Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme
kedalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung
bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic- Noc, 2012).
ISK adalah invasi mikroorganisme pada salah satu atau beberapa bagian saluran
kemih. (Adhie Djohan Utama, 2006).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001 hal. 112).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran
kemih. (Enggram, Barbara, 1998).
B. Etiologi
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
a. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella
b. Escherichia Coli
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan
infeksi saluran kemih adalah :
a. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.
b. Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat
kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengan pria.
c. Abnormalitas Struktural dan Fungsional.
d. Mekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan media untuk
kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan
peningkatan tekanan hidrostatik Contoh : strikur,anomali ketidak sempurnaan
hubungan uretero vesicalis.
e. Obstruksi Contoh : Tumor, Hipertofi prostat.
f. Gangguan inervasi kandung kemih Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang
kongenital, multiple sklerosis
g. Penyakit kronis Contoh : Gout, DM, hipertensi
h. Instrumentasi Contoh : prosedur kateterisasi
C. Manifestasi Klinik
Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, nyeri suprapubik dan daerah
pelvis. Polakisuri terjadi akibat kandung kemih tidak dapat manampung urin lebih dari
500 ml karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Nokturia ialah
cenderung sering kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut :
a. Pada ISK bagian bawah
AULIYAH ULIL ALBAB
1517 14201 390
KEPERAWATAN 4A
D. Klasifikasi
a. ISK Primer
Berdasarkan adanya gejala sistemik, ISK Primer dibagi menjadi 2 :
ISK Lokal, diterapi dengan antibiotika lokal
ISK dengan gejala sistemik, diterapi dengan antibiotika sistemik. Antibiotika yang
sering di gunakan yaitu amiksisilin. (wikipedia Indonesia).
b. ISK Sekunder
ISK ini merupakan akibat dari penyakit atau kelainan yang lain. ISK berulang
merupakan pertanda dari ISK sekunder, karena penanganan yang tidak tepat.
Penatalaksanaan ISK sekunder sesuai dengan penyebab ISK tersebut. Penyebab
ISK Sekunder penyebabnya adalah obstruksi saluran kemih (seperti batu saluran
kemih, pembesaran prostat, dan striktur uretra).
Uretritis (uretra)
Sistisis (kandung kemih)
Pielonefritis (ginjal)
Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH ( 2012, hal 220), jenis infeksi kandung
kemih dapat diklasifikasikan: Berdasarkan letak peradangan yaitu :
1. Kandung kemih (sistitis)
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra kedalam
kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop. Sistitis biasanya memperlihatkan gejala : Disuria (nyeri waktu berkemih),
Peningkatan frekuensi berkemih, Perasaan ingin berkemih, Adanya sel-sel darah
putih dalam urin, Nyeri punggung bawah atau suprapubic, Demam yang disertai
adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
2. Uretra (uretritis)
AULIYAH ULIL ALBAB
1517 14201 390
KEPERAWATAN 4A
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai
gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria
gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah
uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan
oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum. Uretritis biasanya
memperlihatkan gejala : Mukosa memerah dan oedem, terdapat cairan eksudat yang
purulent, Ada ulserasi pada urethra, Adanya rasa gatal yang menggelitik, Good
morning sign, Adanya nanah awal miksi, Nyeri pada saat miksi, Kesulitan untuk
memulai miksi, Nyeri pada abdomen bagian bawah.
3. Prostat (prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri pada ginjal,
tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Pielonefritis akut
biasanya memperihatkan gejala :
Demam
Menggigil
Nyeri pinggang
Disuria
Infeksi saluran kemih pada usia lanjut dibedakan menjadi :
1. Infeksi Saluran Kemih Uncomplicated ( Simple )
Infeksi saluran kemih sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing
baik, anatomik maupun fungsional normal. Infeksi saluran kemih ini pada usia lanjut
terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial
kandung kemih.
2. Infeksi Saluran Kemih Complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit
diberantas , kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika ,
sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. Infeksi saluran kemih ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :
Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kemih menetap dan
prostatitis.
Kelainan faal ginjal : gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik.
Gangguan daya tahan tubuh.
Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus yang
memproduksi
E. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih
yang terinfeksi.
AULIYAH ULIL ALBAB
1517 14201 390
KEPERAWATAN 4A
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena
adanya proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu
menyebabkan :
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan
intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati
dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan
kronik.
G. Penatalaksanaan
AULIYAH ULIL ALBAB
1517 14201 390
KEPERAWATAN 4A
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisis
1. Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sediment air kemih
2. Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasis.
b. Bakteriologis
1. Mikroskopis
2. Biakan bakteri
c. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
d. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria
utama adanya infeksi.
AULIYAH ULIL ALBAB
1517 14201 390
KEPERAWATAN 4A
e. Metode tes
1. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess
untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka pasien mengalami
piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang
mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
2. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia
trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
3. Tes-tes tambahan :
Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga
dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas
traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau
hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan
prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab
kambuhnya infeksi yang resisten.
I. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe
2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
a) Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
b) Adakah riwayat obstruksi pada saluran kemih?
c) Adanya faktor predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial
d) Bagaimana dengan pemasangan folley kateter ?
e) Imobilisasi dalam waktu yang lama ?
f) Apakah terjadi inkontinensia urine?
3. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
a) Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi
terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)
b) Adakah disuria?
c) Adakah urgensi?
d) Adakah hesitancy?
e) Adakah bau urine yang menyengat?
f) Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi
urine?
g) Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian
bawah ?
h) Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih
bagian atas ?
i) Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
4. Pengkajian psikologi pasien:
a) Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang
telah dilakukan?
b) Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya
b. Diagnosa Keperawatan
AULIYAH ULIL ALBAB
1517 14201 390
KEPERAWATAN 4A
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi urethra, kandung kemih dan
struktur traktus urinarius lainnya
2. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan sering berkemih, urgency
dan hesistancy
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan nokturia
4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi inflamasi
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan evaporasi berlebihan
dan muntah
7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, mekanisme coping tidak efektif
8. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
c. Intevensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan
sruktur traktus urinarius lain
Tujuan: Nyeri hilang dengan spasme terkontrol
KH : Nyeri menghilang ditandai dengan klien melaporkan tidak nyeri waktu
berkemih, tidak nyeri pada daerah suprapubik
Intervensi :
1) Pantau perubahan warna urin, pantau pola berkemih, masukan dan
keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
2) Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri
3) Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan
4) Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari
5) Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
6) Kolaborasi pemberian analgetik
2. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan sering berkemih, urgensi
dan hesitancy
Tujuan : Pola eliminasi urine membaik
KH : Pola eliminasi urine membaik ditandai dengan klien melaporkan
berkurangnya frekuensi ( sering berkemih) urgensi dan hesistensi.
Intervensi :
1) Kaji pola eliminasi klien
2) Dorong pasien untuk minum sebanyak mungkin dan mengurangi minum
pada sore hari
3) Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-3 jam dan bila tiba- tiba dirasakan
4) Siapkan / dorongan dilakukan perawatan perineal setiap hari.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan nokturia
Tujuan : Pola tidur membaik
KH : Pola tidur membaik ditandai dengan klien melaporkan dapat tidur, klien
nampak segar
Intervensi :
1) Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi
2) Berikan tempat tidur yang nyaman
3) Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur misalnya, mandi hangat dan
masase,segelas susu hangat
4) Kurangi kebisingan dan lampu
5) Instruksikan tindakan relaksasi
AULIYAH ULIL ALBAB
1517 14201 390
KEPERAWATAN 4A