Sie sind auf Seite 1von 15

BAB 17

ASPEK TEORI KONTINJENSI DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN

A. Teori Kontinjensi
Menurut teori, sistem yang terbuka pada suatuperusahaan sangat berkaitan dengan interaksi
untukpenyesuaian dan pengendalian terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup usaha.
Teori kontinjensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam
mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang
dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem
pelaporan keuangan perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontinjensi
merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam
struktur organisasi.
B. Munculnya Perumusan Kontinjensi
Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi akuntansi manajemen
adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil riset
empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis hipotesis yang
telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Hal ini juga menyatakan
bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang
semakin cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori organisasi guna
mengembangkan suatu penjelasan penting.
Pengaruh Hasil Empiris
Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah tersebut harus dipecahkan
dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber stimulus bagi pengembangan
perumusan kontinjensi. Konsep, seperti teknologi, struktur organisasi, dan lingkungan telah
dilibatkan untuk menjelaskan mengapa sistem akuntansi membedakan antara satu situasi
dengan situasi yang lain.
Efek Teknologi
Variabel kontinjensi terpanjang dan yang paling sederhana digunakan dalam akuntansi
manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang berbeda telah
memengaruhi desain sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal tersebut muncul
sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap sebagai konfirmasi
empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah yang menentukan
jumlah alokasi biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara merata. Teknologi
produksi memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi akuntansi yang disajikan.
Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang berpengaruh atas informasi yang harus
disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh, kompleksitas dari tugas yang dihadapi
oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur pengendalian biaya yang sesuai.
Efek dari Struktur Organisasi
Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana informasi
penganggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara batasan anggaran
(budgeti-condtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam anggaran
menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap para
bawahan, dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu gaya yang juga mempertimbangkan
efektivitas dan jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood menunjukan bahwa gaya
batasan anggaran bersifat kaku.
Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja terintegritas,
sehingga mempunyai saling ketergantungan yang luas antara bagian yang satu dengan yang
lainnya. Studi Otley melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri penambangan batu
bara, yang karena alasan yang praktis, tidak saling tergantung satu sama lain. Studi awal
menunjukan bahwa penggunaan yang kaku dari ukuran pencapaian tidaklah sesuai jika
terdapat saling ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran yang sesuai bergantung
pada derajat tingkat saling ketergantungan yang ada diantara pusat tanggung jawab yang
terlibat.
Efek Lingkungan
Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan dalam penggunaan informasi
akuntansi. Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan yang memakai manajemen
pengendalian menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi dan sistem pengendalian
dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut lagi, jenis persaingan yang
berbeda mempunyai dampak sangat berbeda terhadap penggunaan pengendalian akuntansi
dalam perusahaan manufaktur. Dengan membedakan antara operasi (lingkungan dimana
adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk menunjukanlaba akuntansi) dan operasi liberal
(lingkungan yang relatof lebih mudah untuk memelihara operasi yang menguuntungkan)
dapat ditunjukan bahwa para manajer senior menggunakan informasi anggaran untuk
mengevaluasi pencapaian manajerial yang sangat berbeda dalam kedua situasi tersebut.jika
ketelitian anggaran dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan dari sistem akuntansi, maka
gaya penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk mencapai anggaran akurat
terhadap lingkungan.
Pengaruh Teori Organisasi
Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan sebagian dari variabel yang mengakibatkan
perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga variabel kontinjensi
adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah digunakan sebagai contoh
ilustratiif karena ketiganya telah mengembangkan teori kontinjensi akuntansi manajemen
teoretis. Gerakan ini merupakan pendekatan universalistis terhadap pendekatan akuntansi
manajemen yang menjadi mode pada tahun 1970an. Kelebihan dari pendekatan ini tidak dapat
dijelaskan hanya oleh tekanan penemuan empiris yang berusaha untuk menemukan teori yang
bersifat menjelaskan. Faktor utama lain yang memengaruhi teori kontinjensi akuntansi
manajemen yang terjadi lebih dahulu.
C. Variabel-variabel Dasar Kontinjensi dan Hubungannya
Teori kontinjensi akuntansi manajemen dapat mengidentifikasikan sejumlah perbedaan atau
sejenis variabel. Misalkan, teori ini mengemukakan suatu kerangka yang terdiri dari atas: a)
lingkungan; b) organisasi; c) gaya pengambiulan keputusan. Lebih lanjut lagi, menurut teori
ini terdapat tiga hal dalam ketidakpastian, yaitu: a) lingkungan; b) saling ketergantungan; c)
faktor internal. Lityeratur yang relevan dengan penjelasan ini merumuskan empat jenis
variabel kontinjensi yaitu: 1) variabel sosial 2) variabel lingkungan 3) atribut-atribut
organisasi 4) karakteristik pengguna dan sumber informasi.
Variabel Sosial
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif tentang
akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya, studi ini lebih
banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik pelaporan
keuangan tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi nasional. Dalam kedua
kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan yang menghubungkan
perbedaan atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun ekonomi. Teori dalam
praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial tertentu.Variabel-
variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama terdapat di semua perusahaan dalam
Variabel Sosial Lingkungan Perusahaan
suatu negara yang merupakan hal pokok yang bervariasi pada setiap negara.

Sistem Pelaporan Kuangan Perusahaan

Karakteristik Peng-guna dan Sumber Informasi Lain Atribut-atribut Organisasi


Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan ketidakpastian.
Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri atas: a) dimensi stabil-
dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan struktur organisasi
dan aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan dinamis ditandai dengan
tingkat keputusan faktor perubahan lingkungan internaldan eksternal yang pada dasarnya
sama dari waktu ke waktu dalam proses yang berkesinambungan. Adapun dimensi homogen-
heterogen daoat digambarkan dalam hubungannya dengan tingkat keputusan di mana faktor
lingkungan sebagai alternatif dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Faktor-faktor
yang ada di dalam lingkungan perusahaan dapat dibedakan dalam suatu rangkaian
ketidakpastian dari yang dapat diramalkan sampai yang tidak dapat diramalkan. Hal yang
diperlukan dalam suatu riset adalah pertimbangan yang menyatakan bahwa ketidakpastian
lingkungan tertentu memengaruhi struktur organisasi dan desain sistem akuntansi
manajemen.
Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori kontinjensi terutama
mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini dapat
menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan atau
menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan suatu
penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang berkaitan
dengan penyediaan dan pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran organisasi,
teknologi dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada didalamnya, seperti jumlah
karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai aset bersih atau modal yang digunakan, dan lain
sebagainya yang pada umumnya saling berhubungan. Teknologi telah menjadi konsep
penting. Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan kompleks teknis yaitu
unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan massa, dan proses produksi.
Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapat digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang terdapat
dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam pengambilan
keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para pengguna adalah
alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang ditimbulkan oleh
perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat yang
diturunkannya.Pada kenyataannya , dalam literatur mengenai pengolahan informasi manusia
dalam rangka pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap individu mempunyai model
keputusan yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi
berikut: a) analisis keputusan berbeda dengan pengambilan keputusan intuitif, perbedaan
dalam horizon waktu, c) bentuk pengulangan yang mengacu banyak faktor dalam
pertimbangan pengambilan keputusan, d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang
berubah-ubah, e) proaktif vs reaktif, dan f) kemampuan strategis dalam hubungannya dengan
pertimbangan di antara keputusan yang sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
Atribut Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan yang Dipengaruhi Variabel
Kontinjensi
Karakteristik sistem pelaporan keuangan perusahaan terdiri atas suatu contoh yang dirancang
untuk masing-masing unsur utama pelaporan perusahaan. Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Pengungkapan, penggolongan, presentasi, penilaian, dan kebutuhan pengukuran dari
nergara-negara yang berbeda. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh metode kepemilikan rata-
rata produksi, tingkat dan konsentrasi kepemilikan pribadi, pola pendanaan perusahaan,
penggunaan informasi akuntansi dalam perencanaan dan pengendalian ekonomi dan lain
sebagainya.
2. Frekuensi pelaporan dalam jumlah variasi pengungkapan dari informasi laporanyang
bersifat sementara, metode pengukuran peristiwa (ukuran keuangan dan non keuangan),
metode alokasi biaya (yaitu biaya dan kapitalisasi, periode mortisasi, dan lain-lain), unsur
waktu dari infoemasi (peramalan), tingkat agegasi dan desentraliasi (akun gabungan dan
pelaporan yang terdiri dari beberapa bagian), dan pengungkapan tentang tujuan dari
pelaporan khusus (seperti laporan nilai tambah, laporan ketenagakerjaan, dan format
laporan lain dari akuntansi sosial).
3. Metode pelaporan (misalnya laporan, tabel, dan diagram) kompleksitas teori, dan
pelaporan dengan tujuan khusus tertentu, seperti tanggung jawab yang sederhana. Atribut
ini dihubungkan dengan karakteristik pengguna dan sumber informasi yang lain.
D. Isi Teori Kontinjensi
Telah ditunjukkan pada bagiam terdahulu bahwa terdapat pendapat yang substansial yang
mengatakan bahwa tidak terdapat desain sistem informasi akuntansi manajemen terbaik yang
bersofat universal karena desain yang terbaik tegantung pada faktor situasional. Akan tetapi,
dalil umum semacam ini tidak menghasilkan konsensus pada kontinjensi khusus yang
berwujud informasi akuntansi.
Studi Empiris
Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas mengadopsi pendekatan
kontinjensi sebelum mengumpulkan data. Lebih lanjut lagi, dua di antara dari studi utama
menggunakan faktor metodologi analisis yang memandang permasalahan dalam penafsiran
dan perbandingan. Penafsiram sulit dilakukan karena faktor dari variabel asli yang mendasari
konsep teoretis dalam lompatan intuitif yang dibuat oleh peneliti tersebut. Tentu saja,
perbedaan yang sangat kecil dalam kesalahan acak pada pengukuran mengakibatkan
diperolehnya faktor yang sangat berbeda, sehingga membuat perbandingan antar studi yang
berbeda hampir mustahil. Walaupun analisis faktor adalah metode yang bermanfaat sebagai
dasar dimensi bahwa penggunaan kritik akan terbatas pada akumulasi pengetahuan lebih
lanjut.
Bruns dan Waterhouse membantah bahwa perilaku manajer berkaitan dengan anggaran
merupakan kontinjensi atas berbagai aspek struktur organisasi, seperti pemusatan, otonomi,
dan derajat tingkay aktivitas yang tersusun. tulisan ini menyimpulkan bahwa pengendalian
strategi yang berbeda bergantung pada jenis organisasinya.
Perumusan Teoretis
Sebagai tambahan terhadap pekerjaan yang berdasarkan spekulasi teoretis menyangkut sifat
alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi, Gordon dan Milner berusaha untuk
menyediakan kerangka menyeluruh bagi perencanaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang
mempertimbangkan kebutuhan spesifikasi organisasi yang luas dalam teori organisasi.
Kebijakan manajemen dan akuntansi untuk mengidentifikasi variabel adalah penting bagi
pencapaian organisasi. Lingkungan, gaya pengambilan keputusan dan karakteristik organisasi
diusulkan sebagai variabel kontinjensi yang terpenting. Masing-masing variabel kontinjenti
tersebut dihubungkan dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan variabel SIA. Walaupun
pertanyaan SIA didesain untuk menghadapi lingkungan, organisasi dan kondisi-kondisi gaya
pengambilan keputusan, perlu dicatat bahwa terdapat tiga pola dasar perusahaan dan
pengelompokan variabel kontinjensi yang khas. Bagaimanapun dua contoh tersebut
mempunyai usulan mengenai karakteristik yang tidak diinginkan yang dapat diperbaiki
dengan pemanfaatan sesuai SIA. Tidak terdapat pertimbangan eksplisit dari efektivitas dan
sasaran tujuan organisasi dan keunggulan yang nampak sepertinya didasarkan pada akal sehat
dan bukannya kerangka teoretis eksplisit.
Suatu pendekatan lebih lanjut sedikit berbeda secara alami karena ditulis oleh mahasiswa
yang belum lulus sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Tidak ada formula yang
diberikan, melainkan hanya pendekatan kearah desai sistem yang direkomendasikan dan
berbagai kontinjensi yang dikenali. Argumentasinya bahwa desain apapun dari sistem
perencanaan dan pengendalian khususnya bergantung pada :
1. Sasaran khusus yang dicapai dalam konteks sasaran tujuan organisasi.
2. Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang dipilih (yaitu struktur
organisasi).
3. Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh sub unit-sub unit dan derajatnya,
apakah tidak tersusun atau tersusun (yaitu jenis teknologi).
4. Jenis gaya manajerial yang digunakan oleh para manajer senior.
Faktor ini disebut juga proses tiga sisklus (three-cycle) perencanaan yang berhubungan erat
dengan proses tiga jenis (three-fold) pembedaan perencanaan strategis, manajemen
pengendalian, dan pengendalian operasional walaupun tidak dengan tegas menyetakan
masalah terbaru dalam teori organisasi. Petunjuk yang paling spesifik dari desain pekerjaan
ditinjau dari segi teoritis, tetapi sebagian besar didasarkan pada pendekatan akal sehat
mengikuti struktur teoritis terpadu.

Kerangka Evaluasi Teori Kontinjensi


SIA hanya meliputi salah satu bagian dari struktur pengendalian organisasi. Suatu strategi
pengendalian organisasi akan melibatkan pertimbangan desain organisasi, sistem informasi
manajemen, dan sistem perencanaan dan pengendalian. Hal ini mungkin terlihat sama dengan
subtitusi parsial yang ditandai oleh pernyataan perasaan para manajer industri tertentu bahwa
SIA yang digunakan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dalam desain organisasi. Dengan
adanya kekurangan tersebut, dibentuklah teori kontinjensi SIA diluar konteks dari keseluruhan
paket pengendalian organisasi yang nyata. Pertama, apa yang mendasari SIA, sehingga
berpengaruh baik terhadap apa yang dilakukan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya dan
proses pengendalian lain yang kkomplementer terhadap SIA. Kedua, terdapat jangkauan
menyeluruh dari faktor yang akan memengaruhi pencapaian organisasi, dan bahwa hal itu akan
mengendalikan strategi dan struktur, serta menyatakan mengenai produk pasar dan pengaturan
antarorganisasi.
Kerangka kontijensi yang lebih rumit perlu menggunakan desain SIA. Kerangka yang
diusulkan merupakan alat yang paling efektif guna menuju keberhasilan. Kerangka tersebut
diusulkan sebagai suatu tugas yang sesuai untuk teori kontijensi, tetapi tidak diasumsikan
sebagai hal yang penting. Karena sistem akuntansi merupakan bagian penting dari kehidupan
organisasi, maka sistem akuntansi perlu untuk dievaluasi sisi manajerialnya secara lebih luas,
dalam konteks lingkungan dan organisasi.

Implikasi untuk Riset


Akuntansi sebagai Bagian dari Sistem Pengendalian
Variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi manajemen adalah
penting. Klarifikasi konseptual lebih berada pada pemanfaatan kerangka sistem kontrol.
Walaupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat secara langsung deberlakukan bagi
organisasi,terdapat empat karakteristik proses yang penting bagi pengendalian organisasi efektif
yaitu :
1. Spesifikasi suatu sasaran.
2. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran.
3. Model yang bersifat prediktif terhadap kemungkinan tindakan hasil pengendalian.
4. Kemampuan dan motivasi untuk bertindak.

Efektivitas Organisatoris
Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas organisasi dan
perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari kerangka
kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi sifat alami sistem
akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek dalam bentuk pengendalian
berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka mengasosiasikan sistem akuntansi dan kontinjensi
tertentu harus dibuat pedoman mengenai dampak sistem akuntansi dalam membantu pencapaian
organisasi. Evaluasi kepantasan dari variasi pengendalian sistem akuntansi tertentu harus
berlangsung menurut perbandingan bidang ukuran efektivitas. Keduanya adalah untuk tingkat
analisis organisasi dan perorangan.
Metodologi Riset
Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat berhubungan,
dimana SIA merupakan satu kesatuan, membenuk satu pengendalian organisasi yang teratur.
Banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi desain SIA untuk menjelaskan
perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah realistis untuk metode analisis statistik yang
tidak menguraikan pola teladan interaksi secara kompleks. Peneliti harus mempunyai
keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti hubungan organisasi. Selain
itu hubungan sebab akibat menjadi jauh lebih penting dibandingkan dengan asosiasi,dimana
interaksi variabel diamati dari waktu ke waktu, sehingga menjadi lebih dihargai dibandingkan
studi lintas bagian. Studi longitudinal juga mampu menjelaskan proses dengan mana sistem
akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai jawaban atas tekanan organisasi.
Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan menyimpulkan
bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan multivariasi dalam
pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah suatu tugas
yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan perhatian pada riset terhadap
sumber daya yang langka guna mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang berfungsi dalam
organisasi, seoerti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.

BAB 18
ASPEK KEPERILAKUAN PADA DESENTRALISASI

Arti dari Desentralisasi


Desentralisasi dalam konteks perusahaan bisnis mempunyai beberapa arti penting.
Definisi yang paling popular dari desentralisasi adalah definisi dari H.A simon : suatu
organisasi administrative adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat pada tingkatan yang
relative tinggi dalam organisasi tersebut , terdesentralisasi sejauh keputusan itu didelegasikan
oleh manajemen puncak kepada tingkatan wewenang eksekutif yang lebih rendah. Semakin luas
kesempatan berpartisipasi diberikan kepada bawahan pada aspek struktur organisasi akan
semakin mengarah pada struktur desentralisasi.
Definisi keperilakuan dari desentralisasi sebagai suatu sistem yang mendorong berbagai
manajer dalam suatu hierarki untuk berpikir dan bertindak secara independen sementara pada
saat yang bersamaan merupakan bagian dari suatu tim. Desentralisasi memerlukan penyeimbang
antara independensi dari manajer dengan kebutuhan sebagai pemain tim.

Lingkungan Sebagai Faktor Penentu Desentralisasi


Suatu pembahasan umum mengenai alasan-alasan dibutuhkannya desentralisasi mencakup hal-
hal sebagai berikut :
a) Desentaralisasi membebaskan manajemen puncak untuk fokus pada keputusan-keputusan
strategis jangka panjang dan bukannya terlibat dalam keputusan-keputusan operasi.
b) Desentralisasi memungkin organisasi untuk memberikan respon secara cepat dan efektif
terhadap masalah (manajer lokal) memiliki informasi yang paling baik dan oleh sebab itu,
dapat memberikan respon yang lebih baik pada kebutuhan-kebutuhan lokal.
c) Sistem yang tersentralisasi tidak mampu menangani semua informasi yang rumit yang
diperlukan untuk membuat keputusan yang optimal.
d) Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang baik bagi manajemen puncak masa depan.
e) Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan demikian merupakan suatu alat
motivasional yang kuat bagi para manajer.
Pada umumnya, semakin tinggi tingkat konflik dan perubahan dalam lingkungan tugas,
semakin besar kebutuhan suatu organisasi untuk mengembangkan kapabilitas pemrosesan
informasi khusus, mengembangkan untuk memberi respon dengan cepat, mendorong perilaku
yang mau mengambil resiko dan inovatif dari pihak anggota-anggotanya.

Model Respons Lingkungan dari Desentralisasi


Gambar diatas menunjukkan bahwa karakteristik utama dari lingkungan tugas adalah kelimpahan
sumber daya, saling keterkaitan dari aktor sosial dan konsentrasi kekuasaan. Fitur utama dari
komunitas adalah sekelompok nilai dan kepercayaan yang dianutnya. Lingkungan menentukan
konteks dari suatu organisasi. Penyedia sumber daya menentukan tingkat konflik dan perubahan,
serta sistem nilai mendefinisikan sekelompok batasan. Konteks pada gilirannya akan
menentukan perilaku yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisasi. Ditinjau dari
perspektifnya, desentralisasi menjadi suatu respon oleh organisasi untuk mengatasi tuntutan-
tuntutan lingkungannya.

Memilih Suatu Struktur


Untuk menerapkan desentralisasi, suatu organisasi harus memilih struktur yang sesuai,
mengembangkan anggaran dasar, dan mengukur kinerja dari subunit-subunit yang
terdesentralisasi. Tidak ada satu pun truktur yang paling sesuai untuk desentralisasi. Untuk
memilih struktur dari sekian banyak struktur yang dapat meningkatkan desentralisasi adalah ;

1. Pembagian Tugas/Keputusan

Jenis fungsional-divisional dari struktur organisasi mencerminkan dua cara berbeda untuk
membagi tugas/keputusan dalam suatu organisasi. Struktur fungsional membagi suatu organisasi
sepanjang lini fungsi-fungsi utama seperti produksi, pemasaran, keuangan, dan seterusnya.
Struktur tersebut adalah sesuai untuk mengeksploitasi skala ekonomi karena orang-orang
berspesialisasi dalam fungsi tertentu. Struktur semacam itu terutama sesuai untuk organisasi
yang memerlukan pengembangan keahlian yang mendalam disuatu bidang teknis dan atau
memiliki produk yang sedikit dan serupa. Produsen komputer dan perusahaan penerbangan
adalah contoh-contoh yang baik dari perusahaan besar yang diatur secara fungsional.

Struktur divisional biasanya membagi suatu organisasi sepanjang lini produk. Hal ini terutama
sesuai untuk perusahaan dengan banyak produk atau perusahaan yang sangat terdiversifikasi.

Komplikasi tambahan dapat membagi tugas/keputusan pada kebanyakan organisasi besar adalah
penyebaran geografis dari unit-unit nya. Geografi menambah masalah koordinasi, terutama
kerika unit-unit tersebut melewati batas-batas negara. Perusahaan sekarang harus diatur
berdasarkan wilayah, dimana setiap wilayah memiliki organisasi fungsional atau produk yang
lebih lannjut. Suatu masalah yang sulit timbul ketika hanya ada beberapa produk saja dari dari
banyak produk perusahaan tersebut yang dijual diberbagai wilayah.

2. Merencanakan Akuntabilitas Sumber Daya

Langakah kedua dalam memilih suatu struktur adalah merencanakan suatu sistem yang sesuai
untuk akuntabilitas sumber daya pada berbagai subunit fungsional, produk,wilayah. Biasanya,
suatu struktur akuntabilitas sumber daya mengikuti logika dari distribusi fisik aktivitas dan
keputusan yang dicapai oleh penciptaan subunit. Empat jenis akuntansi sumber daya yang
dikenal dalam literatur yang terdiri atas ; pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat
investasi.

Karena hubungan antara aktivitas/keputusan dan sumber daya yang digunakan maka organisasi
fungsional terutama menggunakan pusat pendapatan dan biaya. Demikian pula, karena divisi
pada umumnya menggabungkan pemasaran dan produksi dibawah seorang manajer, maka divisi-
divisi tersebut diatur sebagai pusat laba atau investasi. pusat laba atau investasi adalah unit
ekonomi dasar dalam bisnis manapun dan manajemen oleh karena itu berkepentingan untuk
menilai kelangungan hidup ekonomisnya. Dengan demikian, sumber daya yang
diidentifikasikan dengan suatu unit yang tidak berkaitan dengan kemampuan seorang manajer
untuk membuat keputusan tentang sumber daya tersebut.
2.4 Pengembangan Anggaran Dasar
1. Pendelegasian Aktivitas

Persyaratan penting dari desentralisasi adalah penentuan aktivitas yang sebaiknya


didelegasikan kepada subunit dan aktivitas yang sebaiknya dikendalikan secara sentral. Dalam
teori, sistem yang terdesentralisasi penuh akan mendelegasikan seluruh aktivitas yang dapat
dipisahkan kepada subunit, dengan hanya sedikit atau tidak ada sama sekali peran dari
manajemen sentral. Teori dari produsen atomistis dalam ekonomi pasar dengan persaingan
sempurna mendekati model ini. Jika pasar semacam itu ada dalam praktiknya, yang jarang sekali
terjadi, maka peran dari otoritas pusat akan menjadi sekadar peran dari seorang wasit atau sebuah
payung. Kenanyakan bisnis tidak bisa mendekati tingkat desentralisasi semacam ini. Hal itu
disebabkan karena manajemen pusat dari aktivitas tertentu biasanya lebih efisien dibandingkan
palaksanakan secara terpisah oleh subunit. Misalnya saja, layanan hukum akan lebih ekonomis
jika dilaksanakan secara sentral dan bukan oleh subunit bisnis yang terpisah.

2.Menetapkan Norma-norma Keperilakuan

Anggaran dasar harus mengikuti pembagian aktivitas dengan menyatakan norma-norma


keperilakuan yang diharapkan oleh kantor pusat dari para manajer subunit dalam melaksanakan
aktivitas-aktivitas ini. Sebagai contoh, sementara unit-unit mungkin bebas untuk membuat
keputusan-keputusan mengenai produk, kantor pusat mungkin mengharapkan agar keputusan
semacam itu didasarkan pada pertimbangan terhadap profitabilitas jangka panjang. Tersedia
beberapa opsi untuk mengomunikasikan norma-norma keperilakuan yang diinginkan. Norma-
norma keperilakuan yang paling penting adalah: sosialisasi, spesialisasi,standardisasi, dan
formalisasi. Semua metode ini menyediakan suatu cara dengan mana kantor pusat dapat
mengomunikasikan keinginan atau situasi strukturnya sehingga keputusan dan tindakan yang
diambil oleh subunit sesuai dengan norma-norma perilaku yang dapat diterima.

3.Klarifikasi Hubungan Antarunit

Anggaran dasar yang baik juga memeberikan peraturan-peraturan dasar untuk mengelola
pertukaran antar unit. Pertukaran ini adalah perlu ketika subunit-subunit saling bergantung satu
sama lain untuk input atau output. Tingkat ketergantungan bervariasi dari tinggi dalam
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal sampai rendah dalam konglomerasi yang
terdiversifikasi. Beberapa dari saling ketergantungan tersebut ada dikebanyakan organisasi. Hal
ini menciptakan kebutuhan untuk mengelola hubungan antarunit tersebut dengan cara dimana
baik unit individual maupun organisasi dapat mencapai tujuannya. Desentralisasi menigkatkan
bahaya di mana subunithanya memaksimalkan tujuannya sendiri dengan mengorbankan
organisasi dengan cara memungkinkan manajer subunit untuk bertindak secara independen.
4. Pendekatan Kompetitif versus Kolaboratif

Anggaran dasar untuk desentralisasi mencoba untuk mencegah peluang untuk melakukan
suboptimasi ini. Anggaran dasar tersebut dapat menggunakan dua pendekatan ekstrem untuk
melakukannya. Pertama, pendekatan kompetitif, mengandalkan pada mekanisme pasar dan
mensubstitusikan pasar internal yang fiktif dengan pasar eksternal. Persaingan antar-subunit
didukung dan harga transfer internal menjalankan peran alokasi sumber daya dari sistem harga
eksternal. Pendekatan lainnya, yaitu pendekatan kolaboratif, meneakankan pada keanggotaan
organisasioanaldan mendorong individu untuk bekerja pada satu tim dengan menggunakan
aturan, penghargaan, dan nilai yang sesuai. Pada praktiknya, tidaklah mungkin bagi kebanyakan
organisai untuk menggunakan salah satu dari kedua metode tersebut dalam bentuk murninya.
Dengan demikian, pilihan meraka adalah untuk mengombinasikan fitur yang sesuai dari kedua
pendekatan tersebut.

5. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Pilihan

Suatu pendekatan pragmatis untuk mengembangkan anggaran dasar yang


terdesentralisasi mencoba untuk menggabungkan kedua pendekatan ini. Tugasnya adalah
menempatakan organisasi pada suatu kontinum yang ujung-ujungnya adalah kompetisi dan
kolaborasi. Ada empat faktor penting yang sebaiknya dipertimbangkan oleh suatu organisasi
dalam memutuskan ujung yang mana yang akan dipilih pada kontinum kompetisi-kolaborasi
tersebut :

Tersedianya pasar tradisional


Sikap kompetitif di antara subunit-subunit adalah mungkin hanya jika ada pasar eksternal
untuk produk atau jasa yang diperdagangkan secara interal.

Saling ketergantungan yang strategis


Faktor utama dalam memilih antara kompetisi dan kolaborasi merupakan strategi bagi
organisasi. Bahkan ketika produk-produknya secara teknis independen, strategi suatu organisasi
dapat membuat produk-produk tersebut menjadi saling bergantung.

Ketidaklengkapan harga
Pendekatan kompetitif membutuhkan mekanisme harga sebagai sinyal dasar untuk mengatur
pengaturan.selama harga menyakup semua variabel keputusan yang relevan, pendekatan
kompetitif akan berhasil. Namun, harga transfer internal jarang mencakup semua pariabel
keputusan yang relevan dalam suatu pertukaran. Hal terutama yang sangat penting ialah
perbedaan kualitas, ketidakpastian dan faktor-faktor eksternal.

Ketika terdapat perbedaan kualitas antara produk adalah sulit untuk membandingkan harga
dari pemasok internal dengan pasar eksternal yang menjadi referensi. Harga lagi-lagi gagal untuk
mencerminkan dimensi penuh dari pertukaran karna pihak lain harus membayar sebagian dari
biaya tersebut. Sebagai contoh, dalam suatu proses multitahap yang terintegrasi, seperti
pembuatan karton, kegagalan dari dua unit pada tahap selanjutnya dari proses tersebut dapat
merugikan pabrik kertas (tahap 1) dibandingkan dengan unit-unit berikutnya. Ketidaklengkapan
dari suatu sinyal berarti bahwa kompetisi antar unit harus ditengahi dan dilengkapi dengan
mekanisme kolaboratif yang dapat mengakui semua pariabel penting dalam pertukaran internal.

Tersedia opsi untuk keluar. Persyaratan yang penting bagi keberhasilan pendekatan
kompetitif adalah tersedia opsi untuk keluar. Opsi untuk keluar memungkinkan seorang
produsen internal yang tidak efisien diberikan sanksi dengan cara mengizinkan pembeli menolak
untuk membeli secara internal. Namun disiplin pasar tidak selalu menghentikan atau menangkap
inefisiensi internal tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh A.O. Hirschman, opsi untuk keluar
dapat meningkatkan inefisiensi dengan cara memungkinkan pembeli yang sadar akan kualitas
untuk berpindah, sehingga dalam jangka pendek memudahkan seorang produsen yang tidak
efisien untuk fokus pada pembeli yang tidak melakukan membeda-bedakan. Dalam situasi
semacam ini, pendekatan kompetitif harus diperketat untuk memaksa baik pihak pembeli
maupun penjual untuk meningkatkan kualitas internal.

Sebagai ringkasan, anggaran dasar memutuskan apakah subunit-subunit dalam suatu


perusahaan akan terutama bersifat kompetitif atau kolaboratif satu sama lain. Faktor-faktor yang
menentukan keseimbangan relatif diantara kedua ekstrem tersebut dalah sampai sejauh mana
pasar ekternal tersedia independensi atau saling ketergantungan strategis antar unit yang
diinginkan, harga mencakup seluruh perbedaan dalam kualitas, ketidakpastian pasokan, dan
faktor-faktor ekternal ; dan opsi keluar dapat diambil untuk menangkap kemunduran.

Das könnte Ihnen auch gefallen