Sie sind auf Seite 1von 7

PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)

DALAM UPAYA MEWUJUDKAN SUSTAINABLE CITY


(Studi Pada Masterplan Pengembangan RTH Tahun 2012-2032 di Kabupaten Nganjuk)

Sugiyanti Puji Lestari, Irwan Noor, Heru Ribawanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: sistatarry@yahoo.co.id

Abstract: Green open space development in effort for realizing sustainable city. Green open space
is alternative solution to anticipation of future environmental crises. This study aims to provide
overview of the development of green space in realizing sustainable city. Methode used is descriptive
the first stage is development of green open space in Nganjuk, Second analysis of green space in
realizing of sustainable city and the third analyzes the driving factors and barriers to the sustainable
city. Nganjuk Regency results showed of policy legislation Number 26 of 2007 by developing green
space landscape, forest city green space, green line, yard, agricultural and plantation that fulfill the
function of economy, trade, tourism, participatory and environmental balance. Green Space towards
sustainable development of the city affected by natural conditions, system organization, the
professionalism of human resources, as well as the interests of stakeholders. The recommendations
include the development of green open space can be provided based Agribusiness, cultivation plants,
as well as strengthening the monitoring system of environmental protection and to authorize
regional development in the area.

Keyword: public policy, Public and Private Green open space, Scenario and Sustainable City

Abstrak: Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Nganjuk dalam Upaya


Mewujudkan Sustainable City. Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan solusi alternatif dalam
mengantisipasi krisis lingkungan di masa depan. Penulisan ini bertujuan memberikan gambaran
pengembangan RTH dalam mewujudkan sustainable city. Metode penulisan Deskriptif dengan
tahap pertama menjelaskan pengembangan RTH, Kedua analisa pengembangan RTH dalam
mewujudkan sustainable city dan ketiga menganalisis faktor pendorong dan penghambat menuju
sustainable city. Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten Nganjuk memenuhi Peraturan
Perundangan No 26 tahun 2007 mengenai 30 persen RTH dengan melakukan pengembangan RTH
Pertamanan, Hutan Kota, Jalur Hijau, Pekarangan, Pertanian dan Perkebunan yang memenuhi fungsi
ekonomi, wisata, partisipatif serta keseimbangan lingkungan, dengan cara pemanfaatan ekosistem
yang mampu tumbuh dan berkembang di kawasan Perkotaan Nganjuk. Pada pengembangan RTH
menuju sustainable city terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yakni meliputi kondisi alam
seperti tanah dan iklim, sistem organisasi, profesionalitas sumber daya manusia, serta kepentingan
para stakeholder. Rekomendasi yang dapat diberikan meliputi pengembangan RTH berbasis
Agribisnis, pengembangan RTH Budidaya tanaman, penguatan sistem pengawasan lingkungan dan
pelimpahan wewenang pembangunan daerah pada daerah.

Kata kunci: kebijakan publik, RTH Publik & Privat, Scenario, TAIDA dan Sustainable City

Pendahuluan sampah dan limbah sembarangan, pemborosan


Industri yang didukung dengan kemajuan energi, penebangan liar, dan lain sebagainya.
ilmu pengetahuan dan teknologi diyakini mampu Kesadaran pemerintah dan masyarakat
membawa manusia menuju tingkat kesejahteraan terhadap lingkungan terus dikembangkan.
yang lebih tinggi. Kemajuan tersebut nyatanya Berbagai program untuk meningkatkan kualitas
juga memberikan suatu permasalahan baru yang lingkungan mulai digerakkan untuk menghindari
perlu menjadi perhatian besar setiap kalangan. kerusakan kota di masa depan. Pengelolaan fisik
Permasalahan lingkungan yang terjadi juga lingkungan kota diwujudkan pemerintah melalui
banyak disebabkan dari berbagai kegiatan program-program yang bertujuan meningkatkan
manusia. Kegiatan manusia yang tidak keberlanjutan lingkungan kota. Berkelanjutan
memperhatikan keberlanjutan lingkungan akan yang dimaksud adalah adanya keseimbangan baik
membawa kerusakan, misalnya seperti membuang secara ekonomi, sosial maupun lingkungan alam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 381-387 | 381


atau lebih dikenal dengan istilah sustainable city 1. Konsep Keberlanjutan
menurut (Budihardjo, 2005). Pembangunan yang berkelanjutan merupakan
Sustainable City merupakan bentuk dari perubahan positif sosial ekonomi yang tidak
Sustainable Development yakni pembangunan mengabaikan ekologi dan sosial dimana
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan saat ini masyarakat bergantung kepadanya.
tanpa perlu menurunkan kemampuan generasi Keberhasilannya memerlukan kebijakan yang
yang akan datang. Pembangunan kota yang tepat, perencanaan, pembelajaran dan viabilitas
berkelanjutan tidak hanya didasarkan atas aspek politiknya tergantung pada dukungan penuh
lingkungan yang berkelanjutan melainkan masyarakat melalui pemerintahan dan kegiatan
bersumber dari masyarakat berkelanjutan. dunia usahanya (Soemarwoto, 2004).
Berkelanjutan memiliki makna terjaga secara Pembangunan berkelanjutan dielaborasi oleh
stabil kondisi ekonomi masyarakat yang sejahtera Stren, While dan Whitney (1992) sebagai suatu
sesuai dengan pengembangan potensi lingkungan interaksi antara tiga sistem: Sistem biologis dan
atau keunikan masyarakatnya serta kondisi sumberdaya, sistem ekonomi dan sistem sosial.
lingkungan alam yang semakin baik. Sehingga Pembangunan berkelanjutan tidak terpancang
dapat disimpulkan bahwa kota yang berkelanjutan pada lingkungan semata. Serageldin dan Steer
adalah kota yang mampu menjaga keseimbangan dalam Budihardjo (2005, h.18-19) mennyatakan
lingkungan (ecology), ekonomi (economy) dan adanya empat jenis capital stock yaitu:
sosial masyarakat (social) (Budihardjo, 1999). a. Natural capital stock: Berupa segala sesuatu
Salah satu program yang dilakukan yang disediakan oleh alam.
pemerintah dalam menciptakan keberlanjutan b. Human made capital stock: Dalam wujud
lingkungan adalah melalui P2KH (Program investasi dan teknologi
Pengembangan Kota Hijau) dengan c. Human capital stock: Berupa sumber daya
pengembangan pembangunan Ruang Terbuka manusia dan segenap kemampuannya
Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP). d. Social capital stock: Organisasi sosial,
Pembangunan RTHKP berupa Hutan Kota, Jalur kelembagaan atau institusi.
Hijau Kota, Taman Kota, Taman Wisata, Tempat Prinsip-prinsip pembangunan kota yang
Pemakaman, pekarangan, pertanian dan berkelanjutan diperlukan untuk menciptakan kota
perkebunan. Pengembangan RTH diajukan yang berkelanjutan. Dalam sustainable city
pemerintah melalui PERDA Kabupaten Nganjuk diperlukan lima prinsip dasar yang dikenal dengan
Nomor 02 Tahun 2011. Komposisi RTH daerah Panca E: Environment (Ecology), Economy,
adalah 30 persen terdiri dari RTH publik (20 Employment, Equity Engagement, dan Energy
persen) dan RTH privat (10 persen). Menurut (Research Triangle Institue, 1996). Prinsip kota
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nganjuk berkelanjutan meliputi:
keberadaan RTH publik di Kabupaten Nganjuk 1. Terjaminnya perekonomian yang stabil
belum memenuhi 20 persen namun privat 2. Peningkatan produktivitas warga
keberadaannya lebih dari 10 persen. 3. Pelayanan publik yang memadai
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk 4. Terjaminnya kualitas lingkungan
mengetahui perwujudan kota yang berkelanjutan 5. Pemerataan, kesejahteraan, lingkungan yang
dimasa depan adalah dengan melakukan analisis sehat dan lestari (Wardhono, 2011).
skenario. Melalui skenario kita berusaha melihat
masa depan dengan berbagai model. Secara 2. Ruang Terbuka Hijau
mudah skenario dapat dikatakan sebagai suatu alat Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun
yang digunakan untuk mengarahkan persepsi 2007 "Ruang Terbuka Hijau adalah area
masyarakat terhadap suatu peristiwa yang terjadi memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
di masa depan (Schewarts, 1991). Analisis penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
skenario pengembangan dapat dilakukan dengan tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
mengetahui perecanaan pengembangan RTH. alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Melalui perecanaan, fenomena implementasi Macam-macam RTH menurut Gallion (1994,
kebijakan dimasa depan dapat diberikan. h.38) meliputi ruang bagi taman bermain yang
Sehingga skenario kebijakan dapat digunakan aktif untuk anak-anak, pemuda dan orang dewasa.
untuk mengetahui dan memudahkan perumus Konservasi alamiah baik di dalam maupun di luar
kebijakan dalam melakukan pembangunan yang kota. Konservasi ini dapat berbentuk jalur hijau,
tepat sasaran di masa mendatang. kebun binatang dan kebun botani. Taman ini
untuk mengembalikan lingkungan alamiah kota,
dan apabila lokasinya sesuai maka akan
Tinjauan Pustaka dipertahankan keberadaan hewan liar sejauh

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 381-387 | 382


mungkin. Pelaku-pelaku pengelolaaan RTH 2. Analysing: we analyse consequences and
menurut Sugandhi (2008, h.104) meliputi: generate scenarios.
1. Pemerintah mengadakan pembangunan. 3. Imaging: we identify possibilities and
2. Swasta, sebagai pelaku ekonomi tidak generate vision of what desired.
berkewajiban melakasanakan RTH 4. Deciding: we weight up the information,
3. Masyarakat pengembangan & pemeliharaan. identify choices and strategies.
4. Media, membentuk opini publik dan 5. Acting: we set up short-term goals, take the
pengawasan first step and follow up our actions
Dalam pengembangan RTH terdapat program
P2KH (Program Pengembangan Kota Hijau) Metode Penelitian
yakni langkah nyata pemerintah pusat bersama- Penelitian ini menggunakan metode
sama dengan pemerintah provinsi, kota, deskriptif kualitatif dengan analisa skenario.
kabupaten dalam memenuhi ketetapan Undang- Scenario Planning dibuat pemerintah dengan
Undang Penataan Ruang, terutama terkait tujuan untuk mengetahui kondisi yang mungkin
pemenuhan luasan RTH perkotaan dan perubahan muncul di masa depan karena adanya perubahan
iklim. P2KH merupakan inovasi program RTH sosial, ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan
berbasis komunitas. tujuan penelitian, penelitian ini bertujuan untuk
memberikan deskripsi fenomena sosial, yakni
3. Skenario proses kebijakan pengembangan ruang terbuka
Skenario adalah sejarah masa depan masa hijau di Kabupaten Nganjuk, serta analisisnya
depan sesuai dengan sifat alaminya yang penuh dalam mewujudkan keberlanjutan lingkungan di
dengan ketidakpastian. Skenario tidak membuat masa depan. Berdasarkan permasalahan yang
suatu prediksi (berbasis ekstrapolasi masa lalu), telah dirumuskan maka fokus penelitian
tapi memberi tinjauan berbasis hubungan yang ditetapkan sebagai berikut:
ada. Berdasarkan tabel dibawah ini dapat 1. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di
dipahami bahwa skenario merupakan suatu alat Kabupaten Nganjuk.
yang digunakan untuk mengarahkan persepsi a. Pengembangan RTH Publik
seseorang di masa depan. Sedangkan Scenario berdasarkan masterplan RTH tahun
Building proses pengkonstruksian pilihan masa 2012-2032
depan dan Scenario Planning merupakan suatu b. Pengembangan RTH Privat
pembelajaran menantang dari organisasi untuk Berdasarkan masterplan RTH tahun
memberikan perhatian terhadap kondisi di masa 2012-2032
yang akan datang. Menurut Chermack dalam 2. Pengembangan RTH di Kabupaten Nganjuk
desertasi Dewi Aryani (2012, h.79-80). Ruang dalam upaya mewujudkan sustainable city
lingkup dalam skenario meliputi: a. Pengembangan RTH berdasarkan
Tabel Ruang Lingkup Skenario analisis TAIDA
Term Definition b. Pengembangan RTH dari aspek
Scenario A tools for ordering ones perceptions Lingkungan, Ekonomi dan Sosial
about alternative future environments in berkelanjutan
which ones decisions mights be played out 3. Faktor pendorong dan penghambat
(Schwarts, 1991) pengembangan RTH di Kabupaten Nganjuk
Scenario The process of constructing alternate
dalam mewujudkan sustainable city
Building future of business external environment
(Simpson, 1992 a. Faktor pendorong sustainable city
Scenario Scenario planning is inherently a b. Faktor penghambat sustainable city
Planning learning process that challenges the Lokasi penelitian pada RTH Kabupaten
confortable conventional wisdom of the Nganjuk dengan situs pada RTH Publik meliputi
organization by focussing attention on how RTH Taman Kota Kelurahan Begadung, Hutan
future may be different from the present Kota Mangundikaran dan Ploso dan Jalur Hijau
(Thomas, 1994) jalan dan simpadan sungai dan simpadan Rel
Sumber: Chermack, Thomas James, 2003 dalam Kereta Api dan RTH privat meliputi RTH
Desertasi: Skenario Kebijakan Energi sampai Pekarangan Masyarakat, dan kawasan Hijau
tahun 2030 Pertanian dan perkebunan.
Lindgren dalam bukunya Scenario Planning
(2003, h.47), menyatakan terdapat lima prinsip Pembahasan
skenario kebijakan yang dikenal dengan TAIDA: 1. Pengembangan RTH Kabupaten Nganjuk
1. Tracking: we trace changes and signs of Perencanaan pengembangan RTH di
threats and opportunities Kawasan Perkotaan Nganjuk didasarkan atas
beberapa aspek yaitu prosentase luas wilayah

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 381-387 | 383


kota, jumlah penduduk, kebutuhan oksigen, 2009 sampai 2013 meliputi sebagai berikut:
tingkat meredam kebisingan kendaraan bermotor Mengembangkan pertanian agribisnis dan
serta Berdasarkan netralisasi CO2. agroindustri, pengembangan komoditas melalui
a. Pengembangan RTH Publik: teknologi, pemasaran pertanian, penyuluhan,
1. Pengembangan RTH Pertamanan dan meningkatkan manajerial petani.
Meliputi RTH Taman Olahraga, taman Tantangan pengembangan RTH Pertanian &
perumahan dan taman kota. Berfungsi sebagai Perkebunan berdasarkan Renstra Dinas
tempat pendidikan dan sosial, estetika dan filter Pertanian tahun 2009-2013 meliputi:
bagi gas pencemar dan debu, mereduksi potensi 1. Produktivitas meningkat, harga rendah
banjir dan mengantisispasi krisis lingkungan 2. Permintaan produk pertanian pangan
yang semakin meluas. meningkat, kapasitas SDA terbatas
2. Pengembangan RTH Hutan Kota 3. Pembangunan teknologi
RTH yang bersifat pasif dengan fungsi 90 4. Kelembagaan Petani Masih Lemah
persen dimanfaatkan sebagai area kawasan 5. Pemasaran belum adil terkait modal
hijau. Rencana pengembangan hutan kota di 6. Ketidakmampuan masyarakat desa
Kabupaten Nganjuk kurang lebih 77 HA. mengakses permodalan karena Lembaga
Berada di daerah Payaman (44 Ha), keuangan terbatas, Prosedur sulit, dan
Cangkringan (22 Ha), Kauman (0,3 Ha) dan Petani sulit mengakses kredit, Teknologi
Mangundikaran (10 Ha). Tantangan dan Kualitas Sumberdaya.
Pengembangan RTH Hutan Kota meliputi:
a) Hutan kota tidak terurus sehingga perlu c. Pengembangan RTH di Kabupaten
difungsikan agar lebih indah Nganjuk Berdasarkan analisis TAIDA
b) Melindungi hutan kota dari kerusakan, Berdasarkan skenario pengembangan
kebakaran serta hama penyakit. RTH yang dijelaskan dalam Masterplan
3. Pengembangan RTH Jalur hijau pengembangan RTH Tahun 2012 sampai
Meliputi Pulau Jalan dan Median Jalan tahun 2032, Mengacu kepada output skenario
serta Jalur Pejalan Kaki, Ruang pejalan kaki pengembangan sektor bidang PU Cipta Karya
adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki serta pada revisi RTRW tahun 2007 sampai
pada kiri-kanan jalan kota dan taman. 2027. Penelitian ini terfokus pada skenario
Tantangan pengembangan Jalur Hijau Kawasan pengembangan RTH Publik Maupun RTH
Perkotaan Nganjuk diungkapkan menurut Privat yang dianalisis berdasarkan aspek
Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang teoritis menggunakan Scenario Planning
meliputi: milik Lindgren and Bandhold yaitu
1. Kawasan jalur hijau dijadikan sebagai berdasarkan analisis TAIDA:
kawasan permukiman warga. a. Tracking
2. Sulitnya menanam pohon besar karena Trakcing meliputi ancaman dan peluang,
masyarakat memilih tanaman produktif Ancaman pengembangan RTH di Kabupaten
sehingga fungsi resapan tidak optimal Nganjuk meliputi:
3. Kurang memantau, menghalau dan 1. Pertumbuhan penduduk dan kota pesat
menjaga debit sungai. 2. Masyarakat kurang menyadari
pentingnya RTH dan lemahnya
b. Pengembangan RTH Privat pengawasan RTH
1. Pengembangan RTH Pekarangan 3. Penggunaan lahan yang tidak seimbang
Pengembangan RTH pekarangan akibat adanya benturan kepentingan
dilakukan di daerah sisa bangunan dengan dalam pembangunan perkotaan.
menanam pohon pelindung. Sedangkan pada 4. Keterbatasan dana, SDM profesional
lahan dengan kapling sempit umumnya serta pemeliharaan tidak konsisten
penghijauan menggunakan tanaman hias dan Peluang pengembangan RTH meliputi:
pot gantung. Pengembangan RTH pekarangan 1. Penganggaran yang berkesinambungan
meliputi Pekarangan Halaman Perumahan, dari APBD dan APBN
Perkantoran, Pertokoan dan Tempat Usaha dan 2. Masyarakat yang sadar lingkungan
pengembangan pekarangan metode Roof b. Analysing
Garden dan pengembangan Taman Merupakan konsekuensi yang
Lingkungan. terjadi terhadap masa depan dengan melihat
2. Pengembangan RTH Pertanian & kondisi atau perubahan dimasa sekarang.
Perkebunan Luas RTH privat di Kabupaten Nganjuk lebih
Pengembangan RTH pertanian dan RTH dari 40 persen namun sewaktu-waktu luasan
perkebunan mengacu pada RENSTRA tahun RTH ini akan semakin sempit, kondisi ini

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 381-387 | 384


merupakan suatu konsekuensi atas 90x70 m dengan penambahan lahan seluas
peningkatan penduduk sebesar 10 persen 5000 m. Selain itu secara keseluruhan
setiap tahunnya, berdampak pada hingga saat ini Kabupaten Nganjuk Memiliki
peningkatan lahan pembangunan seperti RTH sebesar 212,837 Ha atau sebesar 10%
perumahan dan pertokoan. Saat ini banyak dari luas perkotaan (2.258 Ha) apabila
lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi dibandingkan dengan luas lahan terbangun
perumahan misalnya di kawasan tanah sawah perkotaan (987 Ha) maka prosentase
Begadung dan di Desa Tanjung. eksisting sebesar 22 persen hal ini
c. Imaging menunjukkan masih kurangnya RTH di
Imaging adalah tahapan mengenai perkotaan Nganjuk.
identifikasi kemungkinan dan membangun
visi atau berangan-angan terhadap harapan di 2. Pengembangan RTH di Kabupaten
masa depan. Dalam tahap ini pula, Nganjuk Berdasarkan Aspek Sustainable
identifikasi dampak yang terjadi dari setiap City.
visi yang ditentukan akan muncul. a. Pengembangan RTH berdasarkan
Berdasarkan visi tersebut terlihat bahwa kondisi Ekonomi berkelanjutan
Kabupaten Nganjuk menginginkan Kondisi ekonomi Kabupaten Nganjuk
kemajuan, kedilan, kesejahteraan, tentram merupakan daerah dengan kondisi ekonomi
dan demokratis yang berdasar moral agama. agraris ditunjukkan dengan penggunaan
d. Deciding lahan sebesar 35,12% untuk areal
Analisis berdasarkan misi, apa yang bisa persawahan, 11,79% tegal, 0,21%
dilakukan untuk mencapai visi, serta perkebunan, 38,39 hutan, dan hanya 12,53%
mengambil keuntungan dari peluang dan yang digunakan sebagai pemukiman.
menghindari ancaman lingkungan masa Pengembangan RTH strategis adalah
depan. Salah satu analisis yang digunakan kegiatan pembangunan RTH yang
dalam tahap ini adalah analisis WUS, yaitu mengutamakan lingkungan, kerjasama,
analisis dampak tunggal yang berhubungan memberikan kesempatan kerja serta
dengan tiga dimensi (want, utilize dan tanggung jawab. Sampai saat ini terdapat
should). Berdasarkan data dilapangan terlihat kurang lebih delapan belas (18) titik potensial
bahwa pada saat ini strategi prioritas untuk hasil survey komunitas hijau yang potensial
mewujudkan misi RTH adalah dengan sebagai ruang hijau ber nilai ekonomis.
perencanaan sebagai berikut: Kemampuan pengembangan RTH dalam
1. RTH Taman Kota direncanakan 3 Ha. menunjang peningkatan ekonomi daerah di
2. RTH jalur Hijau 25 hektar berada di masa depan adalah berupaya untuk
kelurahan Kauman, Mangundikaran, dan meningkatkan kualitas ekonomi
Ringin Anom. masyarakatnya melalui perdagangan dan
3. RTH fungsi khusus direncanakan 20 pariwisata yang berorientasi pada
Ha, sempadan sungai 136 Ha, keberlanjutan lingkungan saat ini dan masa
Pemakaman seluas 26 Ha. depan. Di samping itu pemerintah juga
4. RTH Taman kota seluas 52 Ha dan berupaya melakukan infrastruktur yang
Hutan Kota seluas 78 Ha. memadai melalui pembangunan perbaikan
5. RTH Privat seluas 342 Ha. sarana dan prasarana.
Pemerintah juga melindungi RTH privat b. Pengembangan RTH Berdasarkan
khususnya pertanian dan perkebunan dengan Kondisi Lingkungan berkelanjutan
menambahkan areal pertanian publik. Pengembangan RTH publik dan privat
Mewajibkan atas perumahan dan industri sampai saat ini masih terbatas pada
untuk melakukan penghijauan. Serta pengelolaan lingkungan, kemampuan
meningkatkan fungsi RTH tidak hanya bagi masyarakat untuk turut serta aktif dalam
lingkungan tetapi juga daerah potensial program pengelolaan lingkungan sangat kecil
wisata dan perdagangan. Kondisi ini berdampak pada fungsi RTH
e. Acting belum dirasakan oleh masyarakat dan
Implementasi atas skenario perencanaan berdampak pada aspek pemeliharaan yang
pengembangan RTH di Kabupaten Nganjuk kurang diperhatikan. Pengembangan
dibuat menurut masterplan tahun 2012 pertanian perkebunan dilakukan pemerintah
sampai 2032 telah dilaksanakan sesuai melalui peningkatan akses kualitas pertanian
ketentuan dalam masterplan. implementasi perkebunan meliputi pengembangan daerah
pengembangan RTH Taman Kota 3 Ha untuk irigasi, pemberdayaan petani, distribusi
sampai saat ini yang terealisasi adalah seluas pemasaran hasil panen dan program

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 381-387 | 385


peningkatan teknologi. Pola penggunaan Proses administrasi yang panjang akan
lahan campuran di Kabupaten Nganjuk di membuat suatu tujuan tercapai dengan lambat.
dominasi oleh lahan pertanian yaitu sebesar Karena membutuhkan kesepakatan semua pihak.
56% dari luas wilayah. Pengembangan RTH Kerjasama ini membutuhkan suatu tata kelola
berkelanjutan berada pada potensi RTH yang meliputi:
pertanian dan perkebunan. a) Transparansi Informasi
Pengembangan RTH di Kabupaten b) Akuntabilitas
Nganjuk saat ini sudah berorientasi pada c) Partisipatif, dialog, dan negosiasi
keberlanjutan lingkungan. Secara kasat mata d) Efektivitas dan efisiensi.
kondisi Kabupaten Nganjuk adalah lebih dari e) Konsensus/keputusan bersama
40 persen lahan hijau. Sehingga keberadaan Beberapa bentuk kerjasama tersebut dapat
RTH sangat potensial untuk mewujudkan dilakukan apabila juga diperkuat dengan
kota yang berkelanjutan. Metode melakukan kegiatan sebagai berikut:
pemeliharan RTH masih dirasa kurang, a) Negosiasi hak dan kewajiban pihak yang
sehingga pengembangan RTH publik tidak terkait dengan dasar hukum.
bisa dijadikan prioritas untuk menjaga b) Pelimpahan wewenang kepada
kondisi lingkungan masa depan tanpa kabupaten/kota agar berkembang sesuai
dibarengi kesadaran masyarakat akan potensi daerah.
pengelolaan RTH privat maka ketercapaian
lingkungan yang memadai di masa depan
akan sulit terwujud. 2. Profesionalisme SDM
Seringkali program tidak berjalan karena
c. Pengembangan RTH Berdasarkan lemahnya pengawasan atau sistem controling
Sosial Masyarakat Berkelanjutan dalam meminimalisir kendala. Pengawasan yang
Pembangunan RTH di Kabupaten lemah muncul dari kurangnya partisipasi
Nganjuk adalah sebagai ruang publik sebagai masyarakat terhadap program lingkungan.
sarana sosial masyarakat yang secara tidak Profesionalisme dan pengawasan dibutuhkan
langsung memiliki fungsi untuk komitmen pemimpin, penegakan hukum dan
meningkatkan kualitas sosial masyarakat peraturan. Profesionalisme SDM melalui sistem
berupa kesehatan masyarakat, hiburan dan pengawasan dengan pola yang sistematis dan
penyalur komunikasi. Pemerintah memiliki terintegrasi. Sistem pengawasan ini dimulai dari
fungsi Fasilitator, membuka masukan bagi tataran masyarakat sampai teknologi harus
pengembangan RTH. Pemerintah juga memberikan moda pengawasan yang maksimal.
mencanangkan program-program yang Dan terakhir melalui penegakan peraturan hukum
bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan perundang-undangan.
masyarakatnya untuk peduli lingkungan 3. Responsibilitas Masyarakat
salah satunya dengan pembuatan peta Responsibilitas masyarakat dibutuhkan untuk
komunitas hijau yang merupakan salah satu membangun lingkungan RTH yang lebih luas
kegiatan dalam P2KH Nganjuk yang pada prinsipnya jika suatu program itu
bertujuan untuk memetakan lokasi-lokasi memberikan keuntungan bagi masyarakat, maka
hijau. Pada RTH pertanian dan perkebunan responsibilitas masyarakatnya akan sangat tinggi.
telah dibentuk kelembagaan pertanian. Ada beberapa bentuk yang dapat diterapkan
Kelembagaan petani ini meliputi 1.155 dalam meningkatkan responsibilitas
Kelompok Tani, 279 Gabungan Kelompok masyarakatnya melalui RTH:
Tani, 41 Kelompok Agribisnis, 700 a) Budidaya/pembibitan tanaman
Kelompok Petani Kecil, serta Asosiasi b) Mengembangkan RTH Berbasis
Petani. Agribisnis
c) Mengembangkan ruang publik dengan
3. Analisis Faktor pendorong dan fungsi pendidikan dan hiburan
penghambat Pengembangan RTH dalam
mewujudkan sustainable city Kesimpulan
a. Faktor pendorong Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di
1. Program pemerintah Kabupaten Nganjuk meliputi pengembangan
2. Anggaran RTH Publik Privat dengan mengembangkan
3. Sumber Daya Manusia pertamanan, jalur hijau jalan, sempadan sungai
4. Lingkungan Alam dan rel, hutan kota, Pekarangan, dan membatasi
b. Faktor penghambat lahan terbangun srta menambah fungsi pertanian
1. Kerjasama beragam pihak dan perkebunan. Pengembangan RTH Kabupaten

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 381-387 | 386


Nganjuk dalam mewujudkan sustainable city Pengembangan RTH berdasarkan aspek
dilihat berdasarkan analisis TAIDA yakni Lingkungan, Ekonomi dan Sosial berkelanjutan.
Tracking meliputi Peningkatan penduduk, Nganjuk memiliki tanah dan iklim yang cocok
Kurangnya kesadaran masyarakat, Pembangunan untuk pembangunan tanaman dan lebih dari 40
industri perdagangan serta Keterbatasan dana & persen Nganjuk adalah lahan hijau. Sehingga
SDM profesional sementara peluang meliputi keberadaanya sangat potensial mewujudkan kota
SDA, Anggaran dan Responsibilitas. Analyzing berkelanjutan. Faktor pendorong sustainable city
meliputi kuantitas RTH berkurang karena meliputi Anggaran, Responsibilitas masyarakat
banyaknya permintaan sektor hunian dan pada lingkungan, SDA dan sarana prasarana.
perdagangan berdampak pada krisis lingkungan. Sementara Faktor penghambat meliputi
Imaging yakni menciptakan lingkungan kerjasama beragam pihak, Profesionalisme
berkelanjutan dengan SDM Maju, Adil, Sejahtera, rendah, dapat ditingkatkan melalui pengawasan
Tenteram, dan Demokratis. Deciding, Dilakukan serta penegakan peraturan dan Responsibilitas
dengan penambahan, pengelolaan RTH Publik, masyarakat yang kurang ditingkatkan melalui
serta meningkatkan RTH Privat. Acting pengembangan program RTH Agribisnis dan
menunjukkan masih kurangnya 30% RTH di budidaya tanaman.
perkotaan Nganjuk.

Daftar Pustaka
Aryani, Dewi, 2012 Skenario Kebijakan Energi sampai Tahun 2030. Universitas Indonesia. Jakarta:
Desertasi yang tidak dipublikasikan.
Budihardjo Eko, Sujarto. 2005. Kota Berkelanjutan. Bandung: Penerbit P.T Alumni.
Dunn N. William, 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada
University Press.
Kementrian PU, TP Penataan Ruang Provinsi, Pemkab Nganjuk, 2012. Masterplan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan Kabupaten Nganjuk Tahun 2012-2032.
Laporan akhir penyusunan peta komunitas hijau Tahun 2012 Kabupaten Nganjuk. Komunitas Hijau
P2KH 2012. Nganjuk.
Lindgren, Mats dan Hans Bandhold. 2003, Scenario Planning: The Link between Future and Strategy.
Hamspire: Palgrave Macmilan.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk tahun 2009 sampai tahun 20013. Dinas
Pertanian Kabupaten Nganjuk.2009. Nganjuk.
Sugandhi, Aca dan Hakim, Rustam. 2007. Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan
Berwawasan Lingkungan. Jakarta: PT. Bumi aksara.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 381-387 | 387

Das könnte Ihnen auch gefallen