Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
b. sarana perkeretaapian.
b. sarana perkeretaapian.
B. Pasal 18
a. pembangunan prasarana;
b. pengoperasian prasarana;
c. perawatan prasarana; dan
1
d. pengusahaan prasarana.
C. Pasal 19
D. Pasal 23
E. Pasal 24
a. izin usaha;
c. izin operasi.
2
(3) Izin pembangunan prasarana perkeretaapian umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b diterbitkan setelah dipenuhinya
persyaratan teknis prasarana perkeretaapian.
(5) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c
diberikan oleh :
F. Pasal 25
a. pengoperasian sarana;
b. perawatan sarana; dan
c. pengusahaan sarana.
3
G. Pasal 26
H. Pasal 27
I. Pasal 28
Penyelenggara Sarana Perkeretaapian yang mengoperasikan sarana
perkeretaapian tidak memenuhi standar kelaikan operasi sarana
perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dikenai sanksi
administratif berupa teguran tertulis, pembekuan izin, dan pencabutan
izin operasi.
J. Pasal 29
Perawatan sarana perkeretaapian umum sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 25 huruf c wajib:
K. Pasal 30
4
dalam Pasal 25 huruf d wajib dilakukan berdasarkan norma, standar,
dan kriteria sarana perkeretaapian.
L. Pasal 31
M. Pasal 32
b. izin operasi.
5
dalam wilayah kabupaten/kota;
N. Pasal 33
(2) Badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki:
b. izin operasi.
O. Pasal 34
6
Peraturan Perundangan yang Terkait Mengenai Perlintasan Liar
Kereta Api,
BAB VII
Pasal 91
(1) Perpotongan antara jalur kereta api dan jalan dibuat tidak sebidang.
(2) Pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
dapat dilakukan dengan tetap menjamin keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta
api dan lalu lintas jalan.
Pasal 92
(1) Pembangunan jalan, jalur kereta api khusus, terusan, saluran air dan/atau prasarana
lain yang memerlukan persambungan, dan perpotongan dan/atau persinggungan
dengan jalur kereta api umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (2) harus
dilaksanakan dengan ketentuan untuk kepentingan umum dan tidak membahayakan
keselamatan perjalanan kereta api.
(2) Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapat izin dari
pemilik prasarana perkeretaapian.
Pasal 93
Pemanfaatan tanah pada ruang milik jalur kereta api untuk perpotongan atau
7
persinggungan dikenakan biaya oleh pemilik prasarana perkeretaapian.
Pasal 94
(1) Untuk keselamatan perjalanan kereta api dan pemakai jalan, perlintasan sebidang
(2) Penutupan perlintasan sebidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Pasal 95
Ketentuan lebih lanjut mengenai perpotongan dan persinggungan jalur kereta api
dengan bangunan lain diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 87 89
Pasal 96 97
Pasal 98 113
8
6. Asuransi dan Ganti Kerugian
8. Penyidikan
Pasal 186
9. Ketentuan Pidana
9
Bab 2
PERENCANAAN STRATEGIS PT KERETA API INDONESIA
1. Visi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan
pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders
2. Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,
melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah
yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama :
keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan
Keselamatan Ketepatan Waktu
Pelayanan Kenyamanan
3. Tujuan
Melaksanakan dan mendukung kebijaksanaan dan program Pemerintah di
bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di bidang transportasi,
dengan menyediakan barang-jasa bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk dapat
melakukan ekspansi baik di pasar domestik maupun internasional di bidang
10
perkeretaapian, yang meliputi usaha pengangkutan orang dan barang dengan KA,
kegiatan perawatan dan pengusahaan prasarana perkeretaapian, pengusahaan bisnis
properti secara profesional, serta pengusahaan penunjang prasarana dan sarana KA
secara efektif untuk kemanfaatan umum.
Strategi PT KAI
1. Management style yang diterapkan adalah Jazz Leadership.
2. Penerapan efisiensi dan efektivitas anggaran.
3. Penetapan target pasar, positioning produk dan penentuan segmen pasar.
4. Menciptakan nilai dengan memperhatikan variabel psikografi dan variabel
perilaku.
5. Membagi segmen pasar menjadi beberapa tingkatan
6. Turnaround strategy yang berorientasi pada customer focus
4. Sasaran
1. Menjadikan kereta api sebagai alat transportasi yang handal dan dipercaya
sehingga menjadi alternatif utama untuk transportasi khususnya di Pulau
Jawa.
2. Pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (hospitable
service) yaitu mencakup keselamatan (safety ), ketepatan waktu
(punctuality), keterjangkauan (affordability), serta kenyamanan (comfort).
5. Kebijakan
1. Pembatasan jumlah penumpang sesuai dengan jumlah tempat duduk yang
tersedia. (Keputusan Menteri Perhubungan No 8 Tahun 2001 pasal 10
ayat (1) poin c tentang batasan jumlah penumpang)
2. Sistem boarding. Calon penumpang yang diperkenankan memasuki area
peron adalah mereka yang menjadi penumpang KA yang hendak
diberangkatkan. Calon penumpang yang lain diwajibkan menunggu di
ruang tunggu atau halaman stasiun
3. Melarang para penumpang untuk merokok di atas kereta api (Instruksi
Direksi PT KAI Nomor 4/LL.006/KA-2012)
4. Pemesanan tiket bisnis dan eksekutif bisa dilakukan pada H-90,
sedangkan pemesanan tiket kereta ekonomi bisa dilakukan pada H-7
keberangkatan (Keputusan Direksi Nomor D6/26 Tanggal 2 Maret 2012)
5. Setiap penumpang harus mencantumkan identitasnya di tiket kereta api
yang dipesan (Keputusan Direksi Nomor D6/26 Tanggal 2 Maret 2012),
dan berbagai kebijakan lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
6. Program Kerja
11
1. Mengurangi tingkat keparahan / fatallity accident
2. Meningkatkan kepatuhan SDM terhadap regulasi keselamatan
3. Meningkatkan kemampuan SDM untuk melakukan identifikasi potensi bahaya
bidang safety & security
4. Memetakan potensi bahaya keselamatan dan keamanan yang ada
5. Menerapkan standard safety di lingkungan PT.KAI
6. Menerapkan procurement sesuai dengan standard safety
7. Menggunakan sistem managemen keselamatan dan keamanan yang
terintegrasi
PROGRAM KONSOLIDASI PERBAIKAN PENGEMBANGAN
Sasaran Pokok Tidak ada PLH Tidak ada PLH Zero Accident dan
yang disebabkan yang disebabkan atau Zero fatallity
SDM oleh SDM dan accident
teknis prosedure
12
Pemeliharaan Melaksanakan Safety standart dan Penerapan risk
SOP dan standart Safety management dengan
mutu Management konsisten
Sytem
7. Kegiatan
1. melakukan pelayanan transportasi massal baik jarak dekat maupun
jarak jauh sesuai sasaran.
2. melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility
3. melakukan kegiatan pemesanan tiket untuk kereta jarak jauh dengan
pelayanan sesuai sasaran.
4. Melakukan pengecekan armada kereta api supaya bisa melanjutkan
perjalanan dengan selamat dan nyaman.
5. Melakukan sosialisasi dan pengawasan terhadap kepatuhan pada
kebijakan yang berlaku
6. Melakukan investasi atas idle cash yang ada.
7. Mengatur jalannya kereta api supaya dapat tiba dan berangkat sesuai
jadwal dan tidak saling bertabrakan baik antar kereta maupun antara
kereta dengan kendaraan lain, serta banyak kegiatan lain yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
13
8. Subkegiatan
1. melakukan perjalanan mengantarkan rakyat Indonesia ke stasiun tujuan
masing-masing dengan baik.
2. pengobatan gigi, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan balita
3. menerima pembayaran pemesanan tiket online, menerime penukaran
tiket.
4. Melakukan sosialisasi pemesanan tiket yang baru
5. Melakukan pengawasan pada penumpang supaya tidak merokok dan
senantiasa memiliki tiket
6. melakukan pengecekan sambungan gerbong, pengecekan lokomotif,
dan rel kereta api.
7. Senantiasa menjaga palang pintu agar menutup saat ada kereta lewat
8. Menambah palang pintu kereta api untuk jalan yang belum ada palang
pintu kereta api.
Bab 3
PT Kereta Api Indonesia (KAI) sedang dalam proses perubahan kea rah yang
lebih baik. Dengan mengusung slogan Anda Prioritas Kami, PT KAI menetapkan 5
(lima) nilai utama Budaya Perusahaan. Hal ini tentunya dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas layanan PT KAI kepada para pengguna moda perkeretaapian
di Indonesia. Kelima nilai utama Budaya Perusahaan seperti tertuang dalam web site
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. INTEGRITAS
14
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) bertindak
konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik
perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri
dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun
sulit untuk melakukannya.
2. PROFESIONAL
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki
kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan
pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan,
membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.
3. KESELAMATAN
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki sifat
tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem
atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap
terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan
terjadinya kerugian.
4. INOVASI
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) selalu menumbuh
kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang
berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi
sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.
5. PELAYANAN PRIMA
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) akan memberikan
pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan
dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6A
unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance
(Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability
(Tanggung jawab).
Perubahan di tubuh PT KAI sebenarnya sudah terasa. Perubahan paling
kentara adalah dari sisi pelayanan yang diberikan. Sekarang apabila ingin membeli
tiket kereta api, kita dapat memesan 90 hari sebelum perjalanan. Pemesanan pun
dapat dilakukan secara on-line. Peron di stasiun pun tidak tampak penuh sesak
seperti dahulu. PT KAI menetapkan peraturan bahwa peron hanya dapat dimasukin
oleh pemilik tiket perjalanan kereta. Larangan merokok di dalam gerbong pun kini
berlaku tidak hanya di kereta kelas eksekutif tapi hingga kereta kelas ekonomi.
Dan masih banyak lagi contoh konkrit perubahan yang terjadi di PT KAI.
15
Melihat perubahan perubahan baik di atas, bukan berarti tidak ada masalah
yang di hadapi. Mulai dari penumpang yang naik ke atap kereta, copet dalam
kereta, toilet gerbong yang baru, peron stasiun yang kotor dan masih banyak lagi.
Tapi di antara itu semua, permasalahan paling utama yang sedang di hadapi PT
KAI adalah keterlambatan kedatangan kereta api. Persoalan keterlambatan
kedatangan kereta adalah suatu yang kompleks. Faktor faktor penyebab
keterlambatan kereta antara lain, penggunaan lokomotif yang tidak andal, rel dan
jembatan yang tidak prima, sistem persinyalan yang usang, faktor alam, serta
berbagai faktor lainya. Faktor faktor non-teknis mungkin masih bisa di maklumi,
tapi apabila keterlambatan disebabkan oleh faktor teknis, PT KAI harus berubah.
Memang investasi perkeretaapian bukanlah perkara yang mudah dan murah.
Perbaikan rangkaian rel saja sudah memakan biaya yang tidak sedikit, apalagi
penambahan rangkaian rel. Tapi bukan berarti karena mahal, tidak ada investasi
yang dilakukan. Investasi tetap harus dilakukan. Indonesia butuh kereta api cepat.
Kereta Api Indonesia bukan tanpa pesaing. Perkembangan industri
penerbangan komersial adalah ancaman bagi mereka. Tiket penerbangan komersial
kini tidak jauh berbeda dengan tiket kereta api. Bahkan waktu yang di tempuh jauh
lebih cepat. Kalau saja negara tidak membangun infrastruktur bagi kereta api cepat,
bukan tidak mungkin kereta api akan ditinggalkan. Sebenarnya apabila kita
membandingkan antara perkeretaapian dan penerbangan. Kereta api memiliki nilai
nilai lebih tersendiri. Stasiun kereta api biasanya terletak di tengah kota,
sementara bandar udara pada umumnya ada di tepian kota, bahkan di luar kota.
Perjalanan udara terkesan membosankan karena tidak ada pemandangan dari balik
jendela, berbeda dengan perjalanan dengan kereta api. Perjalanan udara pun
membutuhkan serangkaian prosedur yang terkesan merepotkan, berbeda dengan
perjalanan dengan kereta api. Maka dengan segala kelebihan ini, pembangunan
infrastruktur kereta api cepat adalah sesuatu yang akan membantu PT KAI dalam
bersaing.
Permasalahan lain baik perkeretaapian Indonesia adalah permasalahan
kecelakaan kereta api. Kecelakaan kereta, apalagi yang mengakibatkan kematian,
sungguh memprihatinkan. Kualitas dan ketersediaan infrastruktur serta sarana
prasana harusnya menjadi perhatiaan utama. Harusnya sudah tidak ada lagi
perlitasan kereta yang tidak berpalang. Ataupun sudah tidak ada lagi lokomotif
16
lokomotif tua tidak layak jalan yang masih digunakan. Keamanan, kenyamanan,
dan ketepatan waktu adalah nilai nilai utama bagi kinerja PT KAI.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah dualisme kepemimpinan
perkeretaapian Indonesia. Kementrian BUMN dan Kementrian Perhubungan sama
sama memiliki kepentingan dalam perkeretapian. Secara struktural PT KAI
adalah milik kementrian BUMN. Tetapi tata kelola perkeretaapian sendiri
dilaksanakan oleh Direktoral Jenderal Perkeretaapian di bawah Kementrian
Perhubungan. Selama ini memang tidak ada kasus besar yang ditimbulkan oleh
dualisme ini. Tapi bukan tidak mungkin suatu saat nanti timbul permasalahan
disebabkan hal ini.
Kereta api adalah moda transportasi yang paling banyak digunakan oleh
rakyat. Oleh Undang undang, PT KAI telah diberi hak untuk memonopoli.
Harusnya dengan monopoli ini, PT KAI mampu berbuat secara penuh melayani
rakyat. Jangan malah mentang mentang karena diberikan monopoli, PT KAI
bertindak semena mena pada penggunanya. Permasalahan yang kini dihadapi
harus segera di atasi, tidak bisa tidak. Jayalah perkeretaapian Indonesia.
Bab 4
Auditee : PT KAI
17
PEMAHAMAN ATAS INPUT, PROSES, DAN OUTPUT ENTITAS
Input
Mekanisme Pelayanan
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh PT KAI beragam. Pihak yang
dilibatkan untuk melayani masyarakat itu sendiri mulai dari pimpinan dalam
menghasilkan konsep bisnisnya sampai para teknisi yang bekerja di lapangan.
Pelayanan yang diberikan antara lain:
1. KA Penumpang
- Restorasi
- KRU KA
- Manajer On Dutty
- On Train Cleaning
18
2. Tiket Terpadu Antar Moda (TITAM) untuk Single Reservation
3. Paket Rombongan
- Rombongan
- Sewa / Carter
- Wisata Nusantara
- Wisata Bali
- Wisata Toraja
5. Reservasi Tiket,
- online
- on the spot,
6. KA Barang
- Angkutan Pupuk
- Angkutan Pasir
19
- KA Antaboga BKE
- Angkutan KA Parcel
- Angkutan BHP
- KA Petikemas Baru
- Angkutan Pulp
- Fasilitas Gerbong
- Lokomotif
- Fasilitas Tambahan
Berbagai produk layanan tersebut dibagi dua, yaitu pelayanan KA Penumpang dan
KA Barang. Pelayanan tersebut melibatkan karyawan PT KAI sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan oleh Direksi mengenai seluruh pelayanan, yaitu Instruksi
Direksi No. 16/OT.203/KA 2010. Pada tahun 2010, jumlah karyawan PT KAI yang
dibagi menjadi beberapa bagian kepegawaian sebanyak 26.938 karyawan.
Pelayanan yang diberikan oleh setiap karyawan kepada para penumpang terkait
dengan kenyamanan dan keamanan para penumpang kereta api. Calon penumpang
dapat membeli tiket keberangkatan dengan mudah, bisa dengan cara mengantri di
20
loket ataupun membeli secara online. Penumpang dapat menaiki gerbong dan tempat
duduk sesuai dengan nomor yang tertera dalam tiket dan melaju sampai tujuan.
Untuk hal keamanan, para karyawan penjaga gerbong siap sedia di dalam gerbong
demi menjaga keamanan. Selain itu, segi keamanan saat kereta api melintas melewati
jalan raya, disediakan pintu palang pembatas.
Output
- Pelayanan terbaik
- Kepuasan penumpang
Bab 5
Tujuan :
Langkah langkah
21
a. Risiko manajemen, yaitu risiko bahwa entitas atau area yang akan diaudit
melakukan ketidakekonomisan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan.
b. Signifikansi, yaitu signifikansi dari suatu area audit yang berkaitan dengan
tingkat besar kecilnya pengaruh kegiatan tersebut terhadap entitas secara
keseluruhan.
c. Dampak potensial dari audit kinerja, yang meliputi unsur efektifitas,
peningkatan perencanaan, pengendalian dan pengelolaan, serta
peningkatan akuntabilitas efisiensi, ekonomi dan kepentingan mutu
pelayanan. Dalam hal ini kepentinganumum dimasukkan sebagai salah
satu faktor pertimbangan dalam pembobotan karena entitas yang diaudit
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aspek kepentingan umum
berkaitan dengan aspek sosial ekonomi kegiatan dan pentingnya
pengoperasian kegiatan bagi parlemen dan publik
d. Auditabilitas, berkaitan dengan kemampuan tim audit dalam melaksanakan
audit berdasarkan standar profesional
Tinggi : Skor 30
Sedang : Skor 20
Rendah : Skor 10
B. Analisis untuk menentukan area kunci berdasarkan area dengan memerhatikan
beberapa faktor sebagai berikut :
a. Risiko manajemen, yaitu risiko manajemen atas tidak tercapainya
3E (ekonomis, efisiensi, dan efektivitas)
b. Signifikansi, yaitu menilai apakah suatu kegiatan dalam area audit
secara komparatif memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan
lainnya dalam obyek audit secara keseluruhan.
c. Dampak hasil pemeriksaan, yaitu pengaruh hasil audit terhadap
perbaikan atas area yang diaudit. Oleh karena entitas yang diaudit
adalah PT KAI, maka unsur lain yang juga harus dilihat dalam
dampak halis pemeriksaan adalah apakah kepentingan umum dapat
terlayani dengan baik dengan adanya audit ini
d. Auditabilitas, berkaitan dengan kemampuan tim audit untuk
melaksanakan audit sesuai dengan standar profesional.
Hasil
22
1. Area Audit Potensial
Dari kelima audit potensial yang ada, yaitu (1) Pelayanan transportasi angkutan
penumpang dan barang, (2) Tata kelola sarana dan prasarana penunjang
pelayanan jasa, (3) Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan perusahaan,
(4) Pembinaan sumber daya manusia,(5) Pelaksanaan dan pengawasan sistem
pengendalian internal, namun area audit yang dipilih adalah Tata kelola sarana
dan prasarana penunjang pelayanan jasa
2. Area Kunci
Satu area kunci yang akan dinilai oleh tim audiot berdasarkan hasil analitis
dalam pelaksanaan audit di lapangan yaitu area tata kelola sarana dan prasarana
penunjang pelayanan jasa
Risiko 30 30 10 30 20
Manajemen
Signifikansi 30 30 20 10 30
Dampak 20 30 10 20 20
Potensial
Auditabilitas 20 30 10 20 20
Total Skor 100 120 40 80 90
Simpulan
Dengan mempertimbangkan faktor risiko manajemen, signifikansi, dampak
potensial, dan auditabilitas, didapat hasil pemeringkatan area audit potensial
sebagai berikut :
1. Pelayanan transportasi angkutan penumpang dan barang (skor 100)
2. Tata kelola sarana dan prasarana penunjang pelayanan jasa (skor
120)
3. Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan perusahaan (skor 40)
23
4. Pembinaan sumber daya manusia (skor 80)
5. Pelaksanaan dan pengawasan sistem pengendalian internal (skor 90)
Bab 6
PT KAI
Auditee : PT KAI
Tujuan
Menetapkan tujuan audit tetap (firm audit objective) dan lingkup audit.
Langkah-langkah
1. Tentukan tujuan audit tetap berdasarkan area kunci yang telah ditetapkan
sebelumnya
2. Tentukan lingkup audit dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Manfaat informasi dari tahap audit sebelumnya
b. Sesuaikan lingkup audit
24
c. Gunakan pertimbangan profesional
d. Pertimbangkan karakteristik objek audit
Hasil
Tim audit melihat banyak perlintasan kereta api tanpa palang pintu di
Jabodetabek adalah yang terpenting dilakukan audit karena banyaknya isu atau
keluhan masyarakat mengenai kecelakaan yang sering terjadi di area perlintasan
kereta api tanpa palang pintu. Oleh karena itu, tim audit lebih berfokus pada
efektivitas pelayanan dari PT KAI dibandingkan dengan penilaian ekonomi dan
efisiensi. Di samping itu, tim audit belum pernah melakukan kegiatan audit
kinerja PT KAI sehingga diperlukan skala prioritas dalam hal unsur 3E yang
akan dinilai maupun wilayah audit yang akan dilakukan terkait dengan faktor
biaya dan waktu.
Berdasarkan pertimbangan di atas, tim audit akan lebih berfokus pada penilaian
atas efektivitas pengelolaan pelayanan palang pintu pada perlintasan kereta api
dengan harapan bahwa audit ini akan meningkatkan mutu pelayanan bagi
masyarakat dan mengurangi kecelakaan. Dengan demikian perumusan audit
tetap :
2. Lingkup audit
25
b. Lingkup kegiatan yang diperiksa meliputi proses pengeloaan palang pintu di
setiap perlintasan kereta api di Jabodetabek
c. Lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan pemilihan area kunci
yag sudah dilakukan mencakup satu area kunci, yaitu area perlintasan kereta
api tanpa palang pintu
d. Lokasi audit di Jabodetabek
26