Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang hendak penulis capai lewat makalah ini
adalah :
1. Memberikan informasi kepada pelajar dalam
pemanfaatan aplikasi redoks
2. Membantu pelajar bagaimana untuk menerapkan redoks
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memenuhi tugas dari pelajaran kimia
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah-masalah yang berhubungan dengan
penerapan aplikasi redoks dalam memecahkan masalah
adalah :
1. Deterjen
2. Bahaya deterjen
3. Kandungan bahan deterjen
4. Klasifikasi deterjen
5. Sabun
6. Sifat umum sabun dan deterjen
7. Pembahasan.
D. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah penerapan aplikasi redoks dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DETERJEN
Produk yang disebut deterjen ini merupakan
pembersih sintetis yang terbuat dari bahan-bahan turunan
minyak bumi. Dibanding dengan produk terdahulu yaitu
sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air. Detergen adalah
Surfaktant anionik dengan gugus alkil (umumnya C9 C15)
atau garam dari sulfonat atau sulfat berantai panjang dari
Natrium (RSO3- Na+ dan ROSO3- Na+) yang berasal dari
derivat minyak nabati atau minyak bumi (fraksi parafin dan
olefin).
Proses pembuatan detergen dimulai dengan membuat
bahan penurun tegangan permukaan, misalnya : p
alkilbenzena sulfonat dengan gugus alkil yang sangat
bercabang disintesis dengan polimerisasi propilena dan
dilekatkan pada cincin benzena dengan reaksi alkilasi
Friedel Craft Sulfonasi, yang disusul dengan pengolahan
dengan basa.
B. KANDUNGAN BAHAN DETERJEN
Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan
berikut :
1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif
permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu
hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Bahan
aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air
sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada
permukaan bahan. Surfaktant ini baik berupa anionic (Alkyl
Benzene Sulfonate/ABS, Linier Alkyl Benzene Sulfonate/LAS,
Alpha Olein
C. KLASIFIKASI DETERJEN
Menurut kandungan gugus aktifnya maka detergen
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Detergen jenis keras
Detergen jenis keras sukar dirusak oleh
mikroorganisme meskipun bahan tersebut dibuang
akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang
menyebabkan pencemaran air. Contoh: Alkil Benzena
Sulfonat (ABS).
Proses pembuatan ABS ini adalah dengan mereaksikan
Alkil Benzena dengan Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat
atau Oleum. Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat.
Jika dipakai Dodekil Benzena maka persamaan reaksinya
adalah
C6H5C12H25 + SO3 C6H4C12H25SO3H (Dodekil Benzena
Sulfonat)
Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH
sehingga dihasilkan Natrium Dodekil Benzena Sulfonat
2. Detergen jenis lunak
Detergen jenis lunak, bahan penurun tegangan
permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme,
sehingga tidak aktif lagi setelah dipakai . Contoh: Lauril
Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).
Proses pembuatan (LAS) adalah dengan mereaksikan
Lauril Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan
asam Lauril Sulfat dengan reaksi:
C12H25OH + H2SO4 C12H25OSO3H + H2O
D. SABUN
Sabun adalah suatu gliserida (umumnya C16 dan
C18 atau karboksilat suku rendah) yang merupakan hasil
reaksi antara ester (suatu derivat asam alkanoat yaitu
reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol yang
merupakan senyawa aromatik dan bermuatan netral)
dengan hidroksil dengan residu gliserol
3. Bersifat membersihkan
R- (non polar dan Hidrofob) akan membelah molekul
minyak dan kotoran menjadi partikel yang lebih kecil
sehingga air mudah membentuk emulsi dengan kotoran dan
mudah dipisahkan. Sedangkan -C-O-(polar dan Hidrofil) akan
larut dalam air membentuk buih dan mengikat partikel
partikel kotoran sehingga terbentuk emulsi.
Suatu gambaran dari stearat terdiri dari ion karboksil
sebagai kepala dengan hidrokarbon yang panjang sebagai
ekor :
HHHHHHHHHHHHHHHHHO
H C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-O
HHHHHHHHHHHHHHHHH
Dengan adanya minyak, lemak, dan bahan organik
tidak larut dalam air lainnya, kecenderungan untuk ekor
dan anion melarut dalam bahan organik, sedangkan bagian
kepala tetap tinggal dalam larutan air. Oleh karena itu
sabun mengemulsi atau mensuspensi bahan organik dalam
air. Dalam proses ini, anion-anion membentuk partikel-
partikel koloid micelle.
Keuntungan yang utama sebagai bahan pencuci
karena terjadi reaksi dengan kation-kation divalen
membentuk garam-garam dari asam lemak yang tidak larut.
Padatan-padatan tidak larut ini, biasanya garam-garam dari
magnesium dan kalsium.
2 C17H35COO- Na+ Ca2+ Ca (C17H35CO2)2 (s) + 2 Na+
Sabun yang masuk kedalam buangan air atau suatu
sistem ekuatik biasanya langsung terendap sebagai garam
garam kalsium dan magnesium.
F. PEMBAHSAN
Zat aktif permukaan mempunyai sifat khas, yaitu
mempunyai kecenderungan untuk berpusat pada
antarmuka dan mempunyai kemampuan menurunkan dan
menaikkan tegangan antarmuka atau tegangan permukaan.
Suatu molekul dalam rongga cairan akan mengalami
tarik menarik dan tolak menolak kesegala arah, tetapi
suatu molekul pada antarmuka tak sama tarik menariknya
kesegala arah, sehingga molekul akan mengalami gaya
tarik total kedalam dan terjadi tegangan
permukaan (surface tension) atau tegangan antar
muka (interface tension).
Permukaan disini adalah perbatasan dan perbedaan
fasa dari yang bersangkutan. Dalam hal ini perbatasan
permukaan antara fasa gas dan cair.
Dijelaskan bahwa molekul molekul yang ada di
tengah tengah cairan mengalami gaya tarik atau tolak
dari segala jurusan (intermolekul). Sedangkan molekul
molekul di permukaan mengalami gaya tarik dan tolak
kurang seimbang, karena diatas permukaan terdapat
moleku-molekul gas yang letaknya tidak serapat molekul
cairan, sehingga gaya yang ditimbulkan oleh molekul
molekul gas tidak sebesar gaya tarik dan tolak dari molekul
molekul cairan. Sehingga didalam cairan, molekul
molekul dari dalam cairan ke permukaan, diperlukan energi.
http://viadevinta.blogspot.co.id/2012/05/makalah-kimia-
aplikasi-redoks-dalam.html
https://www.scribd.com/doc/83455714/Pemecahan-Masalah-
Lingkungan-Dengan-Konsep-Redoks
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas Aplikasi Redoks
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada guru pengampu yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini saya
mengupas sekelumit tentang Reaksi Redoks dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa siswa atau bagi pembacanya. Tiada
gading yang tak retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................
1
i
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................
2
C. Identifikasi Masalah........................................................................................................
2
D. Rumusan Masalah...........................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
2
A. Detergen..........................................................................................................................
3
B. Kandungan Bahan Detergen...........................................................................................
3
C. Klasifikasi Detergen........................................................................................................
4
D. Sabun..............................................................................................................................
6
E. Sifat Umum Sabun dan Detergen....................................................................................
7
F. Pembahasan.....................................................................................................................
8
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA
ii
MAKALAH
MASALAH LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I