Sie sind auf Seite 1von 69

PT PLN (Persero) P2B No.

Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

EVALUASI OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI 2015

Penyusun:
PT PLN (PERSERO) P2B Bidang Perencanaan

ISBN 978-602-17630-6-3

Editor:
Analisa dan Evaluasi Bidang Perencanaan, P2B

Penyunting:
Analisa dan Evaluasi Bidang Perencanaan, P2B

Desain Sampul dan Tata letak:


TR

Penerbit:
PT PLN (PERSERO) P2B Bidang Perencanaan

Redaksi:
PT PLN (PERSERO) P2B Bidang Perencanaan
Cinere 16514 - Jakarta Selatan
Facsimili : (021) 7542516, 7543661
Telepon : (021) 7542646, 7543566
Email : anevp2b@gmail.com

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : ii-x


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

PERNYATAAN

Evaluasi Operasi 2015 ini dibuat untuk tujuan penyediaan informasi berdasarkan
realisasi pengoperasian sistem tenaga listrik Jawa Bali periode 2015 dan data
pembanding lainnya. Pernyataan dalam dokumen ini bukan sebagai suatu rekomendasi
terbaik bagi solusi terhadap permasalahan yang ada pada operasi sistem tenaga listrik
Jawa Bali. Dokumen ini juga tidak dimaksudkan untuk menyediakan semua informasi
yang diperlukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bagi yang ingin menggunakan informasi yang terdapat dalam dokumen ini hendaknya
maklum bahwa informasi yang digunakan pada dokumen ini diambil oleh PT PLN
(Persero) P2B dari beberapa sumber terkait, dan jika diperlukan Pembaca bisa
melakukan pengecekan sendiri atas akurasi, kelengkapan, dan kesesuaian informasi
yang ada.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : iii


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunianya maka buku
Bagian-A Summary laporan Evaluasi Operasi Sistem Jawa Bali 2015 dapat diterbitkan.

Buku ini merupakan laporan atas pengoperasian sistem tenaga listrik Jawa Bali periode 2015
kepada PLN Pusat/ Stake Holder dan sebagai implementasi dari Aturan Jaringan Sistem Tenaga
Listrik Jawa Madura Bali 2007, SDC 8.0 Aktivitas Pasca Operasi dan Evaluasi, yang berisi
tentang realisasi operasi sistem pembangkitan dan penyaluran yang menyajikan hasil evaluasi
antara rencana dan realisasi operasi sistem tenaga listrik.

Penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan buku ini, semoga dengan terbitnya buku ini dapat
mendorong tindaklanjut penyelesaian permasalahannya akan bermanfaat untuk kemajuan PLN.

Demikian, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberi petunjuk dan pertolonganNYA
kepada kita semua agar selalu siap dan mampu menyelesaikan tantangan yang ada guna
memberikan kontribusi terbaik untuk kemajuan Perusahaan tercinta dan untuk kehidupan yang
lebih baik.

Jakarta, Februari 2016

PT PLN (PERSERO) P2B Bidang Perencanaan

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : v


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

HIGHLIGHT SISTEM JAWA BALI 2015

SAIDI : 47,18 menit


SAIFI : 0,37 kali
SISTEM MINUTE : 25,2

KINERJA OPERASI
Ekskursi Mutu Tegangan : 4,35%
Ekskursi Mutu Frekuensi : 9 kali
Fuel Mix (PLN + Sewa + IPP) : 1%
Susut Transmisi : 2,44%

PRODUKSI PEMBANGKIT : 165.909 GWh


KONSUMSI DISTRIBUSI : 160.968 GWh

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : vii


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

RANGKUMAN
Pengusahaan operasi Sistem Jawa Bali tahun 2015 secara ringkas dapat dirangkum sebagai
berikut:

Beban Puncak
Beban Puncak (BP) Sistem Jawa Bali terjadi pada 05 November 2015, yaitu BP malam
mencapai 24.258 MW pukul 18:00 dengan pertumbuhan 1,50%, sedangkan BP siang mencapai
23.449 MW pukul 13:30 dengan pertumbuhan 2,33%. Faktor beban Sistem 79.28 %, naik
0,87% dari tahun 2014 (halaman 2).

Neraca Daya
Pasokan daya Sistem Jawa Bali 2015 relatif masih cukup untuk melayani kebutuhan beban
konsumen dengan Reserve Margin + 30,65%. Kesiapan pasokan daya ini sedikit menurun
dibanding tahun 2014, karena penambahan pembangkit relatif lebih rendah daripada
pertumbuhan bebannya dan kesiapan pembangkit juga menurun. Tahun 2015, ada 4 kali
(1,1%) kondisi defisit daya, kondisi siaga (cadangan operasi 815 MW) 6 kali (1,6%), dan 355
kali (97,3%) kondisi normal (cadangan operasi 815 MW), termasuk unit pembangkit yang
masuk ke sistem namun belum COD (halaman 20).

Neraca Energi
Energi dari perusahaan pembangkit ke Sistem Jawa Bali 165.993 GWh dengan pertumbuhan
1,11% dan CF 59,79%. Energi ini disalurkan untuk: Pemakaian Sendiri GI P3B-JB 77 GWh
(0,05%), kebutuhan perusahaan pembangkit 903 GWh (0,54%), disalurkan ke PLN Distribusi
160.968 GWh (97,05) dengan pertumbuhan 1,03%, dan susut transmisi 2,44% (turun 0,85%
dibanding susut tahun 2014) (halaman 19).

Komposisi Energi Per Bahan Bakar


Komposisi produksi energi 2015 per jenis bahan bakar (energi primer) yang disalurkan ke
jaringan SJB dan pertumbuhannya terhadap tahun 2014 sebagai berikut: BBM 1.662 GWh
(1%) turun 1.549 GWh, HSD 899 GWh (0,54%) turun 1.753 GWh, MFO 763 GWh (0,46%)
naik 204 GWh, Batubara 107.720 GWh (64,89%) naik 5.772 GWh, PLTA 6.007 GWh (3,62%)
turun 1.102 GWh, PLTP 8.417 GWh (5,07%) turun 35 GWh, dan BBG 32.293 GWh (19,45%)
turun 710 GWh, LNG 9.260 GWh (5,58%) turun 672 GWh, CNG 634 GWh (0,38%) naik 123
GWh (halaman 14).

Transaksi Energi
Transaksi pembelian energi netto dari pembangkit mencapai 165.090 GWh, pertumbuhan
1,0%, dengan biaya pokok produksi sebesar 916,21 Rp/kWh.
Transfer energi ke Distribusi sebesar 160.968 GWh, pertumbuhan 1,03%, dengan biaya
transaksi (average cost) 984 Rp/kWh, kontribusi dari: Dist. Jaya & Tangerang 45.526 GWh
tumbuh 0,57%, Dist. Jabar & Banten 53.425 GWh turun 0,44%, Dist. Jateng & DIY 24.354
GWh tumbuh 4,04%, Dist. Jatim 32.823 GWh tumbuh 1,30%, dan Dist. Bali 4.840 GWh
tumbuh 5,43% (halaman 13).

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : ix


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Kinerja Pembangkit
Faktor kesiapan sistem pembangkit (EAF) secara operasional pada tahun 2015 mencapai
85,59%, lebih tinggi dibanding EAF 2014 (81,40%). PLTU Batubara sebagai pemasok energi
terbesar memiliki tingkat kesiapan tertinggi kelima (82,99%), meningkat dibanding EAF 2014
(75,35%) (halaman 20).

Pemeliharaan Unit Pembangkit


Realisasi pemeliharaan dan perbaikan unit pembangkit 2015 mencapai 141 unit atau 75%
terhadap rencana tahunan (ROT) dengan estimasi energi sebesar 16.593 GWh (halaman 24).

Gangguan Pembangkit
Berdasarkan data aplikasi GAIS P3B Jawa Bali, gangguan unit-unit pembangkit periode 2015
mencapai 5.123 kejadian dengan estimasi energi 26.513 GWh. Jumlah gangguan pembangkit
2015 menurun -2,55% dibanding 2014. Ragam gangguan pembangkit di 2015 terdiri dari FO
(forced outage) 1.359 kali, MO (maintenance outage) 269 kali, FD (forced derating) 3.345 kali,
dan SF (Startup Failure) 150 kali (halaman 23).

Hari tanpa FO PLTU Batubara


Selama tahun 2015 selalu terjadi FO PLTU batubara (tiada hari tanpa FO batubara). Kondisi ini
sama dibanding tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 pun selalu ada setiap hari FO
PLTU Batubara. Kondisi ini menunjukkan gangguan PLTU Batubara secara sistem semakin
meningkat, baik dari segi durasi maupun frekuensi gangguannya (halaman 25).

Pengusahaan Waduk Kaskade Citarum


Mengacu pada air masuk ke daerah aliran sungai (DAS) Citarum selama 2015, kondisi hidrologi
2015 masuk kategori Kering. Realisasi air masuk 89,6% dari prakiraan pola normal, dengan
total produksi PLTA Citarum sebesar 3.977 GWh atau sekitar 87,0% terhadap ROT (halaman
21).

Aliran Daya
Aliran daya melalui SUTET 500 kV mengalir dari Jawa bagian Timur ke Jawa bagian Barat.
Transfer daya dari Jawa Tengah ke Jawa Barat tertinggi terjadi pada Oktober 2015 sebesar
3.137 MW dengan rata-rata transfer selama satu tahun sebesar 2397 MW. Untuk mencegah
ekskursi tegangan di wilayah Barat, transfer daya dari Jawa Tengah ke Jawa Barat dimonitor
dan dibatasi agar tidak melebihi dari 2.500 MW pada siang hari dan 2.800 MW pada malam
hari. Aliran daya pada jalur tier-1 untuk evakuasi entitas pembangkit besar (Suralaya,
Muaratawar, Tanjungjati, dan Paiton) pada beban tinggi sudah melebihi SIL sehingga dapat
memperburuk kualitas tegangan, losses, dan optimasi biaya produksi (halaman 26).

Ekskursi Tegangan
Pada periode 2015 terdapat beberapa gardu induk bertegangan diluar toleransi yang
dipersyaratkan dalam Grid Code Jawa Bali. Berdasarkan data rata-rata ekskursi tegangan
selama tahun 2015, pada tegangan 500 kV terdapat 3 GITET (11%) dari total 28 GITET
dengan tegangan terendah di GITET Cibatu (447 kV). Pada level tegangan 150 kV terdapat 16
GI (4%) yang mengalami ekskursi, sebagian besar berada di wilayah barat. Pada level

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : x


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

tegangan 70 kV terdapat 2 GI (2%) mengalami ekskursi yang masih terjadi di wilayah barat
dan timur (halaman 43).

Ekskursi Frekuensi
Selama periode 2015 terjadi penyimpangan frekuensi 53 kali, dibanding periode 2014 (50 kali)
maka terjadi kenaikan 3 kali ekskursi. Ekskursi frekuensi disebabkan oleh fluktuasi beban 9 kali,
gangguan pembangkit 33 kali, gangguan penyaluran 6 kali, dan akibat kodisi sistem defisit 5
kali. Penurunan jumlah ekskursi mayoritas terjadi karena kondisi sistem pembangkitan yang
sebagian besar sudah mengaktifkan Governoor free dan LFC nya, dan kondisi hidrologi pola
basah mendukung penurunan ekskursi (halaman 22).

Tingkat Pembebanan Trafo dan Transmisi


Beban trafo IBT maupun trafo distribusi secara umum sudah cukup tinggi sehingga perlu
segera ditindaklanjuti. Dari 870 trafo distribusi yang beroperasi, 652 trafo (74,94%) telah
berbeban >60% termasuk di dalamnya 396 trafo (52,58%) telah berbeban >80%. Untuk trafo
IBT 500/150 kV, 81,35% (48 dari 59 IBT) telah berbeban >60% termasuk di dalamnya 33 trafo
(55,93%) telah berbeban >80%.
Tingkat pembebanan transmisi yang tidak memenuhi kriteria N-1 relatif masih rendah <25%
dari total ruas sirkit yang ada, namun pada beberapa ruas sirkit penting perlu segera
diantisipasi, yaitu: Transmisi Tier 1 untuk evakuasi daya dari pembangkit besar/IBT, Transmisi
penghubung antar APB, transmisi bottleneck, transmisi sirkit tunggal, transmisi substandard,
peralatan obsolete dan ageing, dan lain-lain (halaman 30).

Gangguan Sistem Penyaluran


Gangguan sistem penyaluran (Transmisi, Trafo dan Busbar) periode 2015 sebanyak 571 kali,
330 kali tanpa terjadi pemadaman dan 241 kali mengakibatkan pemadaman beban konsumen
dengan estimasi energi tidak tersalurkan sebesar 21.237 MWh. Jumlah kali gangguan yang
mengalami pemadaman mengalami penurunan terhadap 2014 (halaman 32).

Indek Kekuatan Sistem


Berdasarkan data gangguan atau trip unit pembangkit yang mengakibatkan penyimpangan
frekuensi sistem diperoleh estimasi indek kekuatan sistem Jawa Bali periode 2015 sebesar
3,8% dari beban sistem (halaman 5).

Kinerja Defense Scheme


Sepanjang tahun 2015 Sistem Jawa Bali mengalami 109 kali kejadian pemadaman. Manajemen
Beban dengan melakukan pelepasan beban secara otomatis akibat kerja UFR terjadi sebanyak
6 kali dengan ENS/ Energi tidak tersalurkan sebesar 3,9 GWh. Selama periode tersebut Sistem
Jawa Bali juga melakukan Manajement Beban dengan pola MLS/ Manual Load Shedding, yang
terjadi sebanyak 103 kali dengan jumlah ENS sebesar 30 GWh Tingkat keberhasilan kinerja
UFR pada penyulang mencapai 52,3%, sementara tingkat keberhasilan pemadaman beban
mencapai 58,4% dari target (halaman 6).

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : xi


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

SCADA Dan Telekomunikasi


Master Station SCADA yang terpasang di 6 control center yang ada di PLN P3B Jawa Bali saat
ini menggunakan platform Sistem Operasi dan aplikasi SCADA yang sama, yakni Solaris versi 10
dan Spectrum Power 4 dimana keenam master station tersebut tergabung dalam satu system
Multisite, sehingga memudahkan dalam proses pemutahkhiran data SCADA. Pengembangan
aplikasi berbasis Web yang memanfaatkan data SCADA realtime dilakukan guna memberikan
akses informasi dari Jawa Bali Control Center kepada pihakpihak yang memerlukan untuk
keperluan perencanaan, pemeliharaan serta analisa gangguan. Kinerja Master Station SCADA
Jawa Bali rata-rata tahun 2015 adalah sebesar 99,95% atau naik 0,15% dari tahun 2014,
Telemeasuring seluruh APB rata-rata 94,39% atau turun 4,24% dari tahun 2014, Telesignalling
rata-rata 95,95% atau turun 3,97% dari tahun 2014, dan Remote Control (RC) rata-rata
89,92% atau turun 9,47% dari tahun 2014 (halaman 50). Kinerja Telemeasuring, Telesignalling
dan Remote Control di tahun 2015 turun dibandingkan dengan tahun 2014 karena sejak tahun
2015 dilakukan penghitungan kinerja secara otomatis dengan aplikasi. Sedangkan di tahun
2014 penghitungan kinerja masih dilakukan secara manual.

APB DKI Jakarta & Banten


Beban Puncak tertinggi 9.987 MW, Rabu 18 November 2015 pukul 14:00 WIB, dengan
pertumbuhan 0,37% (naik 37 MW) terhadap 2014 dan faktor beban 85,4%.
Energi dari Pembangkit 64.820,76 GWh, energi ke Distribusi 65.278 GWh dengan
pertumbuhan -0,5%.
Susut transmisi akumulatif 0,53% (362,7 GWh), naik 37,7% dari tahun 2014.
Gangguan penyaluran 153 kali dimana 83 kali diantaranya menyebabkan pemadaman dengan
estimasi energi tak tersalurkan 12.973,90 MWh.
Pembebanan trafo IBT 500/150 kV >80% sebanyak 10 unit. Tingkat pembebanan IBT
150/70 kV >80% di tahun 2015 sebanyak 1 unit. Pembebanan trafo distribusi yang telah
mencapai >80% yaitu untuk trafo 150/20 kV sebanyak 93 unit, sedangkan untuk trafo 70/20
kV sebanyak 11 unit.
Ekskursi tegangan 500 kV terendah 450 kV di GITET Cawang. Tegangan 150 kV terendah
123 kV di GI Serpong. Ekskursi tegangan 70 kV terendah 57 kV di GI Pelabuhan Ratu dan GI
Depok. Persentasi ekskursi tegangan 2015 sebesar 14,69%.
SCADA & Tel Jumlah gangguan 311 kali. Gangguan Telesignaling 168 kali, gangguan
Telemetering 110 kali, gangguan RC 33 kali.

SAIDI & SAIFI


UNIT SAIDI (MENIT) SAIFI (KALI)
APP Cilegon 2,79 0,09
APP Bogor 64,22 1,03
APP Durikosambi 66,26 0,35
APP Pulogadung 31,00 0,39
APP Cawang 134,64 0,34

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : xii


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

APB Jawa Barat


Beban Puncak Beban Puncak Tertinggi Tahun 2015 sebesar 5.074 MW terjadi pada Kamis, 19
November 2015 pukul 18:30 tumbuh 0,72% dari tahun 2014 dengan faktor beban 80,53%.
Energi dari Pembangkit 36.096 GWh dengan total energi ke distribusi 35.791 GWh.
Susut transmisi akumulatif 1,12%, turun 0,54% dari tahun 2014.
Gangguan yang mengakibatkan pemadaman 73 kali. Total ENS 6.599,22 MWh terdiri atas: 54
kali akibat gangguan penyaluran 1.114,73 MWh, 5 kali akibat UFR 1.396,13 MWh, dan MLS 14
kali 4.088,36 MWh.
Tingkat pembebanan penghantar yang berbeban >60% berjumlah 30 ruas, pembebanan
trafo Distribusi dan KTT >80% I.nom berjumlah 156 unit, serta IBT yang berbeban >60%
I.nom berjumlah 24 unit.
Akumulasi ekskursi tegangan GI dengan jumlah GI yang pernah terkena ekskursi selama
kurun waktu 2015 sebanyak 23 GI/GITET, 10,91%.
Jumlah gangguan scadatel 2.281 kali gangguan Telemetering 107 kali, gangguan RC 1.121
kali, gangguan telesignaling 1.053 kali.

SAIDI & SAIFI


UNIT SAIDI (MENIT) SAIFI (KALI)
APP Bandung 14,80 0,13
APP Cirebon 33,82 0,40
APP Karawang 12,87 0,12

APB Jawa Tengah & DIY


Beban Puncak tertinggi 3.884 MW, Selasa, 3 November 2015 pukul 18:30, dengan
pertumbuhan 3,17% (120 MW) terhadap 2014 dan faktor beban 74,52%.
Energi dari Pembangkit 11.093,41 GWh, energi ke Distribusi 24.354 GWh dengan
pertumbuhan 4,04%.
Susut transmisi akumulatif 1,44% (358,44 GWh), turun 20,49% dari tahun 2014.
Gangguan penyaluran 163 kali dimana 55 kali diantaranya menyebabkan pemadaman
dengan estimasi energi tak tersalurkan 6.568 MWh.
Pembebanan trafo IBT 500/150 kV >80% nihil. Pembebanan trafo distribusi yang telah
mencapai >80% yaitu untuk trafo 150/20 kV sebanyak 21 unit.
Ekskursi tegangan 500 kV terendah 469 kV di GITET Pedan. Tegangan 150 kV terendah 130
kV di GI Kebasen. Persentasi ekskursi tegangan 2015 sebesar 0,72%.
SCADA & Tel Jumlah gangguan di akhir tahun 2015 adalah 297 kali. Gangguan Telesignaling
189 kali, gangguan Telemetering nihil, gangguan RC 108 kali.

SAIDI & SAIFI


UNIT SAIDI (MENIT) SAIFI (KALI)
APP Purwokerto 0,459 0,581
APP Semarang 2,438 0,712
APP Salatiga 1,299 0,586

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : xiii


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

APB Jawa Timur


Beban Puncak tertinggi 5.260 MW, Senin 23 November 2015 pukul 18:00, dengan
pertumbuhan 5,31% (265 MW) terhadap 2014 dan faktor beban 73,61%.
Energi dari Pembangkit 38.3243,7 GWh, energi ke Distribusi 32.822,6 GWh dengan
pertumbuhan 1,3%.
Susut transmisi akumulatif 1,59% (609 GWh), turun 0,22% dari tahun 2014.
Gangguan penyaluran 99 kali dimana 120 kali diantaranya menyebabkan pemadaman
dengan estimasi energi tak tersalurkan 7.906,68 MWh.
Pembebanan trafo IBT 500/150 kV >80% sebanyak 12 unit. Tingkat pembebanan IBT
150/70 kV >80% di tahun 2015 sebanyak 15 unit. Pembebanan trafo distribusi yang telah
mencapai >80% yaitu untuk trafo 150/20 kV sebanyak 30 unit, sedangkan untuk trafo 70/20
kV sebanyak 14 unit.
Ekskursi tegangan 500 kV terendah 471 kV di GITET Krian. Tegangan 150 kV terendah 128
kV di GI Sumenep. Ekskursi tegangan 70 kV terendah 56 kV di GI Nganjuk. Persentasi ekskursi
tegangan 2015 sebesar 12,41%.
SCADA & Tel Jumlah gangguan 506 kali. Gangguan Telesignaling 75 kali, gangguan
Telemetering 237 kali, gangguan RC 143 kali, gangguan RTU 39 kali dan gangguan PLC 12 kali.
Dari 506 kali gangguan, 501 kali gangguan sudah terselesaikan dan 5 kali gangguan belum
terselesaikan.

SAIDI & SAIFI


UNIT SAIDI (MENIT) SAIFI (KALI)
APP Probolinggo 13,34 0,23
APP Madiun 36,54 0,19
APP Malang 41,56 0,41
APP Surabaya 42,71 0,50

APB Bali
Beban Puncak tertinggi 808 MW, Rabu 25 November 2015 pukul 19:30, dengan pertumbuhan
3,42% (26,7 MW) terhadap 2014 dan faktor beban 75,84%.
Energi dari Pembangkit 2.725,57 GWh, energi ke Distribusi 4.839,92 GWh dengan
pertumbuhan 5,43%.
Susut transmisi akumulatif 3,30% (165,44 GWh), naik 12,07% dari tahun 2014.
Gangguan penyaluran 45 kali dimana 22 kali diantaranya menyebabkan pemadaman dengan
estimasi energi tak tersalurkan 15.339,10 MWh.
Pembebanan trafo 150/20 kV >80% di tahun 2015 sebanyak 1 unit. Pembebanan trafo
distribusi yang telah mencapai >80% yaitu untuk trafo 150/20 kV sebanyak 37 unit.
Ekskursi tegangan 150 kV terendah 0 kV. Persentasi ekskursi tegangan 2015 sebesar 0%.
SCADA & Tel Jumlah gangguan 240 kali. Gangguan Telesignaling 23 kali, gangguan
Telemetering 6 kali, gangguan RC 18 kali, gangguan RTU 193 kali dan gangguan PLC 0 kali.
Dari 204 kali gangguan, 199 kali gangguan sudah terselesaikan dan 5 kali gangguan belum
terselesaikan.

SAIDI & SAIFI


UNIT SAIDI (MENIT) SAIFI (KALI) SISTEM MINUTE
APP Bali 0,334 0,429 152,03

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : xiv


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ........................................................................................ III


KATA PENGANTAR .................................................................................... V
HIGHLIGHT SISTEM JAWA BALI 2015..................................................VII
RANGKUMAN .......................................................................................... IX
DAFTAR ISI ............................................................................................XV
1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
2. KONDISI SISTEM ............................................................................... 2
2.1. Beban Puncak Sistem ................................................................................ 2
2.2. Beban Puncak APB dan Pertumbuhannya .................................................... 2
2.3. Beban Puncak Distribusi Bersamaan Sistem ................................................. 3
2.4. Langgam Beban Harian Sistem dan APB...................................................... 3
2.5. Estimasi Indek Kekuatan Sistem Jawa Bali .................................................. 5
2.6. Operasi Sistem Jawa Bali Pada Hari-Hari Besar ............................................ 5
2.7. Defense Scheme ....................................................................................... 6
2.8. Rekor Operasi Tanpa Padam .................................................................... 10
2.9. Penambahan Instalasi ............................................................................. 11
3. ENERGI DAN TRANSAKSI ................................................................. 13
3.1. Produksi Energi Pembangkit ..................................................................... 13
3.2. Pembelian Energi Netto dan Faktor Beban Sistem ...................................... 15
3.3. Susut Transmisi (Losses) ......................................................................... 15
3.4. Konsumsi Energi Distribusi ....................................................................... 16
3.5. Neraca Energi ......................................................................................... 19
4. PEMBANGKITAN ............................................................................... 20
4.1. Daya Mampu Netto (DMN) Pembangkit ..................................................... 20
4.2. Neraca Daya Sistem Jawa-Bali dan sub system APB ................................... 20
4.3. Indek Kinerja Pembangkit ........................................................................ 21
4.4. Pola Pengusahaan Waduk Kaskade Citarum .............................................. 21
4.5. Ekskursi Frekuensi .................................................................................. 22
4.6. Gangguan Pembangkit ............................................................................ 23
4.7. Pemeliharaan Pembangkit ........................................................................ 24
4.8. Hari Tanpa FO PLTU Batubara.................................................................. 25
5. PENYALURAN ................................................................................... 26
5.1. Aliran Daya 500 kV dan Area.................................................................... 26
5.2. Aset Penyaluran ...................................................................................... 29
5.3. Pembebanan Sistem Penyaluran ............................................................... 30

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : xv


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

5.4. Gangguan Sistem Penyaluran ................................................................... 32


5.5. Outage dan Faktor Kesiapan Jaringan 500 kV ............................................ 33
5.6. Tegangan Rendah ................................................................................... 34
6. SCADA DAN TELEKOMUNIKASI ........................................................ 41
6.1. Hardware SCADA .................................................................................... 41
6.2. Fungsi SCADA ......................................................................................... 45

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : xvi


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

EVALUASI OPERASI
SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI 2015

1. PENDAHULUAN
Berdasarkan ketentuan pada Scheduling & Dispatch Code (SDC) 8.2 dari Aturan Jaringan yang
berlaku, PT PLN (Persero) P2B selaku operator sistem harus menyampaikan laporan evaluasi
pasca operasi sistem tenaga listrik tahunan kepada seluruh pemakai jaringan yang dalam hal ini
berupa Evaluasi Operasi Tahunan (EOT).

EOT ini disusun berdasarkan realisasi operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali 2015 yang menjadi
tanggung jawab PT PLN (Persero) P2B dibandingkan dengan Rencana Operasi Sistem Tenaga
Listrik Jawa Bali 2015 (selanjutnya disebut ROT 2015), realisasi operasi tahun-tahun
sebelumnya, dan acuan-acuan yang berlaku di lingkungan PT PLN (Persero). Laporan ini
diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan terukur tentang kondisi operasi Sistem
Jawa Bali selama 2015 sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
kebijakan pengusahaan Sistem Jawa Bali yang lebih baik.

Pembahasan dalam evaluasi ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 tentang penjelasan maksud dan tujuan serta point-point masing-masing bab secara
garis besar dari buku Evaluasi Operasi Tahunan.

Bab 2 tentang kondisi sistem meliputi beban puncak sistem/APB/distribusi dan


pertumbuhannya, beban harian, karakteristik beban, indek kekuatan sistem, kondisi sistem
pada hari-hari besar, rekor operasi, dan penambahan instalasi baru.

Bab 3 tentang Energi dan Transaksi meliputi pembelian energi dari pembangkit, rencana -
realisasi produksi, transfer ke distribusi, neraca energi, susut transmisi, dan komposisi
pembangkitan.

Bab 4 tentang sistem pembangkitan meliputi daya mampu netto, neraca daya, indek kinerja
pembangkit, pengusahaan PLTA kaskade Citarum, penyimpangan frekuensi, gangguan
pembangkit, load shedding, dan pemeliharaan pembangkit.

Bab 5 tentang sistem penyaluran meliputi aliran daya saat beban puncak, aset penyaluran,
pembebanan penghantar/trafo, gangguan instalasi penyaluran, kesiapan penyaluran, dan
ekskursi tegangan.

Bab 6 tentang fasilitas pendukung operasi sistem SCADA dan telekomunikasi meliputi kinerja
komputer Master Station, peripheral, Remote Terminal Unit (RTU) dan Link Komunikasi.

Lampiran pada buku Bagian-B Data Evaluasi, berisi rincian data pendukung dan penjelas
uraian pada bab-bab yang dibahas.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

2. KONDISI SISTEM
2.1. Beban Puncak Sistem
Beban Puncak (BP) tertinggi Sistem Jawa Bali 2015 mencapai 24.258 MW dengan
pertumbuhan 1,50% (terhadap beban puncak 2015) dan faktor beban 79,28%, terjadi pada
Kamis, 05 November 2015 pukul 18:00. Realisasi BP mencapai 94,5% dari rencana operasi
2015, lihat Gambar 2.1. Untuk BP siang terjadi pada hari Rabu ,tanggal 18 Nov 2015 pukul
13:30 mencapai 23.449 MW dengan pertumbuhan 2,33%.
28,000

25,669
26,000

24,258
23.900
24,000
MW

22,000 22.567

20,000

18,000

16,000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Real 2013 20,517 21,080 21,406 21,673 21,968 21,790 21,295 21,750 22,381 22,567 22,174 22,048
Real 2014 21,807 22,090 22,276 22,974 23,227 23,420 22,487 22,749 23,084 23,900 23,824 22,800
Real 2015 22,375 22,356 22,953 22,893 23,416 23,213 22,336 23,132 23,575 23,895 24,258 23,591
ROT 2015 23,018 23,529 23,952 24,474 24,775 24,891 24,209 24,859 25,329 25,669 25,537 25,180
Growth 2.60% 1.20% 3.04% -0.35% 0.81% -0.88% -0.67% 1.68% 2.13% -0.02% 1.82% 3.47%

Gambar 2.1: Beban Puncak Bulanan Sistem Jawa Bali 2015

Pola pertumbuhan BP bulanan relatif sama seperti tahun sebelumnya, pada periode Tahhun ini
dari bulan januari sampai dengan desember realisasi beban puncaknya dibawah rencana.
Rendahnya BP ini terjadi karena pengaruh kondisi dinamis internal dan eksternal PLN dan
perekonomian di tahun 2015 menurun.

2.2. Beban Puncak APB dan Pertumbuhannya


Pada saat beban puncak sistem 24.258 MW, kontribusi terbesar adalah APB Jakarta & Banten
yang melayani seluruh konsumen Distribusi Jaya & Tangerang dan sebagian konsumen
Distribusi Jawa Barat mencapai 39,5% atau 9.594 MW. Urutan kedua adalah beban APB Jawa T
Barat 20,7% dan APB Jawa Timur 20,8% diikuti oleh APB Jawa Tengah dan DIY sebesar 15,8%
dan APB Bali sebesar 3,2%. Lihat Tabel 2.2.

Untuk pertumbuhan beban puncak dari masing-masing APB (beban puncak Diversity) dapat
dilihat pada Tabel 2.2. Pertumbuhan tertinggi dicapai APB Jatim yaitu 5,31%, kemudian
dibawahnya adalah APB Jakarta & Banten 3,87%, APB Jawa Tengah & DIY 3,19%, APB Jawa
Barat 0,73%.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 2


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Tabel 2.2 Beban Puncak Diversity dan Coincident

Beban Diversity Beban Coincident


2014 2015 2015
Area
Kontribusi
MW Tumbuh MW Tumbuh MW
(%)
APB Jakban 9.615 3,19% 9.987 0,00% 9.594 39,50%
APB Jabar 5.037 7,55% 5.074 0,00% 5.029 20,70%
APB Jateng 3.764 7,45% 3.884 0,00% 3.822 15,80%
APB Jatim 4.995 6,04% 5.260 0,00% 5.045 20,80%
APB Bali 781 8,20% 808 0,00% 767 3,20%
Sistem 23.900 5,91% 24.258 0,00% 24.258 100%

2.3. Beban Puncak Distribusi Bersamaan Sistem

Tabel 2.3: Beban Puncak Distribusi (Coincident)

2014 2015
Area
MW % MW %
Jaya & Tangerang 6,477 28.72 6,615 28.71
Jabar & Banten 7,325 32.48 7,381 32.04
Jateng & DIY 3,463 15.35 3,611 15.67
Jawa Timur 4,582 20.31 4,683 20.33
Bali 708 3.14 748 3.25
Sistem Jawa-Bali 22,555 100% 23,040 100%

2013 2014
bersamaan (coincident) masing-masing Distribusi 05 November 2015 jam 18:00
Beban puncak Area
WIB terlihat pada Tabel 2.3. DariMW
total beban%Distribusi sebesar
MW %
23.040 MW, beban Distribusi
Jaya & Tangerang
Jaya Tangerang adalah 6.615 MW6.205
(28,71%),28,63 6.477 Barat 28,72
Distribusi Jawa & Banten 7.381 MW
(32,04%),
Jabar Distribusi
& Banten Jawa Tengah & DIY sebesar
7.032 3.611MW7.325
32,44 (15,67%), 32,48
Distribusi Jawa Timur
4.683 Jateng
MW (20,33%)
& DIY dan Distribusi Bali 748 MW 15,53
3.367 (3,25%). 3.463 15,35

2.4. Jawa Timur


Langgam Beban Harian4.438 20,48APB
Sistem dan 4.582 20,31

Bali 634 2,93 708 3,14


Langgam beban harian sistem saat beban tertinggi 05 November 2015 serta langgam beban
Sistem Jawa-Bali
masing-masing 21.676
Area Pengatur Beban 100,00
(APB) diperlihatkan 22.555
pada Gambar100,00
2.4(a). Langgam beban
APB Jakarta & Banten didominasi oleh pelanggan industri, dimana beban puncak siangnya lebih
besar dari beban puncak malam dengan perbedaan yang relatif kecil sehingga menghasilkan
faktor beban (load factor) yang tinggi. Sedangkan beban harian APB Jawa Barat, APB Jawa
Tengah & DIY, APB Jawa Timur dan APB Bali hampir serupa yaitu periode 07:00 hingga 16:00
beban relatif sama dan naik cukup tinggi pada periode 16:00 sampai 20:00. Pada Lampiran 1.4
ditunjukkan langgam beban pucak siang, beban puncak malam dan beban rata-rata sepanjang
2015.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 3


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

30000

24,258
25000

20000

15000

9,594
10000

5,029
5000
3,822
0 767
00:30
01:30
02:30
03:30
04:30
05:30
06:30
07:30
08:30
09:30
10:30
11:30
12:30
13:30
14:30
15:30
16:30
17:30
18:30
19:30
20:30
21:30
22:30
23:30
SISTEM JAWA BALI APB JKB APB JABAR APB JATENG APB JATIM APB BALI

Gambar 2.4(a): Langgam Beban Harian APB 2015

25000 24258

22357
20000 21,491

15000

10000
8086.82

5000

Hari Kerja Sabtu Minggu MvAr

Gambar 2.4(b): Langgam Beban Harian Sistem Jawa Bali 2015

Karakteristik beban harian sistem Jawa Bali 2015 hampir tidak berubah dibanding dengan
karakteristik beban tahun-tahun sebelumnya, baik karakteristik beban hari kerja maupun hari
libur/Minggu, lihat Gambar 2.4(b). Beban harian dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Hari Kerja: Senin sampai Jumat langgam beban seperti Gambar 2.4(b). Beban puncak siang
tertinggi 23.449 MW yang terjadi pada 18 November 2015 13:30 WIB, sedangkan beban
puncak malam 24.258 MW yang terjadi pada 05 November 2015 18:00 WIB. Kebutuhan MVar
sistem Jawa Bali tertinggi mencapai 8.086 MVar terjadi pada pukul 14:00, dengan kebutuhan
MVar rata-rata hari kerja sebesar 5.205 MVar.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 4


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Hari Libur (Sabtu dan Minggu), sebagian konsumen PLN kelompok industri dan bisnis tidak
menggunakan energi listrik sehingga pada hari sabtu lebih rendah sekitar 1.901 MW dan hari
Minggu 2.767 MW dibanding beban puncak hari kerja. Beban sistem hari Sabtu tertinggi
tercatat sebesar 22.357 MW pada 14 November 2015 18:30 WIB dan hari Minggu tertinggi
tercatat sebesar 21.491 MW pada 18 Oktober 2015 18:30 WIB.

2.5. Estimasi Indek Kekuatan Sistem Jawa Bali


Estimasi indek kekuatan sistem tahun 2015 dihitung berdasarkan terjadinya penyimpangan
frekuensi sistem yang
disebabkan oleh berbagai
IKS 2015 gangguan unit pembangkit. Hasil
MW
1400 pengamatan menunjukkan
1200
besarnya kekuatan sistem
1000
bervariasi, karena dipengaruhi
800
oleh besarnya daya pembangkit
600
yang mengalami gangguan,
400
komposisi unit pembangkit,
200
0 besarnya beban sistem, modus
0 0,5 1 1,5 2 operasi governor pembangkit,
Hz serta ketersediaan cadangan
mw Linear (mw)
putar pada saat terjadi
gangguan.
Gambar 2.5: Indek Kekuatan Sistem 2015
Dengan Metode perhitungan
menggunakan metode regresi linier atau menggunakan grafik model scatter (lihat Gambar 2.5)
dapat diperoleh estimasi Indek Kekuatan Sistem Jawa Bali periode 2015, yaitu sebesar 917
MW/Hz atau 3,8% kali beban sistem Lampiran 1.7.

2.6. Operasi Sistem Jawa Bali Pada Hari-Hari Besar

30000
Karakteristik beban sistem Jawa
Bali pada hari-hari besar
nasional atau keagamaan
25000 24,258

20000
19,747
19,355
sangat berbeda dibanding
19,202

16,619
beban pada hari-hari biasa (hari
15000
14,691 kerja). Beban puncak pada hari
10000 besar seperti HUT RI, Idul Fitri,
Idul Adha, Natal, Tahun Baru
5000

dan hari-hari besar lainnya


0
pada umumnya relatif jauh
lebih rendah dibandingkan
Hari Kerja 2015 Idul Fitri 2015 Natal 2015 Tahun Baru 2015 Idul Adha 2015 Hut RI 2015
beban puncak hari biasa, (lihat
Gambar 2.6: Tipikal Langgam Beban Sistem 2015 Gambar 2.6. dan Tabel 2.6).

Dengan rendahnya beban sistem maka dilakukan pengaturan khusus, antara lain: a/.
Pengaturan pembangkit dengan men-standby-kan (RS, reserved shutdown) pembangkit
pemikul beban dasar; b/. Pengaturan Tegangan dengan melepas beberapa ruas penghantar
500 kV, penghantar 150 kV (SUTT/SKTT), mengoperasikan reaktor, mengoperasikan unit-unit

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 5


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

pembangkit dengan power factor leading untuk menyerap daya reaktif. Lihat bahasan operasi
sistem pada hari khusus.
Hari Besar Proklamasi yaitu pada saat peringatan 17 Agustus 2015, beban puncak siang
14.776 MW. Beban puncak malam tercatat 19.202 MW pada pukul 19:00. Pada periode ini,
selisih beban sekitar 5.056 MW lebih rendah dari pada hari kerja.
Idul Fitri 17 Juli 2015, merupakan beban sistem paling rendah selama 2015. Beban Puncak
terjadi pada pukul 18:30 sebesar 14.691 MW dan terendah 9.717 MW pada pukul 09:00.

Idul Adha 24 September 2015, beban sistem terendah kedua setelah periode Idul Fitri
dengan selisih beban sekitar 4.903 MW. BP Idul Adha sebesar 19.355 MW pada 18:30 dan
terendah 13.611 MW pada 07:30, lebih tinggi dari tahun lalu dengan selisih 1.685 MW

Natal 25 Desember 2015, beban puncak sebesar 19.747 MW pada pukul 19:00 dan beban
terendah sebesar 14.697 MW pada pukul 07:00.

Hari Libur Nasional selain hari-hari libur/besar yang telah disebutkan diatas, hari libur
nasional yang lain mempunyai karakteristik serupa dengan hari Minggu termasuk beban puncak
serta beban terendahnya.

Untuk beban per APB pada hari-hari khusus dapat dilihat pada Lampiran 2.1 Langgam beban
Hari Besar APB. PARAMETER

Tabel 2.6: Parameter Operasi Beban Hari Besar 2015 B. Puncak (MW)
B. Terendah (MW)
TAHUN BEBAN
PARAMETER HUT RI IDUL FITRI NATAL
BARU PUNCAK Pertumbuhan (%)
B.PUNCAK (MW) 19.202 14.691 19.747 16946 24.258 L. Factor (%)
B.TERENDAH (MW) 13.611 9.717 14.697 12613 18.589 Energi (GWh)
Pertumbuhan (%) 4.28 3.16 0.65 1.35 1.50
L.Factor (%) 81.07% 79.10% 82.72% 86.33% 87.57%
Energi (GWh) 373.6 278.8 392.0 351.1 509.8 Rentang Tegangan (kV)
Kondisi Saat Beban Rendah Pelepasan SUTET ( kms)
Rentang Tegangan (kV) 473-525 473-522 473-527 474-526 462-525
Pelepasan SUTET (kms) - 687.05 - 275.6 -

Realisasi operasi sistem pada hari-hari besar 2015 berjalan normal dan aman. Sebagian besar
parameter operasi masih dalam batas operasi yang diijinkan. Cadangan operasi di atas 2 unit
terbesar, frekuensi sistem normal, transfer daya tidak melebihi batasan thermal maupun
stabilitas dengan kesiapan pembangkit dan penyaluran tercukupi.

Di antara beban-beban periode hari libur nasional/ keagamaan, beban sistem terendah terjadi
pada Idul Fitri 2015, yaitu 9.717 MW dengan tegangan sisi 500 kV GITET Tanjung Jati
mencapai 522 kV. Tingginya tegangan tersebut disebabkan arus capacitive charging yang besar
dari SUTET, sementara penyerapan MVAr dari pembangkit dan beban rendah.

2.7. Defense Scheme


Program load shedding yang terintegrasi dalam skema Defence Scheme Sistem Jawa Bali
merupakan salah satu strategi untuk mengamankan Sistem Jawa Bali saat terjadi gangguan
atau kekurangan/ kehilangan pasokan daya. Selama tahun 2015 Sistem Jawa Bali menerapkan PARAME
program skema under frequency load shedding/UFR (terdiri dari 7 tahapan UFR), Island
Operation, Over Load Shedding/ OLS untuk mengamankan IBT dan Over Generation
Rentang Tega
Shedding/OGS untuk mengamankan Generator/unit pembangkit.
Pelepasan SUT
Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 6
PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Dalam keadaan sistem defisit, manajemen energi dapat dilakukan dengan melaksanakan
Manual Load Shedding, Load Curtailment dan Brown Out Lampiran 2.7.
2.7.1. UFR
Unjuk Kerja UFR
Selama tahun 2015 tingkat keberhasilan penyulang UFR mencapai 55% dengan keberhasilan
beban UFR yang dilepas 52%. Lihat Tabel 2.7.1(a) dan Lampiran 2.7.

Tabel 2.7.1(a): Unjuk Kerja UFR Tahun 2015


APB DKI JKB APB JABAR APB JTD APB JATIM APB BALI
Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi TOTAL
Frek.
No. Tanggal Jakarta & Tangerang Jawa Barat & Banten Jawa Barat & Banten Jawa Tengah Jawa Timur Bali
[Hz]
% % % % % % % % % % % % % %
[MW] Penyulang [MW] Penyulang [MW] Penyulang [MW] Penyulang [MW] Penyulang [MW] Penyulang [MW] Penyulang
1 13-Jan-15 48.65 59.9 73.5 75.5 78.1 75.3 83.2 112.4 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 80.8 83.7
2 20-Oct-15 49.03 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 47.5 42.9 0.0 0.0 0.0 0.0 47.5 42.9
3 28-Oct-15 48.98 50.9 68.8 70.9 75.8 111.2 93.0 75.5 81.0 - 95.3 0.0 0.0 77.1 82.8
4 4-Nov-15 49.01 0.0 0.0 0.0 0.0 94.1 76.7 62.1 42.9 0.0 0.0 0.0 0.0 78.1 59.8
5 26-Nov-15 49.02 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 54.3 38.1 0.0 0.0 0.0 0.0 54.3 38.1
6 6-Dec-15 - 12.5 6.9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 12.5 6.9
Rata-rata 41.1 49.7 73.2 76.9 93.5 84.3 70.4 61.0 - 95.3 0.0 0.0 58.4 52.3

Secara umum, sepanjang 2015 Sistem Jawa Bali mengalami 109 kali kejadian pemadaman.
Manajemen beban dengan melakukan pelepasan beban secara otomatis akibat kerja UFR
terjadi sebanyak 6 kali dengan ENS/ Energi tidak tersalurkan sebesar 3.9 GWh. Manajement
beban dengan MLS/ Manual Load Shedding terjadi sebanyak 103 kali dengan jumlah ENS
sebesar 30 GWh.

Tabel 2.7.1(b): Rekapitulasi UFR, MLS, LC dan BO periode 2015

APB JKB APB JBR APB JTD APB JTM APB BLI
Load Total
Shedding Dist_Jaya Dist_Jabar Dist_Jabar Dist_Jateng Dist_Jatim Dist_Bali
MWh MWh MWh MWh MWh MWh MWh Kejadian
UFR 1429.10 302.24 1944.15 121.25 76.49 0.00 3934.07 6
MLS 15052.76 1075.92 5016.47 3419.03 3876.58 1754.50 30195.26 103
LC 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
BO 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
Total 16481.86 1378.16 6960.62 3601.12 3953.07 1754.50 34129.33 109

Manajemen beban dengan UFR df/dt belum dapat diterapkan karena belum mendapatkan
setting yang tepat sesuai dengan kebutuhan sistem. Sementara semua target UFR df/dt sudah
terpasang di masing-masing target, menunggu evaluasi terhadap setting UFR yang tepat.

2.7.2. OLS & OGS


Selama tahun 2015 tingkat keberhasilan OLS dan OGS mencapai 88,5% total beban padam
mencapai 7,2 GW. Lihat Tabel 2.7.2(c) dan Lampiran 2.7.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 7


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Tabel 2.7.2(c): Kinerja OLS & OGS 2015

TOTAL
No. OLS/OGS APB Tanggal I.Setting Beban
%
Padam Keberhasilan
[MW]
1 OLS IBT 500 kV Balaraja APB DKI JAKARTA & BANTEN 8-Jun-15 1900 A 65 66.7
2 OLS IBT-1&2 500 kV Bekasi APB DKI JAKARTA & BANTEN 10-Jun-15 1900 A 166 30.8
3 OLS SUTT 150 kV Gandul-Petukangan APB DKI JAKARTA & BANTEN 4-Aug-15 1920 A 299 100.0
4 OLS Cawang Lama-Depok baru APB DKI JAKARTA & BANTEN 18-Aug-15 525 A 78 100.0
5 OLS IBT-3,4 500/150kV Bekasi APB DKI JAKARTA & BANTEN 5-Sep-15 1900 A 84 100.0
6 OLS IBT-1,2 500/150kV Bekasi APB DKI JAKARTA & BANTEN 26-Oct-15 1900 A 43 100.0
7 OLS IBT-1,2 500/150kV Cibinong APB DKI JAKARTA & BANTEN 1-Dec-15 1900 A 319 74.0
8 OLS IBT-1,2 500/150kV Cibinong APB DKI JAKARTA & BANTEN 2-Dec-15 1900 A 213 17.0
Sub Total 1267 73.6
9 OLS IBT - 1,2 CIRATA APB JABAR 17-Dec-15 1900 A 191 100.0
Sub Total 191 100.0
10 OLS KLBKL - BMAYU APB JATENG & DIY 4-Jan-15 664 A 228.5 100.0
11 OLS TJATI - JPARA APB JATENG & DIY 13-Jan-15 992 A 692 100.0
12 OLS TJATI - JPARA APB JATENG & DIY 30-May-15 992 A 0 100.0
13 OLS IBT 1-2 UNGAR APB JATENG & DIY 7-Jul-15 1900 A 230.91 100
14 OLS IBT 1-2 PEDAN APB JATENG & DIY 21-Sep-15 1877 A 328.16 99.9
Sub Total 1479.57 100.0
15 OLS SUTT 150kV Waru - Rungkut 1 APB JATIM 5-Jan-15 1500 A 32 66.7
16 OLS SUTT 150kV Waru - Rungkut 2 APB JATIM 10-Jan-15 1501 A 49.45 100.0
17 OLS SUTT 150kV Mojoagung - Banaran 2 APB JATIM 27-Jan-15 760 A 19.5 100.0
18 OLS SUTT 150kV Tandes - Perak APB JATIM 28-Jan-15 900 A 144 100.0
19 OLS PHT 150 KV Waru - Rungkut 1/2 APB JATIM 18-Mar-15 1500 A 33.54 100.0
20 OLS SUTT 150kV Banyuwangi - Jember APB JATIM 10-Jun-15 800 A 30 100.0
21 OLS IBT-4 150/70 kV 35 MVA APB JATIM 26-Oct-15 316 A 38.13 100.0
22 OLS SUTT 150kV Perak - Ujung 1 APB JATIM 3-Nov-15 800 A 16 100.0
23 OLS IBT-2 500/150kV-500 MVA Grati APB JATIM 28-Nov-15 1900 A 50.23 71.4
Sub Total 412.85 93.1
24 OLS Bwngi - Glnuk 1,2,3,4 APB BALI 14-Jan-15 560 A 89.76 100.0
25 OLS Bwangi 1 APB BALI 26-Apr-15 560 A 79.82 96.3
26 OLS GLNUK - Ngara 1 APB BALI 28-Apr-15 600 A 45.66 100.0
27 OLS BWANGI-GLMNUK 3&4 APB BALI 6-Sep-15 560 A 45.7 100.0
28 OLS BWANGI-GLMNUK 1&3 APB BALI 24-Oct-15 560 A 130.6 62.9
29 OLS BWANGI-GLMNUK 1 Penghantar APB BALI 10-Dec-15 560 A 149.21 100.0
Sub Total 540.75 93.2
Total 7241.59 89.5

2.7.3. Island Operation


Island Operation adalah salah satu bagian dari defence scheme yang bertujuan untuk
menghindari terjadinya padam total (black out) ketika UFR tahap tujuh sudah tercapai dengan
cara membentuk island yang terpisah-pisah untuk melindungi pembangkit agar tidak padam
(trip). Island dibentuk dengan melepas beberapa transmisi dan beban sedemikian rupa
sehingga dicapai kesetimbangan antara daya pasok dari pembangkit yang beroperasi dengan
beban di island tersebut. Dengan terbentuknya island saat terjadi gangguan, pemulihan sistem
dapat lebih cepat dan lebih mudah dilakukan.

Untuk menghindarkan sistem mengalami blackout atau padam total. Karena apabila sistem
bertahan dalam beberapa subsistem (island kecil), maka untuk penormalan akan lebih cepat
dan lebih mudah.
Jika Island Operation berhasil maka:
beberapa daerah tertentu masih mendapat pasokan daya listrik dan
proses pemulihan diharapkan dapat berjalan lebih lancar
Sepanjang tahun 2015 tidak ada Island Operation yang bekerja.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 8


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

2.7.4. Gangguan Besar 2015.


Gangguan diawali oleh SUTET 500kV Ungaran - Mandirancan sirkit-1 reclose lockout dan SUTET
Ungaran-Mandirancan sirkit-2 trip di GITET Mandirancan bersamaan dengan tripnya IBT-3
GITET Ungaran. Akibat trip penghantar 500 kV Ungaran-Mandirancan 1 & 2, terjadi fenomena
unstable power swing (out of step) yang menyebabkan penghantar 500 kV Pedan-Tasikmalaya
1 & 2 trip, sehingga Sistem Jawa Bali terpisah menjadi Sistem Barat dan Sistem Timur dan
penurunan beban sebesar 2.917 MW. Akibatnya frekuensi wilayah barat turun hingga mencapai
48,66 Hz sedangkan wilayah Timur naik hingga 51,6 Hz. Gangguan ini mengakibatkan beban
padam sebesar 2.606 MW dengan energi tidak tersalurkan (ENS) sebesar 6.791 MWh.

50,500

50,000
49,708
49,500

49,000

48,500 48,660

48,000

47,500
10:57:23
10:57:52
10:58:20
10:58:49
10:59:17
10:59:46
11:00:14
11:00:43
11:01:11
11:01:40
11:02:08
11:02:37
11:03:05
11:03:34
11:04:03
11:04:31
11:05:00
11:05:28
11:05:57
11:06:25
11:06:54
11:07:22
11:07:51
11:08:19
11:08:48
11:09:17
11:09:45
11:10:14
11:10:42
11:11:11
11:11:39
11:12:08
11:12:36
11:13:05
11:13:33
Gambar 2.7.4: Ekskursi Frekuensi 13 Januari 2015

Untuk Defence Scheme Wilayah Barat, beban padam karena UFR sebesar 1.576,33 MW dengan
energi tidak tersalurkan sebesar 3.402,65 MWh.

Defence Scheme subsistem Tanjung Jati, sehubungan IBT-3 GITET Ungaran dan PLTU
Rembang Unit 1 & 2 trip mengakibatkan beban SUTT Tanjungjati - Jepara 1,2 naik melampaui
setting OLS sehingga OLS tahap 1 kerja, membuka Pmt 150 kV Sayung 1 & 2 di GI Kudus. Di
GI Purwodadi PMT 150 kV Kudus 2 di trip rele kerja OCR. Mengakibatkan GI Sayung,
Tambaklorok, Pandeanlamper, Srondol, Simpanglima, Kalisari, Krapyak Bus-1, Pudakpayung,
Ungaran Bus-2, Mranggen, Purwodadi, Kedungombo, Jelok, Bringin, Mojosongo, Banyudono,
Jajar Bus-1 hilang tegangan total beban padam 692 MW, ENS 3.428 MWh.

Defence Scheme subsistem Pedan, PLTU Pacitan Unit-1 (298 MW) trip tidak ada rele kerja dan
IBT-2 GITET Pedan keluar dalam rangka pekerjaan terencana sehingga mengakibatkan beban
IBT-1 GITET Pedan naik ke 1838 A dan dilakukan Manual Load Shedding di GI Palur Trafo 1,
Sragen Trafo 1 & 2, Wonogiri Trafo 2, Wonosari Trafo 3 total beban padam 110 MW, ENS 471
MWh.

Sedangkan untuk Defence Scheme subsistem Ungaran, sehubungan PLTGU Tambaklorok Unit-6
(memasok SS Ungaran) dan PLTU Cilacap Unit-1 turun beban mengakibatkan OLS IBT 1 & 2
GITET Ungaran tahap 1 kerja melepas Pmt 150 kV Randugarut 1 & 2 di GI Krapyak dan Pmt
150 kV Kopel posisi open (GI Pemalang operasi 1 bus untuk melayani pekerjaan penggantian
pole Pmt fasa T Pekalongan 2 di GI Pemalang). Terjadi drop tegangan di wilayah Pantura maka

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 9


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

dilakukan MLS di GI Pemalang Trafo 2, Pekalongan Trafo 2, Batang Trafo 2 & 3, Weleri Trafo 2,
Kaliwungu Trafo 1 & Randugarut Trafo 1 total beban padam 181 MW, ENS 512 MWh.

Setelah dilakukan investigasi penyebab gangguan diketahui pada SUTET 500 kV Ungaran -
Mandirancan 1 antara tower no. 425 - 426 terkena pohon tumbang akibat angin kencang dan
cuaca hujan lebat.

Adapun beberapa tindak lanjut yang dilaksanakan diantaranya dengan melaksanakan


investigasi secara visual di IBT-3 GITET Ungaran dan investigasi di Tower 425-426 karena
SUTET tertimpa pohon. Kemudian beberapa langkah perbaikan diantaranya pengamanan di
Tower 425-426 karena SUTET tertimpa pohon, antisipasi gangguan terjadi serupa di Pht.
Mandirancan-Ungaran sirkit-2 di T.475-476 dilakukan pemotongan pohon yang berada di
tengah jalur maupun di ruang bebas kanan-kiri Penghantar dengan radius 5 meter dan APP
Semarang telah membentuk team penyelesaian ROW kritis.

2.8. Rekor Operasi Tanpa Padam

Tabel 2.8: Rekor Operasi Tidak Terjadi Gangguan Pemadaman

Rekor Terkini
No Gangguan Keterangan
(hari) (hari)
1 Gangguan Black out >50% 6,623 6,837 Terakhir terjadi pada 13 Apr 1997
2 Gangguan Besar 15% s/d 50% 1,475 1,080 Terakhir terjadi pada 15 Jan 2013
3 Gangguan Sedang 5% s/d 15% 810 327 Terakhir terjadi pada 6 Des 2015
4 Gangguan Kecil <5% 10 3 Terakhir terjadi pada 23 - 25 Apr 2015

Rekor Operasi (RO) tidak terjadi gangguan yang berakibat pemadaman beban konsumen dapat
klasifikasi 4 jenis RO: 1). RO tanpa padam >50% terhadap beban sistem Jawa Bali (gangguan
black out). 2). RO tanpa padam >15% terhadap beban sistem Jawa Bali (gangguan besar).
3). RO tanpa padam >5% terhadap beban sistem Jawa Bali (gangguan sedang). 4). RO tanpa
padam <5% terhadap beban sistem Jawa Bali (gangguan kecil).
Hingga 31 Desember 2015:
1) RO tanpa gangguan black out: 6.837 hari, terakhir terjadi Minggu 13 April 1997 gangguan
SUTET Suralaya-Gandul.
2) RO tanpa gangguan besar: 1.475 hari, terakhir terjadi Selasa 15 Januari 2013 pukul 10:52
WIB gangguan Gangguan Busbar B 150 kV di GI Paiton (short circuit diantara CT 5B1 dan
CB 5B1 ke tanah), gangguan tersebut mengakibatkan pemadaman beban konsumen
sebesar 3050,57 MW atau 16,3% dari beban sistem Jawa Bali (18.685 MW), sedangkan RO
tanpa gangguan besar tahun 2015 adalah 1.080 hari.
3) RO tanpa gangguan sedang: 810 hari, terakhir terjadi Rabu 9 Oktober 2013 pukul 20:50
WIB Gangguan IBT #2 500/150 kV 500 MVA GITET Cibinong. Penyebab gangguan bushing
sisi 500 kV dan 150 kV IBT #2 Cibinong fasa S meledak, mengakibatkan pemadaman beban
konsumen 1548 MW setara 7% dari beban sistem Jawa Bali (21.791 MW), sedangkan RO
tanpa gangguan sedang tahun 2015 adalah 327 hari.
4) RO tanpa gangguan kecil: 10 hari, sedangkan pada tahun 2013 RO tanpa gangguan kecil
tercapai 3 hari pada tanggal 23 s.d 25 April 2015 tidak ada gangguan berakibat pemadaman
konsumen, lihat di Tabel 2.8.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 10


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

2.9. Penambahan Instalasi


2.9.1. Pembangkitan
Kapasitas pembangkit baru yang masuk ke sistem Jawa Bali pada 2015 sebesar 615 MW,
seperti pada Tabel 2.9.1 berikut:

Tabel 2.9.1: Daftar Pembangkit COD 2015


DMN COD
No Pembangkit Unit Keterangan
(MW) Rencana Realisasi
1 125 Jan-15 23-Sep-15
1 PLTU Celukan Bawang 2 125 Apr-15 23-Sep-15
3 130 Jul-15 23-Sep-15
1 50 Jan-15 04-Apr-15
2 50 Mar-15 11-Apr-15
2 PLTDG Bali Pesanggaran
3 50 Mei-15 13-Mei-15
4 50 Jul-15 06-Jun-15
3 PLTP Kamojang 5 35 Jun-15 29-Jun-15
4 PLTU Tj.Awar2 2 0 Des-15 Direncanakan Maret 2016
5 PLTU Adipala 1 0 Okt-15 Direncanakan Agustus 2016
6 PLTU Cilacap Expansion 3 0 Des-15 Direncanakan Februari 2016
TOTAL 615

Dengan penambahan pasokan daya pembangkit tersebut akan membantu meningkatkan


kemampuan pasokan sistem Jawa Bali, namun pertumbuhan pasokan daya pembangkit sebesar
615 MW ini relatif lebih besar dibandingkan pertumbuhan beban konsumen yang hanya
mencapai 357 MW. Dengan kondisi seperti ini maka sistem Jawa Bali masih cukup aman
terhadap ancaman pemadaman beban.

Pembangkit-pembangkit lain yang seharusnya sudah Commercial Operating Date (COD) di grid
sistem Jawa Bali pada 2015 adalah PLTU Tanjung Awar-awar unit 2, PLTU Adipala dan PLTU
Cilacap Expansion, namun dikarenakan kendala teknis dan administratif menyebabkan
keterlambatan operasi komersil unit-unit tersebut.

2.9.2. Penyaluran
Pada instalasi penyaluran terdapat penambahan Gardu Induk, Trafo, dan Penghantar. Untuk
data penambahan Gardu Induk (termasuk KTT) seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 2.9.2: Daftar Gardu Induk Energize 2015


NO AREA (APB ) Gardu Induk Tanggal Keterangan

1 DKI Jak & Banten GIS 150 kV Asahi Baru 01 April 2015
2 DKI Jak & Banten GI 150 kV Semen Jawa 10 Juli 2015
3 DKI Jak & Banten GI 150 kV Bayah 01 November 2015
4 DKI Jak & Banten GIS 150 kV Pelindo II 29 Desember 2015
5 Jawa Barat GIS Braga 13 Mei 2015, Jam. 16:30
6 Jawa Barat GI KTT Suzuki 24 Agustus 2015, Jam. 13:38 Konsumen Tegangan Tinggi
7 Jawa Barat GI Cileungsi 26 Agustus 2015, Jam. 22:50
8 Jawa Barat GI Mulya Keramik 27 September 2015, Jam. 19:54 Konsumen Tegangan Tinggi
9 Jawa Barat GI Indo Liberty 14 Oktober 2015, Jam. 21:58 Konsumen Tegangan Tinggi
10 Jawa Tengah GITET kesugihan 05- Juli -2015
11 Jawa Tengah GI TET Adipala 29- Sept -2015 Jam 09:05.
12 Jawa Timur GI Sidoarjo 27 Des 2015 Baru

Adapun untuk penambahan Trafo (KTT) dan penghantar rinciannya bisa dilihat pada Lampiran
5.13, masing-masing Area sebagai berikut:

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 11


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

A. Penambahan Trafo

Tabel 2.9.2(a): Penambahan Trafo 2015

TRAFO (UNIT)
NO AREA (APB)
500/150 kV 150/70 kV 150/20 kV 70/20 kV
1 DKI Jakarta & Banten 1 15
2 Jawa Barat 2 10 3
3 Jawa Tengah 13
4 Jawa Timur 2 8 1
5 Bali 8
Total 3 2 54 4

B. Penambahan Transmisi

Tabel 2.9.2(b): Penambahan Transmisi 2015

TRANSMISI (SIRKIT)
NO AREA (APB)
500 kV 150 kV 70 kV
1 DKI Jakarta & Banten 10
2 Jawa Barat 14
3 Jawa Tengah 1 2
4 Jawa Timur 2
5 Bali 2
Total 1 30 0

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 12


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

3. ENERGI DAN TRANSAKSI


3.1. Produksi Energi Pembangkit
Energi yang diterima P3B Jawa Bali dari pusat pembangkit tahun 2015 mencapai 165.993 GWh
dengan pertumbuhan 1,11% (di bawah target pertumbuhan ROT 8,20%), dan CF 59,79%.
Secara bulanan, produksi energi pembangkit ditunjukkan pada Gambar 3.1(a). dan 3.1(b).

17,000

16,000

15,000

14,000
GWh

13,000

12,000

11,000

10,000
Jan Feb Mar Ap r Mei Jun Jul Ag s Sep Okt No v Des
ROT 2015 14,150 13,182 14,817 14,642 15,117 14,907 13,632 14,960 15,209 16,004 15,404 15,596
REAL 2015 13,583 12,202 13,949 13,612 13,996 13,932 12,648 14,175 14,072 14,912 14,615 14,294
REAL 2014 13,154 12,193 13,741 13,551 14,101 13,940 12,990 13,620 13,903 14,766 14,119 14,087
REAL 2013 12,544 11,751 13,114 13,066 13,533 12,961 13,364 11,848 13,408 13,967 13,335 13,508

Gambar 3.1(a): Rencana-Realisasi Penerimaan Energi dari Pembangkit 2015


Dari total penerimaan energi sistem Jawa Bali sebesar 165.993 GWh, kontribusi terbesar
diproduksi dari pembangkit thermal dengan bahan bakar termurah yaitu PLTU Batubara yaitu
mencapai 107.720 GWh, 64,89% dari total produksi sistem. Produksi energi PLTU batubara
2015 naik 5,66% dibanding 2014 disebabkan masuknya unit pembangkit PLTU Celukan bawang
unit 1, 2 dan 3 di Area Bali. Persentase produksi energi PLTU batubara terhadap ROT 2015
yaitu 96,12% disebabkan karena realisasi energi 2015 lebih rendah dibandingkan rencana
tahunan 2015 (93,45%).

16000 250

14000
200
12000

10000
150
GWh

GWh

8000

100
6000

4000
50
2000

0 0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Non BBM 13391 12001 13761 13407 13799 13734 12476 14134 14060 14752 14563 14254
BBM 192 201 188 205 198 199 172 42 12 160 52 41

Gambar 3.1(b):Produksi Energi Bulanan 2015 Per Kelompok BBM dan Non BBM

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 13


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Dibandingkan dengan produksi energi 2014, ada beberapa pembangkit non BBM yang
mengalami penurunan, yaitu pembangkit tenaga air sebesar 15,50%, pembangkit gas bumi
sebesar 2,15%, LNG 6,76%.
Tabel 3.1(a): Produksi per Energi Primer 2015
Penurunan signifikan terjadi pada
Real 2015 ROT 2015 Real 2014 Tumbuh
ENERGI PRIMER
[GWh] [GWh] [GWh] [%]
pembangkit HSD, yakni turun sebesar
PLTA 6,007 6,921 7,109 -15.50% 66,10%. Hal ini terkait dengan
PLTP 8,417 8,748 8,452 -0.42%
masuknya unit pembangkit PLTU
Batubara 107,720 112,067 101,948 5.66%
BBG 32,293 32,751 33,003 -2.15%
Celukan bawang yang dapat
LNG 9,260 11,883 9,932 -6.76% menurunkan konsumsi BBM di Bali.
CNG 634 2,409 511 24.01%
Kontribusi produksi dari unit-unit
Jml. Non BBM 164,331 174,781 160,956 2.10%
MFO 763 1,106 559 36.54%
pembangkit berdasarkan jenis energi
HSD 899 1,734 2,652 -66.10% primernya ditunjukkan pada Gambar
Jml. BBM 1,662 2,840 3,211 -48.25%
3.1(c), Tabel 3.1(a), Tabel 3.1(b)
Sistem 165,993 177,621 164,167 1.11%
dengan uraian sebagai berikut:

Energi batubara dibangkitkan oleh


CNG MFO
HSD PLTA
PLTP
PLTU Suralaya 1-7, PLTU Paiton PJB
0,54% 3,62%
0,38% 0,46%
LNG
5,07% 1-2, PLTU Paiton Jawa Power 5-6,
5,58%
PLTU Paiton PEC 7-8, PLTU Tanjung
BBG Jati 1-2 dan 3-4, PLTU Cilacap 1-2
19,45%
dan PLTU Labuan 1-2, PLTU
Indramayu 1-3, PLTU Suralaya 8,
Rembang 1-2, PLTU Lontar 1-3, PLTU
BtBara
64,89% Piton 9, PLTU PEC 3, PLTU CEP, PLTU
Pelabuhan Ratu 1-3, PLTU Pacitan 1-
2 dan PLTU Tanjung Awar-awar #1
Gambar 3.1(c):
dan PLTU Celukan bawang #1, #2
Komposisi Produksi Per Energi Primer 2015
dan #3.

Energi minyak dibangkitkan oleh PLTG Pesanggaran, PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron, PLTD
Pesanggaran, PLTD Sewa Pesanggaran.
Energi gas alam, terdiri dari gasbumi, CNG dan LNG dibangkitkan oleh PLTGU Cilegon,
PLTGU Priok, Priok blok 3. PLTU Muarakarang 4-5, PLTGU Muarakarang Blok 1, Repowering
M.Karang Blok 2, PLTU Gresik 1-4, PLTGU Gresik Blok 1-3, PLTG Muaratawar blok 3-4, PLTGU
Muaratawar Blok 1-2, PLTGU Grati Blok 1-2, PLTGU Cikarang Listrindo dan PLTGU Muaratawar
Blok 5.
Energi panas bumi dibangkitkan oleh PLTP Kamojang 1-3, PLTP Kamojang 4, PLTP Drajat 1,
PLTP Drajat CGI 2-3, PLTP Gunung Salak 1-3, PLTP Gunung Salak DSPL 4-6, PLTP Wayang
Windu 1-2, PLTP Dieng, PLTP Patuha dan PLTP Kamojang 4 .
Energi air dibangkitkan oleh PLTA Saguling, Sutami, Cirata, Jatiluhur, Brantas, Mrica dan
seluruh PLTA skala kecil milik PJB dan IP yang tersebar di APB I sampai APB IV.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 14


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Tabel 3.1(b): Penerimaan Energi dari Pembangkit 2015


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Energi Primer
[GWh] [GWh] [GWh] [GWh] [GWh] [GWh] [GWh] [GWh] [GWh] [GWh] [GWh] [GWh]
Tenaga Air 620 680 771 838 559 439 338 318 286 245 398 515
Panas Bumi 782 706 768 680 622 571 652 657 717 793 719 750
Batubara 8,496 7,617 8,926 8,657 9,242 9,382 8,159 9,495 9,336 9,746 9,462 9,202
Gasbumi 2,727 2,288 2,485 2,396 2,630 2,443 2,645 2,811 2,838 3,094 3,019 2,918
LNG 723 655 761 795 688 843 627 797 840 809 899 822
CNG 43 55 50 42 57 55 56 55 44 65 67 46
Jumlah Non BBM 13,391 12,001 13,761 13,407 13,799 13,734 12,476 14,134 14,060 14,752 14,564 14,254
MFO 41 69 48 89 117 129 145 36 6 36 17 30
HSD 151 132 140 115 80 70 28 6 6 124 35 11
Jumlah BBM 192 201 188 205 198 199 172 42 12 160 52 41
Jumlah 13,583 12,202 13,949 13,612 13,996 13,932 12,648 14,175 14,072 14,912 14,616 14,294

3.2. Pembelian Energi Netto dan Faktor Beban Sistem


Pembelian Energi Netto yang diterima oleh P3B sebagai pengelola sistem Jawa Bali periode
2015 dari perusahaan pembangkit sebesar 165.090 GWh, mengalami pertumbuhan 1%
terhadap produksi Netto 2015. Faktor beban sistem 2015 mencapai 78,11%, turun 0,4%
dibanding 2014.

Kontribusi dan pertumbuhan dari 5 kelompok perusahaan pembangkit: PT Indonesia Power


(IP), PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), Pembangkitan Tanjung Jati B (TJB), Unit Pembangkitan
Jawa Bali (UPJB) dan Listrik Swasta (IPP) dapat dilihat pada Tabel 3.3. Keterangan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.1.

Realisasi beban puncak dan konsumsi energi 2015 lebih rendah dibanding ROT. (lihat
pembahasan beban puncak pada Bab 2.1).

Tabel 3.2 : Pembelian Energi Netto dari Pembangkit 2015


Energi (GWh) Tumbuh
Perusahaan
2015 2014 %
IP 37.909 37.722 0,5%
PJB 25.349 29.624 -14,4%
TJ.JATI 17.490 18.115 -3,5%
UPJB 43.331 38.555 12,4%
IPP 41.011 39.469 3,9%
TOTAL 165.090 163.485 1,0%
Beban Puncak (MW) 24.258 23.900 1.5%
Faktor Beban 78,11% 78,41% -0,4%

3.3. Susut Transmisi (Losses)


Susut transmisi secara akumulatif
Gambar 3.3:
3.4: Susut Transmisi 2015
2014
2.90 2015 sebesar 2,44% (4.044 GWh),
2,90
2.70
2.90
2,70
sedangkan susut transmisi bulanan
2.50
2.70
2,50
% 2.30
2.50 berkisar antara 2,16% s.d. 27,0%
(lihat Gambar 3.4.). Susut transmisi
2,30
% 2.10
2.30
2,10
1.90
2.10
1,90
1.70
1.90 2015 mengalami penurunan 4,82%
1,70
1.50
1.70
1,50
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des terhadap 2014 (lihat bahasan
1.50
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Jul Agt
Agt Sep
Sep OktOkt Nop2.47 Des
Losses
Losses
2.28
Jan
2,15
2.16
Feb
2,00
2.30
Mar
2,27
2.32
Apr
2,49
2.42
Mei
2,51
2.62
Jun
2,49
2.24
2,53
2.55 2.62 2.70 Nop 2.47
Des
Neraca Energi, Sub Bab 3.2.).
Akumulasi
Losses 2.28 2.23
2.16 2.25
2.30 2.27
2.32 2.30
2.42 2.35
2.62 2.24 2,80
2.34 2.55 2,73
2.37 2.62 2,77
2.40 2.70 2,53
2.43 2.47 2,46
2.43 2.44
2.47
Akumulasi 2,15
Akumulasi 2.28 2,07
2.23 2,14
2.25 2,23
2.27 2,29
2.30 2,33
2.35 2,35
2.34 2,41
2.37 2,45
2.40 2,48
2.43 2,49
2.43 2,48
2.44 Secara bulanan, susut transmisi
Gambar 3.4: Susut Transmisi 2015
tertinggi terjadi pada Oktober 2015

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 15


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

(2,70%) hal ini diakibatkan meningkatnya ketidaksiapan pembangkit di wilayah barat sehingga
menyebabkan transfer tinggi dan kesiapan pasokan MVAR yang tidak memadai. Sementara itu,
susut transmisi terendah terjadi pada Februari 2015 (2,16%).

Untuk mengendalikan susut transmisi diperlukan usaha-usaha jangka pendek dan panjang,
diantaranya dengan mengupayakan capacity balance (keseimbangan antara supply dan
demand) di masing-masing area, penguatan jaringan transmisi dan trafo, pemasangan
kapasitor di sistem tegangan tinggi untuk mengatasi tegangan rendah, peningkatan akurasi
pengukuran energi dengan meter elektronik dan kelas CT/PT sesuai standar pengukuran, serta
pemantauan susut online (harian/jam).

3.4. Konsumsi Energi Distribusi


3.4.1. Transfer Energi
Total transfer energi ke Distribusi Jawa Bali tahun 2015 sebesar 160.968 GWh atau mengalami
pertumbuhan sebesar 1,03%. Tingkat pertumbuhan ini menurun dibanding pertumbuhan pada
2014 (4,86%), hal ini disebabkan karena melemahnya kondisi ekonomi secara global maupun
nasional.
Tabel 3.4.1: Konsumsi Distribusi Jawa Bali 2015

Real Energi (GWh) Tumbuh


Transfer Distribusi % Thd ROT
2015 2014 (%)
Jaya & Tangerang 45.526 43.740 4,08% 96,22%
Jabar & Banten 53.425 51.663 3,41% 88,47%
Jateng & DIY 24.354 21.738 12,04% 95,84%
Jawa Timur 32.823 30.603 7,25% 92,60%
Bali 4.840 4.205 15,09% 106,90%
Sistem Jawa Bali 160.968 151.950 5,94% 93,00%

Tingkat pertumbuhan konsumsi tertinggi terjadi di Distribusi Bali 15,09% karena peningkatan
konsumen medium yang bergerak di sektor pariwisata khususnya di daerah timur Bali, diikuti
Distribusi Jateng dan DIY sebesar
Jaya & 12,04%, Distribusi Jawa Timur
Bali, 3.01%
Jawa
Timur,
Tangerang, 7,25%, Distribusi Jaya dan
28.28%
20.39% Tangerang 4,08% dan yang
terendah Distribusi Jabar &
Banten 3,41%.
Jabar &
Banten,
Tabel 3.4.1, Gambar 3.4.1, dan
33.19%
Jateng & Lampiran 3.4 yang menunjukkan
DIY
konsumsi energi masing-masing
15.13%
distribusi. Distribusi Jawa Barat
Gambar 3.4.1: Prosentase Energi Per Distribusi 2015 dan Banten merupakan konsumen
terbesar yaitu 53.425 GWh atau
mencapai 33,19% dari total Jawa Bali hal ini dikarenakan wilayah Barat didominasi konsumen
sektor industri dan komersial, diikuti Distribusi Jaya dan Tangerang 28,28%, Jawa Timur
20,39%, Jawa Tengah dan DIY 15,13%, dan terakhir Distribusi Bali 3,01%.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 16


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

3.4.2. Biaya Transfer Energi


Biaya pokok produksi Sistem Jawa Bali adalah biaya komponen pembangkitan (A,B, C dan D)
ditambah dengan biaya jaringan transmisi. Sepanjang tahun 2015, biaya pokok produksi
tertinggi terjadi pada bulan Oktober dimana Hal ini disebabkan karena pada Oktober energi
sistem Jawa Bali cenderung mengalami kenaikan dibandingkan bulan yang lain. Selain itu
pemakaian BBM Muaratawar pada Oktober meningkat dikarenakan kebutuhan sistem, kondisi
inilah yang mengakibatkan BPP di Oktober merupakan BPP tertinggi Sistem Jawa Bali yaitu
sebesar Rp 958,82/kWh. Secara akumulasi tahun 2015 BPP sistem Jawa Bali mencapai Rp.
916,21/kWh, lihat Tabel 3.4.2(a).
Biaya rata-rata energi yang ditransfer ke Distribusi se Jawa Bali 2015 mencapai 984 Rp/kWh,
dengan rincian sebagaimana tertera pada Tabel 3.4.2(b). Biaya transfer energi tertinggi terjadi
di Distribusi Bali yang mencapai 1.011 Rp/kWh, kemudian diikuti oleh Distribusi Jawa Tengah
dan DIY sebesar 1.011 Rp/kWh (Gambar 3.4.2).

Tabel 3.4.2(a): Biaya Pokok produksi 2015

Average Cost
Bulan Energi (kwh) Fuel Cost (Rp/Kwh) Var Cost (Rp/Kwh) BPP (Rp/kwh)
(Rp/Kwh)
Jan 13,582,744,154 570 577 836.26 901.70
Feb 12,202,028,571 552 559 866.93 932.52
Mar 13,949,485,700 532 539 828.66 892.15
Apr 13,612,065,934 524 530 801.02 863.20
Mei 13,996,384,823 538 545 834.19 896.97
Juni 13,932,460,466 542 549 837.92 895.97
Juli 12,648,017,487 558 565 884.18 950.88
Agustus 14,175,383,396 549 555 837.15 910.93
September 14,072,122,581 555 561 862.86 928.45
Oktober 14,912,346,870 575 581 891.83 958.82
November 14,615,665,233 552 559 870.23 934.34
Desember 14,294,210,861 537 543 861.48 928.58
Jan - Desember 165,992,916,076 549 555 851.04 916.21

Tabel 3.4.2(b): Harga Transfer Energi 2015


1200

1000 BIAYA
KELEBIHAN
ENERGI BEBAN
KVARH KELEBIHAN TOTAL BIAYA AC
NO DISTRIBUSI TOTAL KOINSIDEN
800 (Cos < 0,9) BIAYA ENERGI KVARH BIAYA BEBAN
(Cos < 0,9)
Rp/Kwh

GWh MVArh MW Milyar Rp. Juta Rp. Milyar Rp. Milyar Rp. Rp/kWh
600
1 Jaya dan Tangerang 45,526 30,580 6,616 30,723 15,290 13,733 44,472 977

2 400
Jawa Barat & Banten 53,425 194,554 7,381 35,992 97,277 15,798 51,887 971

3 Jawa Tengah & Yogya 24,354 17,361 3,716 16,705 8,681 7,901 24,615 1,011
200
4 Jawa Timur 32,823 107,889 4,818 22,265 53,944 10,170 32,488 990

5 Bali 0 4,840 7,659 753 3,334 3,829 1,554 4,892 1,011

TOTAL 160,968 358,042 23,284 109,019 179,021 49,156 158,354 984

Average Cost (Rp/Kwh) AC Distribusi

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 17


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

60,000 1,020

50,000 1,010

1,000
40,000
990

Rp/Kwh
30,000
GWh

980
20,000
970

10,000 960

0 950
Jawa Jawa
Jaya dan Jawa
Barat & Tengah & Bali
Tangerang Timur
Banten Yogya
Transfer Energi 45,526 53,425 24,354 32,823 4,840
AC 977 971 1,011 990 1,011

Gambar 3.4.2:Transfer & Harga Rata-Rata Tenaga Listrik Ke PLN Distribusi


Se-Jawa Bali 2015

3.4.3. Faktor Beban (Load Factor) Distribusi


Faktor beban atau LF (Load Factor) Distribusi Jawa Bali 2015 mencapai 78,92%, (beban puncak
Distribusi bersamaan 23.284 MW dan transfer energi ke Distribusi 160.968 GWh) dengan
rincian Distribusi: JAYA & TGR 78,56%, JABAR & BANTEN 82,62%, JATENG & YOGYA 74,82%,
JATIM 77,77%, dan BALI 73,33%. LF 2015 menurun dibandingkan dengan tahun 2014, lihat
Gambar 3.4.3(b). Secara Sistem, bulanan, LF tertinggi terjadi pada Oktober 2015 yaitu
mencapai 85,47%, dimana pada periode ini konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan bulan
yang lain (Gambar 3.4.3(a)).

90.00%

86.00%

82.00%
%

78.00%

74.00%

70.00%
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
Jaya dan Tangerang 84.85% 82.37% 83.54% 85.68% 83.02% 85.91% 78.12% 82.55% 87.54% 85.56% 84.38% 82.64%
Jawa Barat & Banten 84.85% 85.00% 87.46% 87.32% 85.33% 87.71% 78.62% 84.23% 87.57% 88.30% 87.32% 85.76%
Jawa Tengah & Yogya 75.96% 78.00% 75.31% 78.12% 78.98% 79.53% 73.31% 78.26% 81.39% 81.46% 81.75% 76.51%
Jawa Timur 81.66% 80.37% 80.97% 82.24% 80.44% 83.65% 76.83% 82.38% 82.19% 84.98% 87.17% 79.68%
Bali 78.70% 89.50% 74.59% 77.88% 78.05% 77.32% 77.48% 77.83% 78.25% 79.31% 81.43% 79.28%
Distribusi JB 82.53% 82.30% 82.61% 84.01% 82.42% 84.72% 77.20% 82.24% 85.18% 85.47% 85.38% 81.89%

Gambar 3.4.3(a): Faktor Beban Bulanan Distribusi 2015

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 18


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

90.00%

85.00%

80.00%

75.00%

70.00%

65.00%
Jaya dan Jawa Barat & Jawa Tengah
Jawa Timur Bali Distribusi JB
Tangerang Banten & Yogya
2012 80.70% 81.97% 74.55% 78.82% 71.91% 79.55%
2013 84.70% 77.30% 73.71% 78.58% 71.87% 77.73%
2014 79.15% 83.63% 76.49% 80.46% 73.11% 80.26%
2015 78.56% 82.62% 74.82% 77.77% 73.33% 78.92%

Gambar 3.4.3(b): Faktor Beban Distribusi 2012-2015

3.5. Neraca Energi


Energi yang dikelola PLN P3B dalam pengusahaan sistem Jawa Bali periode 2015 adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.5 : Neraca Energi Sistem Jawa Bali 2015 Jumlah penerimaan dari seluruh
2015 2014 Tumbuh
pembangkit sebesar 165.993 GWh (I);
No Uraian
GWh % GWh % (%)
jumlah untuk keperluan pemakaian
I Jumlah Penerimaan 165.993 100,00% 164.167 100,00% 1,11%
sendiri GI (Gardu Induk) di seluruh Jawa
I.1 Pembangkit PLN 124.718 75,13% 124.604 75,90% 0,09%

I.2 Pembangkit Non PLN 41.275 24,87% 39.563 24,10% 4,33% Bali sebesar 77 GWh (II, yaitu 0,05%);
II Pemakaian Sendiri 77 0,05% 74 0,05% 3,95% selisih dari I dan II adalah energi yang
III Siap Disalurkan 165.916 99,95% 164.092 99,95% 1,11%
siap disalurkan (III) yaitu total energi
IV Total Transfer Netto 161.871 97,52% 160.014 97,47% 1,16%

IV.1 Distribusi Jawa Bali 160.968 96,97% 159.331 97,05% 1,03% yang disalurkan ke distribusi di Jawa Bali
IV.2 Pembangkit PLN 640 0,39% 588 0,36% 8,86% ditambah transfer ke pembangkit-
IV.3 Pembangkit Non PLN 263 0,16% 95 0,06% 178,55%
pembangkit (dalam setelmen
V Susut Transmisi 4.044 2,44% 4.079 2,48% -0,85%

VI Jumlah Pembelian 165.090 99,46% 163.485 99,58% 0,98%


diperhitungkan sebagai barter energi)
VI.1 Pembangkit PLN 124.078 74,75% 124.017 75,54% 0,05% sebesar 165.916 GWh; selisih akhir: III -
VI.2 Pembangkit Non PLN 41.011 24,71% 39.469 24,04% 3,91%
IV merupakan susut pada jaringan
transmisi yang dikelola PLN P3B (V), yaitu sebesar 4.044 GWh (2,44%), lihat Tabel 3.5 dan
Lampiran 3.5.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 19


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

4. PEMBANGKITAN
4.1. Daya Mampu Netto (DMN) Pembangkit
Daya Mampu Netto (DMN) pembangkit adalah
daya mampu maksimum netto pembangkit yang
memasok sistem (setelah dikurangi pemakaian
sendiri dan lainnya), sesuai dengan kontrak jual-
beli. DMN Sistem Jawa Bali yang beroperasi
hingga akhir 2015 adalah 31.694 MW, bertambah
317 MW (1,01%) dibanding 2014. Penambahan
ini terdiri dari 16 unit baru yang masuk ke
(a)
jaringan sistem Jawa Bali yaitu PLTU Celukan
Bawang #1 - #3 (IPP), PLTP Kamojang #5 (IPP),
dan PLTDG Pesanggaran #1 - #12 (IP).
%
60,00 Pada tahun ini ada unit-unit pembangkit yang
terlambat operasi komersil dari jadwal ROT 2015
50,00
40,00
30,00 yaitu PLTU Tanjung Awar-awar #2, PLTU Adipala
20,00
10,00 dan PLTU Cilacap Expansion.
0,00
BATUBARA GAS HIDRO BBM PANAS
BUMI
Rekapitulasi DMN 2015 selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar 4.1 dan Lampiran 4.1.

(b)
Gambar 4.1. DMN Pembangkit Sistem Jawa Bali
2015; (a). Per Pemilik dan (b). Per Jenis Energi
Primer

4.2. Neraca Daya Sistem Jawa-Bali dan sub system APB


Pasokan daya pembangkit Sistem Jawa-Bali 2015 pada umumnya dalam kondisi normal,
meskipun pada tahun ini tambahan pasokan daya hanya 1.321 MW, lebih besar dibandingkan
penambahan pasokan pada tahun sebelumnya sebesar 1.282 MW.

Ketidaksiapan Pembangkit Rata-rata SJB


Sistem Jawa-Bali mengalami kondisi
7.000 siaga (cadangan operasi <815 MW)
6.000 sebanyak 6 hari dan 4 hari yang
5.000 mengalami defisit (daya mampu pasok <
beban konsumen) termasuk cadangan
MW

4.000

3.000 unit BBM yang RS, lihat Lampiran 4.3.


2.000
Dilihat dari jumlah kondisi normalnya,
1.000
pasokan daya 2015 lebih baik
-
VM Der FO MO PO Total dibandingkan tahun 2014.
Gambar 4.2 menunjukkan ketidaksiapan
Renc [MW] 626 1.561 1.440 349 2.291 6268
Real [MW] 246 1.490 1.341 318 1.749 5144
rata-rata pembangkit (MW) selama 2015
Gambar 4.2: antara Rencana Operasi Tahunan (ROT)
Ketidaksiapan Pasokan Daya 2015
dengan Realisasi mingguan. Dari data
tersebut diketahui bahwa realisasi FO (Forced Outage) 1.341 MW atau lebih rendah 71 MW dari
prakiraan (ROT), realisasi MO (Maintenance Outage) 318 MW atau lebih rendah 31 MW dari
prakiraan (ROT), realisasi Derating lebih rendah 71 MW dari prakiraan (ROT), dan pemeliharaan
terencana (Planned Outage, PO) dibawah rencana (ROT) untuk mengantisipasi kecukupan daya

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 20


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

secara sistem. Pada Lampiran 4.3 dapat dilihat tabel dan grafik realisasi Neraca Daya sistem dan
Sub-Sistem Jawa Bali 2015, dan untuk per APB pembebanan per sub sistem bisa dlihat pada
Lampiran 4.8.

4.3. Indek Kinerja Pembangkit


Tabel 4.3: Indek Kinerja Pembangkit 2015
Rincian Indek Kinerja
JANUARI-DESEMBER
PEMBANGKIT
DMN Pembangkit (IKP) 2015 dapat
[MW] AF EAF CF EFOR SOF SdOF SF NOF PF FOF
[%] [%] [%] [%] [%] [kali]
FOR [%]
[%] [%] [%] [%] dilihat pada Lampiran 4.2,
A. PER ENERGI PRIMER: sedangkan pada Tabel 4.3
Batubara 17,339 86.28 82.99 71.84 10.23 7.54 3.91 6.90 83.50 86.04 86.56 6.19
Gasbumi 9,795 92.16 88.66 53.97 5.62 5.85 3.40 2.56 75.56 71.42 60.87 1.99 ditunjukkan indek kinerja
HSD
MFO
421 91.27
77.41
89.10
77.21
32.55
50.75
7.47
1.23
6.15
21.94
5.28
0.91
5.64
0.94
43.08
67.92
75.56
74.71
36.53
65.72
2.58
0.64
pembangkit per energi primer
536
Air 2,477 94.63 94.62 25.89 3.55 3.81 2.59 3.55 42.61 60.75 27.36 1.57 dan per perusahaan.
Panas Bumi 1,125 89.62 85.82 86.56 12.84 1.46 3.88 9.05 89.62 96.59 100.86 8.92
B. PER PERUSAHAAN: EAF sistem mencapai 85,59%
Indonesia Power (IP) 8,260 90.79 88.80 52.06 3.73 7.87 3.48 1.98 66.18 78.66 58.63 1.34
atau dengan kata lain sekitar
UPJB 8,161 77.65 71.06 61.33 20.06 11.21 4.88 13.02 74.39 82.45 86.30 11.14
Pembangkitan Jawa Bali (PJB) 6,375 93.92 92.76 45.21 2.58 5.00 1.60 1.74 60.78 74.37 48.74 1.08 14,41% (4.567 MW) dari DMN
Listrik Swasta (IPP) 6,254 91.44 90.06 78.40 5.29 4.76 7.00 4.05 89.94 87.17 87.05 3.80
Tanjungjati B (TJB) 2,644 94.32 92.88 75.55 3.89 3.30 2.00 2.55 91.10 82.93 81.34 2.38
tersebut tidak dapat diman-
Sistem Jawa Bali 31,694 88.44 85.59 60.14 8.56 7.17 3.68 5.60 73.90 81.38 70.27 4.39 faatkan, karena adanya outage
ataupun penurunan kemampuan pembangkit. Kesiapan pembangkit 2015 naik 4,19%
dibandingkan dengan kesiapan tahun 2014.
Realisasi kesiapan PLTU batubara 82,99% dan yang tertinggi pada PLTA sebesar 94.62%
namun CF hanya 25,89% tidak bisa maksimum karena pengaruh kemarau yang panjang pada
tahun 2015.

4.4. Pola Pengusahaan Waduk Kaskade Citarum


Berdasarkan realisasi air masuk ke waduk Citarum (Saguling, Cirata, dan Ir H. Djuanda), maka
kondisi hidrologi 2015 masuk kategori tahun Kering. Pada Kwartal-I air masuk di ketiga waduk
berada antara pola Normal s.d. Basah Sekali, Kwartal-II berada pada pola Basah s.d Normal,
dan Kwartal-III berada pada pola Kering s.d. Kering Sekali.

Rincian rencana dan realisasi pengusahaan operasi waduk Citarum 2015 dapat dilihat pada
Tabel 4.4 dan Lampiran 4.4.
Realisasi air masuk rata-rata pada
Tabel 4.4: Pengusahaan Waduk Seri Citarum 2015
ketiga waduk mencapai 89,6% dari
Air Masuk Air Keluar Produksi TMA Akhir
Waduk
ROT sehingga produksi total PLTA
Real Real Real Real
(m3/det)
%
(m3/det)
%
(GWh)
%
(m.dpl)
% mencapai 3.977 GWh (87% ROT),
Saguling 80.4 93.1% 76.9 85.8% 2,219.1 97.7% 631.7 99.9% dengan rincian: PLTA Saguling 2.219
GWh (97,7% ROT), PLTA Cirata
Cirata 140.2 85.7% 143.3 89.2% 1,210.4 93.0% 208.8 99.5%
1.210 GWh (93,0% ROT), dan PLTA
Ir Juanda 162.3 91.5% 155.3 84.7% 547.0 54.8% 94.3 100.2%
Jatiluhur 547 GWh (54,8% ROT).
Total 382.9 89.6% 375.5 86.6% 3,976.6 87.0% 934.7 99.9% Tinggi Muka Air waduk ketiga waduk
Rata-Rata 127.6 89.6% 125.2 86.6% 1,325.5 87.0% 311.6 99.9%
pada akhir tahun (Desember 2015)
diarahkan ke pola normal dengan
Catatan : % = nilai persentase realisasi terhadap rencana
harapan dapat mengantisipasi
kemungkinan curah hujan yang besar pada semester I dan curah hujan yang kecil pada
semester II tahun berikutnya.
REALISASI SPK

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 21


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

4.5. Ekskursi Frekuensi


Sepanjang tahun 2015 telah terjadi penyimpangan frekuensi sistem sebanyak 53 kali dimana
sebanyak 48 kali dibawah 49,5 Hz dan 5 kali diatas 50,5 Hz. Terjadinya ekskursi frekuensi ini
disebabkan oleh:
9 kali karena fluktuasi beban
33 kali karena gangguan pembangkit
6 kali karena gangguan penyaluran
5 kali karena Defisit

Penyimpangan frekuensi yang mengakibatkan pemadaman beban dapat dilihat pada Tabel 4.5
dibawah ini:

Tabel 4.5. Pemadaman akibat penyimpangan frekuensi 2015

Frekuensi terendah sepanjang 2015 mencapai 48,654 Hz pada 13 Januari 2015. pukul 10:57:29
karena Gangguan Transmisi T.425-426 MDRCN 1 terkena pohon, mengakibatkan SUTET
PEDAN-TASIK 1,2 & UNGAR-MDCAN 1,2 trip, APB 3-4 terpisah dgn APB 1-2 serta berakibat
pada SS TJATI (IBT 3 GITET Ungaran dan PLTU Rembang unit 1 & 2 sebesar 591 MW trip), SS
PEDAN (PLTU Pacitan unit 1 trip pada beban 298 MW), SS UNGAR (PLTGU Tambaklorok unit 6
derating dari 70 menjadi 19 MW dan PLTU Cilacap unit 1 derating dari 280 menjadi 113 MW)
dengan beban padam mencapai 1576.3 MW, Sedangkan penyimpangan frekuensi tertinggi
mencapai 50,634 Hz pada 06 Desember 2015 pukul 16:22:11 karena terjadi gangguan di PMT
150 kV SEKSI 1 & PMT 150 kV PTKNG 1 & 2 trip di GI Gandul.

(a)metode statistik

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 22


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

(b)metode grid
Gambar 4.5: Sebaran Frekuensi 2014 dan 2015

Sebaran dan ekskursi frekuensi tahun ini lebih baik dari 2014. Pada gambar 4.5(a) dapat dilihat
bahwa frekuensi normal pada 2015 mencapai 95,6%, sedangkan 2014 hanya 93,7%.
Sementara jumlah ekskursi frekuensinya naik dari 50 kali pada tahun 2014 menjadi 53 kali di
tahun 2015 diakibatkan adanya defisit di sistem pembangkit jawa bali . Meningkatnya kualitas
frekuensi (sebaran dan ekskursi) ini terjadi karena komitmen bersama dari semua pengelola
pembangkit, P3B-JB, dan PLN kantor pusat untuk meningkatkan keaktifan free governor dan
LFC (load frequency control), serta optimasi PLTA terkait kondisi hidrologi pada pola basah.
Data penyimpangan frekuensi 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.5, dan secara lengkap pada
Lampiran 4.5.

Pada tahun 2015, dilakukan penggantian sususan organisasi kepengurusan working group, lalu
dilakukan metoda RCAPS (Root Cause Analysis Problem Solving) untuk mengidentifikasi kendala
aktivasi pembangkit yang masih belum aktif free gov. Melalui metoda RCAPS ini, persentase
keaktifan free governor kit SJB naik dengan signifikan, dimana aktif berubah dari 51% menjadi
67%, lalu non aktif dari 49% turun signifikan ke 33%.

4.6. Gangguan Pembangkit


Gangguan unit-unit pembangkit pada 2015 mencapai 5.123 kali dengan estimasi energi 26.513
GWh, dengan rincian: FO (forced outage) 1.359 kali, MO (maintenance outage) 269 kali, FD
(forced derating) 3.345 kali, dan SF (Startup Failure) 150 kali, lihat Tabel 4.6. MO
diklasifikasikan sebagai gangguan/problem pembangkit karena pekerjaannya bersifat korektif
dan tidak termasuk dalam rencana tahunan (ROT 2015). Sebagai gambaran, estimasi energi
yang tidak dapat dibangkitkan akibat gangguan pembangkit pada 2015 setara dengan
konsumsi energi sistem rata-rata selama 1,98 (satu koma sembilan delapan) bulan pada tahun
yang sama. Berdasarkan nilai estimasi energinya, gangguan pembangkit 2015 menurun (lebih
baik) -2,55% dibanding 2014.

Adanya gangguan-gangguan tersebut menyebabkan pasokan daya Sistem Jawa Bali ke


konsumen mengalami kondisi siaga (cadangan operasi pembangkit di bawah 660 MW) atau
defisit pasokan daya.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 23


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Untuk memperkecil gangguan-gangguan


semacam ini perlu adanya peningkatan
perhatian dan upaya-upaya yang lebih
tepat terhadap pengusahaan sistem
pembangkitan.
Kualitas batubara berpengaruh terhadap
proses produksi, antara lain
mempengaruhi kinerja mill yang
selanjutnya berakibat derating pada
PLTU Batubara, sehingga mampu
produksi berkurang dan biasanya digantikan oleh pembangkit yang berbahan bakar minyak
(HSD) yang biaya operasinya (variabel cost) jauh lebih mahal.

4.7. Pemeliharaan Pembangkit


Selama 2015, semua unit-unit pembangkit yang telah terjadwal dalam Rencana Operasi
Tahunan (ROT) telah diusahakan untuk dapat menjalani pemeliharaan sesuai jadwal yang telah
ditentukan, namun demikian masih terdapat kendala-kendala di luar perkiraan sebelumnya,
sehingga realisasi pemeliharaannya tidak semuanya bisa selesai sesuai jadwal. Realisasi
pemeliharaan pembangkit dibandingkan dengan rencana dapat dilihat pada Lampiran 4.7. dan
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Realisasi pemeliharaan terencana (PO = Planned Outage) untuk unit-unit pembangkit


skala kecil (kapasitas dibawah 100 MW) telah dilaksanakan, baik waktu maupun durasinya
dapat dikatakan sesuai jadwal perencanaan tahunan. Untuk pemeliharaan (PO) unit-unit
pembangkit tercapai 141 unit (75% ROT) telah dapat dilaksanakan, namun ketepatan
waktu dan durasinya masih perlu mendapat perhatian khusus, karena ada beberapa yang
belum sesuai dengan rencana tahunan. Faktor yang menyebabkan pemeliharaan tidak
tepat jadwal, baik dari segi waktu maupun durasinya antara lain: unit mengalami
gangguan sebelum masa PO tiba,
Tabel 4.7 Pemeliharaan Pembangkit 2015
penjadwalan ulang karena adanya
Durasi Rata2
Uraian Jumlah Unit Per Unit
Estimasi gangguan di unit pembangkit lain
Energi (GWh)
(Minggu)
sementara kemampuan pembangkit
Rencana 187 4 17.822
Realisasi PO 141 5 16.593 secara sistem kurang, kesiapan
Realisasi (%) 75% 114% 93% peralatan dan personel belum
Realisasi MO 124 1 3.406
memungkinkan serta ada kendala
lainnya di luar rencana sebelumnya. Meskipun demikian, jika dilihat dari sisi ENS (Energy
Not Served) jumlah ENS PO realisasi lebih rendah dibandingkan dengan rencana. Hal ini
dikarenakan ada beberapa pembangkit yang dapat menyelesaikan pemeliharaan lebih
cepat dari jadwal yang telah ditentukan.

2. Disamping pemeliharaan preventif (PO), terdapat 124 unit pembangkit yang terpaksa
harus menjalani pemeliharaan korektif (MO) karena mengalami gangguan. Kondisi ini
secara sistem mengurangi daya mampu pasok pembangkit dan mengurangi fleksibilitas
pengoperasian pembangkit. Untuk ini perlu ada perhatian yang lebih baik terhadap
pemeliharaan pembangkit (terutama durasi dan ketepatan waktu), agar kejadian
semacam ini dapat berkurang pada periode selanjutnya.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 24


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

3. Pergeseran pemeliharaan pembangkit ini secara tidak langsung juga berpengaruh


terhadap unit-unit yang lain ataupun terhadap sistem, seperti: jam operasi pembangkit
yang melampaui batas, penurunan nilai ekonomis pembangkit yang lebih cepat, harga
energi sistem menjadi lebih mahal, cadangan operasi dan keandalan sistem menjadi
berkurang.

4.8. Hari Tanpa FO PLTU Batubara


18
Selama tahun 2015, setiap hari
16 selalu terjadi FO PLTU batubara.
Keadaan ini tidak berbeda dengan
14

12

10 kondisi pada tahun sebelumnya.


Hari

8
Pada tahun ini ada beberapa
6

4
pembangkit yang mengalami FO
2 dengan durasi lebih dari 1 bulan,
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES yaitu PLTU Labuan #2 (194 hari),
2012 0 0 16 0 0 7 0 0 0 7 1 3
2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PLTU Lontar #1 (92 hari), PLTU
2014
2015
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Pacitan #2 (59 hari), PLTU Lontar
#3 (52 hari), PLTU Indramayu #1
Gambar 4.8: Hari Tanpa FO PLTU Batubara 2012-2015 (46 hari), PLTU Pelabuhan Ratu #2
(41 hari), PLTU Indramayu #2 (38 hari), PLTU Tanjung Awa-awar #1 (37 hari). Dengan
semakin tingginya jumlah hari FO PLTU batubara maka potensi produksi dengan BBM dan
bahan bakar yang relative lebih mahal akan semakin besar.

Tabel 4.8 Hari Tanpa FO PLTU Barubara 2015

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah (hr) Record (hari)


Januari 4 6 4 3 3 3 4 4 4 5 5 5 10 10 7 6 7 5 8 8 7 7 8 7 6 5 4 4 4 4 4 0 0
Februari 4 5 5 5 4 6 7 7 9 6 5 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 0 0
Maret 4 7 4 3 3 3 3 5 3 4 3 3 3 4 4 2 4 2 1 1 1 1 3 4 4 3 2 2 2 2 3 0 0
April 4 4 4 4 5 3 2 2 4 6 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 5 5 4 3 0 0 0
Mei 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 5 3 2 3 4 3 4 4 4 3 2 2 0 0
Juni 2 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 6 5 5 4 4 3 4 5 4 0 0 0
Juli 3 2 3 3 3 5 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 0 0
Agustus 2 2 4 3 3 3 2 3 5 5 5 5 7 8 6 6 5 5 5 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 0 0
September 1 1 1 1 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 0 0 0
Oktober 4 3 1 4 5 5 Tabel.
5 5 4 5.6.2.b
3 3 4 4Ekskursi
7 7 5 3tegangan
3 4 5 7 APB
6 4 4Jawa
5 7 Barat
8 7 7 6 4 0 0
Nopember 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 2 3 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 0 0 0
Desember 4 5 4 4 4 7 6 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 7 6 4 5 6 7 7 5 5 5 4 2 2 0 0
: Hari tanpa gangguan PLTU Batubara

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 25


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

5. PENYALURAN
5.1. Aliran Daya 500 kV dan Area
Aliran daya di Sistem Jawa Bali pada umumnya mengalir dari Timur ke Barat diwakili oleh
transfer dari APB Jawa Tengah dan DIY - APB Jawa Barat dengan transfer tertinggi sebesar MW
dan rata-rata transfer selama tahun 2015 sebesar 2.397 MW. Selengkapnya lihat Gambar 5.1.
dan Tabel 5.1.

Transfer 2015
3400

3200 3105 3137

3000 2963
2874
2888 2920 2912
2800 2877
2811
2611 2697
2600
2565
2400
AUG

OCT
JAN

SEP
FEB

JUN

NOV

DEC
JUL
APR
MAR

MAY

Gambar 5.1: Transfer Daya Tertinggi Antar Area

Tabel 5.1: Transfer Daya Antar Area

Transfer/Hari Kerja Sabtu Minggu


APB Jawa Barat - APB Jakarta dan Banten
Tertinggi 3259 2330 2009
Terendah 432 824 726
Rata-rata 1729 1634 1484
APB Jawa Tengah dan DIY - APB Jawa Barat
Tertinggi 3137 3098 2852
Terendah 474 183 262
Rata-rata 2397 2344 2155
APB Jawa Timur - APB Jawa Tengah dan DIY
Tertinggi 2899 2834 2584
Terendah 531 360 765
Rata-rata 1856 1817 1757
APB Jawa Timur - APB Bali
Tertinggi 380 360 357
Terendah -158 71 -25
Rata-rata 284 284 280

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 26


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Transfer dari APB Jawa Barat ke APB Jakarta dan Banten pada tahun ini melebihi transfer
tertinggi dari APB Jawa Tengah dan DIY ke APB Jawa Barat, hal ini terjadi pada tanggal 23 Juni
2015 saat ada gangguan pasokan gas NR di Muarakarang sehingga Area Jakarta dan Banten
membutuhkan lebih banyak tambahan pasokan transfer.

5.1.1. Aliran Daya saat Beban Puncak Malam 2015


Secara umum,aliran daya 500 kV Sistem Jawa Bali periode beban puncak 2015 dapat diwakili
aliran daya 500 kV saat beban puncak tertinggi Kamis, 5 November 2015 sebesar 24.258 MW
pukul 18:00 (Gambar 5.1.1). Daya disalurkan dari Jawa Timur melalui Jawa Tengah dan Jawa
Barat menuju DKI Jakarta.

Transfer daya dari APB Jawa Timur ke APB Jawa Tengah (SUTET KrianNgimbang-Ungaran dan
Kediri-Pedan) mencapai 1.390 MW, transfer dari APB Jawa Tengah ke APB Jawa Barat (SUTET
Ungaran-Mandirancan dan Pedan-Tasik) mencapai 2.070 MW dan transfer dari APB Jawa Barat
ke APB JKT & Banten (Saguling-Cibinong,Muaratawar-Cibinong, Muaratawar-Cawang, Tasik-
Depok) mencapai 783 MW. Sedangkan pada saat beban puncak tahun ini terjadi reverse
transfer dari Bali ke Jawa Timur mencapai 53 MW.

Gambar 5.1.1 : Aliran Daya Saat Beban tertinggi 5 November 2015 pukul 18:00 WIB

Hal yang perlu lebih diperhatikan adalah kondisi-kondisi yang berpotensi menimbulkan
kerawanan sistem seperti pada saat tanggal 26 Oktober 2015 pukul 13:30 transfer pada saat
itu mencapai 2.979 MW dengan tegangan terendah pada GITET MANDIRANCAN sebesar 441
kV, GITET CAWANG 442 kV, GITET CIBATU 447 kV, GITET BEKASI 450 kV sedangkan aliran
daya untuk masing-masing APB bisa dilihat pada Lampiran 5.1.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 27


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

5.1.2. Aliran Daya saat Beban Puncak Siang 2015


Beban puncak siang tertinggi yang dicapai adalah sebesar 23.449 MW, terjadi pada 18
November 2015 pukul 13:30. Transfer daya dari APB Jawa Timur ke APB Jawa Tengah
mencapai 1.195 MW, transfer dari APB Jawa Tengah ke APB Jawa Barat mencapai 2.060 MW
dan transfer dari APB Jawa Barat ke APB Jakarta dan Banten sebesar 1.471 MW. Sedangkan
transfer dari Jawa Timur ke Bali sebesar 312 MW.untuk aliran daya tertinggi siang pada tiap
APB pada Lampiran 5.1.

Gambar 5.1.2: Aliran Daya saat BP Siang 18 November 2015 pukul 13:30 WIB

5.1.3. Aliran Daya saat Beban Rendah 2015


Beban terendah sistem Jawa Bali terjadi pada 17 Juli 2015 pukul 09:00 sebesar 9.640 MW,
bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri hari pertama.

Gambar 5.1.3: Aliran Daya Saat Beban terendah 17 Juli 2015

Transfer daya Sistem Jawa Bali saat beban terendah berbeda dengan transfer daya pada hari
biasa. Transfer daya pada umumnya mengalir dari arah timur ke arah barat, sedangkan yang
terjadi pada saat beban terendah adalah kebalikanya, yaitu dari arah barat ke arah timur.

Transfer daya dari APB Jawa Barat ke APB Jakarta dan Banten mencapai 346 MW, transfer dari
APB Jawa Barat ke APB Jawa Tengah mencapai 497 MW dan transfer dari APB Jawa Tengah ke
APB Jawa Timur mencapai 343 MW. Sedangkan transfer dari Jawa Timur ke Bali mencapai 238

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 28


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

MW. Pada periode ini, nilai transfer antar APB relatif rendah dan berbeda dengan arah transfer
pada umumnya(Timur ke Barat) menjadi (Barat ke Timur), dikarenakan periode hari khusus
keagamaan, yang membutuhkan keandalan sistem dengan menjaga keseimbangan pasokan
yang sudah disesuaikan dengan merit masing-masing pembangkit.
5.1.4. Aliran Daya saat transfer tertinggi 2015
Aliran Daya Sistem Jawa Bali saat transfer tertinggi terjadi pada 23 Oktober 2015, pukul 23:30
WIB. Dengan beban puncak sistem sebesar 19.944 MW, dimana transfer tertinggi antara APB
Jawa Tengah ke APB Jawa Barat mencapai 3.137 MW dan tegangan terendah di GITET
Mandirancan sebesar 464 kV.

Gambar 5.1.4 : Aliran Daya saat transfer tertinggi 27 Oktober 2015

Profil tegangan sistem Jawa Bali dipengaruhi oleh komposisi pembangkit yang dominan berada
diwilayah timur (APB Jawa Timur dan Jawa Tengah) ke pusat beban yang tinggi diwilayah barat
(APB Jakarta dan Banten dan APB Jawa Barat). Tegangan terendah dominan terjadi di wilayah
barat, seperti di GITET Mandirancan yang mencapai 464 kV, GITET Cibatu yang mencapai 471
kV, GITET Balaraja yang mencapai 472 kV, apabila transfer dari wilayah Timur ke Barat (SUTET
Ungaran-Mandirancan sirkit 1&2 dan SUTET Pedan-Tasik sirkit 1&2) > 3000 MW, sedangkan
tegangan tertinggi juga terjadi di wilayah barat (GITET Suralaya) yang mencapai 512 kV.

Nilai transfer daya dari wilayah Timur ke wilayah Barat yang relatif tinggi dapat menyebabkan
tegangan di wilayah Barat menjadi sangat rendah, hal ini disebabkan beberapa faktor
diantaranya:kesiapan pasokan MVAr yang tidak memenuhi kebutuhan sistem dan kondisi
karakteristik beban di wilayah Barat.

5.2. Aset Penyaluran

Tabel 5.2(a): Aset Penyaluran 2015 Hingga akhir 2015, jumlah aset
Level Tegangan
penyaluran yang beroperasi di
%
Uraian Satuan Total
500 kV 150 kV 70 kV Pertumbuhan sistem Jawa Bali terdiri dari:
Gardu Induk unit 28 366 102 496 2,22 496 Gardu Induk, 1008 trafo

Trafo
unit 59 828 121 1008 3,08 (setara dengan 77,133MVA),
MVA 29.000 45.072 3.061 77.133 6,25 dan 1.054 sirkit penghantar
SU (kms) 5.052,04 13.719,39 3.130,07 21.901,50 0,77 (setara dengan 21.901,50
Transmisi
SKT (kms) - 457,02 457,02 - kms). Dibandingkan tahun
SKL (kms) - 24,32 24,32 - 2014, pertumbuhan aset
Total sirkit 93 791 170 1.054 1,61 penyaluran 2015 yaitu Gardu

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 29


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Induk naik 12 GI (2,22%) termasuk GI KTT dan Trafo naik 31 unit (3,08%). Rekapitulasi aset
instalasi dapat dilihat pada Tabel 5.2(a), sedangkan pada Tabel 5.2(b) adalah aset Gardu Induk
dan trafo terpasang di masing masing wilayah APB.

Tabel 5.2(b): Gardu Induk dan Trafo 2015

500/150 150/70 150/20 70/20 GARDU INDUK


APB
Unit MVA Unit MVA Unit MVA Unit MVA 500 kV 150 kV 70 kV JUMLAH
DKI JAKARTA & BANTEN 23 11000 11 900 264 15777 17 423 10 122 15 147

JABAR 14 7000 18 1.485 143 8286 53 1160 8 66 39 113

JATENG 7 3500 - - 151 6766 4 77 0 81

JATIM 15 7500 30 1.602 169 8415 51 1198 6 86 48 140

BALI 0 - 0 - 40 1841 0 15 0 15
TOTAL 59 29.000 59 3.987 767 41.085 121 2.781 28 366 102 496

5.3. Pembebanan Sistem Penyaluran


5.3.1 Pembebanan Penghantar
Untuk menjaga keandalan sistem penyaluran dan kontinuitas pelayanan ke konsumen, maka
pembebanan penghantar sirkit ganda diupayakan memenuhi kriteria N-1. Disamping batasan
kriteria N-1, pembebanan penghantar juga diupayakan tidak melampaui batas teknis dan
stabilitas. Namun, terkait pertumbuhan beban konsumen yang terus meningkat, kondisi
dinamis sistem yang cukup tinggi, dan beberapa kendala menyangkut pembangunan transmisi
dapat menyebabkan pembebanan beberapa ruas transmisi melampaui kriteria N-1.

Tingkat pembebanan SUTET 500 kV sebagian besar masih memenuhi N-1, namun dari sisi
sekuritas dan batas stabilitas perlu segera diantisipasi, diantaranya:
- Transfer dari wilayah timur (APB JTD) wilayah barat (APB JBR) melalui jalur yang cukup
panjang kurang optimal karena faktor kualitas tegangan dan stabilitas sistem.
- Perbedaan impedansi antara SUTET Ungaran-Mandirancan dan SUTET PedanKesugihan-
Tasik menimbulkan perbedaan aliran daya;
- Beberapa ruas SUTET masih single circuit sehingga keandalan dan fleksibilitas operasi
berkurang;
- Outlet beberapa entitas pembangkit besar terhubung di SUTET 500 kV (PLTU SRLYA 3.801
MW, PLTGU MTWAR 1.959 MW, PLTU TJB 2.644 MW, PITON 4.670 MW) masih terbatas.

Pada tahun 2015, beban penghantar yang tidak memenuhi N-1 pada SUTET 500 kV sebesar
5,33% (4 ruas), SUTT 150 kV 9,17% (74 ruas), dan SUTT 70 kV 10,43% (17 ruas) yang
tersebar diseluruh APB. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.3.1(a) dan
rinciannya pada Lampiran 5.3. Konfigurasi jaringan single phi yang terdapat di semua APP
dapat dilihat Tabel 5.3.1(b) dan rinciannya pada Lampiran 5.2, daftar penghantar radial untuk
tegangan 500 kV, 150 KV, dan 70 kV pada Lampiran 5.3.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 30


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Tabel 5.3.1(a): Penghantar yang Berbeban>60%

500 kV 150 kV 70 kV
Wilayah Kerja kms kms kms
(Jml Ruas) (Jml Ruas) (Jml Ruas)
APB DKI JAK & BAN 3 209,52 25 613,33 4 106,38
APB Jabar 1 40,80 14 669,54 7 304,90
APB Jateng 20 776,33
APB Jatim 10 870,87 6 253,59
APB Bali 5 229,96
Total SJB 4 250,32 74 3.160,03 17 664,87

Tabel 5.3.1(b): Penghantar Single Phi

Jumlah Sirkit Jumlah Sirkit Jumlah Sirkit


APB
500 kV 150 kV 70 kV
DKI Jakarta & Banten 6 57 2
JABAR 2 6 2
JATENG 6 46 0
JATIM 3 37 16
BALI 0 7 0
TOTAL 17 153 20

5.3.2. Pembebanan Trafo


Realisasi pembebanan trafo, baik Trafo Interbus (IBT) maupun Trafo Distribusi pada umumnya
sudah cukup tinggi sehingga perlu segera diantisipasi. Dari 988 trafo yang beroperasi, 739
trafo (74,79%) pernah mencapai beban >60%. Lihat Tabel 5.3.2.

Tabel 5.3.2: Pembebanan Trafo 2015

500/150 kV 150/70 kV 150/20 kV 70/20 kV


Loading
Unit MVA Unit MVA Unit MVA Unit MVA
0% - <20% 4 2000 7 235 56 2554 16 370
>=20% - <40% 2 1000 7 170 40 770 8 100
>=40% - <60% 5 2250 6 290 83 2683 15 291
>=60% - <80% 15 7250 20 941 178 7768 22 485
>=80% 33 16500 19 2311 396 26021 56 1500
Total 59 29000 59 3947 753 39796 117 2746

5.3.2.1. Interbus Transformer (Trafo IBT)


Trafo Interbus (IBT) 500/150 kV dan IBT 150/70 kV yang fungsi utamanya sebagai step down
tegangan dan memasok daya ke subsistem yang tegangannya lebih rendah (150 kV atau 70
kV) membutuhkan keandalan yang tinggi agar kontinuitas operasinya dapat terjamin.
Keandalan pasokan akan berkurang bila tingkat pembebanan IBT melampau criteria N-1.
Pembebanan IBT yang lebih besar dari 60% (tidak memenuhi N-1) tahun 2015
sudah tinggi yaitu mencapai 81,35% atau 48 dari 59 unit IBT 500/150 kV yang

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 31


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

terpasang di sistem Jawa Bali, termasuk 33 unit IBT (55,93%) diantaranya sudah
berbeban >80% (Lihat Tabel 5.3.2).
Dengan kondisi tersebut diatas akan mengurangi fleksibilitas pengendalian operasi, kesuliltan
dalam pemeliharaan IBT, keandalan sistem, dan losses meningkat. Salah satu antisipasi
sementara untuk menghadapi kondisi ini adalah dengan penerapan OLS IBT, rekonfigurasi
jaringan, peningkatan pengamatan dan CBM, dan early warning.

IBT 150/70 kV sebanyak 39 unit atau 66,10% dari 59 unit yang beroperasi telah
berbeban diatas 60%, dengan urutan dari yang tersebar adalah di wilayah APB Jatim, APB
Jawa Barat, dan APB DKI Jakarta. Lihat Lampiran 5.5.

5.3.2.2. Trafo Distribusi


Pembebanan Trafo Distribusi yang berfungsi memasok daya langsung ke konsumen 20 kV
sudah cukup tinggi, bahkan di beberapa Gardu Induk sudah mendekati maksimum sehingga
perlu segera diantisipasi. Tingkat pembebanan trafo Distribusi yang telah mencapai
>60% mencapai 652 trafo (74,94%) dari 870 trafo, dengan rincian sebagai berikut:
Trafo 150/20 kV sebanyak 574 trafo (76,22%) dari 753 trafo Distribusi telah berbeban
>60%, termasuk didalamnya 396 (52,58%) trafo telah berbeban >80%.
Trafo 70/20 kV sebanyak 78 (66,67%) dari 117 unit trafo Distribusi telah berbeban >60%,
termasuk didalamnya 56 (47,86%) trafo telah berbeban >80%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.3.2 dan Lampiran 5.5.

5.4. Gangguan Sistem Penyaluran


Gangguan sistem penyaluran (Transmisi, Trafo dan Busbar) periode 2015 sebanyak 571 kali
gangguan 330 kali gangguan tanpa terjadi pemadaman dan 241 kali gangguan mengakibatkan
pemadaman beban konsumen dengan perkiraaan /estimasi energi tidak tersalurkan sebesar
21.237 MWh.
Tabel 5.4: Rekapitulasi gangguan sistem Penyaluran
Jumlah kali gangguan penghantar
tahun 2014 dan tahun 2015 /TLOF oleh padam dan tidak padam

Gangguan
2015 sebanyak 395 kali gangguan,
Gangguan Berakibat Pemadaman
Komponen
Tidak Padam dibanding kejadian TLOF 2014 (356
2014 2015 2014 2015 2014 2015
(Kali) (Kali) (Kali) (Kali) (MWh) (MWh) kali) terdapat kenaikan 10,95%.
Penghantar :
- 500 kV 64 45 1 5 345 3428
Pada SUTET 500 kV terdapat
- 150 kV 157 204 59 41 16488 3489 penurunan 23,1%, sedangkan
- 70 kV 49 64 26 36 555 473
- 30 kV - - - - - - penghantar 150 kV terjadi kenaikan
Busbar :
- 500 kV 1 0 0 0 0 0 13,4% dan penghantar 70 kV terjadi
- 150 kV 2 2 9 7 1440 2192
- 70 kV 0 0 1 3 0 822 kenaikan 33,3%.
Trafo :
- 500/150 kV 6 4 4 12 205 7582 Jumlah kali gangguan Trafo /TROF
- 150/70 kV 9 2 6 2 486 10
- 150/20 kV 0 4 86 59 2763 1341 (padam dan tidak padam) 2015
- Inc. 20 kV (150/20 kV) 0 3 45 63 1443 1734
- 70/20 kV 0 0 14 7 179 102 sebanyak 164 kali gangguan,
- Inc. 20 kV (70/20 kV) 0 2 7 6 101 64
dibanding dengan 2014 (177 kali)
Sistem 288 330 258 241 24,005 21237
Catatan : - Penghantar 30 kV tidak dilaporkan terdapat penurunan 7,3%. Untuk
Trafo IBT 500/150 kV terdapat kenaikan 60%, Trafo IBT 150/70 kV terdapat penurunan
73,3%, Trafo 150/20 kV terdapat penurunan 1,5% dan Trafo 70/20 kV terjadi penurunan
28,6% dengan tahun sebelumnya.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 32


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Energi tidak tersalurkan /ENS akibat gangguan sistem penyaluan 2015 terdapat penurunan
11,5%, jika dibanding ENS Tahun 2014, lihat Tabel 5.4.

5.4.1. Penyebab Gangguan


Penyebab gangguan 2015 yang
Tabel 5.4.1: Kategori Penyebab Gangguan 2015
mengakibatkan pemadaman yang
No. Kategori Penyebab
Tdk Padam (kali)
%
Padam (kali)
%
disebabkan oleh peralatan (system fault
2014 2015 2014 2015
dan non system fault) controllable masih
1 Alam /cuaca 60 65 20 29 22 9 sangat dominan (54%) sedang penyebab
2 Alat 50 62 19 105 129 54 gangguan disebabkan oleh alam /cuaca
3 Binatang 1 2 1 11 10 4
(hujan, petir, angin) terdapat 9% dan
4 Human error 0 0 0 0 0 0
penyebab karena APPL (akibat pekerjaan
5 Layang-layang 34 1 0 3 1 0
6 Over load 0 0 0 0 0 0
pihak lain) dan masa garansi sebesar
7 Pohon /ranting/Tegakan 9 13 4 2 3 1 15%.
8 Rele mala kerja 0 0 0 0 0 0
Penyebab gangguan 2015 yang tidak
9 Lain-lain 134 187 57 108 76 32
menyebabkan pemadaman dominan
Jumlah 288 330 100 258 241 100
disebabkan oleh gangguan Kit disusul
disebabkan karena gangguan alam/cuaca (hujan, petir, angin), alat, sistem, APPL,
pohon/tegakan dan masa garansi rincian lihat Tabel 5.4.1.

5.4.2. Gangguan Meluas


Tahun 2015 telah terjadi 241 kali gangguan mengalami pemadaman beban distribusi namun
terdapat 36 kali gangguan pemadaman meluas yaitu 2 (dua) Gardu Induk atau lebih
mengalami total pemadaman beban distribusi. Gangguan padam meluas dengan beban padam
sebesar > 90 MW atau > 0,5% dari beban puncak sistem Jawa Bali 2015 sebanyak 36 kali
kejadian, untuk keseluruhan gangguan padam meluas, lihat Lampiran 5.6.

5.5. Outage dan Faktor Kesiapan Jaringan 500 kV


Jaringan Ektra Tegangan Tinggi /SUTET 500 kV merupakan backbone sistem penyaluran Jawa
Bali, sehingga bila terjadi outage karena gangguan ataupun keperluan pemeliharaan pekerjaan
maka dapat berpengaruh terhadap keandalan sistem penyaluran serta fleksibilitas operasi
sistem penyaluran, lihat Tabel 5.5.
Tabel 5.5: Outage Jaringan 500 kV 2015 Outage sistem penyaluran 500 kV adalah
sistem penyaluran SUTET 500 kV atau
SUTET 500 kV Busbar 500 kV IBT 500/150 kV Trafo IBT 500/150 kV keluar dari sistem
Jenis
Sirkit Jam Unit Jam Unit Jam penyaluran dikarenakan kondisi keluar
PO 96 1023.08 18 112.39 109 1990.55
gangguan (FO), keluar pemeliharaan
MO 29 1056.38 1 0.47 15 14140.59
terjawal (PO), keluar pemeliharaan
FO 49 414.33 0 0 19 227.42
korektif maintenance (MO). SUTET 500
Jumlah 174 2493.79 19 112.86 143 16358.56
kV adalah paling banyak outage karena
oleh adanya PO seperti terlihat ringkasan Tabel 5.5. Mengenai rinciannya outage (PO, MO dan
FO) dapat dilihat pada Lampiran 5.7.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 33


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Faktor Ketersediaan /Availability Factor sistem penyaluran 500 kV 2015:


- Faktor Ketersediaan Transmisi /Circuit Availability Factor SUTET 500 kV = 99,78%
- Faktor Ketersediaan Trafo /Transformer Availability Factor IBT 500/150 kV = 99,83%.

5.6. Tegangan Rendah


Unjuk tegangan sistem jawa bali merupakan salah satu indikator mutu pelayanan pada sistem
yang dikelola P3B jawa bali. Pada tahun 2015 masih terdapat gardu induk yang bertegangan di
bawah ketentuan batasan operasi normal /standar. Tegangan rendah/dibawah batas operasi
normal yaitu tegangan lebih rendah dari batas yang ditentukkan, untuk level tegangan 500 kV
batas normal tegangan adalah -5% hingga +5% dari nominal sedangkan untuk tegangan tinggi
150 kV dan 70 kV adalah +5% hingga 10% dari tegangan nominal. Selama tahun 2015 rata-
rata terdapat 3 GITET, 16 GI 150 kV dan 2 GI 70 kV yang pernah mengalami tegangan rendah.
Jumlah GI dan GITET yang mengalami tegangan rendah selama tahun 2015 dapat lihat pada
Tabel 5.6(a) dan Lampiran 5.9.

Tabel 5.6(a): Tegangan Rendah Sistem Jawa Bali 2015

GITET 500 kV < Jumlah GI Tegangan < 90% Gardu Induk 150 Jumlah GI Tegangan < 90% Gardu Induk 70 Total
Bulan Jumlah APB APB APB APB APB APB APB APB APB APB
Terendah Jumlah GI Jumlah GI GITET/GI
GITET JKB JBR JTD JTM BALI JKB JBR JTD JTM BALI
JAN 1 470 0 7 3 5 0 15 0 1 - 0 - 1 17
FEB 1 466 0 2 0 0 0 2 0 1 - 0 - 1 4
MAR 5 462 8 7 0 2 0 17 0 1 - 0 - 1 23
APR 1 465 0 12 0 0 0 12 0 1 - 0 - 1 14
MEI 3 462 2 5 0 5 0 12 0 1 - 1 - 2 17
JUN 10 452 1 4 0 3 0 8 0 1 - 1 - 2 20
JUL 0 - 0 5 0 4 0 9 0 1 - 0 - 1 10
AGS 1 470 0 17 1 5 0 23 0 1 - 0 - 1 25
SEP 2 470 0 11 3 3 0 17 0 1 - 1 - 2 21
OKT 8 446 6 13 0 4 0 23 0 1 - 1 - 2 33
NOP 2 463 0 17 0 8 0 25 0 3 - 7 - 10 37
DES 4 462 0 17 0 7 0 24 0 1 - 2 - 3 31

Usaha yang dilakukan selama tahun 2015 dalam memperbaiki tegangan di sistem Jawa Bali
adalah dengan mengoptimalkan pengaturan daya reaktif dari pembangkit dan pemasangan
kapasitor pada subsistem yang membutuhkan perbaikan tegangan. Pada tahun 2015 tambahan
total 100 MVAr kapasitor di wilayah APB Jakarta Banten dan Jawa Timur sedangkan Area
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bali tidak ada penambahan kapasitor, lihat Tabel 5.6(b).
Sementara pemantauan progres kapasitor dari tahun 2014 sampai saat ini terutama di DKI
Jakarta dan banten sangat diharapkan untuk mengatasi permasalahan tegangan terutama di
barat.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 34


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Tabel 5.6(b): Pemasangan kapasitor Jawa Bali

Unit Size Total


No. APB Gardu Induk Teg (kV) Vol Keterangan
(MVAR) (MVAR)
1 Jakarta & Banten Cibinong 150 1 25 25 Belum Operasi
2 Jakarta & Banten Tangerang Lama 150 1 25 25 Operasi 2011
3 Jakarta & Banten Jatake 150 1 25 25 Belum Operasi
4 Jakarta & Banten Bekasi 150 1 50 50 Operasi 2014
5 Jakarta & Banten Durikosambi 150 1 50 50 Operasi 2015
6 Jakarta & Banten Cawang Lama 150 1 25 25 Operasi 2015
7 Jakarta & Banten Cawang Lama 150 1 50 50 Belum Operasi
8 Jakarta & Banten Cawang Lama 150 1 50 50 Operasi 2014
9 Jakarta & Banten Lengkong 150 1 50 50 Belum Operasi
10 Jakarta & Banten Lengkong (relokasi dari Pulogadung) 150 1 25 25 Belum Operasi
11 Jakarta & Banten Legok 150 1 50 50 Belum Operasi
12 Jakarta & Banten Legok (relokasi dari Bekasi) 150 1 25 25 Belum Operasi
13 Jakarta & Banten Pulogadung 150 1 50 50 Operasi 2014
14 Jakarta & Banten Kemayoran 150 1 25 25 Belum Operasi
15 Jakarta & Banten Angke (relokasi dari Durikosambi) 150 1 25 25 Operasi 2011
16 Jawa Barat Parungmulya 150 1 50 50 Belum Operasi
17 Jawa Timur Kebonagung (ex Tuban) 150 1 25 25 Operasi 2013
18 Jawa Timur Banyuwangi 150 1 25 25 Operasi 2015
19 Bali Amlapura 150 1 25 25 Operasi 2013
20 Bali Sanur 150 1 25 25 Operasi 2013
21 Bali Kapal 150 1 50 50 Operasi 2013
22 Bali Nusa Dua 150 1 25 25 Operasi 2013
23 Bali Gianyar 150 1 50 50 Operasi 2014
Operasi 2014 (Uprating
24 Bali Pesanggaran 150 1 50 50
dari 25 MVAR)
Operasi 2014 (Uprating
25 Bali Padangsambian 150 1 50 50
dari 25 MVAR)
Operasi 2014 (Uprating
26 Bali Pemecutan Kelod 150 1 50 50
dari 25 MVAR)

5.6.1. Tegangan 500 kV


Hasil pemantauan tegangan GITET 500 kV selama tahun 2015 menunjukkan bahwa terdapat
12 GITET yang pernah mengalami tegangan dibawah 475 kV dari total 28 GITET. GITET yang
sering mengalami ekskursi tegangan terdapat di APB JKB dan APB JBR, lihat Tabel 5.6.1.
Ekskursi tegangan GITET di wilayah barat terjadi hampir setiap hari pada saat beban puncak
siang dan malam serta pada kondisi transfer timur ke barat mencapai 2500 MW keatas.
Ekskursi tegangan terendah di sistem Jawa Bali terjadi pada tgl 26 Oktober 2015 pukul 13:30 di
GITET Mandirancan sebesar 441 kV.
Transfer saat itu mencapai 2.979 MW dimana kondisi tegangan GITET wilayah Jakarta dan
Jawa Barat semua mengalami tegangan di bawah 95% (pada saat bersamaan tegangan di
GITET Cawang 442 kV dan Cibatu 447 kV). GITET yang pernah mengalami tegangan rendah
lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.8. Rentang tegangan tertinggi dan terrendah di
GITET 500 kV yang terjadi selama tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 5.6.1.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 35


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Tabel 5.6.1: GITET yang sering mengalami ekskursi tegangan


di Sistem Jawa Bali tahun 2015
APB - GITET TEGANGAN TERENDAH
APB DKI JAKBAN :
1 Suralaya 471
2 Suralaya Baru 471
3 Cilegon Baru 471
4 Balaraja Baru 458
5 Kembangan 449
6 Gandul 453
7 Cibinong 455
8 Bekasi 450
9 Cawang 442
10 Depok 455
APB JAWA BARAT :
1 Muaratawar 452
2 Cibatu 444
3 Cirata 446
4 Saguling 448
5 Bandung Selatan 447
6 Unjung Berung 462
7 Mandirancan 441
8 Tasikmalaya 469

Gambar 5.6.1: Rentang tegangan GITET 500 kV tahun 2015

Ekskursi tegangan GITET 500 kV Sistem Jawa Bali yang mayoritas terjadi di wilayah barat
disebabkan belum optimalnya kontribusi daya reaktif semua pembangkit, penghematan BBM,
besarnya transfer daya timur ke barat mengingat tingginya kebutuhan daya pembangkitan dari
wilayah timur untuk mengimbangi beban puncak di barat yang semakin meningkat. Faktor yang
paling berpengaruh adalah keterbatasan kemampuan penyaluran dengan beberapa ruas

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 36


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

transmisi diatas SIL (surge impedance loading) mengingat peningkatan beban yang tidak
sebanding dengan penambahan instalasi yang berakibat transmisi menyerap daya reaktif
sistem sehingga terjadi penurunan signifikan pada sisi tegangan terima pada saat transfer dari
APB Jawa Tengah & DIY ke APB Jawa Barat tinggi.

5.6.2. Tegangan 150 kV


Subsistem 150 kV mendapat pasokan daya reaktif dari unit-unit pembangkit 150 kV, IBT
500/150 kV dan kapasitor yang terpasang di beberapa GI 150 kV. Dari 356 GI 150 kV sistem
jawa bali pada saat beban puncak terdapat 48 GI yang pernah mengalami tegangan rendah. 15
GI Di wilayah APB DKI Jakarta dan banten telah mengalami ekskursi tegangan rendah 150 kV,
dengan tegangan terendah 123 kV di GI Serpong. Untuk wilayah APB Jawa barat tegangan
terendah 121 kV di GI Cigereleng, APB Jawa tengah tegangan terendah 130 kV di GI Pemalang
dan Kebasen. APB Jawa timur tegangan terendah 128 kV di GI Wlingi dan Sumenep, lihat Tabel
5.6.2 dan Lampiran 5.9. Peta tegangan rendah untuk level tegangan 150 kV dan 70 kV di
Sistem Jawa Bali pada saat beban puncak Tahun 2015 yang terjadi pada bulan November
dapat dilihat pada Gambar 5.6.2 dibawah ini.

Gambar 5.6.2: GI 150 kV & 70 kV November 2015 bertegangan < 90% tegangan nominal

Ekskursi tegangan 150 kV di RJKB

Gardu-gardu induk di APB DKI Jakarta dan banten yang sering mengalami ekskursi tegangan
selama tahun 2015 beserta rencana mitigasi perbaikan tegangan dapat dilihat pada Tabel
5.6.2(a) dibawah ini. Ekskursi tegangan terjadi di subsistem Balaraja 1-2, subsistem
Kembangan1- Balaraja 3, subsistem Cilegon 1-2.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 37


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Tabel 5.6.2(a): Ekskursi tegangan APB DKI Jakarta dan banten

Subsistem Gardu Induk bertegangan rendah Rencana mitigasi


- Pemasangan kapasitor
di GI Citra Habitat (1x25
Citra Habitat, Legok, Lengkong, dan Mvar), GI Legok (1x25
Balaraja 1,2
Serpong Mvar), GI Lengkong
(1x25 Mvar) dan GI
Serpong (1x25 Mvar)
- Mengoptimalkan daya
reaktif PLTU Lontar
- Pemasangan kapasitor
di GI Cikupa (1x50
Cikupa, Cileduk, Kembangan, Jatake,
Mvar), GI Cileduk (1x50
Kembangan1-Balaraja 3 Maximangando, New Senayan, alam
MVar), GI Jatake (1x25
Sutera, dan Curug
Mvar), GI
Maximangando (1x50
Mvar) dan GI Curug
(1x10 Mvar sisi 20 kV)
- Mengoptimalkan daya
reaktif PLTU Labuhan
Cilegon 1,2 Pucam dan Gorda
- Mengoptimalkan daya
reaktif PLTGU Ciegon

Ekskursi tegangan 150 kV di RJBR

Gardu-gardu induk di APB Jawa barat yang mengalami ekskursi tegangan selama tahun 2015
beserta rencana mitigasi perbaikan tegangan dapat dilihat pada Tabel. 5.6.2(b) dibawah ini.
Ekskursi tegangan terjadi di subsistem Bandung selatan, subsistem Cirata, subsistem Cibatu,
dan subsistem Mandirancan.

Tabel 5.6.2(b): Ekskursi tegangan APB Jawa Barat

Subsistem Gardu Induk bertegangan rendah Rencana mitigasi


Bandung Selatan Bandung Utara, Cigereleng, Patuha Beroperasinya GITET Ujung
Berung, tetapi masih
diperlukan tambahan
kapasitor
Cirata Cibabat, Cibabat Baru , Lagadar, Mengoptimalkan daya
Padalarang Baru, Tata Jabar reaktif PLTA Saguling dan
Cirata serta diperlukan
tambahan kapasitor
Cibatu Dawuan, Kiarapayung, Kosambi Baru, Mengoptimalkan daya
Kutamekar, Maligi, Parungmulya, Peruri, reaktif PLTGU Muaratawar
Pinayungan (KIIC), Tegalherang (KRWNG), dan diperlukan tambahan
Telukjambe kapasitor serta
Penggabungan subsisem
Cibatu-Mandirancan
Mandirancan Rancaekek, Indramayu Mengoptimalkan daya
reaktif PLTU Indramayu dan
PLTU CEP

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 38


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Ekskursi tegangan 150 kV di RJTD


Gardu-gardu induk di APB Jawa tengah yang mengalami ekskursi tegangan selama tahun 2015
beserta rencana mitigasi perbaikan tegangan dapat dilihat pada Tabel. 5.6.2(c) dibawah ini.
Ekskursi tegangan terjadi di subsistem Ungaran.

Tabel 5.6.2(c): Ekskursi tegangan APB Jawa Tengah

Subsistem Gardu Induk bertegangan rendah Rencana mitigasi


Ungaran Rawalo, Pemalang, Kebasen, dan Mengoptimalkan daya reaktif
Balapulang PLTA Mrica, PLTP Dieng, PLTU
CEP dan PLTU Cilacap, serta
diperlukan penggantian
kapasitor yang telah direlokasi

Ekskursi tegangan 150 kV di RJTB

Gardu-gardu induk di APB Jawa timur yang mengalami ekskursi tegangan selama tahun 2015
dapat dilihat pada Tabel 5.6.2(d) dibawah ini. Ekskursi tegangan terjadi di subsistem Paiton-
Grati, subsistem Krian 3 dan subsistem Krian1,2-Gresik.

Tabel 5.6.2(d): Ekskursi tegangan APB Jawa timur

Subsistem Gardu Induk bertegangan rendah Rencana mitigasi


Paiton-Grati Kebonagung, Sengkaling, Sutami, Mengoptimalkan daya reaktif
Wlingi PLTU Paiton, PLTU PEC dan
PLTU Jawa power serta PLTGU
Grati dan diperlukan
penggantian kapasitor yang
telah direlokasi
Krian 3 Sekarputih Rencana masuknya IBT #4
Krian serta Pengaturan tap IBT
Krian 1,2-Gresik Pamekasan, Sampang, Segoromadu, Mengoptimalkan daya reaktif
Sumenep PLTGU Gresik baru dan PLTU
Gresik serta diperlukan
tambahan kapasitor

5.6.3. Tegangan 70 kV
Subsistem 70 kV mendapat pasokan daya reaktif dari IBT 150/70 kV dan sebagian kecil dari
unit-unit pembangkit 70 kV. Dari 99 Gardu Induk sistem jawa bali dalam periode beban puncak
terdapat 11 GI yang pernah mengalami tegangan rendah pada periode 2015. Tegangan
terendah APB Jawa barat 54 kV di GI Rengasdengklok. APB Jawa timur sebesar 56 kV GI
Ganjuk. GI 70 kV yang pernah mengalami ekskursi tegangan dapat dilihat pada Lampiran 5.10.
dan Tabel 5.6.3 berikut.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 39


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Tabel 5.6.3: GI 70 kV yang mengalami ekskursi tegangan

APB Gardu Induk bertegangan rendah Rencana mitigasi


APB Jawa Barat Cirata, Rengasdengklok dan Mengoptimalkan MVAr
Purwakarta pembangkit sekitar
(PLTA Cirata dan
Saguling, PLTU
Indramayu dan PLTU
CEP), pengaturan tap
IBT 150/70 kV serta
diperlukan tambahan
kapasitor
APB Jawa timur Gampingan, Karangkates, Sengguruh, Rencana masuknya IBT
Wlingi, Nganjuk, 500kV (#4 Krian dan #3
Trenggalek,Tulungagung PLTA dan Kediri) serta diperlukan
Tulungagung tambahan kapasitor

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 40


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

6. SCADA DAN TELEKOMUNIKASI


6.1. Hardware SCADA
Sistem SCADA P3B Jawa Bali Jawa Bali, seperti halnya sistem SCADA pada umumnya terdiri dari
3 sub sistem yaitu : 1/ Master Station,2/ Remote Station, 3/ Telekomunikasi.

6.1.1. Master Station


Master Station SCADAyang digunakan untuk pengaturan sistem tenaga listrik di Jawa Bali
terpasang di 6 lokasi pusat pengatur beban(control center), terdiri dari 5 RCC (Regional Control
Center) untuk pengaturan sistem tenaga listrik 150 dan 70 kV dan 1 IRCC (Inter Regional
Control Center) untuk pengaturan sistem 500kV dan manajemen energi keseluruhan sistem
baik 500kV maupun 150/70kV. Keenam Control Center tersebut adalah:
1. JCC Gandul
Master Station SCADA Control center yang lokasinya di Depok Jawa Barat ini berfungsi untuk
mengakuisisi dan mengontrol sistem SCADA 500kV di seluruh Jawa. Selain untuk pengaturan
(switching) di sistem 500kV, control center inijuga bertugas untuk manajemen energi
keseluruhan sistem di Jawa Bali, oleh karena itu selain menjalankan fungsi SCADA, Master
station JCC juga dilengkapi dengan fasilitas pengaturan frekuensi sekunder berupa aplikasi
LFC yang berfungsi mengatur pembangkit baik di sistem 500kV maupun pembangkit
150/70kV. Karena merupakan Inter Regional Control Center, sehingga Master Station JCC
selain mengakuisisi data SCADA 500kV juga memonitor sistem SCADA 150kV dan 70kV yang
datanya diperoleh dari RCC-RCC se Jawa Bali.
2. RCC Cawang
Master station SCADA di Area Control Center yang berlokasi di Cililitan Jakarta Timur ini
bertugas untuk mengakuisisi dan mengontrol sistem SCADA 150kV dan 70kV di wilayah
Jakarta dan Banten. Control Center ini berada di bawah manajemen dari Unit Area Pengatur
Beban Jakarta dan Banten atau disingkat APB JKB.
3. RCC Cigereleng.
Master station SCADA di Area Control Center yang berlokasi di Kota Bandung Jawa Barat ini
fungsinya adalah untuk mengakuisisi dan mengontrol sistem SCADA di wilayah Jawa Barat.
Berada di bawah kendali manajemen Area Pengatur Beban Jawa Barat (APB JABAR).
4. RCC Ungaran.
Master station SCADA di Area Control Center ini bertempat di Ungaran, dan berfungsi untuk
mengakuisi data SCADA GI-GI 150 yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Daereah Istimewa
Yogyakarta.
5. RCC Waru
Master station SCADAdi Area Control Center ini bertempat di Waru - Sidoarjo, dan berfungsi
untuk mengakuisi data SCADA GI-GI 150 dan 70 kV yang ada di wilayah Jawa Timur.
6. RCC Bali
Master station SCADA di Area Control Center ini bertempat di Kapal, Bali, dan berfungsi
untuk mengakuisi data SCADA GI-GI 150 dan 70 kV yang ada di wilayah Bali.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 41


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Perkembangan Master Station Jawa Bali


Pembangunan control center di Jawa Bali dalam perkembangannya selain dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi komputer, elektronika dan teknologi perangkat lunak, juga
dipengaruhi oleh perkembangan sistem tenaga listrik yang akan dikelolanya. Desain
pengembangannya mengikuti kebutuhan manajemen pengelolaan sistem tenaga listrik dengan
mengutamakan mutu, keandalan, dan ekonomis.

Sistem SCADA untuk tenaga listrik di PLN pertamakali diimplementasikan di sistem transmisi
Jawa pada tahun 1980 ketika dibangun control center yang saat itu dikenal dengan sebutan
LDC (Load Dispatch Center) yaitu LDC Cawang dan LDC Cigereleng. Menyusul kemudian LDC
Ungaran pada 1985, dan LDC Waru pada 1987 hampir bersamaan dengan dibangunnya LDC
Gandul ketika sistem 500kV mulai dibangun dan untuk mengintegrasikan ke-empat LDC yang
sudah ada tersebut.

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan semakin tuanya usia peralatan master
station, maka perlu dilakukan upgrade terhadap master station. Beberapa pokok pertimbangan
Upgrade Master Station didasarkan pada:

Master Station sudah tidak dapat menambah konfigurasi remote station lagi karena
kapasitas yang terbatas.
Adanya kebutuhan baru sesuai kebutuhan organisasi mengikuti perkembangan teknologi
SCADA dan teknologi informasi.
Master station masih menggunakan teknologi lama sehingga tidak dapat mengakomodir
fitur-fitur yang ditawarkan oleh remote station baru.
Spare part Master Station RCC sudah tidak diproduksi lagi (obsolete) sejak tahun 1995 yang
berimplikasi pada perawatan dan kinerja sistem.
Protokol komunikasi antara master station dengan remote station masih menggunakan
protocol proprietary, sehingga setiap penambahan remote station yang baru perlu juga
ditambahkan konverter untuk mengubah protokolnya agar dapat berkomunikasi dengan
master station.

Berikut ringkasan perkermbangan sistem SCADA Transmisi Jawa Bali.Platform yang digunakan
oleh Aplikasi SCADA Control Center yang digunakan adalah ELENAS, buatan Cigelec Alstom.

Pada tahun 1980 LDC Cawang dan LDC Cigereleng dibangun dengan platform operating
sistem VMS dan aplikasi SCADA Elenas buatan Cegelec Alstom.
Pada tahun 1985 LDC Ungaran dibangun dengan platform aplikasi BECON (Brown Boveri
Energy Control System) buatan BBC Swedia yang kemudian pada 1990 diupgrade dengan
aplikasi SCADA SPIDER buatan ABB Swedia.
Pada tahun 1987 LDC Waru dibangun dengan menggunakan aplikasi SCADA produk FUJI
elektric Jepang yang sekitar 5 tahun kemudian sekitar tahun 1993 diupgrade dan diganti
dengan platform aplikasi Elenas karena permasalahan komunikasi dengan JCC bersamaan
dengan dibangunnya control center sub RCC Bali.
Pada tahun 1987 dibangun JCC dengan menggunakan platform yang sama dengan LDC
Cawang dan Cigereleng yakni elenas.
Pada tahun 2005, setelah hampir 2 tahun project upgrade, tepatnya 23 Agustus 2005 JCC
dicut over menggunakan sistem baru dengan platform unix sun solaris dan aplikasi Sinaut
Spectrum buatan Siemens Jerman.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 42


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Pada tahun 2008, RCC Ungaran juga kemudian diganti dengan platform yang sama dengan
JCC yakni Sinaut Spectrum.
Pada 2011 sd 2012 RCC Cawang, RCC Cigereleng, RCC Waru dan RCC Bali juga diganti juga
dengan platform yang sama dengan JCC dan RCC Ungaran, namun dengan versi yang lebih
baru dan nama aplikasinya adalah Spectrum Power dan dengan konfigurasi multisite.
Pada 2013 JCC Gandul dan RCC Ungaran juga ikut diupgrade versi aplikasi SCADA menjadi
Spectrum power dan ikut diintegrasikan ke dalam sistem Multisite.

Setelah JCC Gandul dilakukan upgrade menjadi Sinaut Spectrum pada tahun 2005, beberapa
aplikasi berbasis Web dikembangkan untuk menyediakan akses informasi dari control center
bagi pihakpihak yang memerlukan baik untuk keperluan perencanaan operasi, pemeliharaan
maupun analisa gangguan.

Perkembangan Konfigurasi Sistem SCADA Jawa Bali pertama kali menggunakan hirarki sbb:

Komunikasi dari JCC ke remote station 500kV menggunakan protokol HNZ (proprietary
Alsthom).
Komunikasi dari RCC ke remote station 150/70kV menggunakan protokol HNZ, kecuali RCC
Ungaran menggunakan Indactic (proprietary ABB).
Fungsi monitoring GI dikirimkan dari RCC ke JCC, fungsi monitoring GITET dikirimkan dari
JCC ke RCC terkait. Komunikasi antara JCC ke RCC menggunakan protokol HNZ ICL
(proprietary Alsthom).

Gambar 6.1.1(a): Konfigurasi Sistem SCADA setelah menggunakan sistem Multisite

Untuk kinerja Master Station SCADA pada tahun 2015 masing-masing APB dapat dilihat dari
grafik dan table dibawah.

Tabel 6.1.1: Kinerja Master Station APB


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
APB 1 100.00 100.00 100.00 99.97 99.91 99.98 99.96 99.97 99.99 99.99 99.99 99.99
APB 2 99.90 99.90 99.90 99.90 99.90 99.90 100.00 99.71 99.97 100.00 100.00 99.99
APB 3 99.90 99.92 99.92 99.99 99.94 99.99 99.99 99.80 99.88 99.88 99.92 99.97
APB 4 99.99 99.98 99.99 99.94 99.96 99.67 100.00 99.92 99.99 99.99 99.98 99.99
APB 5 99.99 99.98 99.99 99.92 99.99 99.98 99.99 99.96 99.91 99.91 99.99 99.90

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 43


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Kinerja Master Station APB


100,10

100,00

99,90 APB 1
Presentase

99,80 APB 2

99,70 APB 3
APB 4
99,60
APB 5
99,50
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Tahun 2015

Gambar 6.1.1(b): Kinerja Master Station APB

6.1.2. Remote Station


Jenis remote station yang terpasang di sistem SCADA Jawa Bali berdasarkan konfigurasi
perangkatnya dapat dikategorikan menjadi dua type:

1. RTU (Remote Terminal Unit),berupa perangkat tunggal yang bersifat modular


2. SAS (Substation Automation Sistem), atau dalam istilah SPLN dinamakan dengan SOGI
(Sistem Otomasi Gardu Induk), berupa perangkat yang mengintegrasikan SCADA dan
perangkat proteksi dalam satu kesatuan sistem.

Jadi selain RTU, di sistem SCADA Jawa Bali juga telah terpasang remote station yang berjenis
SAS (Substation Automation Sistem) dengan populasi RTU dan SAS pada tahun 2015 sebagai
mana grafik di bawah ini.

Gambar 6.1.2: Populasi Remote Station 2015

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 44


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Secara garis besar, SOGI di P3B JB terbagi menjadi beberapa macam:

1. SOGI untuk GI/GITET baru, berupa full otomasi, dibangun oleh PLN UIP.
2. SOGI berupa bay level (BCU, MPU, BPU) untuk bay trafo baru dan IED I/O untuk bay
eksisting, dibangun oleh P3B JB dan sebagian kecil oleh PLN UIP.
3. SOGI untuk menggantikan RTU eksisting, berupa IED I/O, dibangun oleh P3B JB.
4. SOGI untuk rekondisi GIS, biasanya berupa full otomasi, dibangun oleh P3B JB.
5. SOGI dalam rangka uprating GI (dari 70 kV menjadi 150 kV), dibangun oleh P3B JB.

6.1.3. Link Komunikasi


Linktelekomunikasi yang digunakan untuk kebutuhan operasi dalam hal ini untuk SCADA dan
Hotline menggunakan media link berupa:
1. PLC (Power Line Carrier)
2. Radio Microwave
3. Pilot Cabel
4. Fiber Optik
Untuk 3 jenis media telekomunikasi yang pertama, yakni PLC, Radio Microwave, dan pilot
kabel, dikelola sendiri oleh PLN P3B Jawa Bali. Sedangkan untuk media Fiber optic, dikelola
oleh anak perusahaan PLN yakni PT ICON+. Namun masih ada sebagian media Fiber Optic
yang tetap dikelola oleh PLN sendiri.

6.2. Fungsi SCADA


6.2.1. Telemeasuring
Gangguan terhadap telemeasuring SCADA dimonitor melalui fungsi EMS ( Energy Management
System) pada Software SCADA dan selanjutnya dimasukkan ke Aplikasi Gangguan Monitoring
SCADATEL untuk ditindak lanjuti oleh staf database control center maupun Bidang Fasop APB.
Semua permasalahan telemeasuring SCADA yang telah selesai diperbaiki akan ditutup dengan
penandatangan Berita Acara Penyelesaian Permasalahan SCADA oleh Spv. Pengatur Operasi
Sistem dan Staf FASOP. Tiap Triwulan progress perbaikan TM ini dievaluasi oleh Bidang Operasi
Sistem kantor induk (Sub Bidang FASOP dan ANEV).

Dari Hasil Report Aplikasi Monitoring tersebut didapatkan kinerja Akurasi TM untuk MW masing-
masing APB seperti pada Gambar 6.2.1.

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 45


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Akurasi Telemetering per APB


97,00

96,00

95,00
APB 1
Persentase

94,00 APB 2
93,00 APB 3
92,00 APB 4

91,00 APB 5

90,00
Tahun 2015

Gambar 6.2.1: Kinerja Telemeasuring

6.2.2. Telesignaling
Penunjukkan status telesignalling double seperti status CB, DS, BI pada setiap APB secara
keseluruhan Valid. Validasi Telesignalling double di setiap APB ditampilkan pada Tabel 6.2.2.

Validasi Telesignalling per APB


99,00

98,00

97,00
APB 1
Persentase

96,00 APB 2
95,00 APB 3
94,00 APB 4

93,00 APB 5

92,00
Tahun 2015

Gambar 6.2.2: Kinerja Telesignaling Double

6.2.3. Remote Control (RC)


Perhitungan kinerja Remote Control (RC) sangat tergantung pada kegiatan manuver yang
dilakukan oleh dispatcher. Kinerja RC dinyatakan gagal jika PMT tidak dapat dimanuver dari
ruang control. Perhitungan kinerja Remote Control dihitung dengan menggunakan Aplikasi
SWORD. Keberhasilan Remote Control di APB Jawa Timur kurang dari 85% dikarenakan error
pada gateway SAS yang menyebabkan gateway SAS mengirimkan sinyal info gagal Remote

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 46


PT PLN (Persero) P2B No. Rekaman 05/EOT/2016-001
Bidang Perencanaan
Cinere 16514 Jakarta Selatan Berlaku Efektif Februari 2016
Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali 2015

Control ke Master Station walaupun Remote Control di lapangan berhasil. Error gateway SAS
tersebut telah diperbaiki pada semester 2 Tahun 2015. Kinerja Remote Control per APB dapat
dilihat pada Tabel 6.2.3.

Kinerja Remote Control per APB


100,00

95,00
APB 1
Persentase

90,00
APB 2

85,00 APB 3
APB 4
80,00
APB 5

75,00
Tahun 2015

Gambar 6.2.3: Kinerja Remote Control

Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 47

Das könnte Ihnen auch gefallen