Sie sind auf Seite 1von 16

Definisi

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah, 2011).

B. Macam-Macam Tindakan Personal Hygiene


Kebersihan diri atau personal hygiene merupakan suatu pengetahuan dan usaha kesehatan
perorangan dengan cara menjaga kebersihan diri. Kebersihan diri mencakup kebersihan kulit,
tangan dan kaki, kuku, rambut, mulut dan gigi, hidung, mata, telinga, pakaian dan kebersihan
tangan dan kaki sesudah buang air besar dan air kecil (Siswanto, 2010).
1. Kebersihan Kulit
Adapun tindakan yang dapat menjaga kebersihan kulit adalah:
a. Mandi Pakai Air Bersih
Kebersihan kulit dan badan harus dijaga dengan mandi pakai sabun dan air bersih. Kulit adalah
salah satu bagian tubuh yang penting. Kulit melindungi tubuh dari infeksi dan benturan dari
benda-benda tumpul yang membahayakan bagian dalam dari tubuh. Menjaga kesehatan kulit
atau fungsi kulit dengan mandi pakai sabun dan air bersih paling sedikit 2 kali sehari. Badan
digosok-gosok sehingga badan tidak berdaki. Tidak mandi dengan air kotor seperti mandi di
sungai, kolam dan sebagainya. Mandi dengan air kotor membuat badan kotor, menimbulkan
gatal-gatal, penyakit kulit, diare dan lain sebagainya.
b. Memakai Baju Bersih
Memakai baju bersih badan terasa nyaman dan enak, terlindung dari berbagai infeksi penyakit.
Pakaian memberi pengaruh pada kulit. Kulit terlindung dari gesekan, tekanan, menimbulkan
panas dan dalam skala tertentu dapat menahan radiasi.Dengan memakai pakaian dapat
menimbulkan kehangatan tubuh.Baju atau rok dan celana harus dijaga kebersihannya. Berganti
pakaian minimal 1 kali setiap hari dan tidak tukar menukar pakaian dengan anak atau orang lain.
Mencuci segera pakaian yang kotor dengan air bersih dan sabun, serta bilas sampai bersih.
2. Kebersihan Tangan, Kuku dan Kaki
Menjaga kebersihan tangan, kuku dan kaki merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan kesehatan badan perorangan.Oleh karena itu, tangan, kuku dan kaki harus
dijaga kebersihannya.Kuman penyakit dapat terbawa melalui tangan, kuku dan kaki yang
kotor.Tangan, kaki dan kuku yang kotor membawa bibit penyakit.Bibit penyakit dan telur cacing
yang mungkin ada dalam tangan atau kuku yang kotor ikut tertelan dan masuk ke dalam tubuh.
a. Kebersihan Tangan dan Kuku
Menjaga kebersihan kuku dan kaki dengan tangan:
1) Mencuci tangan, kuku dan kaki pakai sabun. Mencuci tangan pakai sabun dilakukan sebelum
makan, setelah dari WC, setelah bepergian atau bekerja, setelah bermain, setelah memegang
atau merawat binatang dan setelah memegang uang.
2) Memakai sandal atau sepatu. Kuku tangan dan kaki harus sering dibersihkan dan dibiasakan
untuk beralas kaki (sandal, sepatu). Kuku selalu bersih dan dipotong pendek.Jika mencuci
tangan, tidak terlalu lama dan tidak main air.
3) Menjaga kebersihan kuku dengan memotong pendek kuku.
b. Cuci Tangan Pakai Sabun
Mencuci tangan pakai sabun yang tepat mengurangi risiko diare, flu burung, pneumonia dan
penyakit yang lain. Mencuci tangan sangat efektif untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut.
Mencuci tangan pakai sabun dapat mengurangi risiko diare di antara anak-anak lima tahun
kebawah hingga 45% dan mengurangi kejadian pneumonia hingga 50%. Sebagian besar
masyarakat mengetahui akan pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun dalam
kenyataannya masih sangat sedikit, hanya 5% yang tahu bagaimana cara melakukannya dengan
benar.Mencuci tangan pakai sabun cukup paling lama 2 menit saja. Motto cukup 2 menit saja
menunjukkan untuk cuci tangan tidak memerlukan waktu lama tetapi memiliki dampak besar
terhadap pencegahan penyakit menular.
c. Kebersihan Kaki
Mencuci kaki secara teratur. Di tempat yang kotor harus memakai alas kaki atau sepatu. Kaki
perlu dilatih berjalan tanpa alas kaki atau sepatu di lantai yang bersih. Kuku kaki dijaga
kebersihannya. Kuku kaki dipotong pendek dan selalu dibersihkan.
3. Kebersihan mulut dan gigi
Menjaga kebersihan mulut dan gigi dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara. Menghindari
kebiasaan buruk seperti menggigit-gigit sesuatu tanpa sadar (menggigit-gigit jari/ kuku, pensil,
mengerut-ngerutkan gigi dan lain-lain), serta menghindari bernafas melalui mulut. Menjaga
kebersihan mulut dan gigi dilakukan dengan menggosok gigi dengan air bersih atau matang
dengan sikat gigi dan pakai pasta atau odol secara teratur setiap selesai makan dan pada waktu
akan tidur. Kebersihan mulut dan gigi yang kurang akan menimbulkan adanya bakteribakteri
yang akan mempermudah terjadinya peradangan pada gusi, gigi berlubang, dan bau mulut yang
tidak sedap.
4. Kebersihan Hidung Telinga dan Mata
Hidung, telinga dan mata mengeluarkan kotoran. Hidung, telinga dan mata harus dijaga
kebersihannya. Hidung dan telinga pada saat mandi selalu dibersihkan. Menutup hidung dan
mulut saat bersin dan saat melewati jalan berdebu. Tidak suka pegang-pegang atau mengusap-
usap mata, mengkorek-korek telinga dan hidung. Hidung sebagai salah satu dari pancaindra yaitu
sebagai indra penciuman. Kebersihan hidung perlu dijaga agar tetap berfungsi dengan baik (tidak
mampet) dan tetap memiliki daya penciuman yang baik. Telinga sebagai salah satu dari
pancaindera yaitu indra pendengaran. Telinga perlu dijaga kebersihannya agar tetap memiliki
daya dengar yang baik.
5. Kebersihan rambut
Rambut adalah bagian tubuh yang harus dijaga kebersihannya. Rambut mempunyai fungsi
perlindungan dari panas dan proteksi kepala. Menjaga kebersihan rambut dengan mencuci
rambut secara teratur paling sedikit 2 kali dalam seminggu atau setiap rambut kotor dengan air
bersih dan menggunakan sabun atau sampho pencuci rambut. Rambut selalu disisir rapi. Rambut
yang bersih terbebas dari kuman, kutu atau ketombe. Kulit kepala terasa nyaman serta
memperlancar peredaran darah dibawah kulit. Gangguan rambut berupa ketombe dan kutu jika
rambut tidak dijaga kebersihannya.

C. Tujuan Perawatan Personal Hygiene


1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene
4. Pencegahan penyakit
5. Meningkatkan percaya diri seseorang
6. Menciptakan keindahan (Tarwoto dan Wartonah, 2011).

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene


1. Citra Tubuh
Penampilan umum seseorang dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang
tersebut.Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya (Potter
&Perry, 2005).
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena ada
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya (Tarwoto dan Wartonah,
2011).
2. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial dapat mempengaruhi praktek hygiene pribadi. Selama masa kanak-
kanak, anak-anak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka.Kebiasaan keluarga,
jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas atau air mengalir merupakan beberapa faktor
yang mempengaruhi perawatan kebersihan (Potter & Perry, 2005). Anak-anak yang selalu
dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene
(Tarwoto dan Wartonah, 2011).
3. Status Sosial Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan (Potter & Perry, 2005). Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat-alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya (Tarwoto dan Wartonah,
2011).
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik
hygiene, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetus militus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya (Tarwoto dan Wartonah,
2011).
5. Variabel Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar
kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.Di sebagian
masyarakat, apabila individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan Seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan perawatan
rambut.Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, seperti
penggunaan sabun, sampo dll (Tarwoto dan Wartonah, 2011).
7. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya (Potter & Perry, 2005).

E. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene


Kebersihan diri sangatlah penting dalam kehidupan anak.kebersihan diri yang terjaga
dengan baik akan membuat anak menjadi sehat, dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Berikut ini adalah dampak yang ditimbulkan jika anak tidak menjaga kebersihan diri dengan baik
(Tarwoto & Wartonah, 2011) :
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan
interaksi sosial (Tarwoto & Wartonah. 2011).

F. Pedoman Umum
1. Perawatan kulit umum
- Bersihkan kulit dengan air hangat biasa. Gunakan sabun halus non alkalin atau pembersih hanya
jika diperlukan, seperti untuk menghilangkan feses.
- Bersihkan mata setiap hari, dan juga area oral dan popok atau perianal, serta area dimana terjadi
kerusakan kulit.
- Berikan zat pelembab setelah perbersihan untuk mempertahankan kelembaban dan merehidrasi
kulit, bersihkan kulit dengan perlahan dari krim lama sebelum memberikan krim lapisan baru,
kecuali pada area popok.
- Bila menggunakan minyak safflower, beberapa asam lemak esensial dapat diabsorpsi untuk
tambahan pelembut kulit sebagai pelembab.
- Gunakan matras penghilang tekanan atau pengurang tekanan untuk mencegah area tekanan
(Wong, 2003).
2. Mandi
- Kecuali jika dikontraindikasikan, mandikan bayi atau anak di tub disampiing tempat tidur, di
tempat tidur, atau di bathtub standar.
- Jangan pernah meninggalkan bayi atau anak kecil tanpa pengawasan di bathtub.
- Gendong bayi yang tidak dapat duduk sendiri. Tahan kepala bayi dengan aman dengan satu
tangan atau genggam lengan bayi yang terjauh dari anda dengan kuat dan sandarkan kepala bayi
dengan nyaman di pergelangan.
- Awasi dengan ketat bayi atau anak kecil yang tidak dapat duduk tanpa bantuan. Tempatkan
bantalan didasar tub untuk mencegah bayi atau anak tergelincir dan kehilangan keseimbangan.
- Berikan pilihan pada anak yang lebih besar mandi dengan shower bila ada.
- Gunakan penilaian mengenai jumlah pengawasan yang dibutuhkan anak yang lebih besar. Anak-
anak dengan keterbatasan mental/atau fisik seperti anemia berat atau deformitas kaki, dan anak
bunuh diri atau psikotik (yang dapat melakukan bahaya tubuh) memerlukan pengawasan yang
ketat.
- Bersihkan telinga, diantara lipatan-lipatan kulit, leher, punggung, dan genital dengan hati-hati.
Retraksi prepusium genital anak laki-laki yang tidak disirkumsisi (biasanya yang berusia lebih
dari 3 tahun), bersihkan permukaan yang terpapar, dan kembalikan posisi prepusium. Jangan
pernah meretraksi prepusium dengan kuat.
- Berikan bantuna lebih besar pada saat mandi dalam aspek perawatan hygiene pada anak yang
sakit atau cacat. Dorong agar mereka melakukan sebanyak mungkin yang dapat mereka lakukan
tanpa terlalu banyak menggunakan energi. Perkirakan peningkatan keterlibatan kekuatan pada
perbaikan kakuatan dan ketahanan (Wong, 2003).
3. Perawatan rambut
- Sikat dan sisir rambut anak atau bantu anak dalam perawatan rambut sedikitnya sekali sehari.
- Rapikan rambut anak demi kenyamanan dan dengan cara yang menyenangkan anak dan orang
tua. Jangan pernah memotong rambut anak tanpa izin dari orang tua, meskipun pencukuran
untuk mempermudah akses ke vena kulit kepala untuk pemasangan jarum intravena boleh
dilakukan.
- Cuci rambut bayi baru lahir setiap hari sebagai bagian dari mandi jika hal ini termasuk dalam
kebijakan institusi. Cuci rambut dan kulit kepela sekali atau dua kali seminggu pada bayi yang
lebih besar dan anak-anak. Remaja mungkin perlu lebih sering merawat mengkeramasi
rambutnya.
- Keramasi rambut didalam tub atau di bawah shower atau pindahkan anak ke brankar agar lebih
mudah untuk mencapai westafel atau baskom air. Bila anak tidak dapat dipindahkan, keramasi di
tempat tidur dengan perlindungan yang adekuat dan/atau dengan alat-alat yang sudah diatur atau
diposisikan secara khusus.
- Gunakan produk sampo kering yang dijual bebas untuk jangka waktu singkat.
- Beri perawatan rambut yang khusus pada anak kulit hitam:
o Hindari penggunaan sisir yang paling standarr, karena dapat menyebabkan rambut patah dan rasa
tidak nyaman.
o Gunakan sisir khusus dengan gigi sisir yang tidak rapat.
o Menyisir rambut dalam keadaan patah tidak menyebabkan rambut patah.
o Ingatkan orang tua untuk membawa sisir (bila mungkin) jika sisir tidak tersedia di RS.
o Berikan riasan rambut khusus atau pomade.
o Konsultasikan pada orang tua anak berkaitan dengan preparasi yang ingin mereka lakukan dan
tanyakan apakah mereka dapat menyediakannya.
o Jangan menggunakan jelly petroleum.
o Usapkan preparat pada rambut agar lebih lembut dan mudah diatur.
o Bila rambut ingin dijalin atau dikepang, kendorkan kepangannya (Wong, 2003).
4. Perawatan mulut
- Lakukan perawatan mulut untuk bayi dan anak cacat.
- Bantu anak kecil untuk menyikat gigi, meskipun sudah banyak yang mampu melakukannya
dengan baik dan dorong anak untuk mau menyikat gigi.
- Ingatkan anak yang lebih besar untuk menyikat gigi dan memflossing gigi.
- Berikan sikat gigi atau pasta gigi untuk anak-anak yang tidak dapat melakukannya sendiri, atau
minta orang tua untuk membawanya dirumah (Wong, 2003).

G. Praktek Personal Hygiene


1. Memandikan di tempat tidur
a. Pengertian
Membersihkan tubuh pasian dengan menggunakan air dan sabun.
b. Tujuan
- Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
- Memberi rasa nyaman
- Merangsang peradaran darah
- Mencegah infeksi kulit
- Mendidik pasien dalam kebersihan diri
c. Indikasi
- Pasien kotor
- Pasien yang tidak bisa mandi akibat dari kondisi penyakit
d. Persiapan
1) Alat:
- 1 set pakaian yang bersih
- Baskom mandi dua buah
- 1 2 handuk bersih
- Waslap 2 buah
- Sabun + tempatnya
- Kain penutup
- Tempat tertutup untuk pakaian kotor
- Sampiran
- Celemek
- Laken bila perlu
- Talk/bedak/deodorant
- Kamper spiritus
- Pot/urinal
2) Pasien:
- Beri penjelasan
- Pimtu dan jendela ditutup
- Selimut dan bantal yang tidak digunakan dipindahkan
e. Prosedur kerja
1) Pintu, jendela, gorden ditutup, sampiran dipakai bila perlu
2) Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur, bila handuk dibutuhkan dipakai seperlunya.
3) Perawat berdiri disebelah kanan/kiri klien
4) Beritahu klien tentang prosedur yang akan dilakukan, serta membuka pakaian klien dan
menutupnya dengan selimut mandi
5) Perawat cuci tangan
6) Pasien siap dimandikan dengan urutan sebagai berikut:
Mencuci muka dan leher
- Handuk dibentangkan dibawah kepala, muka, telinga, dan leher
- Bersihkan dengan waslap lembab,keringkan dengan handuk
- Jika klien minta menggunakan sabun untuk muka. Cucilah dengan sabun
Mencuci lengan/tangan
- Letakkan handuk memanjang dibadan klien
- Cuci dan keringkan tangan dengan tekanan dan distal ke proksimal
- Lakukan bagian yang jauh dari perawat
Mencuci dada dan perut
- Turunkan selimut sampai bagian atas pubis
- Letakkan handuk memanjang disebelah
- Kedua tangan dikeataskan kemudian ketiak, dada dan perut dibasahi lalu disabuni
- Bilas sampai bersih dan keringkan dengan handuk
Mencuci punggung
- Klien dimiringkan ke kiri, handuk dibentang dibawah punggung sampai bokong, kemudian
punggung sampai bokong dibasahi, disabuni, dibilas dan dikeringkan dengan handuk
- Kemudian klien dimiringkan ke kanan, handuk dibentangkan dibawah punggung
- Punggung dicuci seperti pada punggung kiri, setelah itupunggung klien digosok dengan kamper
spiritus terutama bagian yang menonjol, beri talk tipis-tipis
- Kemudian pasien dibentangkan, pakaian atas dipasang dengan rapi.
Mencuci kaki
- Kaki yang terjauh dikeluarkan
- Selimut dan handuk dibentangkan dibawahnya, lutut ditekuk
- Kaki disabuni, dibilas dan dikeringkan
- Demikian juga kaki yang satunya.
Mencuci lipatan paha dan genetalia
- handuk dibentangkan
- lipatan paha dan genetalia dibasahi, disabuni, lalu dibilas dan dikeringkan
- lipatan paha diberi bedak tipis-tipis
- pakaian bawah dipasang, selimut mandi / kain penutup diangkat. Selimut klien kembali . atur
posisi yang nyaman.
7) Alat-alat dibersihkan / dikembalikan dan dirapikan
8) Perawat cuci tangan
Yang perlu diperhatikan:
- Observasi klien selama dan sesudah mandi
- Catat tindakan yang dilakukan
- Partisipasi klien
- Air yang dipakai
Evaluasi:
- Kulit klien bebas dari keringat, bau badan dan sebagainya
- Klien merasa senang, tidak gatal, iritasi, lelah
- Otot terlatih dengan aktif
- Partisipasi klien.

2. Mencuci rambut
a. Pengertian
Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala, dengan menggunakan sabun/shampoo
kemudian dibilas dengan air bersih.
b. Tujuan
- Membersihkan kotoran-kotoran rambut dan kulit kepala
- Menghilangkan bau dan memberi rasa segar
- Merangsang peradaran darah dibawah kulit kepala
- Membasmi kutu/ketombe
c. Indikasi
- Penderita yang mengalami peningkatan suhu tubuh (febris)
- Pada penyakit tertentu misalnya: cacar, luka kepala (contusio cerebris)
d. Persiapan alat
- Handuk 2 buah, perlak untuk pengalas
- Waskom berisi air hangat dan gayung
- Shampoo/sabun, sisir, kain kasa/kapas.
- Mangkok kosong untuk shampoo/sabun
- Pengering rambut (bila ada)
- Ember kosong, nirbekken
- Celemek
- Sampiran
e. Prosedur kerja
1) Pasien diberitahu, posisi pasien diatur
2) Lengan tepat yaiitu kepala dipinggir tempat tidur
3) Perlak dipasang dibawah kepala dengan dengan salah satu ujung perlak dibulung terlebih dahulu
untuk membentuk talang dan ujungnya berada di dalam ember
4) Ember diletakkan dibawah tempat tidur bagian kepala
5) Telinga disumbat dengan kapas, mata ditutup dengan kasa/sapu tangan pasien
6) Dada ditutupi dengan handuk sampai leher
7) Rambut disisr kemudian disiram dengan air hangat, kemudian dicuci dengan shampoo/sabun
(digosok merata dengan jari tangan)
8) Dibilas beberapa kali denga air hangat sampai bersih sambil memijit-memijit kepala
9) Kepala diangkat dan diletakan diatas handuk
10) Sumbatan telinga, tutup mata diangkat letakkan dalam nirbekken kemudian dibunag di tempat
sampah
11) Perlak diangkat dan diletrkkan di dalam ember
12) Rambut dikeringkan dengan handuk
13) Pasien disisir rapi, kepala diletakkan diatas bantal yang telah dialasi dengan handuk yang kering
14) Rambut dianginkan atau dikeringkan dengan pengering rambut
15) Alat-alat dirapikan /dibereskan.
Yang perlu diperhatikan:
- Awasi keadaan umum pasien
- Jaga jangan sampai pasien kedinginan/lelah
- Tidak membasahi pakaian, tempat tidur dan lantai
- Tidak dilakukan pada pasien payah
- Setiap kali ember yang penuh air dibuang
- Pasien yang bisa berjalan dilakukan di kamar mandi.

3. Memtong kuku
a. Pengertian
Menolong memotong kuku klien ynag panjang, karena tidak dapatmelakukan sendiri.
b. Tujuan
- Menjaga kebersihan
- Mencegah timbulnya luka (infeksi)
c. Persiapan alat
- Gunting tajam / pemotong kuku + kikir kuku
- Handuk kecil
- Kom besar untuk jari kaki + air hangat
- Kom kecil untuk jari tangan + air hangat
- Nierbekken + lisol 2%
- Perlak/pengalas
- Aseton (K/P kuku yang ada catnya)
- Kapas
- Sikat kuku
- Sabun
d. Pelaksanaan
1. Pasien diberitahu
2. Alat-alat didsekatkan pada pasien
3. Perawat cuci tangan
4. Pasien diberi posisi yang enak dan nyaman
Untuk kuku jari tangan:
- Perrlak dipasang, kom berisi air hangat didekatkan ke tangan pasien
- Bila kuku ada catnya, kuku dibersihkan dulu dengan memakai acetone dan kapas
- Jari tangan direndam dalam air hangat selama 1 2 menit agar kuku menjadi lunak
- Kalau kuku kotor disikat dengan sabun, kemudian dibilas dengan air hangat lalu
dikeringkandengan handuk
- Tangan diletakkan diatas bengkok berisi lysol 2% sehingga kuku tertampung dalam bengkok
setelah dipotong menurut lengkung kuku
- Untuk membuat permukaan kuku menjadi rata dan halus boleh dipakai kikir kuku
Untuk kuku jari kaki:
- Perlak dipasang dibawah kaki yang berisi air hangat didekat kuku klien
- Bila kuku ada catnya dibersihkan dulu dengan memakai acetone dan kapas
- Jari kaki direndam dalam air hangat selama 1 2 menit agar kuku menjadi lunak
- Kalau kuku kotor disikat dengan sabun, kemudian dibilas dengan air hangat lalu
dikeringkandengan handuk
- Kaki diletakkan diatas bengkok berisi lysol 2% sehingga kuku tertampung dalam bengkok
setelah dipotong menurut lengkung kuku
- Untuk membuat permukaan kuku menjadi rata dan halus boleh dipakai kikir kuku
- Setelah selesai pasien dikembalikan pada posisi semula
- Alat-alat dibereskan dan perawat cuci tangan
Yang perlu diperhatikan:
- Keadaan umum pasien
- Memotong kuku jangan sampai terlalu dalam, dan jangan sampai melukai pasien
- Hati-hati untuk pasien DM

4. Oral hygiene
a. Pengertian
Oral hygiene merupakan tindakan membersihkan mulut sekaligus organ-organ yang ada
didalamnya (gigi, lidah, platum, platum molle) pada anak maupun bayi, baik dikomunitas
maupun pada anak yang sedang di rawat di rumah sakit.
b. Indikasi
- Untuk anak/bayi yang berada di komunitas : orang tua di anajurkan untuk merawat kebersihan
mulut dan gigi anak/bayinya sedini mungkin dengan mengajarkan menyikat gigi secara teratur
dengan memakai sikat gigi yag sesuai dengan umur anak dan memakai pasta gigi khusus untuk
anak.
- Untuk anak yang dirawat di rumah sakit : perawatan yang sama harus diberikan bagi anak di ars,
terutama bagi anak yang menjalani tirah baring lama atau tidak sadar setelah menjalani oprasi.
c. Kontraindikasi
- Anak dengan post operasi labiopalatokizis
- Anak dengan resiko aspirasi
d. Tujuan
Oral hygiene bertujuan untuk mencegah kerusakan pada gigi yang merupakan salah satu masalah
utama pada anak-anak.
e. Persiapan alat
1) Menggosok Gigi
- Baki yang sudah dialasi
- Sikat gigi kecil dengan buluh lebut, tangkai lurus
- Pasta gigi berflouride khusus anak
- Gelas berisi air hangat
- Cairan pembilas berisi air hangat
- Handuk kecil atau kain pengalas
- Baskom
- Bengkok
- Sarung tangan
2) Oral Hygiene
- Baki yang sudah dialasi
- Kapas lidi
- Kom berisis NaCL 0,9%
- Cairan pembilas yang mengandung antiseptic
- Spatel
- Kain kasa
- Bengkok
- Sarung tangan
f. Prosedur Kerja
1) Pengkajian
a) Mengidentifikasi klien
- Cek perencanaan keperawatan
- Kaji kesadaran klien
- Kaji kemampuan klien
- Kaji kerjasama klien
- Kaji kerjasama orang tua
b) Mengkaji keadaan mulut klien
- Inspeksi apakah ada luka atau stomatitis
- Inspeksi keadaan gigi (gigi palsu, gigi goyah)
- Inspeksi keadaan gusi
- Inspeksi keadaan bibir
- Inspeksi mukosa mulut
2) Persiapan alat
a) Menggosok gigi
- Baki yang sudah dialasi
- Sikat gigi kecil dengan buluh lebut, tangkai lurus
- Pasta gigi berflouride khusus anak
- Gelas berisi air hangat
- Cairan pembilas berisi air hangat
- Handuk kecil atau kain pengalas
- Baskom
- Bengkok
- Sarung tangan
b) Oral hygiene
- Baki yang sudah dialasi
- Kapas lidi
- Kom berisis NaCL 0,9%
- Cairan pembilas yang mengandung antiseptic
- Spatel
- Kain kasa
- Bengkok
- Sarung tangan
3) Persiapan KLien
- Informasikan kepada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
- Jaga privasi klein
4) Implementasi
Menggosok Gigi
- Tangan perawat dicuci sampai batas siku
- Tinggikan tempat tidur pada posisi kerja ayang nyaman
- Tinggikan kepala tempat tidur dan atur posisi klien dalam posisi mirirng
- Letakkan handuk diatas dada dibawah dagu klien dan letakkan bengkok dekat dengan klien
- Pasang sarung tangan
- Oleskan pasta gigi pada sikat diatas baskom
- Tuangkan sedikit air diatas pasta gigi
- Pegang pastra gigi dengan sudut bulu 45 pada garis gusi. Sikat permukaan luar dan dalam dari
gigi atas dan bawah dengan meyikat dari gusi ke mahkota setiap gigi
- Bersihkan permukaan gigi geraham dengan memegang pundak klien, bulu sejajar dengan gigi
dan sikat perlahan kebelakang dan kedepan.
- Pegang sikat gigi pada sudut 45 derajat dan sikat permukaan dan samping lidah dengan lembut,
Hindari merangsang refleks gag
- Bantu klien untuk berkumur dengan cairan pencuci mulut/pembilas 2-3 kali
- Singkirkan baskom dan bantu klien membersihkan mulutnya
- Handuk dan pengalas di angkat
- Posisi klien diataur kembali
- Rapikan klien
Oral Hygiene
- Tangan perawat di cuci sampai batas siku
- Posisi klien di ataur sesuai kondisi
- Letakkan handuk diatas dada dibawah dagu klien dan letakkan bengkok duibawah dagu klien
- Pasang sarung tangan
- Ambil kapas lidi, basahi dengan larutan NaCL
- Ambil spatel minta klien untuk membuka mulut, tempelkan spatel diatas lidah, bersihkan
rongga, gigi, gusi, lidah dan bibir.
- Ganti kapas lidi yang kotor, lakukan membersihkan area mulut hingga bersih
- Jika telah bersih, anjurkan dan bantu klien untuk berkumur dengan mengunakan cairan
antiseptic 2-3 kali
- Bila klien tidak sadar olesi bibir klien dengan pelembab bibir
- atur kembali posisi klien
- Rapikan klien
5) Evaluasi
- Perhatikan respon klien
- Kebersihan gigi
6) Dokumentasi
- Waktu
- Tindakan yang dilakukan
- Nama perawat yang melakukan tindakan,
DAFTAR PUSTAKA

Arni. 2006. Skill Lab. Petunjuk Praktikum. Akper Makassar-YAPMA

Potter & Perry. 2005. Fundaental Keperawatan. EGC: Jakarta.

Sacharin, Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC

Siswanto, H. 2010. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Pustaka Rihama: Yogyakarta.

Tarwoto & Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika:
Jakarta.

Wong, Dona L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: EGC

Das könnte Ihnen auch gefallen