Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
2, Juli 2011
I Wayan Suweda
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Email : suwedabalun@yahoo.com
113
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011
kan dengan mudah dan juga dapat dipro- Bahkan pada beberapa tempat pertumbu-
duksi secara masal sehingga dapat meme- hannya dapat sangat cepat sekali dan men-
nuhi dan melayani bagian-bagian dari sua- jadi suatu perkotaan dengan aktivitas dan
tu kota, khususnya yang tidak terlayani kegiatannya yang sangat ramai. Ada 3
oleh angkutan umum. Dalam perkemba- faktor utama yang menyebabkan berbagai
ngannya, pertumbuhan kendaraan dalam permasalahan muncul di perkotaan, yaitu
suatu sistem transportasi ternyata memba- pertambahan penduduk, bertambahnya
wa berbagai permasalahan yang serius ter- aktivitas kegiatan dan bertambah luasnya
utama bagi kehidupan perkotaan. Sering- ukuran wilayah terbangun perkotaan.
kali pembangunan infrastruktur jalan me- Dari segi pertambahan penduduk, di-
nyebabkan rusaknya pola perkotaan kare- sebabkan oleh pertambahan alamiah aki-
na hanya didasarkan atas pertimbangan bat proses kelahiran dan kematian. Tetapi
teknis jalan raya dan kebutuhan untuk untuk daerah perkotaan, migrasi, khusus-
menciptakan sistem transportasi yang a- nya urbanisasi mempunyai pengaruh jauh
man, nyaman, mudah dan ekonomis. lebih besar dan menyebabkan penduduk
Perencanaan dan pengintegrasian ru- perkotaan meningkat dengan pesat. Akibat
ang perkotaan haruslah berdasarkan kepa- urbanisasi pula, tahun 2008, untuk per-
da potensi, kendala dan limitasi yang di- tama kali penduduk dunia lebih dari 50%
miliki. Demikian pula pertimbangan ma- berada di perkotaan. Di Indonesia sendiri,
nusianya sebagai pemakai ruang tersebut, saat ini diperkirakan 41% penduduk
sehingga ada keterikatan antara ruang per- tinggal di perkotaan. Khusus wilayah
kotaan dengan warganya. Trancik (1986) Jawa-Bali 55% penduduk berada di
berpendapat bahwa dalam satu ruang per- perkotaan. Tahun 2025 di perkirakan 65%
kotaan yang bagus, antara ruang dan mas- penduduk akan menghuni perkotaan
sanya haruslah memiliki hubungan yang terutama di 16 kota besar yang ada di
baik sehingga bentukan antara ruang solid Indonesia (Tabel 1).
(massa bangunan) dan ruang void (ruang Pertambahan jumlah penduduk, khu-
terbuka) memenuhi standar perencanaan susnya akibat migrasi dari desa ke kota
yang ideal. Ruang perkotaan juga harus (urbanisasi) telah menyebabkan pemada-
mempunyai suatu sistem keterkaitan anta- tan penduduk perkotaan (urban densifica-
ra fungsi satu dengan fungsi lain ataupun tion) dan pembengkakan/pemekaran ka-
kawasan satu dengan kawasan lainnya se- wasan pinggiran (urban sprawling), Gam-
hingga tidak menjadi terpisah-pisah dan bar 1. Tidak jarang pemekaran wilayah
dapat di akses oleh seluruh warga. Setelah akhirnya sampai membentuk suatu kabu-
terdefinisi dengan baik dan memiliki paten atau kota baru. Di Indonesia, hingga
keterkaitan, kawasan perkotaan juga harus tahun 2009 terdapat penambahan 165 ka-
memiliki makna dan aktivitas sebagai bupaten baru dan 34 kota baru. Pengem-
generator kegiatan di wilayah tersebut, se- bangan wilayah terbangun sangat mende-
hingga akan menjadi pusat kegiatan war- sak untuk memenuhi kebutuhan perumah-
ganya. an dan tempat-tempat aktivitas lainnya,
dan ini telah mengorbankan keberadaan
LATAR BELAKANG MASALAH jalur hijau maupun areal persawahan, se-
perti yang ditunjukkan Tabel 2. Ruang
Kota pada awalnya tidak lebih dari suatu Terbuka Hijau yang diamanahkan harus
pemukiman atau desa-desa yang secara 30% (UU 26 Tahun 2007 tentang Penata-
umum tersebar di sekitar kawasan, akan an Ruang) sulit dapat dipenuhi oleh kota-
tetapi karena nilai strategis dan potensi kota di Indonesia.
yang dimilikinya, maka desa tersebut per-
lahan tapi pasti tumbuh menjadi ramai dan
membentuk suatu kota atau perkotaan.
114
Penataan Ruang Perkotaan Yang Berkelanjutan ........................................................ Suweda
Selain perubahan guna lahan, pertam- bulkan berbagai isu-isu permasalahan ka-
bahan penduduk, baik secara alamiah wasan perkotaan, seperti:
maupun urbanisasi sebagai gejala yang sa- - Bertambahnya Angka Kemiskinan
ngat umum di negara-negara berkembang - Kurangnya Lapangan Pekerjaan
telah memunculkan kota-kota metropoli- - Tumbuhnya kawasan kumuh di perko-
tan. Selanjutnya, akibat ketidakmampuan taan
dalam mengantisipasi perkembangan per- - Meningkatnya kebutuhan perumahan
kotaan yang demikian pesat telah menim- sederhana dan murah
115
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011
116
Penataan Ruang Perkotaan Yang Berkelanjutan ........................................................ Suweda
Kebutuhan akan transportasi telah me- taan dan rendahnya kualitas angkutan
nyebabkan kemacetan lalulintas akibat ter- umum
batasnya kapasitas jaringan jalan di perko-
Gambar 5 Masih terbatasnya akses terhadap jaringan air minum/bersih dan sanitasi
yang higinies
117
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011
silkan dari interaksi aspek lingkungan - PP No. 26 Tahun 2008 tentang RT-
hidup, dimensi ekonomi dan aspek sosial RWN: Sistem Perkotaan Nasional,
politik sedemikian rupa, masing-masing meliputi PKN, PKW, PKSN, PKL
terhadap pola perubahan yang terjadi pada dan kawasan budidaya dan kawasan
kegiatan manusia dapat menjamin lindung.
kehidupan manusia yang hidup pada masa - UU No. 26 Tahun 2007 tentang Pe-
kini dan masa mendatang dan disertai nataan Ruang, Penyelenggaraan pena-
akses pembangunan sosial ekonomi tanpa taan ruang bertujuan untuk mewujud-
melampaui batas ambang lingkungan kan ruang wilayah nasional yang
(WCED, 1987). Dari segi legalitas aman, nyaman, produktif, dan berke-
pedoman hukum pembangunan meliputi: lanjutan.
KOTA
Salah satu pasal yaitu Pasal 8 Ayat 1 dengan yang berkeadilan perimbangan
PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, modal masyarakat, pemerintah dan du-
menyebutkan bahwa perwujudan dan pe- nia usaha.
ningkatan keterpaduan dan keterkaitan b. Keberlanjutan sosial budaya: pemben-
antarkegiatan budidaya; dan pengendalian tukan nilai-nilai sosial budaya baru ser-
perkembangan kegiatan budi daya agar ti- ta peranan pembangunan yang berke-
dak melampaui daya dukung dan daya lanjutan terhadap iklim politik dan sta-
tampung lingkungan. Minimal ada 3 (tiga) bilitasnya.
Matra untuk Pembangunan Berkelanjutan, c. Keberlanjutan kehidupan lingkungan
meliputi: (ekologi) manusia dan segala eksisten-
a. Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi: sinya: keselarasan antara lingkungan
mengelola lingkungan hidup dan sum- alam dan lingkungan buatan.
berdaya alam secara efektif dan efisien
118
Penataan Ruang Perkotaan Yang Berkelanjutan ........................................................ Suweda
119
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011
120
Penataan Ruang Perkotaan Yang Berkelanjutan ........................................................ Suweda
Gambar 12 Prinsip Urban TOD (Sumber: The Next American Metropolis, 1993)
121
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011
122