Sie sind auf Seite 1von 39

MAKALAH

KONSEP KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH

1. BAIQ AYU AMELIA AGUSTINI


2. HADIATUN ASRIANI
3. NENI ANDRIANI
4. SEPTIA MAHASAPUTRI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI D3 JURUSAN KEBIDANAN
2015

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirt Allah SWT, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini untuk
mengetahui tentang Efek Samping, Penilaian dan Penanganan Penggunaan
Alat Kontrasepsi yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para
pembaca khususnya Mahasiswa kebidanan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan agar makalah ini lebih baik dari sebelumnya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
berperan serta dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantias ameridhoi segala usaha kita. Amin

Mataram, Mei 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................
i
KATA PENGANTAR...............................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................
iii
BAB 2 PENDAHULUAN........................................................................
1
A. Latar Belakang...............................................................................
1
B. Tujuan ............................................................................................
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
3
A. Macam-Macam Efek samping dan penilaian efek samping
masalah kontrasepsi yang timbul...................................................
3
B. Penanganan Efek Samping.............................................................
17
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................
35
A. Kesimpulan....................................................................................
35
B. Saran ..............................................................................................
35
DAFTAR PUSTAKA

3
4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perlu kita renungkan jumlah penduduk Negara kita selalu
bertambah, pada akhir tahun 2000 berjumlah 206,264,595 jiwa sedangkan di
akhir 2010 menjadi 237,641,326 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010: 16).
Sementara lapangan pekerjaan semakin sulit sehingga pengangguran
semakin bertambah. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyatakan, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,32 juta orang,
oleh karena itu diperlukan gerakan nasional untuk meningkatkan semangat
kewirausahaan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Presiden dalam pidato
pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional di Jakarta, Rabu,
menjelaskan, jumlah pengangguran itu setara dengan 7,14 persen dari
jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237,8 juta orang. Yudhoyono
menjelaskan, fokus utama pemerintah adalah berusaha menyediakan
lapangan kerja bagi para penganggur itu. Salah satu lapangan pekerjaan
yang potensial adalah pegawai instansi negara. Namun, kata presiden, sektor
itu tidak mungkin bisa menyerap semua pengangguran. Menurut Presiden
Yudhoyono, jumlah pegawai instansi negara saat ini 7.663.570 orang yang
terdiri dari pegawai negeri sipil, guru dan dosen, serta TNI/Polri.
(Kompas.com, 6 Oktober 2011). Oleh karena itu Kebijakan Program
Keluarga Berancana merupakan langkah yang tepat agar laju pertumbuhan
pendudukan dapat dikendalikan untuk diseimbangkan dengan lapangan
pekerjaan.
Menghadapi pertumbuhan pendudukan yang sulit dibendung dapat
menyebabkan masalah sosial yang sangat komplek, maka ditemukan
identifikasi masalah bahwa pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan
lapangan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan kesengsaraan hidup yang
berkepanjangan.
KB termasuk masalah yang kontroversional sehingga tidak
ditemukan bahasannya oleh imam-imam madzhab. Secara umum, hingga

1
kini di kalangan umat Islam masih ada dua kubu antara yang membolehkan
KB dan yang menolak KB.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui efek samping dan penilaian penggunaan alat
kontrasepsi
2. Mahasiswa mengetahui cara penanggulangan efek samping penggunaan
alat kontrasepsi

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Macam-Macam Efek Samping Dan Penilaian Efek Samping/


Masalah Kontrasepsi Yang Timbul
1. Kondom
a. Pengertian
Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dan
karet, berwarna atau tidak berwarna yang diselubungkan ke organ
intim laki-laki pada saat melakukan hubungan seksual (Hartanto,
2010)
Kondom harus diselubungkan pada saat penis tidak dalam
kondisi ereksi. Kualitas kondom juga tergantung bahan dasarnya,
bentuk, warna, ketebalan dan teksturnya.
b. Jenis
1) Terbuat dari lateks
2) Terbuat dari bahan plastic
3) Terbuah dari bahan alami
c. Mekanisme kerja
Mencegah pertemuan antara sperma dan sel telur pada waktu
bersenggama.
d. Penilaian dari macam-macam efek samping yang timbul
1) Kondom rusak/ bocor/ robek
a) Penilaian
Cairan sperma keluar dari kondom
b) Penyebab
(1) Kondom sudah kadaluarsa
(2) Pemasangan kondom tidak benar
(3) Mutu kondom tidak memenuhi standar
(4) Gerakan dalam berhubungan seksual terlalu keras

2) Adanya maksi alergi


a) Penilaian
(1) Adanya rasa nyeri/ gatal pada kulit penis
(2) Pada keadaan tertentu bisa terjadi reaksi alergi lain seperti
bengkak, merah/ panas, tetapi hal ini jarang terjadi.
b) Penyebab
Reaksi alergi terhadap bahan kondom

3
3) Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
a) Penilaian
Orgasme tidak tercapai atau tidak merasa puas
b) Penyebab
Kondom menghalangi/ mengurangi sensitivitas penis
2. Pil
a. Pengertian
Pil adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet,
mengandung hormon estrogen dan progesteron yang digunakan untuk
mencegah datang kehamilan (Saifudin, 2006).
b. Jenis
1) Pil kombinasi yaitu pil yang berisi hormon estrogen dan hormon
progesteron, misalnya mirogynon dan marvelon.
2) Mini pil yaitu pil yang berisi hormon progesteron saja.
c. Mekanisme kerja
1) Menekan ovulasi yang akan mencegah pematangan ovum
2) Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma
3) Mencegah implantasi
d. Penilaian dan macam-macam efek samping yang timbul
1) Gangguan siklus haid
a) Penilaian
1) Tidak haid (amenorrhea)
2) Perdarahan bercak (spotting)
3) Perdarahan di luar siklus haid
4) Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari
biasanya
b) Penyebab
Ketidakseimbangan hormon estrogen dosis rendah, sehingga
endometrium mengalami perubahan degenerasi atau atropi
sehingga menyebabkan amenorhea.
2) Tekanan darah tinggi
a) Penilaian
Tekanan darah 140/90 mmHg
b) Penyebab
Penyebab efek estrogen terhadap pembuluh darah sehingga
terjadi hipertrofi arteriole dan vasiontriksi
3) Berat badan naik
a) Penilaian

4
Berat badan bertambah secara cepat dalam beberapa bulan
pertama setelah pemakaian KB pil
b) Penyebab
Penggunaan hormon progesteron yang berlebihan
mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak
serta merangsang nafsu makan dan menurunkan aktifitas.
4) Jerawat
a) Penilaian
Timbul jerawat yang berlebihan pada wajah.
b) Penyebab
Penggunaan hormon progesteron, terutama yang
nortestosteron dapat meningkatkan kadar lemak
5) Chloasma/ bercak coklat kehitaman pada wajah
a) Penilaian
Hiperpigmentasi berwarna coklat, bentuk tidak teratur,
biasanya timbul di dahi dan pipi.

b) Penyebab
Terjadinya chloasma disebabkan oleh dosis dan lamanya
pemakaian hormon estrogen dan progesteron.
6) Produksi ASI berkurang
a) Penilaian
ASI berkurang bahkan kadang-kadang sampai berhenti/ tidak
keluar sama sekali.
b) Penyebab
Hormon estrogen yang menekan produksi prolaktin sehingga
kadar prolaktin, menjadi rendah dan menyebabkan produksi
ASI berkurang. Dimana prolaktin sangat berguna untuk
merangsang produksi ASI.
7) Pusing, mual dan muntah
a) Penilaian

5
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi/ seluruh bagian
kepala yang disertai rasa mual sampai muntah dan hal ini
terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian KB pil.
b) Penyebab
Kadar estrogen yang berlebiha di dalam darah dibandingkan
pada keadaan sebelum minum pil (estrogen mempengaruhi
produksi asam lambung)
3. Suntikan
a. Pengertian
Suntikan adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi
hormon estrogen dan progesteron atau berisi hormon progesteron saja
yang disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodic.
b. Jenis
1) Golongan progestin, misalnya depo provera 150 mg (disuntikkan
setiap 3 bulah) dan noristerat (disuntikkan tiap 2 bulan)
2) Golongan progestin yang dicampur estrogen propionate, misalnya
cyelofem (yang disuntikkan tiap 1 bulan)

c. Mekanisme kerja
1) Mencegah ovulasi
2) Mengentalkan lendir servik sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba
d. Penilaian dari macam-macam efek samping yang timbul
1) Gangguan siklus haid
a) Penilaian
(1) Amenorhea
(2) Perdarahan bercak (spotting)
(3) Perdarahan di luar siklus haid
(4) Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari
biasanya
b) Penyebab
Adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium
mengalami perubahan histologi dan amenorhe disebabkan
atrofi endometrium.
2) Keputihan
a) Penilaian

6
Keluar cairan berwarna putih dari dalam vagina atau adanya
cairan putih di mulut vagina.
b) Penyebab
Karena hormon progesteron merubah flora dan PH vagina,
sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan
menimbulkan keputihan
3) Jerawat
a) Penilaian
Timbul jerawat pada wajah
b) Penyebab
Hormon progesteron terutama ig-norprogestin menyebabkan
peningkatan kadar lemak
4) Berat badan meningkat
a) Penilaian
Berat badan bertambah, kenaikan BB rata-rata untuk setiap
tahun kira-kira 1 5 kg.
b) Penyebab
Karena hormon progesteron mempermudah perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak, selain itu menyebabkan
nafsu makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik
5) Mual, muntah dan pusing
a) Penilaian
Sakit kepala yang hebat pada salah satu sisi atau seluruh
bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual dan
sampai muntah. Hal ini terjadi pada bulan-bulan pertama
pemakaian suntikan.
b) Penyebab
Reaksi tubuh terhadap hormon progesteron yang
mempengaruhi produksi asam lambung.
6) Rambut rontok
a) Penilaian
Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampai
penghentian suntikan.
b) Penyebab

7
Progesteron terutama ig-norprogestine dapat mempengaruhi
folikel rambut sehingga timbul kerontokan rambut.
4. Implant / Susuk
a. Pengertian
Implant adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi
hormon progesteron yang dimasukkan di bawah kulit
b. Jenis
1) Terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi
levonorgestrel sebanyak 36 mg (norplant) dan lama kerjanya 5
tahun
2) Terdiri dari 1 kapsul silastik, berisi 68 mg 3 ketodesogestrel
(implanon) dan lama kerjanya 3 tahun.
3) Terdiri dari 2 kapsul silastik 1 berisi levonorgestrel 75 mg (jadena
dan indoplant) dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Mekanisme kerja
1) Lendir serviks menjadi kental.
2) Mengurangi transportasi sperma.
3) Menekan ovulasi.
4) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantae.
d. Penilaian dari macam-macam efek samping yang timbul
1) Gangguan siklus haid
a) Penilaian
(1) Tidak mengalami haid
(2) Perdarahan bercak (spotting)
(3) Perdarahan di luar siklus haid
(4) Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari
biasanya
b) Penyebab
Adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium
mengalami perubahan histologi berupa degenerasi dan atrofi.
2) Ekspulsi implant
a) Penilaian
(1) Adanya ekspulsi sebagian/ keseluruhan kapsul implant di
daerah insersi.
(2) Bisa disertai adanya infeksi yang ditandai dengan
kemerahan, nyeri dan panas.
b) Penyebab
(1) Pemasangan kapsul yang kurang tepat/ kurang steril
(2) Adanya gerakan yang keras pada tempat insersi

8
(3) Lubang insersi terlalu besar

3) Berat badan meningkat


a) Penilaian
Berat badan bertambah/ menurun secara cepat dalam beberapa
bulan pertama, pemasangan implant, kenaikan BB kira-kira 2
3 kg per tahun
b) Penyebab
Hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat
dan gula menjadi lemak dan merangsang nafsu makan serta
menurunkan aktifitas fisik sehingga pemakaian implant dapat
meningkatkan berat badan.
4) Jerawat
a) Penilaian
Timbul jerawat yang berlebihan pada wajah.
b) Penyebab
Karena factor progesteron, terutama ig-nortestosteron
sehingga menyebabkan peningkatan kadar lemak.
5) Rasa nyeri pada payudara
a) Penilaian
Rasa kencang dan tegang, kadang-kadang disertai rasa nyeri di
daerah payudara.
b) Penyebab
Adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dan
progesteron kemudian mempengaruhi kelenjar payudara yang
memunculkan gejala nyeri pada payudara.
6) Gangguan fungsi hati
a) Penilaian
Warna kulit, kuku dan sclera mata menjadi kekuning-kuningan
(ikterus).
b) Penyebab
Hormon progesteron menyebabkan aliran empedu menjadi
lambat dan bila berlangsung lama saluran empedu tersumbat,

9
sehingga cairan empedu dalam darah meningkat. Hal ini yang
menyebabkan warna kuning (ikterus).
7) Pusing
a) Penilaian
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh
kepala dan terasa berdenyut
b) Penyebab
Hormon progesteron yang menyebabkan pembuluh darah
mengkerut dan melebar berganti-ganti
8) Nyeri perut bagian bawah/ nyeri panggul
a) Penilaian
Rasa nyeri perut bagian bawah/ nyeri panggul yang menusuk
b) Penyebab
Adanya ketidakseimbang kadar hormon estrogen dan
progesteron di dalam darah.
9) Infeksi pada luka insersi
a) Penilaian
Adanya tanda-tanda infeksi pada daerah infeksi seperti
kemerahan, bengkak, nyeri, panas dan bisa bernanah.
b) Penyebab
(1) Teknik pemasangan kapsul yang kurang memenuhi
prosedur standar
(2) Perawatan luka insisi yang kurang bersih.
10) Depresi
a) Penilaian
Perasaan lesu, tidak bersemangat dalam kerja kehidupan.
b) Penyebab
Adanya hormon progesteron yang menyebabkan terjadinya
retensi garam sehingga ada bagian otak yang menggelembung
dan menekan SSP tertentu. Selain itu dapat menyebabkan
tubuh kekurangan vitamin B6 secara absolut.

5. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


a. Pengertian

10
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rongga
rahim wanita.
b. Jenis
1) AKDR CuT 380 A, kerangka dari plastic yang fleksibel,
membentuk huruf dan diselubungi oleh kawat halus yang terbuat
dari tembaga (Cu)
2) Nova T
c. Mekanisme kerja
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
d. Penilaian dari macam-macam efek samping yang timbul
1) Gangguan perdarahan
a) Penilaian
(1) Perdarahan pervaginam berupa bercak (spotting)
(2) Perdarahan pervaginam di luar siklus haid (metroragia)
(3) Perdarahan haid lebih lama atau lebih banyak dari
biasanya.
b) Penyebab
Kerja enzim plasmin yang berkonsentrasi di jaringan selaput
lendir rahim. Enzim ini bersifat menghancurkan fibrin yang
berguna untuk pembekuan darah.
2) Infeksi
a) Penilaian
(1) Nyeri di daerah perut bawah
(2) Keputihan yang berbau
(3) Demam
(4) Nyeri pada waktu bersetubuh
b) Penyebab
Peradangan bisa terjadi akibat pemasangan AKDR yang tidak
steril
3) Keputihan
a) Penilaian
Keluarnya cairan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak gatal
dari vagina dan dapat timbul setelah pemasangan AKDR.
b) Penyebab
Adanya infeksi yang terbawa pada waktu pemasangan AKDR.
4) Ekspulsi AKDR
a) Penilaian
AKDR teraba di dalam vagina

11
b) Penyebab
(1) Ukuran AKDR terlalu kecil/ terlalu besar
(2) Letak AKDR kurang sempurna di dalam rahim
5) Perforasi AKDR
a) Penilaian
(1) Benang tidak ditemukan
(2) Sewaktu dilaksanakan sondage, tidak ditemukan AKDR
dalam rahim
b) Penyebab
(1) Tindakan pemasangan tidak sesuai prosedur pemasangan
(2) Waktu pemasangan AKDR mengalami kesulitan sehingga
dilakukan dengan paksaan
(3) Cara memasukkan alat pendorong ke dalam rongga rahim
dengan arah yang salah
6) Nyeri/ kram pada perut bagian bawah
a) Penilaian
Setelah pemasangan dapat timbul rasa nyeri seperti
mules dank ram atau sakit pinggang terutama hari pertama
setelah pemasangan
b) Penyebab
(1) Psikis
(2) Letak AKDR yang salah yaitu AKDR tidak sesuai dengan
rongga rahim
(3) AKDR merangsang pembekuan prostaglandin pada waktu
haid yang menimbulkan rasa nyeri
7) Rasa nyeri pada alat kelamin bayi
a) Penilaian
Rasa nyeri pada ujung alat kelamin sesuai pada waktu
senggama
b) Penyebab
Benang AKDR terlalu panjang
6. Tubektomi
a. Pengertian
Tubektomi adalah suatu cara kontrasepsi permanen pada wanita yang
dilakukan dengan operasi kecil untuk mengikat/ menjepit atau
memotong saluran telur.
b. Mekanisme kerja

12
Mencegah bertemunya sel telur dengan sperma karena saluran sel
telur yang menuju rahim diputus atau dijepit.
c. Penilaian dari macam-macam efek samping yang timbul
1) Reaksi alergi anestesi
a) Penilaian
(1) Reaksi hipersensitif lateral : eritema local, urtikraia, edema
atau dermatitis
(2) Reaksi hipersensitif sistemik : eritema umum, urtikaria,
edema, bronkokontriksi atau hipotensi.
b) Penyebab
Adanya reaksi hipersensitif atau alergi karena masuknya
larutan anestesi local ke dalam sirkulasi darah atau pemberian
anestesi local yang melebihi dosis.
2) Infeksi/ luka abses pada tubektomi
a) Penilaian
Adanya tanda-tanda infolesi seperti panas, nyeri, bengkak,
marah dan bernanah pada luka insisi

b) Penyebab
Terinfeksinya luka insisi karena tidak dipenuhinya standar
sterilitasi alat operasi dan pencegahan infeksi atau kurang
sempurnanya teknik perawatan luka pasca operasi.
3) Perforasi rahim
a) Penilaian
Adanya robekan dinding rahim dan biasanya disertai
terjadinya perdarahan. Terjadi pada saat operasi.
b) Penyebab
(1) Elevator rahim didorong terlalu kuat kea rah yang salah
(2) Teknik operasi yang cukup sulit dan peralatan yang kurang
memadai
(3) Teknik operasi yang cukup sulit dan peralatan yang kurang
memadai
(4) Keadaan anatomi tubuh yang sangat tumit (biasanya
operasi rahim hiperretrafleksi dan adanya perlekatan rahim
pasca keguguran)
4) Perlukaan kandung kencing
a) Penilaian

13
Adanya robekan kandung kencing dan disertai terjadinya
perdarahan dan keluarnya urine. Terjadi pada saat operasi
b) Penyebab
(1) Tindakan tidak sesuai standart
(2) Tidak sempurnanya pengosongan kandung kencing
5) Perlukaan usus
a) Penilaian
Adanya robekan dinding usus dan biasanya disertai perdarahan
dan keluarnya zat-zat makanan, terjadi pada saat operasi.
b) Penyebab
Tindakan tidak sesuai prosedur, teknik operasi yang cukup
sulit dan peralatan kurang memadai serta keadaan anatomi
tubuh yang rumit.
7. Vasektomi
a. Pengertian
Vasektomi adalah alat kontrasepsi permanen pada pria yang dilakukan
dengan tindakan operasi kecil untuk menutup saluran mani.
b. Mekanisme kerja
Mencegah sperma bertemu dengan sel telur karena saluran mani
(vasdeferent) ditutup.
c. Penilaian dari macam-macam efek samping yang timbul
1) Reaksi alergi anestesi
a) Penilaian
(1) Reaksi hipersensitif local : dermatitis
(2) Reaksi hipersensitif sistemik : edema
b) Penyebab
Karena masuknya larutan anestesi local ke dalam sirkulasi
darah yang melebihi dosis
2) Perdarahan
a) Penilaian
(1) Adanya perdarahan pada luka insisi di tempat operasi
(2) Perdarahan dalam skrotum
b) Penyebab
Terpotongnya pembuluh darah di daerah saluran mani
3) Hematoma
a) Penilaian
Adanya bengkak kebiruan pada luka insisi kulit skrotum

14
b) Penyebab
Pecahnya pembuluh darah kapiler
4) Infeksi
a) Penilaian
Adanya tanda-tanda infeksi seperti panas, nyeri, bengkak,
merah dan bernanah pada luka insisi

15
b) Penyebab
Karena peralatan yang dipakai tidak steril dan kurangnya
teknik perawatan pasca operasi.
5) Granuloma sperma
a) Penilaian
Adanya benjolan kenyal yang kadang disertai rasa nyeri di
dalam skrotum.
b) Penyebab
Keluarnya sperma dari saluran masuk ke dalam jaringan
sehingga tidak sempurnanya ikatan vas deferens.
(Proverawati, 2010)
B. Penanganan Efek Samping Sesuai Keluhan Bagi Akseptor Kb
1. Kondom
Efek samping dan penanganannya
a. Kondom rusak/ bocor/ robek
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan kemungkinan sebab terjadinya
b) Jelaskan cara memasang kondom yang benar
c) Periksa kondom yang terpasang pada penis sebelum penetrasi
ke vagina
d) Jika ditemukan/ dicurigai kondom bocor/ robek, segera ganti
dengan kondom yang baru
2) Pengobatan
Jika terjadi hubungan seksual dengan kondom yang bocor/ robek/
rusak kurang dari 72 jam, pertimbangkan pemberian pil pasca
senggama. Dosis yang diberikan, permulaan 2 tablet, 12 jam
kemudian 2 tablet lagi dan terangkan efek mual dan muntah.
b. Iritasi reaksi alergi
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya alergi
b) Bila terjadi reaksi ringan tidak perlu pengobatan
2) Pengobatan
a) Pastikan gejala tersebut adalah reaksi alergi bukan infeksi
b) Reaksi alergi yang mengganggu berikan anti histamine dengan
dosis CTM 3x1 tablet selama 3 5 hari

16
c) Anjurkan mengganti jenis kondom/ memakai metode
kontrasepsi lain
c. Mengurangi kenikmatan bersenggama
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan sebab terjadinya
2) Pengobatan
Tidak ada
2. Pil
Efek samping dan penanganannya
a. Gangguan siklus haid
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Jelaskan bahwa keluhan tersebut bersifat sementara
c) Memotivasi agar tetap memakai pil KB
2) Pengobatan
a) Amenorhea
(1) Beri motivasi bahwa hal ini bukan suatu yang abnormal dan
dalam 2 3 bulan pasti akan datang haid
(2) Bila klien memaksa ingin haid berikan pil KB 3x1 tablet
dari hari 1 3, 1x1 tablet mulai hari 4 selama 4 5 hari
(3) Bila terbukti hamil penggunaan pil KB segera dihentikan
b) Spotting (perdarahan bercak)
Metroragia (perdarahan di luar siklus haid)
(1) Bila ringan/ tidak terlalu mengganggu tidak perlu diberi
obat
(2) Bila cukup mengganggu dapat diberi pil KB kombinasi 3x1
tablet per hari selama 7 hari
c) Menoragia (perdarahan lebih banyak/ lebih lama dari biasanya
dari siklus haid)
Cukup diberi tablet tambah darah 3x1 tablet (5 7 hari) sampai
keadaan membaik
b. Tekanan darah tinggi
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya

17
b) Gejala ini bersifat sementara dan tidak semua pemakai pil
akan menderita tekanan darah tinggi kecuali pada wanita yang
waktu hamil mengalami tekanan darah tinggi atau punya
riwayat keturunan darah tinggi.
2) Pengobatan
a) Periksa tekanan darah dengan seksama, bila perlu periksa
ulang selang 15 menit setelah klien diminta istirahat
b) Bila hipertensi ringan atau sedang (diastole antara 95 110
mmHg), upayakan pengobatan berupa diet rendah garam dan
mengurangi makan lemak selama 2 4 minggu. Bila tidak ada
perbaikan berikan obat anti hipertensi yaitu reserpin 0,1 mg
1x1 tablet per hari selama 3 5 hari/ sampai tekanan
hipertensi normal (pil KB tetap diminum)
c) Bila sampai 3 kali kunjungan cara ini tidak menolong,
pemakaian pil dihentikan
d) Bila pada pemeriksaan ditemukan tekanan sistolik > 160
mmHg atau diastolic > 110 mmHg/ ditemukan tanda-tanda
bahaya seperti sakit kepala hebat, nyeri dada, penglihatan
kabur maka hentikan pemakaian pil KB dan segera rujuk ke
RS.

18
c. Berat badan naik
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Penambahan BB ini bersifat sementara dan tidak terajdi pada
semua pemakai pil.
2) Pengobatan
a) Bila kenaikan BB tidak mengganggu, tidak perlu diberi obat
b) Anjurkan klien untk melakukan diet rendah kalori dan
olahraga yang proporsional
c) Bila selama 3 bulan cara di atas tidak menolong dan BB
bertambah terus hentikan pemakaian pil dan ganti dengan
kontrasepsi non hormonal (AKDR).
d. Jerawat
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya bahwa hal ini hanya bersifat
sementara
b) Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning
telur)
c) Jaga kebersihan wajah dengan membersihkan muka 2x sehari
d) Hindari pemakaian kosmetik yang berlebihan
2) Pengobatan
a) Bila tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan muka
b) Bila ada infeksi dapat diberikan testrasiklin 3 4x1 kapsul
selama 1 2 minggu
c) Bila jerawat bertambah banyak ganti dengan kontrasepsi
hormonal

19
e. Chloasma/ bercak coklat kehitaman pada wajah
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya bahwa gejala ini bersifat sementara
dan tidak terjadi pada semua pemakai pil.
b) Hindari paparan sinar matahari terlalu lama
2) Pengobatan
Bila berlebihan dan menetap (dalam 3 bulan) serta mengganggu
penampilan hentikan pemakaian dan anjurkan untuk ganti
kontrasepsi non hormonal.
f. Produksi ASI berkurang
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa pil KB yang mengandung estrogen tidak
dianjurkan untuk ibu yang sedang menyusui.
2) Pengobatan
Anjurkan ibu menggunakan pil KB yang tidak mengandung
estrogen.
g. Pusing, mual dan muntah
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan hilang
dengan sendirinya
2) Pengobatan
a) Pastikan tekanan darah normal
b) Untuk sakit kepala berikan antalgin 3x500 mg per hari selama
3 5 hari, atau asam mefenamat 3x250 500 mg kapsul per
hari selama 3 5 hari.
c) Bila pemberian obat itdak menolong hentikan pemakaian pil
dang anti dengan kontrasepsi non hormonal
d) Untuk mual bila mengganggu berikan metoklopramid 3x10
mg dan diberikan 15 menit sebelum makan selama 5 7 hari.
e) Anjurkan makan secara teratur.
h. Nyeri pada payudara
Penanganan dan pengobatan

20
1) Konseling
a) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara
b) Anjurkan memakai penyangga payudara (BH) yang sesuai
dengan menjaga kebersihannya
2) Pengobatan
a) Bila terasa sakit dapat diberi parasetamol 3x500 mg per hari
selama 3 4 hari atau asam mefenamat 3x250 500 mg per
hari selama 3 4.
b) Bila gejala menetap hentikan pemakaian pil dan ganti dengan
kontrasepsi non hormonal
3. Suntikan
Efek samping dan penanganannya
a. Gangguan siklus haid
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara, biasanya terjadi pada
2 3 bulan pertama setelah penyuntikan
2) Pengobatan
a) Amenorhea
Bila klien ingin haid dapat diberikan pil KB 3x1 tablet dari
hari 1 3 1x1 tablet mulai hari 4 selama 4 5 hari
b) Spotting/ metroagia
(1) Bila ringan/ tidak mengganggu tidak perlu diberi obat
(2) Bila mengganggu dapat diberikan pil KB 3x1 tablet/ hari
selama 7 hari. Biasanya dengan satu kuur sudah dapat
diatasi

21
c) Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari
biasanya)
Cukup diberi tablet sulfasferosus 3x1 tablet selama 5 7 hari/
sampai keadaan membaik
b. Keputihan
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara
b) Anjurkan menjaga kebersihan daerah kemaluan (ganti celana
dalam atau gunakan pembalut yang cocok)
2) Pengobatan
a) Bila diserta rasa gatal, cairan berwarna kuning kehijauan atau
berbau tidak sedap dapat diberikan nistatin 100.000 IU intra
vagina selama 14 hari
b) Jika setelah pemberian antibiotic tetapi keputihan terus
berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan
c. Rambut rontok
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan kembali
normal tanpa pengobatan setelah suntikan dihentikan
b) Bila klien tidak dapat mentolerir gejala ini anjurkan untuk
ganti kontrasepsi non hormonal
2) Pengobatan : Tidak ada
d. Berat badan meningkat
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Penambahan BB ini bersifat sementara dan tidak terjadi pada
semua pemakaian suntikan tergantung reaksi tubuh wanita itu
terhadap metabolism progesteron.

22
2) Pengobatan
a) Anjurkan klien melakukan diit rendah kalori dan olah raga
yang teratur
b) Jika cara di atas tidak berhasil hentikan pemakaian suntikan
dang anti dengan kontrasepsi non hormonal (AKDR)
e. Pusing, mual dan muntah
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini hanya bersifat sementara dan biasanya
2 3 bulan setelah pemakaian rasa pusing dan mual akan hilang
sendiri
2) Pengobatan
a) Pastikan tekanan darahnya normal
b) Untuk sakit kepala berikan asam mefenamat 3x250 500 mg
kapsul/ hari selama 3 5 hari atau antalgin 3x500 mg/ hari
selama 3 5 hari
c) Untuk mual dan muntah berikan metoklopramid 3x10 mg/ hari
selama 5 7 hari
d) Makan secara teratur
e) Bila dalam waktu 3 bulan gejala menetap hentikan pemakaian
suntikan dan ganti dengan kontrasepsi non hormonal.
4. Implant/ Susuk
Efek samping dan penanganannya
a. Gangguan siklus haid
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara, biasanya terjadi pada
2 3 bulan pertama setelah penyuntikan
2) Pengobatan
a) Amenorhea
Bila klien ingin haid dapat diberikan pil KB 3x1 tablet dari hari
1 3 1x1 tablet mulai hari 4 selama 4 5 hari
b) Spotting/ metroagia
(1) Bila ringan/ tidak mengganggu tidak perlu diberi obat

23
(2) Bila mengganggu dapat diberikan pil KB 3x1 tablet/ hari
selama 7 hari. Biasanya dengan satu kuur sudah dapat
diatasi
c) Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari
biasanya)
Cukup diberi tablet sulfasferosus 3x1 tablet selama 5 7 hari/
sampai keadaan membaik
b. Peningkatan BB
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Penambahan BB ini bersifat sementara dan tidak terajdi pada
semua pemakai pil.
2) Pengobatan
a) Bila kenaikan BB tidak mengganggu, tidak perlu diberi obat
b) Anjurkan klien untk melakukan diet rendah kalori dan
olahraga yang proporsional
c) Bila selama 3 bulan cara di atas tidak menolong dan BB
bertambah terus hentikan pemakaian pil dan ganti dengan
kontrasepsi non hormonal (AKDR).
c. Jerawat
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya bahwa hal ini hanya bersifat
sementara
b) Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning
telur)
c) Jaga kebersihan wajah dengan membersihkan muka 2x sehari
d) Hindari pemakaian kosmetik yang berlebihan

24
2) Pengobatan
a) Bila tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan muka
b) Bila ada infeksi dapat diberikan testrasiklin 3 4x1 kapsul
selama 1 2 minggu
c) Bila jerawat bertambah banyak ganti dengan kontrasepsi
hormonal
d. Pusing/ sakit kepala
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan hilang
dengan sendirinya
2) Pengobatan
a) Pastikan tekanan darah normal
b) Untuk sakit kepala berikan antalgin 3x500 mg per hari selama
3 5 hari, atau asam mefenamat 3x250 500 mg kapsul per
hari selama 3 5 hari.
c) Bila pemberian obat itdak menolong hentikan pemakaian pil
dang anti dengan kontrasepsi non hormonal
d) Untuk mual bila mengganggu berikan metoklopramid 3x10
mg dan diberikan 15 menit sebelum makan selama 5 7 hari.
e) Anjurkan makan secara teratur.
e. Nyeri payudara
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara
b) Anjurkan memakai penyangga payudara (BH) yang sesuai
dengan menjaga kebersihannya
2) Pengobatan
a) Bila terasa sakit dapat diberi parasetamol 3x500 mg per hari
selama 3 4 hari atau asam mefenamat 3x250 500 mg per
hari selama 3 4.
b) Bila gejala menetap hentikan pemakaian pil dan ganti dengan
kontrasepsi non hormonal
f. Chloasma/ bercak coklat kehitaman pada wajah
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya bahwa gejala ini bersifat sementara
dan tidak terjadi pada semua pemakai pil.

25
b) Hindari paparan sinar matahari terlalu lama
2) Pengobatan
Bila berlebihan dan menetap (dalam 3 bulan) serta mengganggu
penampilan hentikan pemakaian dan anjurkan untuk ganti
kontrasepsi non hormonal.
g. Ekspulsi implant
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Jaga kebersihan dan menghindari gerakan yang keras
2) Pengobatan
a) Periksa apakah kapsul masih ada di tempatnya atau tidak.
Periksa pula adanya tanda-tanda infeksi pada daerah insersi.
b) Bila tidak ada infeksi dan kapsul yang lain masih berada di
tempatnya maka cabut 1 kapsul yang ekspulsi sedangkan
sisanya dipertahankan. Jangan lupa mencabut implant setahun
lebih awal dari semestinya.
c) Bila ada tanda-tanda infeksi :
(1) Anjurkan klien untuk memakai kontrasepsi lain
(2) Cabut kapsul yangada dan pasang kapsul yang baru pada
sisi lengan yang lain

26
h. Nyeri perut bagian bawah/ nyeri panggul
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan hilang
dengan sendirinya
2) Pengobatan
a) Periksa TTV : nadi, suhu dan tensi
b) Rujuk jika perut bagian bawah tegang, nadi > 100x/menit,
tekanan darah < 90/60 mmHg
c) Bila gejala tidak bisa diatasi cabut implant dang anti dengan
kontrasepsi non hormonal
i. Infeksi pada luka insisi
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa luka insisi dapat terinfeksi jika perawatan luka
tidak higienis/ luka terbuka atau kena air
2) Pengobatan
a) Bila infeksi tanpa abses
(1) Bersihkan luka dengan air dan sabun/ cairan anti septic
kemudian berikan antibiotic oral (ampisilin/ amoxilin
3x500 mg/hari selama 5 7 hari)
(2) Bila tidak membaik, cabut semua kapsul dan pasang
kapsul baru pada sisi lengan lain atau anjurkan klien untuk
mengganti kontrasepsi lain.
b) Bila terjadi abses
(1) Bersihkan daerrah luka dengan cairan antiseptic
(2) Alirkan dan insisi PUS kemudian cabut semua kapsul
(3) Lakukan perawatan luka dan beri antibiotic oral seperti
amoxilin atau ampisilin 3x500 mg/ hari selama 5 7 hari
(4) Pasang kapsul baru pada sisi lengan yang lain atau
anjurkan klien untuk ganti kontrasepsi lain.
(Tukiran, 2010)
5. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Efek samping dan penanganannya
a. Gangguan perdarahan
Penanganan dan pengobatan

27
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara, biasanya terjadi pada
2 3 bulan pertama setelah penyuntikan
2) Pengobatan
a) Amenorhea
Bila klien ingin haid dapat diberikan pil KB 3x1 tablet dari
hari 1 3 1x1 tablet mulai hari 4 selama 4 5 hari
b) Spotting/ metroagia
(1) Bila ringan/ tidak mengganggu tidak perlu diberi obat
(2) Bila mengganggu dapat diberikan pil KB 3x1 tablet/ hari
selama 7 hari. Biasanya dengan satu kuur sudah dapat
diatasi
c) Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari
biasanya)
Cukup diberi tablet sulfasferosus 3x1 tablet selama 5 7 hari/
sampai keadaan membaik
b. Nyeri/ kram pada perut bagian bawah
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan hilang
dengan sendirinya
2) Pengobatan
a) Periksa TTV : nadi, suhu dan tensi
b) Rujuk jika perut bagian bawah tegang, nadi > 100x/menit,
tekanan darah < 90/60 mmHg
c) Bila gejala tidak bisa diatasi cabut implant dang anti dengan
kontrasepsi non hormonal

c. Infeksi
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa hal ini dapat diatasi dengan pengobatan dan
kebersihan
2) Pengobatan
a) Berikan :
(1) Tetrasiklin 4x500 mg/ hari selama 1 minggu

28
(2) Penicillin injeksi 800.000 IU/ hari selama 3 hari
(3) Teramycin injeksi 50 mg/ hari selama 3 5 hari
b) Bila telah dilakukan pengobatan sebanyak 4x dan tidak
berhasil, rujuk ke RS.
d. Ekspulsi AKDR
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa hal ini dapat ditangani
2) Pengobatan
AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR baru yang sesuai
dengan ukuran rahim dan melakukan cara pemasangan yang baik
e. Perforasi AKDR
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
a) Bila terjadi perforasi dan tidak ada keluhan maka tidak perlu
segera dikeluarkan
b) Bila AKDR tembaga sebaiknya segera dikeluarkan
2) Pengobatan
a) Observasi adanya tanda-tanda abdomen akut dan segera rujuk
ke RS untuk pemeriksaan dan pertolongan berlanjut
b) Bila pada pemeriksaan tidak ditemukan AKDR maka
dilakukan foto rontgen kemudian dilanjutkan HSG
c) Mengangkat AKDR dengan cara laparatomi atau cara lain

6. Vasektomi
Efek samping dan penanganannya
a. Reaksi alergi anastesi
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa reaksi ini dapat terjadi pada saat dilakukan
anastesi pada tindakan operasi, baik operasi besar atau kecil
2) Pengobatan
a) Untuk menghindari terjadinya reaksi alergi, maka anastesi
local harus diberikan secara perlahan-lahan dengan dosis
sesuai BB.
b) Bila terjadi reaksi alergi hentikan pemberian anastesi dan
berikan suntikan anti histamine dan suntikan dexametason bila

29
perlu, kemudian evaluasi apakah tindakan vasektomi dapat
diteruskan atau tidak.
b. Perdarahan
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan kemungkinan sebab terjadinya perdarahan.
2) Pengobatan
a) Bila terjadi pada saat operasi, perdarahan dihentikan dengan
penekanan pada pembuluh darah yang luka.
b) Bila terjadi beberapa hari setelah operasi, luka dirawat seperti
merawat luka perdarahan (buka perban, hentikan perdarahan
dengan penekanan, ganti perban dan balut luka dengan agak
ketat)
c. Hematoma
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan sebab terjadinya hematoma

30
2) Pengobatan
Singkirkan adanya infeksi atau abses, kemudian berikan kompres
hangat dan beri penyangga sktrotum bila perlu dapat diberikan
salep anti hematoma
d. Infeksi
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini terjadi karena peralatan alat kurang
steril dan kurang sempurnanya persiapan operasi, teknik dan
perawatan luka.
2) Pengobatan
a) Bila terjadi abses lakukan drainase. Jika luka basah lakukan
kompres dan bila luka kering gunakan salep antiseptic.
b) Untuk infeksinya dapat diberikan antibiotic yang sesuai
e. Granuloma sperma
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan sebab terjadinya
2) Pengobatan
a) Bila granuloma sperma kecil akan diabsopsi spontan secara
sempurna dan bila besar rujuk ke RS untuk dilakukan eksisi
dan mengikat kembali vas deferens. Biasanya akan sembuh
sendiri.
b) Rasa nyeri dapat diatasi dengan pemberian analgetik
(parasetamol dan antalgin)
f. Gangguan psikis
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan sebab terjadinya dan berikan penyuluhan sebaik dan
sejelas mungkin.
2) Pengobatan
Tidak perlu pengobatan namun perlu dilakukan psikoterapi.
7. Tubektomi
Efek samping dan penanganannya

31
a. Reaksi alergi anastesi
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa reaksi ini dapat terjadi pada saat dilakukan
anastesi, oleh karena itu diterangkan sebelum dilakukan operasi
tentang semua resiko operasi tersebut.
2) Pengobatan
a) Untuk menghindari terjadinya reaksi alergi maka anastesi local
harus diberikan secara perlahan-lahan dengan dosis sesuai BB.
b) Bila terjadi reaksi alergi dapat diberikan antihistamin dan
suntikan adrenalin 0,3 mg secara SC.
b. Infeksi/ luka abses pada tubektomi
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan bahwa gejala ini terjadi karena peralatan dan ruangan
yang kurang steril, kurang sempurnanya persiapan operasi, teknik
dan perawatan luka pasca operasi.
2) Pengobatan
a) Bila terjadi abses lakukan drainase dan bila luka kering
gunakan salep antiseptic.
b) Untuk infeksi dapat diberikan antibiotika.
c. Perforasi rahim
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta
anatomi tubuh manusia.
2) Pengobatan
a) Pastikan adanya perforasi rahim, lakukan penghentian
perdarahan dengan penjahitan menggunakan chromic catgut.
b) Pasca bedah adakan observasi dengan cermat dan berikan
antibiotik.
d. Perlukaan kandung kencing
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling

32
Jelaskan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta
anatomi tubuh manusia dan jelaskan sebab terjadinya perlukaan
kandung kencing.
2) Pengobatan
a) Pastikan adanya perlukaan kandung kencing, jika ada lakukan
dengan jahitan kedua dengan jahitan simpul dan memakai
benang sutra.
b) Pasca bedah lakukan pemasangan kateter dan pertahankan
selama 3x24 jam.
e. Perlukaan usus
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi secara
anatomi tubuh manusia dan jelaskan sebab terjadinya perlukaan
usus
2) Pengobatan
a) Pastikan adanya perlukaan usus, jika ada jahit dengan jahitan
jelujur longitudinal menggunakan catgut kemudian lakukan
jahitan simpul sutra
b) Pasca bedah, biasanya dirawat inap di RS sampai fungsi faal
usus baik selama 3x24 jam.
f. Perdarahan mesosalping
Penanganan dan pengobatan
1) Konseling
Jelaskan kemungkinan sebab terjadinya.
2) Pengobatan
Bila terjadi pada saat operasi, perdarahan dihentikan dengan
kauterisasi atau penjahitan pada pembuluh darah yang luka
(Manuaba, 2005)
BAB 3
PENUTUP

3.1. Simpulan
Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa keluarga
berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan
yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap

33
anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan
berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya
dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya.
Selain itu kami dapat mengetahui tentang ; efek samping
penggunaan alat kontrasepsi, penilaian kontrasepsi dan penanganan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi.

3.2. Saran
Sejalan dengan simpulan diatas, kami merumuskan saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai
2. Diharapkan kepada ibu untuk rajin mengontrol pemakaian alat
kontrasepsi yang digunakan

34
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, dkk, editor. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan.

Manuaba, Ida Bagus. 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGS.

Proverawati, Atikah, dkk. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Tukiran, dkk, editor. 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

35

Das könnte Ihnen auch gefallen