Sie sind auf Seite 1von 6

RANGKUMAN AUDIT II

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

Disusun oleh :

Defa Mega Rauzana (F0314025)

Ovi Fujianti (F0314075)

Venna Shafira (F0314105)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2016
Ada empat karakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan
mempengaruhi audit atas akun-akun:

1. Secara relatif hanya ada segelintir transaksi yang mempegaruhi saldo akun, tetapi
setiap transaksi itu sering kali sangat material.
2. Pengecualian atau salah saji transaksi dapat bersikap material. Akibatnya sering kali
auditor lebih menekankan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ketika
mengaudit akun akun tersebut.
3. Ada hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen
kepemilikan yang serupa.
4. Ada hubungan langsung antara akun deviden dan bunga serta utang dan ekuitas.
Dalam audit atas utang berbunga, auditor harus memverifikasi secara simultan beban
bunga dan utang bunga terkait.

I. AKUN-AKUN DALAM SIKLUS


Akun-akun dalam siklus modal dan pembayaran kembali tergantung pada jenis bisnis
yang dioperasikan perusahaan dan bagaimana operasi tersebut dibiayai. Kas
merupakan akun penting dalam siklus ini karena baik akuisisi maupun pembayaran
kembali modal mempengaruhi akun kas. Siklus ini sering kali melibatkan akun akun
berikut ini:
wesel bayar, uang kontrak, beban bunga, bunga akrual, kas di bank, modal
saham
utang hipotek, utang obligasi, saham treasuri, agio saham, modal sumbangan
appropriasi laba ditahan, modal saham biasa, modal saham preferen, deviden
yang diumumkan, laba ditahan, utang deviden, perusahaan perseorangan,
persekutuan-akun modal.

Dalam menentukan pengujian atas rincian saldo wesel bayar, auditor


mempertimbangkan risiko bisnis, salah saji yang dapat ditoleransi, risiko inheren,
risiko pengendalian, hasil pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas
transaksi, serta hasil prosedur analitis.

Auditor sering kali menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi pada tingkat yang
rendah karena biasanya saldo akun dan transaksi yang mempengaruhi saldo akun
wesel bayar dapat diaudit sepenuhmya.

II. WESEL BAYAR


Tujuan dari audit wesel bayar adalah untuk menentukan;
a. Pengendalian internal terhadap wesel bayar sudah memadai.
b. Transaksi pembayaran pokok dan bunga yang melibatkan wesel bayar
diotorisasi secara layak serta dicatat sesuai dengan enam tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi.
c. Kewajiban untuk wesel bayar dan beban bunga terkait serta kewajiban akrual
telah dinyatakan secara layak seperti yang didefinisikan oleh tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.

Dalam wesel bayar terdapat empat pengendalian antara lain;


1) Pengendalian internal
Otorisasi yang tepat atas penerbitan wesel bayar. Tanggung jawab
atas penerbitan wesel baru harus diberikan kepada dewan direksi
atau personil manajemen tingkat tinggi. Pada umumnya,
diperlukan dua tanda tangan dari pejabat yang berwenang untuk
semua perjanjian pinjaman, yang biasanya menetapkan jumlah
pinjaman, suku bunga, syarat pembayaran kembali dan aktiva yang
dijaminkan.

Pengendalian yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok


dan bunga. Pembayaran bunga dan pokok secara periodic harus
menjadi subjek pengendalian dalam siklus akuisisi dan
pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, depertemen akuntansi
harus menerima salinan wesel itu, seperti saat menerima faktur
vendol dan laporan penerimaan.

Dokumen dan catatan yang memadai. Hal tersebut mencakup


catatan pembantu dan pengendalian terhadap wesel kosong serta
wesel yang telah dibayar oleh orang yang berwenang. Wesel yang
telah dibayar harus dibatalkan dan ditahan dibawah pengawasan
pejabat yang berwenang.

Verifikasi independen periodic. Secara periodic, catatan wesel yang


terinci harus rekonsiliasi dengan buku besar umum dibandingkan
dengan catatan pemegang wesel oleh karyawan yang tidak
bertanggung jawab menyimpan catatan yang terinci.

2) Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi.


Pengujian atas transaksi wesel yang melibatkan penerbitan wesel dan
pembayaran kembali pokok serta bunganya. Pengajuan audit tersebut
merupakan bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian subtantif
atas transaksi untuk penerimaan kas. Pengujian pengendalian dan
pengujian subtantif atas transaksi tambahan juga sering dilakukan sebagai
bagian dari pengujian atas rincian saldo karena materialitas dari setiap
transaksi.

3) Prosedur analitis
Prosedur analitis merupakan hal yang penting bagi wesel karena pengujian
atas rincian saldo untuk beban bunga dan bunga akrual sering kali dapat
dieliminasi apabila hasilnya kurang menguntungkan. Prediksi independen
auditor mengenai beban bunga dengan menggunakan rata-rata wesel bayar
yang beredar dan rata-rata suku bunga, akan membantu auditor
mengevaluasi kelayakan beban bunga dan juga menguji wesel bayar yang
dihilangkan.
4) Pengujian atas rincian saldo
Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting dalam
wesel bayar adalah;
a. Wesel bayar yang ada telah dicantumkan ( kelengkapan )
b. Wesel bayar dalam skedul talah dicatat secara akurat ( keakuratannya )

Tujuan tersebut sangat vital karena salah saji dapat menjadi material meskipun salah saji
wesel dihilangkan atau tidak benar.

3. EKUITAS PEMILIK

Terdapat perbedaan utama antara audit ekuitas pemilik pada perusahaan terbuka dengan
perusahaan tertutup. Pada perusahaan tertutup yang biasanya hanya terdiri atas sedikit
pemegang saham hanya terdapat sedikit transaksi selama tahun berjalan. Satu-satunya
transaksi yg termasuk dalam bagian ekuitas pemilik adalah perubahan ekuitas pemilik atas
laba tahunan atau kerugian dan jika ada pengumuman dividen. Perusahaan tertutup jarang
membayar dividen, dan auditor tidak banyak menghabiskan waktu melakukan verifikasi
ekuitas pemilik meskipun catatan perusahaan tetap harus diuji.

Untuk perusahaan terbuka verifikasi ekuitas pemilik lebih komplek karena terdapat lebih
banyak pemegang saham dan banyak perubahan pada individu pemegang saham. Pengujian
verifikasi akun ekuitas pemilik untuk perusahaan terbuka meliputi:

Modal dan saham biasa

Tambahan modal dari kelebihan nilai

Saldo laba dan dividen terkait.

Akun-akun lain dalam ekuitas pemilik juga diverifikasi dengan cara sebagai berikut:
Pengendalian Internal Terdapat beberapa pengendalian internal yang penting dalam aktivitas
ekuitas pemilik sbb:

1.Otorisasi Transaksi Memadai.

Jenis-jenis transaksi berikut ini biasanya memerlukan otorisasi khusus yaitu:


Penerbitan modal saham. Otorisasi meliputi jenis ekuitas yg diterbitkan (saham preferen atau
biasa), jumlah saham yg diterbitkan, nilai par atas saham, kondisi khusus atas saham tertentu,
dan tgl penerbitan.
Pembelian kembali modal saham. Pembelian kembali saham biasa atau preferen, waktu
pemnbelian kembali, dan jumlah pembayaran yang harus disetujui oleh dewan direksi.
Pengumuman dividen. Dewan direksi harus mengotorisasi bentuk dividen yg akan
dibagikan(misal kas atau saham), jumlah dividen per lembar saham, dan tgl pencatatan dan
pembayaran dividen.

2. Pencatatan dan Pemisahan Tugas yang Memadai


Saat perusahaan melakukan pencatatan transaksi saham dan saham beredar, pengendalian
internal harus memadai agar:

Pemilik saham sebenarnya diakui dalam catatan perusahaan

Dividen dalam jumlah yang benar dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal
pembayaran dividen.

Potensi adanya salah penempatan aset diminimalkan.

Berkas Utama modal saham adalah catatan saham yang beredar setiap saat. Berkas utama
berfungsi dalam pengecekan akurasi pencatatan sertifikat modal saham dan saldo saham
biasa dalam buku besar. Berkas ini juga digunakan sebagai dasar pembayaran dividen.

Penitera Independen dan Agen Transfer Saham setiap perusahaan yang sahamnya
terdaftar dibursa saham diwajibkan memiliki panitera independe sebagai pengendali untuk
mencegah penerbitan sertifikat saham yang tidak tepat. Tanggung jawab independen adalah
memastikan bahwa saham diterbitkan oleh perusahaan sesuai dengan provisi modal saham
dalam akta perusahaan dan otorisasi dewan direksi.

Kebanyakan perusahaan berukuran besar juga menggunakan jasa agen transfer saham untuk
menyimpan catatan pemegang saham, termasuk mendokumentasikan transfer kepemilikan
saham.

Audit modal saham dan modal disetor

Auditor memperhatikan empat hal berikut ketika mengaudit modal saham dan agio saham
antara lain :

1. Transaksi modal saham yang telah dicatat (tujuan yang berkaitan dengan transaksi
kelengkapan)
2. Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat (tujuan
yang berkaitan dengan transaksi keterjadian dan keakuratan)
3. Modal saham telah dicatat secara akurat (tujuan yang berkaitan dengan saldo
keakuratan)
4. Modal saham telah disajikan dan diungkapjan secara layak (keempat tujuan penyajian
dan pengungkapan)
Transaksi modal saham yang ada telah dicatat tujuan ini dapat dengan mudah dipenuhi
apabila panitera atau agen transfer digunakan. Auditor dapat mengkonfirmasi apabila setiap
transaksi modal saham memang terjadi serta keakuratan transaksi yang ada dengan mereka
dan kemudian menentukan apakah setiap transaksi telah dicatat.

Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat akan
diperlukan audit yang ekstensif atas transaksi yang melibatkan penerbitan modal saham
seperti penerbitan modal saham baru secara tunai, merger dengan perusahaan lain melalui
pertukaran saham, saham sumbangan, dan pembelian saham treasuri.
Modal saham dicatat secara akurat auditor memverifikasi saldo akhir akun midal saham
dengan menentukan terlebih dahulu jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Setelah
auditor yakin bahwa jumlah saham yang beredar sudah benar, nilai pari yang tercatat dalam
akun modal dapat diverifikasi dengan mengalikan jumlah saham dengan nilai pari saham.
Saldo ini diaudit dengan memverifikasi jumlah transaksi yang tercatat selama tahun tersebut
dan menambahkannya dengan atau mengurangi dari saldo awal akun.

Modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak sumber informasi paling penting
untuk menentukan apakah keempat tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan bagi aktivitas modal saham telah dipenuhi adalah akta perusahaan, notulen
rapat dewan direksi dan analisis auditor mengenai transaksi modal saham.

Audit Laba Ditahan

Audit untuk memulai audit laba ditahan, pertama auditor menganalisis laba ditahan sepanjang
tahun berjalan. Skedul audit yang menunjukan analisis yang biasanya merupakan bagian dari
file permanen, berisi deskripsi setiap transaksi yang memperngaruhi akun tersebut.

Untuk menyelesaikan audit atas pengkreditan ke laba ditahan bagi laba bersih selama tahun
tersebut, auditor hanya perlu menelusuri ayat jurnal laba ditahan ke angka laba bersih pada
laporan laba rugi. Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan ke laba ditahan, selain laba
bersih dan dividen, auditor juga harus menentukan apakah transaksi itu telah dicantumkan.

Setelah auditor yakin bahwa transaksi yang dicatat telah di klasifikasikan secara benar
sebagai transaksi laba ditahan, langka selanjutnya adalah memutuskan apakah hal itu telah
dicatat secara akurat. Bukti audit yang diperlukan untuk menentukan keakuratan itu
tergantung pada sifat transaksi nya.

Auditor juga mengevaluasi apakah ada transaksi yang sebenarnya harus dimasukan tetapi
belum dilakukan. Sebagai contoh, jika klien mengumunkan deviden saham, nilai pasar
sekuritas yang diterbitkan harus dikapitalisasi dengan mendebet laba ditahan dan mengkredit
modal saham.

Standar akuntansi mewajibkan penyajian dan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan
laba ditahan. Auditor sangat sibuk menentukan apakah tujuan penyajian dan pengungkapan
laba ditahan telah dipenuhi, terutama yang berkaitan dengan pengungkapan setiap restriksi
terhadap pembayaran deviden.

Das könnte Ihnen auch gefallen