Sie sind auf Seite 1von 3

Nama : Aprilia Ayuning Putri (FG 1)

NPM : 1606892213
Fakultas : Teknik
Prodi : Teknik Kimia

LEMBAR TUGAS MAHASISWA


Ringkasan Topik Aqidah atau Iman Islam
Subtopik: Aliran-aliran dalam Ilmu Aqidah dan Penerapannya (bagian I)

A. KHAWARIJ
Khawrij (Arab: baca Khowaarij, secara harfiah berarti "Mereka yang Keluar")
ialah istilah umum yang mencakup sejumlah aliran dalam Islam yang awalnya mengakui
kekuasaan Ali bin Abi Thalib, lalu menolaknya. Disebut atau dinamakan Khowarij
disebabkan karena keluarnya mereka dari dinul Islam dan pemimpin kaum muslimin. Setelah
Utsman bin Affan dibunuh oleh orang-orang khawarij, kaum muslimin mengangkat Ali bin
Abi Thalib sebagai khalifah.
Mu'awiyyah, yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan khalifah
sebelumnya, berpendapat bahwa semua orang yang terlibat dalam pembunuhan 'Ustman
harus dibunuh, sedangkan Ali berpendapat yang dibunuh hanya yang membunuh 'Ustman
saja karena tidak semua yang terlibat pembunuhan diketahui identitasnya. Akhirnya
terjadilah perang shiffin karena perbedaan dua pendapat tadi. Kemudian masing-masing
pihak mengirim utusan untuk berunding, dan terjadilah perdamaian antara kedua belah pihak.
Melihat hal ini, orang-orang khawarijpun menunjukkan jati dirinya dengan keluar dari
pasukan Ali bin abi Thalib. Mereka (Khawarij) merencanakan untuk membunuh Mu'awiyyah
bin Abi Sufyan dan Ali bin Abi Thalib, tapi yang berhasil mereka bunuh hanya Ali bin Abi
Thalib.
Secara umum, ajaran-ajaran pokok golongan ini adalah:
a. Kaum muslimin yang melakukan dosa besar adalah kafir.
b. Kaum muslimin yang terlibat dalam perang Jamal, yakni perang antara Aisyah, Thalhah,
dan Zubair melawan 'Ali ibn Abi Thalib dan pelaku arbitrase (termasuk yang menerima
dan membenarkannya) dihukumi kafir.
c. Khalifah harus dipilih rakyat serta tidak harus dari keturunan Nabi Muhammad SAW dan
tidak mesti keturunan Quraisy. Jadi, seorang muslim dari golongan manapun bisa
menjadi kholifah asalkan mampu memimpin dengan benar.
Aliran ini dalam perkembangannya terbagi menjadi beberapa sekte, yaitu, Al-
Muhakkimah, Al-Azariqah, Al-Najdat, Al-baihasyiah, Al-Ajaridah, Al-SaAlibah, Al-
Ibadiah dan Al Sufriyah.

B. AL-MURJIAH
Aliran Murjiah memiliki reaksi berbeda denan aliran khawarij terkait upaya kafr
yang mengkhafirkan orang yang melakukan dosa besar. Mereka menangguhkan penilaian
terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan tuhan, karena
hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula orang mukmin
yang melukan dosa besar masih di anggap mukmin di hadapan mereka. Oleh karena itu orang
tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir.
Pandangan mereka itu terlihat pada kata murjiah yang barasal dari kata arja-a yang
berarti menangguhkan, mengakhirkan dan memberi pengharapan. Ajaran-ajaran sebagai hasil
penerapan aliran Murjiah adalah sebagai berikut :
a. Iman dinyatakan dengan meyakini di dalam hati
b. Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir. Muslim tersebut tetap
mukmin selama ia tetap mengakui dua kalimat syahadat.
c. Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat.
Aliran Murjiah dalam perkembangannya masih dapat diklasifikasikan menjadi dua
sekte utama yaitu keompok moderat dan ekstrem.

C. AL-MUTAZILAH
Kata Mu'tazilah diambil dari kata I'tazala yang dinisbatkan kepada golongan-
golongan yang tidak mau turut campur dalam pertikaian-pertikaian politik pada masa Usman
bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Mereka pun tidak mau terlibat dalam Perang apapun.
Kelompok ini beranggapan bahwa mereka yang bertikai telah keluar dari konteks Al-Qur'an.
Mu'tazilah adalah suatu golongan yang bercorak rasional dan liberal.
Golongan Mu'tazilah memiliki penghargaan yang tinggi terhadapp akal, tetapi tanpa
melepaskan diri dari dalil naqli. Dengan pemikirannya ini golongan Mu'tazilah mengantarkan
Islam dalam sebuah peradaban yang sangat maju. Golongan ini mengantarkan zaman
keemasan kekhilafahan Bani Abbasiyah dibawah komando Khalifah Al-Amin.
Golongan Mu'tazilah lahir dengan memiliki beberapa sebab, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal yang menyebabkan Mu'tazilah muncul adalah terjadinya perbedaan
pendapat di antara umat Islam. Perbedaan itu tentang status orang mukmin yang
melakukan dosa besar.
2. Faktor Eskternal
Faktor eksternal yang menyebabkan lahirnya aliran ini adalah kontak umat Islam dengan
pengetahuan Yunani. Mengingat Basrah sebagai pusat kota ilmu pengetahuan, maka
segala macam ilmu pengetahuan masuk ke dalamnya, termasuk dari Yunani. Dari filsafat
ini banyak ilmuwan Islam yang mempelajari teknik dan pola pikir filsafat. Kemudian
pola pikir itu diaplikasikan dalam kehidupan beragama, termasuk bidang akidah. Maka
lahirlah golongan Mu'tazilah, mereka memadukan metode berpikir dengan rasio pada
tataran akidah ilmu kalam. Golongan Mu'tazilah disebut juga dengan "Ahlu Al Adl Wa
Tauhid".

D. ASY-ARIYAH
Aliran ini dinisbatkan kepada pendirinya yaitu Imam Abul Hasan Ali bin Ismail al-
Asyari. Menurut ajaran Asyariyah, Tuhan mempunyai sifat-sifat sebagaimana disebutkan di
dalam Al-Quran, dan sifat itu, tidak boleh diartikan secara harfiah, tetapi secara simbolis
(berbeda dengan kelompok Sifatiah).
Perbuatan manusia menurut aliran Asyariyah adalah diciptakan Tuhan seluruhnya, bukan
diciptakan oleh manusia itu sendiri. Untuk mewujudkan suatu perbuatan, manusia
membutuhkan dua daya, yaitu daya Tuhan dan daya manusia.
Menurut al-Asyari, seorang muslim yang melakukan perbuatan dosa besar dan meningggal
dunia sebelum sempat bertobat, tetap dihukumi mukmin, tidak kafir, tidak pula berada
diantara mukmin dan kafir, dan di akhirat ada beberapa kemungkinan:
1. Ia mendapat ampunan dari Tuhan dengan rahmat-Nya, sehingga pelaku dosa besar
tersebut dimasukkan ke dalam surga.
2. Ia mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW
3. Tuhan memberikan hukuman kepadanya dengan memasukkannya ke dalam siksa neraka
sesuai dengan dosa besar yang dilakukannya, kemudian dia dimasukkan ke surga.
Meskipun Al-Asyari dan orang-orang Mutazilah mengakui pentingnya akal dan
wahyu, tetapi berbeda dalam menghadapi persoalan yang memperoleh penjelasan
kontradiktif dari akal dan wahyu. Al-Asyari mengutamakan wahyu, sementara Mutazilah
mengutamakan akal.
Al-Asyari tidak sependapat dengan kelompok ortodoks ekstrem, terutama Zahiriah,
yang menyatakan bahwa Tuhan dapat dilihat di akhirat dan memercayai bahwa Tuhan
bersemayam di Arsy. Al-Asyari yakin bahwa Tuhan dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak
dapat digambarkan. Kemungkinan ruyat dapat terjadi ketika Tuhan yang menyebabkan
dapat dilihat atau Ia menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat-Nya.

E. MATURIDIYAH
Aliran ini dinisbatkan kepada Imam al-Maturidi yang bertempat tinggal di
Samarkand, pengikut madzhab Hanafi. Dalam perkembangannya aliran ini terbagi menjadi
sekte-sekte yaitu golongan Samarkand dan golongan Bukhara. Terhadap perkembangan
dunia Islam, aliran Maturidiyah ini telah meninggalkan pengaruh yang sangat besar. Hal ini
dapat kita pahami karena manhajnya yang memiliki ciri mengambil jalan tengah antara dalil
aqli dengan dalil naqli.
Dalam soal sifat-sifat Tuhan terdapat persamaan antara al-Asyari dan al-Maturidi.
Baginya Tuhan juga mempunyai sifat-sifat. Maka menurut pendapatnya, Tuhan mengetahui
bukan karena dzatnya, tetapi dengan pengetahuannya, dan berkuasa bukan dengan dzatnya.
Menurut Al-Maturidi, akal bisa mengetahui kewajiban untuk mengetahui Tuhan,
seperti yang diperintahkan oleh Tuhan dalam ayat-ayat al-Quran untuk menyelidiki
(memperhatikan) alam, langit dan bumi.
Dalam perbuatan manusia, al-Maturidi sependapat dengan golongan Mutazilah,
bahwa manusialah sebenarnya yang mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Al-Maturidi
mengakui adanya keburukan obyektif (yang terdapat pada sesuatu perbuatan itu sendiri) dan
akal bisa mengetahui kebaikan dan keburukan sebagian suatu perbuatan. Mereka membagi
perbuatan-perbuatan kepada tiga bagian, yaitu sebagian yang dapat diketahui kebaikannya
dengan akal semata-mata, sebagian yang tidak dapat diketahui keburukannya dengan akal
semata-mata, dan sebagian lagi yang tidak jelas kebaikan dan keburukannya bagi akal.
Kebaikan dan keburukan bagian terakhir ini hanya bisa diketahui dengan melalui syara.

REFERENSI
http://tulisanchikchik.blogspot.co.id/2011/11/aliran-aliran-dalam-ilmu-aqidah-1.html
http://alimpolos.blogspot.co.id/2015/09/aliran-asyariyah-dan-maturidiyah.html
http://www.dokloz.net/2016/05/pengertian-mutazilah.html

Das könnte Ihnen auch gefallen