dan apakah OA menyebabkan

17
keluhan yang berat dan/atau penurunan fungsi sendi. Apabila keluhan amat
berat, pasien disarankan memilih pembedahan.19

Bab 4. Pembahasan

Pada pasien ini ditegakkan diagnosis OA genu D/S. Penegakkan diagnosis


berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Dari hasil anamnesis, ditemukan bahwa pasien mengeluh lutut kanan dan

18
kiri nyeri dan kaku saat beraktivitas sejak sebulan yang lalu. Lutut kanan-kiri
nyeri dan kaku setelah digunakan beraktivitas seperti berjalan jauh dan bersujud
saat salat. Selain itu, pasien juga mengeluh kaku pada pagi hari yang berlangsung
10 menit. Pasien beberapa kali merasa nyeri seperti ini sebelumnya namun
dibiarkan karena dianggap akan hilang sendiri. Pasien bekerja sebagai pedagang
jamu gendong keliling, biasa bekerja menggendong jamu dagangan selama 6-8
jam/hari. Jika gejala timbul pasien hanya minum jamu pegal linu racikan sendiri.
Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan nyeri dan krepitasi pada genu D/S.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah:
a. Meloxicam 2x7,5mg
b. Vitamin B complex 1x1 tab

19
Bab 5. Kesimpulan

OA adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh kerusakan cartilago dan tulang di
sekitar sendi. Gejala yang paling sering adalah nyeri sendi dan kekakuan. Pada
awalnya nyeri akan terjadi setelah beraktivitas, namun lambat laun nyeri akan
bersifat konstan. Gejala lain antara lain pembengkakan sendi, berkurangnya luas
gerak sendi, dan mati rasa pada lengan dan jari bila menyerang punggung.

Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan


fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa foto X-ray.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan bahwa pasien ini
menderita OA genu D/S.

20
Daftar Pustaka

1. Arden, Nigel, et al. 2015. Atlas of Osteoarthritis. London: Springer


Healthcare Ltd.
2. Soeroso J, Subagyo H, Kalim Handono dkk. 2006. Osteoarthritis. PAPDI.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
3. Vos, T., Flaxman, A.D., Naghavi, M., Lozano, R., Michaud, C., Ezzati, M.,
et al. 2012. Years Lived with Disability (YLD) for 1160 Sequelae of 289
Diseases and Injuries 1990-2010: A Systematic Analysis for the Global
Burden of Disease Study 2010. Lancet, 380(9859):2163-96.
4. Green, G.A. 2001. Understanding NSAIDs: From Aspirin to COX-2. Clin
Cornerstone, 3(5):50-60.
5. Coggon, D., Reading, I., Croft, P., McLaren, M., Barrett, D., Cooper, C.
2001. Knee Osteoarthritis and Obesity. Int. J. Obes. Relat. Metab. Disord.,
25(5):622-7.
6. Linn, S., Murtaugh, B., Casey, E. 2012. Role of Sex Hormones in the
Development of Osteoarthritis. PM&R, 4(5 Suppl):S169-73.
7. Tanamas, S.K., Wijethilake, P., Wluka, A.E., Davies-Tuck, M.L., Urquhart,
D.M., Wang, Y., Cicuttini, F.M. 2011. Sex Hormones and Structural
Changes in Osteoarthritis: A Systematic Review. Maturitas, 69(2):141-56.
8. King, K.B., Rosenthal, A.K. 2015. The Adverse Effects of Diabetes on
Osteoarthritis: Update on Clinical Evidence and Molecular Mechanisms.
Osteoarthritis Cartilage, 23(6):841-50.
9. Maroudas, A.I. 1976. Balance Between Swelling Pressure and Collagen
Tension in Normal and Degenerate Cartilage. Nature, 260(5554):808-9.
10. Madry, H., Luyten, F.P., Facchini, A. 2012. Biological Aspects of Early
Osteoarthritis. Knee Surg. Sports Traumatol. Arthrosc., 20(3):407-22.
11. Hill, C.L., Gale, D.G., Chaisson, C.E., Skinner, K., Kazis, L., Gale, M.E.,
Felson, D.T. 2001. Knee Effusions, Poplyteal Cysts, and Synovial
Thickening: Association with Knee Pain in Osteoarthritis. J Rheumatol.,
28(6):1330-7.
12. Phillips, C.R., Brasington, R.D. 2010. Osteoarthritis Treatment Update:
Are NSAIDs Still in the Picture? Journal of Musculoskeletal Medicine,
27(2).

21
13. Woolf, A.D., Pfleger, B. 2003. Burden of Major Musculoskeletal
Conditions. Bulletin of the World Health Organization, 81(9):646-56.
14. Customer Reports Health Best Buy Drugs. 2013. The Nonsteroidal Anti-
Inflammatory Drugs: Treating Osteoarthritis and Pain. Comparing
Effectiveness, Safety, and Price. New York.
15. Cibulka, M.T., White, D.M., Woehrle, J., Harris-Hayes, M., Enseki, K.,
Fagerson, T.L., Slover, J., Godges, J.J. 2009. Hip Pain and Mobility
DeficitsHip Osteoarthritis: Clinical Practice Guidelines Linked to the
International Classification of Functioning, Disability, and Health from the
Orthopaedic Section of the American Physical Therapy Association. J
Orthop Sports Phys Ther, 39(4):A1-25.
16. Juhl, C., Christensen, R., Roos, E.M., Zhang, W. Lund, H. 2014. Impact of
Exercise Type and Dose of Pain and Disability in Knee Osteoarthritis: A
Systematic Review and Meta-Regression Analysis of Randomized
Controlled Trials. Arthritis & Rheumatology, 66(3):622-36.
17. Page, C.J., Hinman, R.S., Bennell, K.L. 2011. Physiotherapy Management
of Knee Osteoarthritis. Int J Rheum Dis, 14(2):145-152.
18. Carr, A.J., Robertson, O., Graves, S., Price, A.J., Arden, N.K., Judge, A.,
Beard, D.J. 2012. Knee Replacement. Lancet, 379(9823):1331-40.
19. Shiel, William C., Jr. 2015. Osteoarthritis. [Online] Available at:
HYPERLINK http://www.medicinenet.com/osteoarthritis/page6.htm
(Accessed 27 Februari 2016).

22

Das könnte Ihnen auch gefallen