Sie sind auf Seite 1von 13

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA

1.1. LATAR BELAKANG


Pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktifitas kegiatan dalam suatu wilayah
memberikan konsekuensi logis peningkatan kebutuhan fasilitas dan utilitas perkotaan yang
salah satunya berupa peningkatan permintaan kebutuhan energi listrik yang digunakan
dalam menunjang kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa, industri dan lain
sebagainya. Dengan adanya kebijakan pengembangan wilayah yang berupa pemekaran
wilayah, maka menuntut peningkatan pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik
baik dalam perluasan jaringan maupun dalam peningkatan kapasitas atau daya.
Kegiatan Pembangunan PLTA Tabang sejak dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan
operasi sarat dengan kegiatan/aktivitas, baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang
melibatkan berbagai unsur yaitu: peralatan, bahan, dan teknologi. Aktivitas tersebut
mempunyai potensi dapat merubah dan mencemari lingkungan hidup. Dalam interaksi antar
berbagai jenis kegiatan dengan komponen lingkungan hidup, baik fisik, biotis, maupun
sosial ekonomi dan budaya akan dapat menimbulkan perubahan terhadap lingkungan hidup,
sehingga merupakan faktor penentu dampak penting yang diperkirakan akan timbul. Tujuan
dari pembangunan PLTA Tabang adalah meredam fluktuasi debit yang besar saat operasi
beban puncak PLTA Tabang sehingga tidak mengganggu regim Sungai Belayan di hulu.
Kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup secara umum diatur dalam UU No.
23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana pada pasal 6 ayat (1) disebutkan
bahwa: Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan ayat (2)
bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban memberikan
informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
Atas dasar hal tersebut serta berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1999 dan PerMen LH Nomor 5 Tahun 2012 tentang rencana kegiatan yang diwajibkan
untuk menyusun dokumen AMDAL. Sehubungan dengan hal itu, Pembangunan PLTA Tabang
berdasarkan ketentuan yang berlaku diwajibkan untuk melakukan studi lingkungan berupa
penyusunan dokumen Amdal PLTA Tabang dengan berpedoman pada kebijaksanaan
peraturan perundangan dalam pengendalian dan penanggulangan dampak yang ditimbulkan
dari kegiatan tersebut serta harus diupayakan untuk mengatur dan mengarahkan sumber-
sumber dampak dan pencemaran terhadap lingkungan, sehingga dampak yang timbul dapat

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

dikendalikan dan mengurangi beban pencemaran yang masuk ke media lingkungan yang
berakibat pada pencemaran dan kerusakan lingkungan.

1.2. DASAR HUKUM


Peraturan perundangan yang mendasari pelaksanaan Studi AMDAL PLTA Tabang
adalah sebagai berikut:
1. Undang Undang :
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.
4. Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations
Convention On Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Mengenai Keanekaragaman Hayati).
6. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.
7. Undang-undang No. 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan Cartagena Protocol On
Biosafety To The Convention On Biological Diversity (Protokol Cartagena
Tentang Keamanan Hayati Atas Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati).
8. Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
9. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
10. Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
11. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
12. Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi

2. Peraturan Pemerintah :
1. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai.
2. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanan Hak dan
Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang.
3. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
4. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara.

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

5. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan


Pemerintah No. 18 tahun 2000 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun.
6. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan
dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan Dengan Kebakaran
Hutan dan atau Lahan.
7. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2001 tentang Tata Pengaturan Air.
8. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbaya dan Beracun.
9. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
10. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.

3. Peraturan / Keputusan/ Instruksi Presiden


1. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1992 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
2. Keputusan Presiden No. 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan Ruang
Nasional.
3. Keputusan Presiden No. 123 Tahun 2001 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumberdaya Air.
4. Keputusan Presiden No. 83 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Keputusan
Presiden No. 123 Tahun 2001 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air.
5. Keputusan Presiden No.36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

4. Peraturan / Keputusan / Instruksi Menteri


1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 718/MENKES/PER/XI/1987 tentang Kebisingan
yang Berhubungan dengan Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian
Mutu Air Pada Sumber-sumber Air.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Atas
Air dan Sumber Air pada Wilayah Sungai.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/Per/IX/1990 tentang Syarat-
syarat Pengawasan Kualitas Air.
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 472/MENKES/PER/VI/1996 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

6. Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum No. 49/PRT/1997 tentang tata Cara


dan persyaratan Ijin Penggunaan dan atau Sumber sumber Air.
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 308 Tahun 2005 tentang
Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 1 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengkajian Teknis Untuk Menetapkan Kelas Air.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/Menkes/ Per/XI/1987
tentang Baku Mutu Kualitas Air Minum.
12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Tahun 1994 tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan.
13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun1995 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan.
15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Getaran.
16. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Kebauan.
17. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 tentang Indeks
Standar Pencemaran Udara.
18. Keputusan Menteri Kesehatan No. 872 Tahun 1997 tentang Pedoman Teknis
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 1998 tentang
Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.
20. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2001 tentang Pejabat
Pengawas Lingkungan Hidup dan Pejabat Lingkungan Daerah.
21. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 2000 tentang Panduan
Penilaian Dokumen AMDAL.

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

22. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 2000 tentang
Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup.
23. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 41 Tahun 2000 tentang
Pedoman Pembentukan Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup Kabupaten/Kota.
24. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 113 Tahun 2003 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik.
25. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
26. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 197 Tahun 2004 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Di Daerah Kabupaten Dan
Daerah Kota.
27. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL) Dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
28. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Dan Menteri Negara Kependudukan Dan
Lingkungan Hidup /Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
183/Menkes/SKB/II/1993, No. Kep-09/Bapedal/O2/1993 tentang Pelaksanaan
Pemantauan Dampak Lingkungan.
29. Keputusan Kepala Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting.
30. Keputusan Kepala Bapedal No. 2 Tahun 1995 tentang Dokumen Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
31. Keputusan Kepala Bapedal No. 3 Tahun 1995 tentang Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya Beracun.
32. Keputusan Kepala Bapedal No. 4 Tahun 1995 tentang Tata Cara Persyaratan
Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan, dan Lokasi
Bekas Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
33. Keputusan Kepala Bapedal No. 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.
34. Keputusan Kepala Bapedal No. 299 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Kajian
Aspek Sosial Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
35. Keputusan Kepala Bapedal No. 105 Tahun 1997 tentang Panduan Pemantauan
Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL).

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

36. Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 tentang Pedoman Teknis
Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara.
37. Keputusan Kepala Bapedal No. 124 Tahun 1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
38. Keputusan Kepala Bapedal No. 2 Tahun 1998 tentang Tata Laksana Pengawasan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Daerah.
39. Keputusan Kepala Bapedal No. 3 Tahun 1998 tentang Program Kemitraan Dalam
Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun.
40. Keputusan Kepala Bapedal No. 4 Tahun 1998 tentang Penetapan Prioritas
Propinsi Daerah Tingkat I Program Kemitraan Dalam Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
41. Keputusan Kepala Bapedal No. 8 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup.

1.3. TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan dilaksanakan studi Amdal adalah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap
bahwa kegiatan Pembangunan PLTA Tabang memang benar-benar layak lingkungan dan
diperlukan berdasarkan hasil kajian yang matang baik ditinjau dari analisa ekonomi dan
lingkungan, maupun manfaat bagi peningkatan taraf hidup masyarakat sekitarnya.
Sedang sasaran yang diharapkan adalah kegiatan Pembangunan PLTA Tabang dapat
membawa manfaat semaksimal mungkin sehingga dapat mencapai sasaran sebagai berikut:
1. Menyediakan dan memenuhi energi listrik bagi kawasan disekitarnya.
2. Mendukung kegiatan dan aktivitas wilayah melalui penyediaan energi listrik
yang memadai.
3. Mendukung pengembangan dan pembangunan wilayah dengan ketersediaan
energi listrik yang mencukupi.
4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya melalui pengembangan
wilayah.

1.4. TUJUAN STUDI AMDAL


Tujuan studi AMDAL kegiatan Pembangunan PLTA Tabang adalah:
1. Mengidentifikasikan aktivitas kegiatan Pembangunan PLTA Tabang yang diduga
akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

2. Mengidentifikasikan rona lingkungan hidup disekitar rencana kegiatan


Pembangunan PLTA Tabang.
3. Menganalisis bentuk dan besaran dampak .
4. Memberikan rekomendasi dalam bentuk alternatif kebijakan terhadap
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

1.5. KEGUNAAN STUDI AMDAL


Kegunaan studi AMDAL rencana kegiatan Pembangunan PLTA Tabang antara lain:
1. Secara praktis akan digunakan sebagai bahan masukan untuk alternatif
pengelolaan dan pemantauan terhadap kegiatan yang diduga menimbulkan
dampak negatif.
2. Sebagai masukan bagi pengambil keputusan, terutama untuk pengelolaan dan
pemantauan lingkungan terkait meningkatkan daya dukung lingkungan dan
kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terlibat.

1.6. BATAS STUDI AMDAL


Batas studi AMDAL berdasarkan batas terjauh dari penyebaran masing-masing
lingkungan yang terkena dampak. Mengingat batas dari masing-masing lingkungan yang
terkena dampak (lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi) dapat berbeda-beda. Batas
penyebaran dampak lebih luas dari batas proyek.
1. Batas Proyek
Batas proyek diidentifikasikan dengan jelas dan dinyatakan dalam peta daerah-
daerah/wilayah yang terkena dampak langsung kegiatan Pembangunan PLTA
Tabang dan sarana penunjangnya.
2. Batas Ekologis
Batas ekologis mencakup seluruh daerah lokasi rencana pembangunan PLTA
Tabang dan daerah sekitarnya yang terkena dampak khususnya daerah yang
berada di Kecamatan Tabang. Yang menjadi patokan adalah daerah yang
terletak di sekitar lokasi proyek yang terpengaruh dengan adanya kegiatan
Pembangunan PLTA Tabang beserta fasilitas penunjangnya, karena dampak
kegiatan pembangunan secara ekologis akan berdampak terhadap lingkungan
ekologis seperti perubahan iklim mikro, perubahan flora dan fauna, perubahan
kualitas dan kuantitas sumber air, kebisingan dan pencemaran udara dll.
3. Batas Sosial Ekonomi
Batas wilayah dampak sosial ekonomi ditetapkan dengan memperhatikan
beberapa faktor yaitu:

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

- Dari hasil telaah proyek dan batas ekologi.


- Lokasi komunitas sosial, kegiatan ekonomi dan fasilitas umum/sosial yang
berada diluar batas proyek dan batas ekologis, yang mengalami perubahan
mendasar akibat kegiatan proyek.
- Batas pemilikan sumberdaya alam baik yang bersifat formal maupun yang
diakui/diatur oleh adat setempat (hak ulayat), yang akan berubah akibat
kegiatan proyek.
- Interaksi hubungan sosial dikalangan kelompok masyarakat yang akan
mengalami perubahan akibat kegiatan proyek.
4. Batas Administrasi.
Batas adminitrasi pada dasarnya adalah ruang dimana dapat secara leluasa
melakukan kegiatan ekonomi dan sosial, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam ruang tersebut (Kep.14/MENKLH/3/1994). Pada
kegiatan AMDAL ini batas administrasi menggunakan batas kecamatan Tabang.

1.7. RUANG LINGKUP STUDI AMDAL


Lingkup penyusunan Dokumen Amdal Pembangunan PLTA Tabang antara lain:
a. Mengidentifikasi rencana kegiatan dan pembangunan PLTA Tabang yang
diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
b. Mengidentifikasi komponen lingkungan yang akan terkena dampak kegiatan.
c. Memprediksi dan mengevaluasi perkembangan dampak yang akan
berlangsung.
d. Merumuskan saran tindak lanjut yang dapat dilaksanakan oleh pemrakarsa
proyek dan instansi yang terkait guna mengurangi dampak negatif serta
mengoptimalkan dampak positif yang timbul, yang tertuang dalam dokumen
AMDAL.

1.8. KOMPONEN RENCANA USAHA/KEGIATAN YANG AKAN DIKAJI


Penyusunan Dokumen AMDAL PLTA TABANG ini meliputi kegiatan mulai dari tahap
perencanaan (prakonstruksi) sampai dengan tahap operasi.

1.9. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG DITELAAH


Komponen lingkungan yang ditelaah meliputi kajian terhadap komponen lingkungan
yang berpotensi terkena dampak dari kegiatan pembangunan PLTA Tabang, komponen
lingkungan yang ditelaah yaitu Kecamatan Tabang sebagai rencana lokasi PLTA Tabang.
Komponen tersebut menyangkut:

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

1. Komponen Geo-Fisik-Kimia, yang meliputi antara lain:


a. Iklim
b. Kualitas Udara
c. Fisiografi
d. Hidrologi
e. Ruang dan lahan
f. Kualitas Air
2. Komponen Biotis, yang meliputi antara lain:
a. Komunitas Flora
b. Komunitas Fauna
c. Biota Air
3. Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesmas, yang meliputi antara lain:
a. Sosial Ekonomi
b. Sosial Budaya
c. Kesehatan Masyarakat

1.10. INTERAKSI ANTARA RENCANA KEGIATAN YANG DIUSULKAN DENGAN KEGIATAN DI


SEKITARNYA
Keterkaitan kegiatan Pembangunan PLTA Tabang dengan kegiatan lain yang ada
disekitarnya perlu dikaji untuk mengetahui dampak langsung maupun tidak langsung dari
kegiatan proyek terhadap komponen lingkungan yang ditelaah.

1.11. LOKASI STUDI

Gambar Lokasi Studi

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

1.12. PELAPORAN
Produk laporan dan album gambar ini terdiri dari beberapa macam yang masing-
masing harus diserahkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, yaitu diuraikan
sebagai berikut :
1) Laporan pendahuluan
2) Draft Laporan Akhir
3) Laporan Akhir
4) Laporan ANDAL, RKL, dan RPL
5) Soft Copy

1. LAPORAN PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan penyusunan suatu laporan yang harus dilakukan pada langkah
awal adalah membuat laporan pendahuluan (inception report) yang sebagai pedoman
dalam pembuatannya adalah Draft Kerangka Acuan Analisa Dampak Lingkungan (KA-
ANDAL). Kerangka acuan itu sendiri adalah laporan studi yang berisikan tentang garis besar
rencana kegiatan, uraian singkat rona lingkungan, perkiraan awal dampak kegiatan,
pemfokusan dampak dan rencana pelaksanaan studi. Banyaknya laporan yang harus
diserahkan disesuaikan dengan kebutuhan komisi penilai serta kepada pemrakarsa.
Laporan Pendahuluan dibuat hard copy 5 (lima) set.

2. DRAFT LAPORAN AKHIR

Laporan ini disusun berdasarkan telaah data sekunder, data primer dan hasil survey
lapangan serta analisis data sesuai dengan keterkaitan masing-masing disiplin ilmu yang
digunakan dalam pelaksanaan studi (holistik). Konsep laporan akhir ini terdiri dari Draft
Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) dan Draft Rencana Pengelolaan Lingkungan-Rencana
Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL). Baik format maupun substansi laporan akhir tersebut
mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Banyaknya laporan yang harus
diserahkan disesuaikan dengan kebutuhan komisi penilai serta kepada pemrakarsa.
Laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) copy.

3. LAPORAN AKHIR
Laporan akhir disusun dari rancangan konsep laporan akhir yang telah diperbaiki
sesuai dengan hasil pembahasan dan telah mendapat persetujuan atau rekomendasi dari
Komisi Penilai AMDAL (telah mendapatkan rekomendasi kelayakan lingkungan hidup).
Laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) copy.

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

4. LAPORAN ANDAL, RKL, DAN RPL


laporan ini terdiri dari Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan-Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL) yang sesuai dengan
hasil pembahasan dan telah mendapat persetujuan atau rekomendasi dari Komisi Penilai
AMDAL (telah mendapatkan rekomendasi kelayakan lingkungan hidup). Laporan yang
diserahkan sebanyak 5 (lima) copy.

5. SOFT COPY
Soft Copy seluruh data dan laporan yang harus dimasukkan dalam CD dan
diserahkan sebanyak 5 (lima) copy.

1.1. Peralatan Material, Personil Dan Fasilitas Dari Pejabat Pembuat Komitmen
- PPK menyediakan ruang asistensi dan diskusi/expose, PPK akan mengangkat petugas
atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping.
- PPK menyediakan data yang ada di Perencanaan dan Program dan data yang dianggap
perlu oleh pelaksana pekerjaan sebagai data sekunder untuk menunjang pekerjaan
yang akan dilakukan.

1.2. Peralatan Dan Material Dari Penyedia Jasa


Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergu akan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan:
- Mobil (sewa)
- Sepeda motor (sewa)
- Komputer (sewa)
- Peralatan Survey (sewa)
- Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, bagi penyedia jasa yang melaksanakan
kegiatan ini harus mempunyai kantor di Kota Kutai Kartanegara dan personilnya
bekerja di kantor tersebut

1.3. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Penyedia Jasa mempunyai kewenangan untuk mempertanggungjawabkan produk hasil
pekerjaar sesuai dengan data-data yang didapat dari lapangan dan berdasarkan hasil
perhitungan teknis dan pembahasan dengan Tim Unit Perencanaan Balai Wilayah Sungai
Kalimantan Timur.

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW


KERANGKA ACUAN KERJA

1.4. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 4 (empat)bulan.

1.5. Tenaga Ahli yang Di Butuhkan


Secara rinci kebutuhan personil dalam melaksanakan pekerjaan ini adalah:
1. Ketua Tim
1 (satu) Ketua Tim, Seorang Sarjana TeknikSipil/Pengairan/Lingkungan, sebagai Team
Leader dengan pengalaman profesional di proyek-proyek pengembangan dengan
pengalaman kerja minimal 8 tahun dan berpengalaman dibidang AMDAL minimal 3
tahun. Memiliki sertifikat AMDAL A & B dan harus memiliki sertifikat Keahlian (SKA)
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi.
2. Anggota Tim Ahli
Seorang sarjana segala bidang keahlian yang berpengalaman dalam masalah pekerjaan
AMDAL pembangunan bendungan minimal 5 tahun dan memiliki sertifikat keahlian
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi.
3. Asisten Tim Ahli
Seorang sarjana dengan pengalaman penyusunan AMDAL.

Ditetapkan Oleh :
PPK Perencanaan dan Program

STUDI AMDAL PLTA TABANG KAPASITAS 3 X 90 MW

Das könnte Ihnen auch gefallen