Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
Citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara hygiene.Jika seorang klien rapi sekali
perawawatan hygienis. Klien yang tampak berantakan atau tidak peduli dengan hygiene atau
pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kemampuan klien berpartisipasi dalam hygiene harian
Body image seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya (Wartonah, 2004).
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya personal hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang tubuhnya, termasuk
penampilan, struktur atau fungsi fisik. Citra tubuh dapat berubah karena operasi, pembedahan,
menderita penyakit, atau perubahan status fungsional. Maka perawat harus berusaha ekstra untuk
meningkatkan kenyamanan dan penampilan hygiene klien (Potter & Perry, 2009).
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu
2. Praktik sosial.
kebiasaan keluarga mempengaruhi hygiene, misalnya frekuensi mandi, waktu mandi dan jenis
hygienemulut. Pada masa remaja, hygienepribadi dipengruhi oleh teman. Misalnya remaja wanita
mulai tertarik pada penampilan pribadi dan mulai memakai riasan wajah. Pada masa dewasa,
teman dan kelompok kerja membentuk harapan tentang penampilan pribadi. Sedangkan pada
lansia beberapa praktik hygieneberubah karena kondisi hidupnya dan sumber yang tersedia
Menurut Wartonah, 2004 Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
Perawat harus sensitif terhadap status ekonomi klien dan pengaruhnya terhadap kemampuan
pemeliharaan hygieneklien tersebut. Jika klien mengalami masalah ekonomi, klien akan sulit
berpartisipasi dalam akifitas promosi kesehatan seperti hygienedasar. Jika barang perawatan
dasar tidak dapat dipenuhi pasien, maka perawat harus berusaha mencari alternatifnya. Pelajari
juga apakah penggunaan produk tersebut merupakan bagian dari kebiasaan yang dilakukan oleh
kelompok sosial klien. Contonya, tidak semua klien menggunakan deodorant atau kosmetik
diperlukan untuk menunjang hidup dankelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi
personal hygiene yang baikdibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar
mandi, peralatanmandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (misalnya: sabun, sikat gigi,
pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harustermotivasi untuk memelihara personal
higiene. Individu dengan pengetahuan tentangpentingnya personal higene akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegahdari kondisi atau keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998 dalam
pratiwi, 2008).
Pengetahuan tentang hygieneakan mempengaruhi praktik hygiene. Namun, hal ini saja tidak
cukup, karena motivasi merupakan kunci penting pelaksanaan hygiene. Kesulitan internal yang
Atasi hal ini dengan memeriksa kebutuhan klien dan memberikan informasi yang tepat. Berikan
materi yang mendiskusikan kesehatan sesuaidengan prilaku yang ingin dicapai, termasuk
konsekuensi jangka panjang dan pendek bagi klien. Klien berperan penting dalam menentukan
kesehatan dirinya karena perawatan diri merupakan hal yang paling dominan pada kesehatan
masyarkat kita. Banyak keputusan pribadi yang dibuat tiap hari membentuk gaya hidup dan
lingkungan sosial dan fisik (Pender, Murdaugh, dan Parsons, 2002 dalam Potter & Perry, 2009).
Penting untuk mengetahui apakah klien merasa dirinya memiliki risiko. Contohnya: apakah
klien merasa berisiko menderita penyakit gigi, penyakit gigi bersifat serius, dan apakah menyikat
gigi dan menggunakan benang gigi dapat mengurangi risiko ini? Jika klien mengetahui risiko
dan dapat bertindak tanpa konsekuesi negatif, mereka lebih cenderung untuk menerima koneling
5. Variabel Budaya.
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuanperawatan personal higiene.
Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda,mengikuti praktek perawatan personal
higiene yang berbeda. Keyakinan yangdidasari kultur sering menentukan defenisi tentang
kesehatan dan perawatan diri.Dalam merawat pasien dengan praktik higiene yang berbeda,
Perry, 2009). Perawat tidak boleh menyatakan ketidaksetujuan jika klien memiliki praktik
higieneyang berbeda dari dirinya. Di Amrika Utara, kebiasaan mandi adalah setiap hari
sedangkan pada budaya lain hal ini hanya dilakukan satu kali seminggu (Potter & Perry, 2009).
dan melakukan perawatanrambut. Pemilihan produk didasarkan pada selera pribadi, kebutuhan
dan dana. Pengetahuan tentang pilihan klien akan membantu perawatan yang terindividualisai.
Selain itu, bantu klien untuk membagun praktik higienebaru jika ada penyakit. Contohnya,
perawat harus mengajarkan perawatan higienekaki pada penderita diabetes (Potter & Perry,
2009).
Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energi dan ketangkasan untuk
melakukan higiene. Contohnya: pada klien dengan traksi atau gips, atau terpasang infus
intravena. Penyakit dengan rasa nyeri membatasi ketangkasandan rentang gerak. Klien di bawah
efek sedasi tidak memiliki koordinasi mental untuk melakukan perawatan diri. Penyakit kronis
(jantung, kanker, neurologis, psikiatrik) sering melelahkan klien. Genggaman yang melemah
akibat artritis, stroke, atau kelainan otot menghambat klien untuk menggunakan sikat gigi,
Jenis-jenis perawatan personal hygiene menurut Perry & Potter (2005) dibedakan menjadi
dua, yaitu :
1. Berdasarkan Waktu
yang dapat dilakukan antara lain mencuci mukan dan tangan, mebersihkan mulut, merapikan
pasien dapat tidur beristirahat dengan tenang. Seperti mencuci tangan dan muka membersihkan
2. Berdasarkan Tempat
kuman atau tarauma sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan
fungsinya.
Fungsi kulit:
1) Proteksi tubuh
2) Pengaturan temperatur tubuh
1) Umur
2) Jaringan kulit
b. Mandi
Mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau membersihkan bau badan, keringat, dan sel yang
Integritas kaki dan kuku ibu jari penting untuk mempertahankan fungsi normal kaki sehingga
Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat dilihat dari rambut. Perawatan ini bermanfaat
mandi. Perawatan perineal mencegah dan mengontrol penyebaran infeksi, mencegah kerusakan
sirkumsisi. Foreskin menyebakan sekresi mengumul dengan mudah di sekitar mahkota penis
dekat meatus uretral. Kanker penis terjadi lebih sering pada pria yang tidak disirkumsisi dan
Yang dimaksud disini adalah kebersihan pada tempat tidur. Melalui kebersihan tempat tidur
diharapakan pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa ganguan selama tidur sehingga dapat
REFERENSI :
A. Perry, potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, dan praktik. Jakarta: EGC.
B. Kozier, Erb. 2009. Buku ajar praktik keprawatan klinis: ed 5. Jakarta: EGC.