Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. Teori Kontinjensi
Menurut teori, sistem yang terbuka pada suatuperusahaan sangat berkaitan dengan interaksi
untukpenyesuaian dan pengendalian terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup usaha.
Teori kontinjensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam
mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang
dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem
pelaporan keuangan perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontinjensi
merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam
struktur organisasi.
B. Munculnya Perumusan Kontinjensi
Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi akuntansi manajemen
adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil riset
empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis hipotesis yang
telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Hal ini juga menyatakan
bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang
semakin cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori organisasi guna
mengembangkan suatu penjelasan penting.
Pengaruh Hasil Empiris
Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah tersebut harus dipecahkan
dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber stimulus bagi pengembangan
perumusan kontinjensi. Konsep, seperti teknologi, struktur organisasi, dan lingkungan telah
dilibatkan untuk menjelaskan mengapa sistem akuntansi membedakan antara satu situasi
dengan situasi yang lain.
Efek Teknologi
Variabel kontinjensi terpanjang dan yang paling sederhana digunakan dalam akuntansi
manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang berbeda telah
memengaruhi desain sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal tersebut muncul
sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap sebagai konfirmasi
empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah yang menentukan
jumlah alokasi biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara merata. Teknologi
produksi memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi akuntansi yang disajikan.
Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang berpengaruh atas informasi yang harus
disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh, kompleksitas dari tugas yang dihadapi
oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur pengendalian biaya yang sesuai.
Efek dari Struktur Organisasi
Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana informasi
penganggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara batasan anggaran
(budgeti-condtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam anggaran
menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap para
bawahan, dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu gaya yang juga mempertimbangkan
efektivitas dan jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood menunjukan bahwa gaya
batasan anggaran bersifat kaku.
Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja terintegritas,
sehingga mempunyai saling ketergantungan yang luas antara bagian yang satu dengan yang
lainnya. Studi Otley melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri penambangan batu
bara, yang karena alasan yang praktis, tidak saling tergantung satu sama lain. Studi awal
menunjukan bahwa penggunaan yang kaku dari ukuran pencapaian tidaklah sesuai jika
terdapat saling ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran yang sesuai bergantung
pada derajat tingkat saling ketergantungan yang ada diantara pusat tanggung jawab yang
terlibat.
Efek Lingkungan
Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan dalam penggunaan informasi
akuntansi. Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan yang memakai manajemen
pengendalian menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi dan sistem pengendalian
dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut lagi, jenis persaingan yang
berbeda mempunyai dampak sangat berbeda terhadap penggunaan pengendalian akuntansi
dalam perusahaan manufaktur. Dengan membedakan antara operasi (lingkungan dimana
adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk menunjukanlaba akuntansi) dan operasi liberal
(lingkungan yang relatof lebih mudah untuk memelihara operasi yang menguuntungkan)
dapat ditunjukan bahwa para manajer senior menggunakan informasi anggaran untuk
mengevaluasi pencapaian manajerial yang sangat berbeda dalam kedua situasi tersebut.jika
ketelitian anggaran dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan dari sistem akuntansi, maka
gaya penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk mencapai anggaran akurat
terhadap lingkungan.
Pengaruh Teori Organisasi
Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan sebagian dari variabel yang mengakibatkan
perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga variabel kontinjensi
adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah digunakan sebagai contoh
ilustratiif karena ketiganya telah mengembangkan teori kontinjensi akuntansi manajemen
teoretis. Gerakan ini merupakan pendekatan universalistis terhadap pendekatan akuntansi
manajemen yang menjadi mode pada tahun 1970an. Kelebihan dari pendekatan ini tidak dapat
dijelaskan hanya oleh tekanan penemuan empiris yang berusaha untuk menemukan teori yang
bersifat menjelaskan. Faktor utama lain yang memengaruhi teori kontinjensi akuntansi
manajemen yang terjadi lebih dahulu.
C. Variabel-variabel Dasar Kontinjensi dan Hubungannya
Teori kontinjensi akuntansi manajemen dapat mengidentifikasikan sejumlah perbedaan atau
sejenis variabel. Misalkan, teori ini mengemukakan suatu kerangka yang terdiri dari atas: a)
lingkungan; b) organisasi; c) gaya pengambiulan keputusan. Lebih lanjut lagi, menurut teori
ini terdapat tiga hal dalam ketidakpastian, yaitu: a) lingkungan; b) saling ketergantungan; c)
faktor internal. Lityeratur yang relevan dengan penjelasan ini merumuskan empat jenis
variabel kontinjensi yaitu: 1) variabel sosial 2) variabel lingkungan 3) atribut-atribut
organisasi 4) karakteristik pengguna dan sumber informasi.
Variabel Sosial
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif tentang
akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya, studi ini lebih
banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik pelaporan
keuangan tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi nasional. Dalam kedua
kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan yang menghubungkan
perbedaan atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun ekonomi. Teori dalam
praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial tertentu.Variabel-
variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama terdapat di semua perusahaan dalam
Variabel Sosial Lingkungan Perusahaan
suatu negara yang merupakan hal pokok yang bervariasi pada setiap negara.
Efektivitas Organisatoris
Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas organisasi dan
perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari kerangka
kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi sifat alami sistem
akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek dalam bentuk pengendalian
berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka mengasosiasikan sistem akuntansi dan kontinjensi
tertentu harus dibuat pedoman mengenai dampak sistem akuntansi dalam membantu pencapaian
organisasi. Evaluasi kepantasan dari variasi pengendalian sistem akuntansi tertentu harus
berlangsung menurut perbandingan bidang ukuran efektivitas. Keduanya adalah untuk tingkat
analisis organisasi dan perorangan.
Metodologi Riset
Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat berhubungan,
dimana SIA merupakan satu kesatuan, membenuk satu pengendalian organisasi yang teratur.
Banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi desain SIA untuk menjelaskan
perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah realistis untuk metode analisis statistik yang
tidak menguraikan pola teladan interaksi secara kompleks. Peneliti harus mempunyai
keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti hubungan organisasi. Selain
itu hubungan sebab akibat menjadi jauh lebih penting dibandingkan dengan asosiasi,dimana
interaksi variabel diamati dari waktu ke waktu, sehingga menjadi lebih dihargai dibandingkan
studi lintas bagian. Studi longitudinal juga mampu menjelaskan proses dengan mana sistem
akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai jawaban atas tekanan organisasi.
Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan menyimpulkan
bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan multivariasi dalam
pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah suatu tugas
yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan perhatian pada riset terhadap
sumber daya yang langka guna mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang berfungsi dalam
organisasi, seoerti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.
BAB 18
ASPEK KEPERILAKUAN PADA DESENTRALISASI
1. Pembagian Tugas/Keputusan
Jenis fungsional-divisional dari struktur organisasi mencerminkan dua cara berbeda untuk
membagi tugas/keputusan dalam suatu organisasi. Struktur fungsional membagi suatu organisasi
sepanjang lini fungsi-fungsi utama seperti produksi, pemasaran, keuangan, dan seterusnya.
Struktur tersebut adalah sesuai untuk mengeksploitasi skala ekonomi karena orang-orang
berspesialisasi dalam fungsi tertentu. Struktur semacam itu terutama sesuai untuk organisasi
yang memerlukan pengembangan keahlian yang mendalam disuatu bidang teknis dan atau
memiliki produk yang sedikit dan serupa. Produsen komputer dan perusahaan penerbangan
adalah contoh-contoh yang baik dari perusahaan besar yang diatur secara fungsional.
Struktur divisional biasanya membagi suatu organisasi sepanjang lini produk. Hal ini terutama
sesuai untuk perusahaan dengan banyak produk atau perusahaan yang sangat terdiversifikasi.
Komplikasi tambahan dapat membagi tugas/keputusan pada kebanyakan organisasi besar adalah
penyebaran geografis dari unit-unit nya. Geografi menambah masalah koordinasi, terutama
kerika unit-unit tersebut melewati batas-batas negara. Perusahaan sekarang harus diatur
berdasarkan wilayah, dimana setiap wilayah memiliki organisasi fungsional atau produk yang
lebih lannjut. Suatu masalah yang sulit timbul ketika hanya ada beberapa produk saja dari dari
banyak produk perusahaan tersebut yang dijual diberbagai wilayah.
Langakah kedua dalam memilih suatu struktur adalah merencanakan suatu sistem yang sesuai
untuk akuntabilitas sumber daya pada berbagai subunit fungsional, produk,wilayah. Biasanya,
suatu struktur akuntabilitas sumber daya mengikuti logika dari distribusi fisik aktivitas dan
keputusan yang dicapai oleh penciptaan subunit. Empat jenis akuntansi sumber daya yang
dikenal dalam literatur yang terdiri atas ; pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat
investasi.
Karena hubungan antara aktivitas/keputusan dan sumber daya yang digunakan maka organisasi
fungsional terutama menggunakan pusat pendapatan dan biaya. Demikian pula, karena divisi
pada umumnya menggabungkan pemasaran dan produksi dibawah seorang manajer, maka divisi-
divisi tersebut diatur sebagai pusat laba atau investasi. pusat laba atau investasi adalah unit
ekonomi dasar dalam bisnis manapun dan manajemen oleh karena itu berkepentingan untuk
menilai kelangungan hidup ekonomisnya. Dengan demikian, sumber daya yang
diidentifikasikan dengan suatu unit yang tidak berkaitan dengan kemampuan seorang manajer
untuk membuat keputusan tentang sumber daya tersebut.
2.4 Pengembangan Anggaran Dasar
1. Pendelegasian Aktivitas
Anggaran dasar yang baik juga memeberikan peraturan-peraturan dasar untuk mengelola
pertukaran antar unit. Pertukaran ini adalah perlu ketika subunit-subunit saling bergantung satu
sama lain untuk input atau output. Tingkat ketergantungan bervariasi dari tinggi dalam
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal sampai rendah dalam konglomerasi yang
terdiversifikasi. Beberapa dari saling ketergantungan tersebut ada dikebanyakan organisasi. Hal
ini menciptakan kebutuhan untuk mengelola hubungan antarunit tersebut dengan cara dimana
baik unit individual maupun organisasi dapat mencapai tujuannya. Desentralisasi menigkatkan
bahaya di mana subunithanya memaksimalkan tujuannya sendiri dengan mengorbankan
organisasi dengan cara memungkinkan manajer subunit untuk bertindak secara independen.
4. Pendekatan Kompetitif versus Kolaboratif
Anggaran dasar untuk desentralisasi mencoba untuk mencegah peluang untuk melakukan
suboptimasi ini. Anggaran dasar tersebut dapat menggunakan dua pendekatan ekstrem untuk
melakukannya. Pertama, pendekatan kompetitif, mengandalkan pada mekanisme pasar dan
mensubstitusikan pasar internal yang fiktif dengan pasar eksternal. Persaingan antar-subunit
didukung dan harga transfer internal menjalankan peran alokasi sumber daya dari sistem harga
eksternal. Pendekatan lainnya, yaitu pendekatan kolaboratif, meneakankan pada keanggotaan
organisasioanaldan mendorong individu untuk bekerja pada satu tim dengan menggunakan
aturan, penghargaan, dan nilai yang sesuai. Pada praktiknya, tidaklah mungkin bagi kebanyakan
organisai untuk menggunakan salah satu dari kedua metode tersebut dalam bentuk murninya.
Dengan demikian, pilihan meraka adalah untuk mengombinasikan fitur yang sesuai dari kedua
pendekatan tersebut.
Ketidaklengkapan harga
Pendekatan kompetitif membutuhkan mekanisme harga sebagai sinyal dasar untuk mengatur
pengaturan.selama harga menyakup semua variabel keputusan yang relevan, pendekatan
kompetitif akan berhasil. Namun, harga transfer internal jarang mencakup semua pariabel
keputusan yang relevan dalam suatu pertukaran. Hal terutama yang sangat penting ialah
perbedaan kualitas, ketidakpastian dan faktor-faktor eksternal.
Ketika terdapat perbedaan kualitas antara produk adalah sulit untuk membandingkan harga
dari pemasok internal dengan pasar eksternal yang menjadi referensi. Harga lagi-lagi gagal untuk
mencerminkan dimensi penuh dari pertukaran karna pihak lain harus membayar sebagian dari
biaya tersebut. Sebagai contoh, dalam suatu proses multitahap yang terintegrasi, seperti
pembuatan karton, kegagalan dari dua unit pada tahap selanjutnya dari proses tersebut dapat
merugikan pabrik kertas (tahap 1) dibandingkan dengan unit-unit berikutnya. Ketidaklengkapan
dari suatu sinyal berarti bahwa kompetisi antar unit harus ditengahi dan dilengkapi dengan
mekanisme kolaboratif yang dapat mengakui semua pariabel penting dalam pertukaran internal.
Tersedia opsi untuk keluar. Persyaratan yang penting bagi keberhasilan pendekatan
kompetitif adalah tersedia opsi untuk keluar. Opsi untuk keluar memungkinkan seorang
produsen internal yang tidak efisien diberikan sanksi dengan cara mengizinkan pembeli menolak
untuk membeli secara internal. Namun disiplin pasar tidak selalu menghentikan atau menangkap
inefisiensi internal tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh A.O. Hirschman, opsi untuk keluar
dapat meningkatkan inefisiensi dengan cara memungkinkan pembeli yang sadar akan kualitas
untuk berpindah, sehingga dalam jangka pendek memudahkan seorang produsen yang tidak
efisien untuk fokus pada pembeli yang tidak melakukan membeda-bedakan. Dalam situasi
semacam ini, pendekatan kompetitif harus diperketat untuk memaksa baik pihak pembeli
maupun penjual untuk meningkatkan kualitas internal.