Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
Onikomikosis dapat mengganggu integritas kulit dan menjadi celah masuknya
bakteri dan menyebabkan ulkus, osteomyelitis, selulitis, dan gangrene pada
pasien diabetes. Selain itu adanya sensitisasi jamur/antigen dermatofitik pada
lempeng kuku dapat menjadi predisposisi keadaan yang berhubungan dengan
onikomikosis seperti asma, dermatitis atopik, urtikaria, dan eritema nodosum.
Berdasarkan alasan tersebut, penulis merasa tertarik untuk menulis tinjauan
pustaka mengenai onikomikosis.
Oleh karena itu, penulis ingin melaporkan kasus onikomikosis yang terjadi di
RSAM agar pembaca dapat mengetahui etiologi, epidemiologi, gejala klinis,
cara mendiagnosis, tatalaksana, dan komplikasinya.
A. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Ny. M
Usia : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pelita
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Suku Bangsa : Lampung
2
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Kuku jari tangan kanan dan kiri berlekuk-lekuk, berubah
warna menjadi putih kekuningan, dan tepi bebasnya
sebagian rusak sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan Tambahan:
Pasien mengatakan tidak ada keluhan lain.
3
- Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat alergi
Riwayat Higiene
Pasien mengaku higine diri, sanitasi tempat tinggal dan lingkungan sekitar
baik.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan sejak kambuh 1 tahun
lalu. Saat mengalami keluhan serupa pada waktu SD pasien sempat
mendapat pengobatan berupa salep namun lupa nama obatnya dan saat
SMA keluhan hilang sendiri tanpa diobati.
C. STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4 V5 M6
Vital sign
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 76 kali/menit
Pernafasan : 14 kali/menit
Suhu : 36,30 C
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 156 cm
Gizi : Cukup
Kepala
Rambut : tidak dapat diidentifikasi
Mata : konjungtiva ananemis (-), sclera anikterik,
madarosis (-), alopesia lateral (-)
Telinga : tidak dapat diidentifikasi
Hidung : deviasi septum (-), rinore (-), infiltrat(-)
Mulut : bibir kering dan pecah-pecah (-)
Leher
Inspeksi : simetris trakea ditengah, JVP meningkat (-)
Palpasi : Massa (-), pembesaran KGB (-)
Paru-paru
Inspeksi : gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri
Palpasi : fremitus taktil dan ekspansi simetris, massa (-)
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : redup
4
Auskultasi : bunyi jantung I II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : perut datar, massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+)
KGB : tidak ada pembesaran KGB
5
D. STATUS DERMATOLOGIS/VENEROLOGIS
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6
Tidak dilakukan
F. RESUME
Ny. M berusia 42 tahun, sejak 1 tahun SMRS, merasakan timbul
bercak putih tipis pada ujung kuku ibu jari kedua tangan yang semakin
meluas ke arah tepi dan pangkal kuku. Enam bulan SMRS kuku tampak
semakin suram, berlekuk-lekuk dan bagian tepinya pecah-pecah. Keadaan
tersebut meluas dan mengenai kuku jari-jari yang lain. Keluhan lain
seperti ujung jari bengkak, pernah mengeluarkan nanah, nyeri, kemerahan
dan gatal disangkal. Pasien juga mengatakan keluhan tersebut hanya
dirasakan pada kuku tangan dan keluhan pada anggota lain disangkal.
Riwayat penyakit kencing manis, penyakit kulit lain, mudah terinfeksi,
alergi disangkal. Keluhan ini sudah berulang beberpa kali sejak 1 tahun
terakhir namun belum pernah berobat ke dokter. Keadaan serupa pernah
pasien rasakan saat SD yang sembuh dengan pemberian salep dan saat
SMA yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Pasien merupakan ibu
rumat tangga yang melakukan pekerjaan ringan seperti mencuci pakaian
dan piring.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit
ringan, kesadaran compos mentis, status gizi cukup, tanda vital dalam
batas normal. Regio kepala, regio thoraks, abdomen, KGB dan
ekstremitas dalam batas normal. Pada status dermatologis didapatkan
pada regio manus dextra et sinistra tampak kuku discoloration, berlekuk-
lekuk transversal, dijumpai kerusakan (onychodysthrophy) pada lateral
dan distal kuku.
G. Diagnosis banding
1. Onikomikosis
2. Psoriasis kuku
3. Lichen planus
4. Green nail syndrome ec pseudomonas infection
H. Diagnosis kerja
Onikomikosis
I. Penatalaksanaan
1. Umum :
7
Edukasi mengenai faktor resiko penyakit
Jaga kebersihan dan kelembaban kuku, hindari kontak dengan
air terlalu lama
Menjelaskan mengenai pengobatan; lama, frekuensi, ketepatan
dan monitoring tatalaksana
2. Khusus :
- Iatrokonazol 1 x 100 mg
- Vitamin C 1 x 500 mg
- Ketokonazol cream 2%
J. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kuku dengan KOH 20%
- Kultur
- Pemeriksaan histopatologi
K. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam