Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
NIM : 1502140258
Kelas : MC-B
Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk
jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-
hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di
mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of
Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis
(practical philosophy).
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah
laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut
baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif
(studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Moralitas
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik
dan buruk (Bertens, 2002:7). Moralitas juga berperan sebagai pengatur dan petunjuk bagi
manusia dalam berperilaku agar dapat dikategorikan sebagai manusia yang baik dan
dapat menghindari perilaku yang buruk (Keraf, 1993: 20). Dengan demikian, manusia
dapat dikatakan tidak bermoral jika ia berperilaku tidak sesuai dengan moralitas yang
berlaku.
Velazquez memberikan pemaparan pendapat para ahli etika tentang lima ciri yang
berguna untuk menentukan hakikat standar moral (2005:9-10). Kelima ciri tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang dianggap akan merugikan secara
serius atau benar-benar menguntungkan manusia. Contoh standar moral yang dapat
diterima oleh banyak orang adalah perlawanan terhadap pencurian, pemerkosaan,
perbudakan, pembunuhan, dan pelanggaran hukum.
2. Standar moral ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu.
Meskipun demikian, validitas standar moral terletak pada kecukupan nalar yang
digunakan untuk mendukung dan membenarkannya.
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk kepentingan diri.
Contoh pengutamaan standar moral adalah ketika lebih memilih menolong orang
yang jatuh di jalan, ketimbang ingin cepat sampai tempat tujuan tanpa menolong
orang tersebut.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak. Dengan kata
lain, pertimbangan yang dilakukan bukan berdasarkan keuntungan atau kerugian
pihak tertentu, melainkan memandang bahwa setiap masing-masing pihak memiliki
nilai yang sama.
5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosakata tertentu. Emosi yang
mengasumsikan adanya standar moral adalah perasaan bersalah, sedangkan kosakata
atau ungkapan yang merepresentasikan adanya standar moral yaitu ini salah saya,
saya menyesal, dan sejenisnya.
II. Menurut Anda, mengapa pertimbangan etika dan moralitas tetap dipertimbangkan/diperlukan
dalam interaksi di jejaring virtual
Jawab: Karena dalam berinteraksi dengan masyarakat dunia virtual harus di dukung oleh
sikap dalam tutur kata yang baik dan tingkah laku (perbuatan) yang baik pula, karena pada
dasarnya seseorang akan melihat cara kita bertingkah laku saat berinteraksi dalam masyarakat
virtual lainnya.
Begitu juga dalam bermasyarakat di dunia virtual, jika dalam lingkungan virtual, anda tidak
dapat menjaga etika dan moral, secara sikap dan tingkah laku maka dalam kehidupan
bermasyarakat anda akan mendapatkan predikat yang kurang baik.
III. Contoh dari kasus konflik atau pelanggaran etika/moralitas dalam masyarakat virtual
Jawab:
a. Individu vs Individu = Deddy Corbuzier vs Mario Teguh
- Sumber Konfliknya: Berawal dari adanya akun palsu bernama @masterjoeblack
yang terekam screenshoot layar sedang bercakap di kolom komentar Instagram kuasa
hukum Mario Teguh yakni Vidi Galenso Syarief.
Referensi:
https://www.aprillins.com/2010/1608/makna-moralitas-dan-lima-ciri-standar-moral/
https://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/pengertian-etika/
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://www.beranda.co.id/mario-teguh-fitnah-deddy-corbuzier/58475/
http://www.newsth.com/ruptik/25023/berita-hari-ini-situs-resmi-mui-di-hack-dan-muncul-sesuatu-yang-
tidak-wajar-meresahkan-masyarakat/
http://www.kompasiana.com/iskandarjet/kronologi-kasus-prita-mulyasari_54fd5ee9a33311021750fb34