Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
LANDASAN TEORI
2.1 Simulasi
Simulasi dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah antrian
kendaraan. Simulasi merupakan sebuah eksperimen buatan yang
disederhanakan ke dalam sebuah sistem operasi yang prosesnya
memperhitungkan waktu dengan tujuan untuk memahami dan/atau
meningkatan sistem tersebut (Robinson, 2004, hal. 4)
Menurut Sugiarto dan Buliali (2012, hal. 236), urutan proses yang harus
dilakukan dalam membuat model simulasi adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis masalah dan mengumpulkan informasi
2. Mengumpulkan data
3. Membangun model
4. Melakukan verifikasi model
5. Melakukan validasi model
6. Mendesain dan membuat skenario simulasi
7. Melakukan analisis output
8. Membuat rekomendasi akhir
Suatu model simulasi yang baik dapat dilihat berdasarkan nilai utilitas
resource di setiap work station. Nilai utilitas didapatkan dari hasil output
software simulasi yang digunakan. Utilitas memiliki rentang nilai dari 0 hingga
1, nilai mendekati 0 berarti resource pada work station tersebut terlalu
menganggur dan sebaliknya jika mendekati nilai 1 berarti resource pada work
station tersebut terlalu sibuk. Nilai utilitas yang terbaik adalah yang terdapat
dalam rentang 0,5 sampai 0,7 (Sugiarto & Buliali, 2012, hal. 239).
Metode simulasi ini menggunakan software simulasi yang
menggambarkan sistem sesungguhnya dengan ruang lingkup yang lebih luas
dalam sistem tiruan berupa animasi. Salah satu software yang sering digunakan
adalah ARENA.
Software simulasi ARENA merupakan salah satu software simulasi
general purpose yang berbasis pada Graphical User Interface (GUI) yang
dibuat oleh Systems Modeling Corp, USA. Software simulasi lainnya yang ada
dipasaran sampai saat ini adalah GPSS/H, SIMAN, Pro-Model, Vensim,
Powersim, dan PROOF Animation (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal.
11-12).
5
6
Tabel 2.1 Jenis Modul dan Keterangan pada Software ARENA (lanjutan)
Pada modul data ini akan menampilkan berbagai
macam tipe dari entity dan memberikan nilai
pictures dalam simulasi. Salah satu entity yang dapat
ditampilkan adalah informasi biaya.
Modul Entity
Pada modul ini akan menampilkan jumlah sumber
daya dalam sistem simulasi. Resource dapat
ditentukan dengan pasti dan dioperasikan
berdasarkan jadwal kegagalan dari resource dapat
Modul Resource dispesifikasikan di sini.
Pada modul data ini digunakan untuk menjelaskan
ukuran variabel dan nilai awal, contoh variabel yang
dapat dimasukkan antara lain modul decide yang
dapat dimasukkan ulang nilainya dengan modul
Modul Variabel assign dan dapat digunakan pada segala expression.
N1 =
dari error dan berjalan sesuai dengan konsep yang diharapkan (Sugiarto &
Buliali, 2012, hal. 237).
Selanjutnya dilakukan validitas yang akan menentukan apakah model
konseptual merupakan gambaran berarti dan akurat dari sistem nyata. Validasi
merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah simulasi merupakan
representasi akurat dari sistem yang sedang berjalan (Manuj, 2009, hal. 185).
Setelah mendapatkan data model simulasi yang dinyatakan valid,
selanjutnya dilakukan pengujian validasi model simulasi dengan metode
Confidence Interval. Metode Confidence Interval adalah cara statistik untuk
menunjukkan bagaimana seberapa akurat dari rata-rata nilai yang diperkirakan.
Biasanya pada interval yang sempit hasil yang didapatkan akan lebih akurat.
Secara umum, semakin banyak sampel data yang dimasukkan dalam interval,
maka interval akan semakin menjadi sempit (Robinson, 2004, hal. 154). Jika
terdapat perbedaan jumlah sampel data antara data existing dan data simulasi
usulan maka metode yang digunakan adalah Welch Confidence Interval. Untuk
menghitung validasi Welch Confidence Interval dapat menggunakan rumus
(Fakhruzy, Suwignjo, & Wiratno, 2009, hal. 6):
df =
hw = t df
Keterangan:
N = Kecepatan putar mesin (rev/mm)
V = Kecepatan potong (mm/min)
D = Diameter mata bor (mm)
Keterangan:
= Waktu permesinan
t = Jarak kedalamam pemotongan
A = Kelonggaran sudut potong mata bor
= Feeding rate
Keterangan:
= Waktu permesinan
t = Jarak kedalamam pemotongan
= Feeding rate
Keterangan:
= Waktu permesinan
L = Jarak pemotongan
A = Kelonggaran sudut potong mata bor
= Feeding rate
hw 1 2 + hw
variabel atau parameter suatu projek (Blank & Tarquin, 2012, hal.341), dalam
hal ini titik impas yang dicari adalah jumlah output yang harus terjual atau
jumlah harga jual sehingga jumlahnya harus seimbang dengan biaya yang
dikeluarkan. Pada saat breakeven ini keuntungan atau profit yang didapatkan
adalah harus 0 sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian yang didapatkan.
Breakeven point ini bermanfaat bagi setiap perusahaan untuk dapat
mengambil berbagai macam keputusan bisnis, termasuk menetapkan harga,
mempersiapkan tawaran kompetitif dan mengajukan permohonan pinjaman
dengan lembaga keuangan (Sharma, 2014, hal. 164). Untuk menghitung
breakeven point dibutuhkan data berupa biaya-biaya yang mempengaruhi
proses produksi, biaya tersebut terdiri dari (Sharma, 2014, hal. 164):
1. Biaya variabel berarti biaya yang selalu mengikuti dengan kuantitas barang
atau jasa yang dihasilkan dan juga penambahan bahan-bahan lain yang akan
diperlukan sebagai pelengkap unit yang diproduksi.
2. Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan walaupun
jika tidak ada unit yang diproduksi. Dalam sebuah perusahaan yang
memproduksi baik satu jenis barang atau jasa, biaya ini akan mencakup
semua biaya yang diperlukan untuk menyediakan dilingkungan produksi,
seperti biaya administrasi, depresiasi peralatan, dan peraturan biaya
(regulation fee). Namun, dalam sebuah perusahaan multi produk, biaya
tetap biasanya dialokasikan untuk semua produk.