Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
1. Memberikan pengalaman baru dalam mencari informasi tentang sikap
arstiektur modern terhadap arsitektur bali.
2. Mengerti tentang arti arsitektur Bali dan modern.
3. Mengetahui bagaimana cara-cara mencegah terjadinya krisis identitas
bangunan arsitektur Bali.
4. Mampu menjelaskan syarat-syarat bangunan baik bangunan berasitektur
bali maupun arsitektur modern.
5. Mengerti akan peraturan bangunan Bali.
6. Mempelajari sistem perkembangan arsitektur modern yang dapat di
terapkan ke dalam arsitektur bali.
7. Mengerti Perkembangan yang terjadi pada bangunan arsitektur modern
yang ada di Bali.
8. Mengetahui sikap-sikap yang benar merancang bangunan arsitektur
modern yang baik di Bali.
2. Manfaat
Adapun manfaat dapat dirasakan oleh setiap subjek yang berkaitan dengan
makalah ini :
a. Manfaat bagi Penyusun
Penyusun mendapatkan sebuah informasi tentang arsitektur tradisional bali
dengan arsitektur modern. Penyusun menjadi mengerti bagamaina caranya
menanggulangi agar bisa menjaga keutuhan arsitektur tradisional bali di era
modern ini, mengetahui tindakan-tindakan yang harus dilakukan saat Merancang
arsitektur modern tanpa menghilangkan unsur-unsur arsitektur tradisionalnya.
b. Manfaat bagi Pembaca
Pembaca dapat mengerti bahwa bagaimana terancam nya arsitektur tradisional
bali pada era modern ini. Dan pembaca bisa memahami bagamaimana cara untuk
menjaganya.
2
Berikut adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi
penting :
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini berupa mengumpulkan informasi-informasi terkait
bangunan berupa 2- 4. Pengumpulan data tentang informasi terkait bangunan
melalui sumber internet. Data yang dikumpul adalah informasi terkait sistem dan
data-data yang dianggap memiliki standar ketentuan akan soal bersangkutan
seperti letak lokasi, gambaran lokasi, situasi tapak lokasi, dan penggunaan sistem.
b. Studi Pustaka
Informasi-informasi yang di dapat dari hasil studi pustaka. Studi pustaka
merupakan bagian mencari teori yang berasal dari website terpercaya. Studi
Pustaka dilakukan dengan menemukan lewat penelusuran di situs jaringan.
3
Bab IV membahas tentang permasalah yang ada pada bangunan
observasi serta memberikan sanggahan yang sesuai dengan teori yang
terpercaya.
- BAB V
Bab V adalah bab penutup makalah ini. BabV akan membuat
kesimpulan dan saran yang terkait akan sistem pemadam kebakaran dan
penangkal petir pada bangunan. Sehingga pada bab V ini akan dijabarkan
jawaban-jawaban dari pertanyaan di rumusan masalah serta disimpulkan
dengan perbandingan keadaan sebenarnya. Hal ini bertujuan untuk
menjadikan pedoman dalam merancang bangunan selanjutnya khususnya
bangunan modern di Bali yang tepat .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Arsitektur Tradisional Bali
Arsitektur Tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang dari wadah
kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun
dengan segala aturan-aturan yang diwarisi dari zaman dahulu, sampai pada
perkembangan satu wujud dengan ciri-ciri fisik yang terungkap pada
lontar Asta Kosala-Kosali, Asta Patali dan lainnya, sampai pada penyesuaian-
penyesuaian oleh para undagi yang masih selaras dengan petunjuk-petunjuk .
Filosofi Arsitektur Tradisional Bali mengandung kaidah-kaidah terkait
dengan pandangan relegi dan tata nilai sosial yang pada hakikatnya terhubung
terhadap alam lingkungan demi keseimbangan hubungan manusia
(mikrokosmos) dengan alam semesta (makrokosmos) dan Maha Pencipta
(metakosmos). Hubungan keselarasan dan keseimbangan ini sangat jelas
terlihat dalam filosofi Tri Hita Karana sebagai tiga kutub yang menjadi
penyebab lahirnya kebahagiaan. Dalam alam semesta ketiga kutub ini hadir
selaku tiga dunia, yakni: bhur sebagai alam bawah tempat bhuta
kala, bwah sebagai alam tengah tempat hidup mausia, dan swah adalah alam
atas tempat para Dewa. Berdasarkan pandangan kosmologi ketiga kutub ini
menempati arah yang berbeda dengan tingkatan nilai ruangnya masing-
masing, yakni arah terbitnya matahari dan dataran yang paling tinggi (gunung
atau bukit) memilik makna utama sebagai tempat kediaman para dewa, arah
terbenamnya matahari dan dataran yang paling rendah (laut) memiliki
makna nista, sedangkan di bagian tengah sebagai tempat hidup manusia
yang bernilai madya.
5
Gambar 2.1.1
Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
e/e7/Balinese_house_compound.jpg
Asta Kosala Kosali,Fengsui Tata Ruang &
Bangunan Bali
6
2.2 Konsep Dasar
Asta Kosala Kosali merupakan sebuah cara penataan lahan untuk tempat
tinggal dan bangunan suci. Penataan Bangunan biasanya
menggunakan anatomi tubuh manusia. Tanah yang dipilih untuk lokasi
membangun perumahan diusahakan tanah yang miring ke timur atau miring
ke utara, pelemahan datar (asah), pelemahan inang, pelemahan marubu
lalah(berbau pedas). Pengukuran didasarkan pada ukuran tubuh, tidak
menggunakan meter. Konsep penataan Rumah di Bali juga didasarkan oleh
Buana Agung (Makrokosmos) dan Buana Alit (Mikrokosmos).
Konsep Bangunan :
Arsitektur tradisional Bali yang kita kenal, mempunyai konsep-
konsep dasar yang mempengaruhi tata nilai ruangnya. Konsep dasar
tersebut adalah:
1. Konsep hirarki ruang, Tri Loka atau Tri Angga
2. Konsep orientasi kosmologi, Nawa Sanga atau Sanga Mandala
3. Konsep keseimbangan kosmologi
4. Konsep proporsi dan skala manusia
5. Konsep court, Open air
6. Konsep kejujuran bahan bangunan
7
sebagai alat pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan daerah khususnya
di Bali.
2.3.1 Perda Bali yang menyangkut tentang bangunan modern di Bali.
BAB 1 Ketentuan Umum pasal 1 ayat :
11. Persyaratan Arsitektur adalah persyaratan yang berkaitan dengan bentuk dan
karakter penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, dan
kesimbangan/keselarasanya dengan lingkungannya.
15. Bangunan gedung fungsi hunian adalah bangunan gedung yang digunakan
sebagai tempat tinggal atau sarana bagi pembinaan kelurga.
16. Bangunan gedung fungsi keagamaan adalah bangunan gedung yang digunakan
untuk pelaksanaan ibadah.
17. Bangunan gedung fungsi usaha adalah bangunan gedung yang digunakan
sebagai tempat untuk kegiatan usaha.
18. Bangunan gedung fungsi social dan budaya adalah bangunan gedung yang
digunakan sebagai tempat untuk kegiatan pelayanan social dan kegiatan interaksi
manusia dengan lingkungan serta kehidupannya.
19. Bangunan gedung fungsi campuran adalah bangunan gedung yang memiliki
lebih dari satu fungsi.
26. Peransert masyarakat adalah berbagaikegiatan masyarakat yang timbul atas
kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat untuk ikut mengawasi dan
bergerak dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Pasal 2
Arsitektur bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas manfaat,
kehendak, keindahan, dan kekhasan bentuk/karakter arsitektur serta keserasian
bangunan gedung dengan lingkungannya.
Pasal 3
Pengaturan persyaratan arsitektur bangunan gedung bertujuan untuk;
a. mewujudkan bangunan gedung yang memiliki corak dan karakter arsitektur
tradisional Bali secara umum maupun corak arsitektur khas setempat serta
yang serasi dan terpadu dengan lingkungannya; dan
8
b. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung agar
menghasilkan bangunan gedung yang sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur
tradisional Bali.
Bab III
ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
BAGIAN PERTAMA
PERSYARATAN ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG YANG AKAN
DIBANGUN
Pasal 7
(1) Arsitektur bangunan gedung harus memenuhi persyaratan :
a.penampilan luar dan penampilan ruang dalam;
b. keseimbangan, keselarana, dan keterpaduan bangunan gedung dengan
lingkungan dan ;
c.nilai-nilai luhur dan identitas budaya setempat.
9
(3) Persyaratan ruang dalam bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memperhatikan fungsi ruang dan karakter elemen-elemen yang
melekat pada bangunan.
(4) Persyaratan keseimbangan dan keselaran bangunan gedung dengan
lingkungannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan
terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang
seimbang, serasi dan terpadu dengan lingkungannya.
BAGIAN KETIGA
PERSYARATAN ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG NON
TRADISIONAL BALI
Pasal 13
(1) Arsitektur bangunan gedung non tradisional Bali harus dapat menampilkan
gaya arsitektur tradisioal Bali dengan menetapkan prinsip-prinsip arsitektur
tradisional Bali yang selaras, seimbang dan terpadu dengan lingkungan
setempat.
(2) Prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
(3) Pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus yang karena
kekhususannya tidak mungkin menerapkan prinsip-prinsip arsitektur
tradisional Bali, dapat menampilkan gaya arsitektur lain dengan persetujuan
Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.
Pasal 14
(1) Penempatan bangunan dengan masa majemuk, ditata sesuai strktur nilai
pembagian tapak atau mandalanya.
(2) Komposisi massa bangunan majemuk, ditata membentuk suatu halaman
utama sebagai pusat orientasi masa bangunan.
Pasal 15
Desain pagar dan gerbang disepanjang jalan raya dan jalan lingkungan harus
menaati prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
10
Pasal 16
Bangunan gedung pemerintah, rumah dinas dan/atau rumah jabatan harus
memenuhi persyaratan arsitektur menurut Peraturan Daerah ini.
11
12
BAB III
13
TINJAUAN OBJEK
Gambar 3.1.1.1
Sumber : https://www.google.co.id/maps/place/Amaris+Hotel+Legian
14
Bangunan Hotel ini selesai dibangun pada tahun 2013, Hotel
Amaris, Legian Bali ini Hampir tidak ada unsur Arsitektur Tradisional
Bali yang dikandung didalamnya, dan sudah dipengaruhi bangunan
modern dilihat dari bentuk bangunan utama yang sudah mengadaptasi
desain yang modern. Berikut adalah gambar Exterior dan Interior pada
Hotel Amaris Bali :
BAB IV
15
PENYIMPANGAN YANG TERJADI PADA OBJEK BANGUNAN
Sumber : www.amarishotel.com
Bangunan Hotel Modern Di Bali
Konsep Tri Angga :
Tiga struktur tubuh (Tri Angga) yang terdiri dari: Kepala, badan, dan kaki.
Sedangkan dalam arsitektur rumah tinggal, Tri Angga adalah: Bagian kepala
merupakan atap bangunan, Struktur badan adalah tembok dinding dan tiang (saka)
bangunan, Bagian kaki adalah lantai, bebaturan dan pondasi bangunan.
16
Dari segi konsep Tri Angga hanya sebagian yang terdapat atap, pada
bagian kanan saja. Berarti atap = kepala pada konsep Tri Angga hanya setengah
diterapkan pada bangunan hotel ini.
17
Sumber : www.amarishotel.com
Bangunan Hotel Modern Di Bali
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Terdapat banyak penyimpangan yang terjadi pada bangunan hotel
Amaris, yang terletak Jalan Padma Utara, Legian Bali, Kabupaten Badung
ini, diantaranya yaitu tidak memperhatikan aspek-aspek arsitektur
tradisional Bali baik itu yang terdapat pada asta kosala kosali / perda, hal
ini dapat di katakan krisis konsep sebab hampir tidak ada unsur arsitektur
Bali yang di pakai menjadi patokan ataupun konsep dalam perancangan.
5.2 Saran
1. Untuk Pemilik
Lebih memperhatikan aturan aturan baik di perda maupun tata
arsitektural Bali, untuk menyesuaikan dengan aturan yang terdapat
pada Arsitektur Tradisional Bali.
2. Untuk Perguruan Tinggi
Mau di bawa kemana arsitektur Bali jika tidak di tanamkan
ilmu arsitektur Bali. Sebaiknya ada penekanan lebih mengenai konsep,
aturan mengenai arsitektur tradisional bali, sehingga meski
mengalami proses globalisasi, dalam merancang tetap mrnggunakan
kaidahkan arsitektur tradisional Bali sebagai dasar pegangan dalam
mendesain.
3. Untuk Arsitek
Adanya penyimpangan dalam bangunan hotel ini, dengan
harapan penggunaan konsep dasar Arsitektur Tradisional Bali yang
digunakan dalam mendesain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.amarishotel.com
19
http://balikami.blogspot.co.id/2011/01/arsitektur-tradisional-bali.html
http://blueskyplanet.blogspot.co.id/2010/06/asta-kosala-kosali-konsep-tata-
letak.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Bali
http://inputbali.com/budaya-bali/asta-kosala-kosali-fengshui-tata-ruang-
bangunan-bali
20