Sie sind auf Seite 1von 32

I.

TROPIK-INFEKSI
1. DIARE AKUT

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 1
baca di bg Jackson ada derajat turgor kulit untuk penentuan dehidrasi
2. DBD
Vektor Virus DengueNyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopticus
Vektor Parasit Malaria Nyamuk Anopheles Betina atau Nyamuk Culex
Kriteria Kebocoran Plasma (Plasma Leakage)
Trombositopenia 100.000/mm3
Hemokonsentrasi
Ht 20% dari nilai normal/standar (Ht = 3 x Hb)
Ht 20% setelah mendapat terapi cairan (Ht besar-Ht kecil / Ht kecil), pake kriteria ini apabila
sudah hasil ada 2x px.Ht post-rehidrasi cairan
Contoh soal
a. Hb = 10 gr/dl, Ht = 45%, dx?
Seharusnya, Ht = 3 x Hb = 3 x 10 = 30%, di soal dibilang 45%, berarti Ht belum 20%, belum
hemokonsentrasi = DD
b. Hb = 10 gr/dl, Ht1 = 50%, Ht2 = 55%, dx?

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 2
Seharusnya, Ht = 3 x Hb = 3 x 10% = 30%, di soal dibilang 50%, berarti Ht sudah 20%, berarti
DBD grade I, kemudian direhidrasi cairan RL, Ht menjadi 55%, Ht2-Ht1/Ht1 = 55-50/50 = 20/50 =
1/10 = 0,1%, Ht < 20% = terapi cairan respon
c. Hb = 10 gr/dl, Ht1 = 60%, Ht2 = 30 %, dx?
Seharusnya, Ht = 3 x Hb = 3 x 10% = 30%, di soal dibilang 60%, berarti Ht sudah 20%, berarti
DBD grade I, kemudian direhidrasi cairan RL, Ht menjadi 30%, Ht2-Ht1/Ht1 60-30/30 = 30/30 = 1%,
Ht < 20% = terapi cairan respon
d. cv
DSS (Dengue Shock Syndrome)
Kesadaran
MAP 60 mmHg (MAP = 2.D + 1.S/3)
Tekanan Nadi < 20 mmHg (Tekanan Nadi = Sistolik - Diastolik)
HR > 100x/menit
Demam pada DBD hari ke-4 turun, hari ke-5 naik lagi
Demam pada DD hari ke-4 turun, hari ke-5 tidak naik lagi
Jika anak datang pada hari ke-4 demam, tanpa gejala DD atau DBD, curiga dehidrasi
Jenis cairan pada DBD
RL
NaCL 0,9%
Dex.5%
Dex.5% + RL
Dex.5% + RA (Ringer Asetat)
Larutan koloid (Dextran-40)

Serologi dengue diperiksa setelah 1 minggu demam


a. IgM (+)
IgG (-)Infeksi primer dengue
IgG (+) Infeksi sekunder dengue
b. IgM (-)
IgG (+) Susp. Infeksi sekunder
IgG (-) Tidak terinfeksi virus dengue
DBD derajat II dengan Ht 20% RL/NaCL 0,9% 6-7 ml/kgBB/jam (BB 20 kg)

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 3
DBD derajat III dan IV 20 ml/kgBB drip secepatnya dalam 30gagallanjutkan lagi dalam 30
keduagagaltambahkan koloid/plasma (Dextran-40/FPP) 10-20 (Max.30) ml/kgBB/jam

3. Bronkiolitis vs BP
No Karakteris Bronkiolitis Bronkopneumonia
. tik
Onset < 2 tahun (puncaknya 2-6 > 2 tahun
bulan)
Etiologi RSV (Respiratory Synctial Virus) Haemophillus Influenza, Staphlococcus
aureus/pneumonia
Demam -/+ (subfebris) Demam tinggi
Px.Fisik Ekspirasi memanjang Ronki basah kasar
Wheezing Wheezing (-)
Nafas cuping hidung Retraksi interkostal
Retraksi Interkostal Merintih (grunting)
Ronki basah kasar
Sianosis (jika sesak nafas
berat)
Apneu (bayi < 6 minggu)
Efek terhadap B2 agonis
kurang
Hiperinflasi dinding dada
Hipersonor

Foto Peribronkial infiltrates Patchy infiltrates


Thorax (thickening)
Patchy infiltrates atau patchy
atelectasis
Terapi Antibiotik = Amoksisilin, Hampir samaSama dengan bronkiolitis

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 4
kotrimoksazol
Distress pernafasan
tambahkan kloramfenikol

4. Pertusis vs Croup
No Karakterisitik Pertusis Croup (Laringotrakeobronkitis Viral atau akut)
.
1. Etiologi Bordetella Pertusis = gram (-) Human parainfluenza virus type 1 (HPIV-1),
HPIV 2,3, dan 4, virus influenza A dan B, RSV,
virus campak
2. Klinis Batuk panjang diakhiri dengan Demam
suara tercekik, hingga apnea Batuk mengonggong (barking cough)
sesaat dan kemudian muntah Suara sesak
Belum dimunisasi DPT Distress pernafasan
Batuk paroksismal yang diikuti Stridor
dengan whoop dan muntah Croup ringan = terdengar hanya jika
Conjunctival bleeding anak gelisah
Demam -/+ Croup berat = terdengar walaupun anak
Klinis baik diantara episode tenang
batuk
Jika berat bisa sianosis dan
apnu
3. Profilaksis Vaksin DPT -
4. Terapi Eritromisin selama 14 hari, Kortikosteroid oral atau inhalasi
atau Nebulisasi Adrenalin atau epineprin
Azitromisin selama5 hari Oksigen
5. Komplikasi Kejang Gagal nafas
Pneumonia OMA
Perdarahan Dehidrasi
Hernia
Gizi kurang

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 5
5. Rubella vs Morbilli vs Rosaela Infatum (BACA BAHAN dr.Raihan)
Rubella = demam 3 hari, dengan bintik-bintik merah diseluruh tubuh, conjunctivitis (-)
Morbilli = 3 C (Coryza = pilek, Kopliks Spot, Cough, Conjunctivitis) + 1 F (Fever), conjunctivitis (+), > 1
tahun
Rosaela Infatum = conjunctivitis (+), < 1 tahun
No Karakteristi Morbilli Rosaela Infantum Rubella
. k
1. Ruam Muncul disaat demam Muncul ketika setelah
mencapai titik tertinggi demam mereda
2. Muncul Belakang telinga kemudian Sumbu tubuh kemudian
ruam dengan cepat turun kebawah menyebar ke kepala dan
dimulai dari dan menyebar ke seluruh ekstremitas
tubuh
3. Jenis ruam
4.
5.

6. TB Anak
Profilaksis TB dan Tx.TB

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 6
No. Konta Mantou Klini Tatalaksana Keterangan
k x s
INH 5-10 mg/kgBB selama 3 PROFILAKSIS PRIMER
bulan atau selama kontak Skor TB anak < 3
1. (+) (-) (-) Mantoux 5 mm
dengan pasien TB masih
berlangsung Indurasi 0-5 mm = TB (-)
INH 5-10 mg/kgBB selama 6 PROFILAKSIS SEKUNDER
bulan Skor TB anak < 6
2. (+) (+) (-)
Mantoux < 10 mm
Indurasi 5-9 mm = meragukan
OAT2 RHZ + 4 RH hingga Dimulai terapi jika pada skor TB anak 6
3. (+) (+) (+)
tuntas selama 6 bulan dengan mantoux tes (uji tuberkulin) 10 mm

FDSDF

7. Px.Penunjang Demam Tifoid


No. Px.Penunja Minggu Keterangan
ng Tifoid
1. Widal test Akhir Minggu 1 (hari Tidak sensitif, paling bagus diperiksa setelah demam 7 hari
ke-7) Bermakna jika ada titer 4x lipat darinilai awal, atau titer O >
Minggu ke 2,3, dan 4 1/320 atau titer H > 640
Fase akuttiter O disertai dengan titer H
Titer O menetap hingga 6 bulan
Titer H menetap hingga 1 tahun

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 7
Untuk mendeteksi Ag Salmonella, dimasukkan Ag kuman
Salmonella yang sudah dimatikan (Semakin tinggi titer aglutinin
semakin tinggi kemungkinan terinfeksi)
Aglutinin O (dari tubuh kuman)
Aglutinin H (falgella)
Aglutinin Vi (Simpai) carrier
fsdsd

Kultur Minggu 1 Hasil paling cepat 1 minggu


2.
darah
Kultur Minggu 1 Sensitivitas (70-80%), sulit dan jarang dilakukan (PALING SENSITIF!)
3. Sumsum
tulang
Minggu 2 Sensitivitas (10-15%), Goal Standard Sensitivitas (10-15%)paling
Kultur feses
4. cepat dan mudah
dan urin
Minggu 3 Sensitivitas (60-70%)

8. RENCANA TERAP DEHIDRASI


a. Terapi A (Tanpa Dehidrasi) Oralit ad libitum (lebih sering dari biasanya)+ Zink
No. Umur Jumlah Oralit/xBAB Jumlah Oralit yang
(tahun) (ml) disediakan di rumah
(ml/hari)
1. <1 50-100 400 (2 bks)
2. 1-4 > 100-200 600-800 (3-4 bks)
3. >5 > 200-300 800-1000 (4-5 bks)
Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 8
4. Dewasa > 300-400 1200-2800 (> 5 bks)
ATAU PAKE CARA LINTAS DIARE
No. Usia Cairan Oralit
1. <2 50-100
tahun ml/xBAB
2. >2 100-200
tahun ml/xBAB

Berikan Zink selama 10 hari berturut-turut walaaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan denganc
ara dikunyah atau dilarutkan di dalam 1 sendok air matang atau ASI
No. Usia Tab.Zink/hari
1. <6 bulan 10 mg (1/2 tab)
2. >6 bulan 20 mg (1 tab)

Oralit formula WHO (1 bks = 200 ml), kandungan terdiri dari


NaCL 0,7 gr
Glukosa 4 gr
ATAU
Sukrosa 8 gr
Trisodium citrate dihidrat 0,51 gr
ATAU
Natrium bikarbonat 0,5 gr
Kalium klorida0,3 gr

b. Terapi B (Dehidrasi Ringan-Sedang)Oralit + Teruskan ASI+Zink 10 hari berturut-turut


Jika BB diketahui Oralit 75 ml/kgBB dalam 3-4 jam pertama
Jika BB tidak diketahui Oralit sesuai tabel di bawah
No Usia Jumlah Oralit
.
1. < 1 tahun 300 ml

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 9
2. 1-5 tahun 600 ml
3. > 5 tahun 1200 ml
4. Dewasa 2400 ml
ATAU Jika BB tidak diketahui pakai cara LINTAS DIARE

No Usia Perkiraan BB Jumlah Oralit


.
1. < 4 bulan <6 kg 200-400 ml
2. 4-11 bulan 6-10 kg 400-700 ml
3. 1-2 tahun 11-12 kg 700-900 ml
4. 3-5 tahun 13-19 kg 900-1400 ml
Berikan Zink selama 10 hari berturut-turut walaaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan denganc
ara dikunyah atau dilarutkan di dalam 1 sendok air matang atau ASI
No. Usia Tab.Zink/hari
1. <6 bulan 10 mg (1/2 tab)
2. >6 bulan 20 mg (1 tab)

c. Terapi C (Dehidrasi Berat) jika BB diketahui


No Usia Pemberian 30 Kemudian 70
. ml/kgBB ml/kgBB
1. Bayi < 1 1 jam 5 jam
tahun
2. Anak 1 jam 2 jam
tahun
Jika BB tidak diketahui pake rumus dibawah ini, untuk mendapatkan BB, setelah itu pake rumus tabel
diatas
No. Usia Anak Perkiraan BB anak
1. < 3 bulan Anggap semua 3,25
kg
2. 3-11 bulan (Bulan + 9) / 2
3. 1-6 tahun (Tahun x 2) + 8
4 7-12 (Tahun x 2) -7 / 2
tahun

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 10
II. NEONATOLOGI
1. APGAR SCORE

2. Asuahan Bayi Baru Lahir

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 11
Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 12
Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 13
3. Kreatinisme = hipotiroid kongenital
4. Ikerus + kejang = Kehrn Icterus
5. dfsd
No. USIA KEHAMILAN KETERANGAN
1. Neonatus Kurang Bulan (NKB) < 37 minggu (<259 hari)
2. Neonatus Cukup Bulan (NCB) 37-42 minggu (259-293
hari)
3. Neonatus Lebih Bulan (NLB) > 42 minggu (>293 hari)
No. BERAT BADAN LAHIR
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) < 2500 mg
2. Berat Badan Lahir Normal (BBLN) > 2500-4000 mg
3. Berat Badan Lahir Lebih (BBLL) > 4000 mg
No. BERAT BADAN LAHIR BERDASARKAN KURVA
LUCHENCO
1. Kecil Masa Kehamilan (KMK) <persentil 10
2. Sedang Masa Kehamilan (SMK) Persentil 10-90
3. Besar Masa Kehamilan (BMK) > persentil 90

6. Ikterus Neonatorum
a. Fisologis tidak ada terapi spesifik kasih aja 8-12x/hari
Tidak terjadi pada hari I lahir
Ikterus memuncak pada hari 3-4, bertahan < 1 minggu (aterm), 2 minggu (preterm)
Bayi Aterm ikterik muncul setelah 24 jam kelahiran, nilai puncak bil.total < 13 mg/dl/hari
Bayi Pretem ikterik muncul jika nilai bil.direk 10-12 mg/dl, bahkan bisa sampe 15 mg/dl
Ikterik pada mukosa dan sklera akan tampak jika bil.direk > 2 mg/dl
Ikterik pada tubuh atau kulit akan tampak jika bil.direk 5-7 mg/dl
/akumulasi bil. total serum < 5 mg/dl
b. Patologis, salah satu positif ikterus patologis
Terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan ( 24 jam) atau terjadi pada hari I
Ikterus yang bertahan hingga hari ke-14
Ikterus yang sangat progresif dengan kadara bil.direk > 15 mg/dl
/akumulasi bil. serum > 5 mg/dl
Jika bayi dapat ASIbil.direk serum > 17 mg/dl
Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 14
Note
Ikterus akan menetap
Bayi aterm sampe 8 hari
Bayi prematur sampe 14 hari
7. Derajat Kramer
Derajat Ikterus
0 Tidak ada
1 Wajah dan leher
2 Dada dan punggung sampai atas umbilikus
3 Perut (dari bawah umbilikus) sampai atas
lutut
4 Lengan dan ekstremitas bawah (di bawah
lutut)
5 Tangan dan kaki

8. Derajat Kramer
Bayi Derajat Bilirubin direk
Kramer (mg/dl)
1 4,3-7,8
2 5,4-12,2
ATERM 3 8,1-16,5
4 11,1-18,3
5 >15
1 4,1-7,5
2 5,6-12,1
PRETERM 3 7,1-14,8
4 9,3-18,4
5 >10,5

9. Tatalaksana Ikterus Neonatorum

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 15
Terapi Sinar (mg/dl) Transfusi Tukar (mg/dl)
No. Usia Bayi Sehat Faktor Bayi Sehat Faktor
Risiko Risiko
1. Hari 1 Setiap ikterus yang 15 13
terlihat dengan kramer
2. Hari 2 15 13 25 15
3. Hari 3 18 16 30 20
4. Hari 4, dst 20 17 30 20

10. Trauma Lahir


No. Karakteristik Kaput Suksadaneum Sefalhematom Pedarahan Subgaleal
(Akumulasi darah (Perdarahan Subperiosteal) (Darah di bawah galeal
ekstraperiosteal) apneurosis)
1. Mekanisme Tekanan kulit kepala Benturan kepala janin dengan Akibat tarikan oleh forsep
terhadap servix tulang pelvis atau vakum, sering kali
berkaitan dengan trauma
kepala (ex; Perdarahan
Intrakranial, fraktur basis
cranii)
2. Garis Sutura Melintasi Tidak melintasi Pembengkakan kulit
kepala, ekimosis melintasi
garis sutura
Hematoma menyebar
diseluruh kalvaria,
berkembang dalam 12-72
jam
Masa padart berfluktuasi
3. Progresifitas Menghilang dalam Ukuran semakin bertambah Bisa terjadi
beberapa hari seiring berjalannya waktu, bisa anemia/Hipovolemia/Syok
sembuh 2-8 minggu

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 16
11. Kelainan Kongenital Saluran Pencernaan
Atresia duodenum (2 bubble)Muntah hijau (saluran empedu langsung bersambung dengan gaster)
beberapa jam setelah lahir
Atresia jejunum (3 bubble) Muntah hijau (saluran empedu langsung bersambung dengan gaster)
beberapa jam setelah lahir
Hipertrofi pilori stenosis Muntah proyektil setiap diberikan ASI/makanan, kegagalan pertumbuhan,
obstipasi
Hirschprungs Disease TRIAS
Mekonium keluar terlambat > 24 jam
Muntah hijau (Bilious vomitus)
Distensi abdomen atau RTBAB menyemprot
Px.penunjang
Barium enema lumen rektosigmoid kecil, bagian transisi didaerah prokismal lumen melebar
Invaginasi/Intussusepsi TRIAS
Nyeri kolik usus
Red current jelly stool
Teraba massa disepanjang lumen usus Sausage Shape Appearance
Bila segmen usus proksimal masuk ke bagian distal (intussupient) hingga sampe ke rektum akan
tampak pseudoportio
Px.Penunjang
USG Doughnut sign/target sign/pseudokidney
Barium enema
Kelainan Kongenital Sistem Saraf
Meningokel benjolan berisi lapisan meningen dan cairan otak
Ensefalokel benjilan berisi jaringan otak
Meningokel dan ensefaloke, sejak lahir benjola semakin membesar,l umunya terletak di garis
tengah, bila diantara kedua belah mata disebut Hipertelorisme
Meningokel dan ensefalokel, bila ditekan dapat kempes, tidak nyeri
Meningokel dan ensefalokel, bila menangis atau mengejan dapat membesar
Congenital Abdominal Wall Defect
No. Karakteristik Omfalokel Gastroschisis

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 17
1. Defek pada dinding (+) (+)
abdomen
2. Tititk lemah Pangkal umbilikus Lateral Umbilkus
3. Isi perut Terbungkus oleh kantong Tidak terbungkus oleh kantong
peeritoneum dan amnion peeritoneum dan amnion
4. Terapi Bungkus kantong omfalokel Masukkan isi usus dengan
dengan kasa yang sudah memakai sarung tangan steril ke
dibasahi dengan cairan dalam rongga perut samapai tidak
normal saline ada alagi organ2 yang keluar
Pasang sonde lambung OGT Kemudian jahit defek
Antibiotik profilaksis Pasang sonde lambung OGT
Pertahankan suhu tubuh Antibiotik profilaksis
RujukPembedahan Pertahankan suhu tubuh
RujukPembedahan

adfds

12. Kelaianan Preputium Penis


Fimosispreputium tidak dapat ditarik kebelakangDilatasi preputium Dorsal Slit insisi
gagalSirkumisi
Parafimosispreputium dapat ditarik kebelakang tapi tidak bisa kembali lagi Sirkumsisi Cito
13. Kelainan Testis
Orchitis (ec.virus MUMPS) Nyeri, merah, bengkak, edema, saat ejakulasi terdapat darah
Epididimitis nyeri berkurang bila diangkat Phren Sign (+)
Torsio testis nyeri masih tetap ada bila diangkat Phren Sign (-), sangat nyeri tekan dan edema, reflek
kremaster (-)
14. sdgs
III. GIZI & PERTUMBUHAN

1. SD normal = -2 s/d +2
2. Pemberian Vitamin A

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 18
No Umur Dosis vitamin A Jadwal Pemberian Vit.A untuk anak Normal
.
1. < 6 bulan 50.000 IU (1/2 kapsul biru) Februari atau Agustus
2. 5-11 bulan 100.000 IU (1 kapsul biru) Februari dan Agustus
3. 1-5 bulan 200.000 IU (1 kapsul merah) Februari dan Agustus
Note =
Pada anak GIZI BURUK dengan defisensi vitamin A (tanda bercak Bitot) = Xeroftalmia diberikan sebanyak
3x sesuai dengan dosis ditas sesua umur yaitu pada hari 1, 2, dan 15.
Pada campak diberikan 2x bertururut-turut
3. Jika datang anak 4 bulan, belum pernah dapat imunisasi sejak lahir, bisa dikejar imunisasinya yang belum ia
dapat dan dapat diberikan dalam waktu 1 hari, dengan tempat penyuntikan yang berbeda-beda
4. Pertumbuhan Anak
No Umur Perkembangan Anak
.
1. 4 bulan Mulai merangkak
2. 6 bulan Mulai duduk
3. 1 tahun Mulai berdiri
4. 2 tahun Mulai berlari
5. 3 tahun Mulai bisa berbicara dan mengerti jika disuruh/dipanggil

5. Kwashiorkor, Marasmus, Marasmik-Kwashiorkor


No. Karakteristik Marasmus Kwashiorkor Marasmik-Kwashiorkor
1. Badan Sangat Kurus Gemuk Sangat kurus
2. Wajah Seperti orang tua Bulat dan sembab Seperti orang tua atau
bulat dan sembab
3. Rambut Tipis, jarang, dan kusam Tipis, jarang, dan kusam, Tipis, jarang, dan kusam,
warna rambut jagung warna rambut jagung
(kuning kecoklatan), (kuning kecoklatan),
mudah dicabut (tidak mudah dicabut (tidak
sakit) sakit)
4. Kulit Keriput Kusam Keriput
5. Perut Cekung Sesuai dengan badan Cekung/buncit
6. Pitting Edema (bila - Kedua punggung kaki Kedua punggung kaki

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 19
ditekan lama
kembali)
7. Bercak kehitaman - (+) (+)
di tungkai dan
panta
8. Pantat Kendur dan keriput (-) Kendur dan keriput
9. Cengeng dan rewel (+) (+) (+)
10. Reaksi terhadap (+) (+) (-) atau Apatis
rangsangan
11. Tulang Iga Tampak jelas Tidak tampak Tampak jelas

6. Periode Pemberian Makanan pada Bayi


No Keterangan
.
1. < 6 ASI eksklusif -
bulan
2. 6-12 ASI + MP-ASI (Makanan pendamping ASI) 6 bulan ASI/PASI
bulan >6-8 bulanMP-ASI+bubur susu
8 bulan Nasi TIM saring
10 bulan Nasi TIM utuh
3. > 12 Makanan keluarga -
bulan

7. fsdf

IV. RUMUS-RUMUS
1. Perkiraan BB, jika BB anak tidak diketahui
No Rumus BB Perkiraan BB
. anak
1. 3-11 bulan (Bulan +9) / 2
2. 1-6 tahun (Tahun x 2) + 8
3. 7-12 tahun (Tahun x 2 ) 7 /

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 20
2

2. Rumus Holiday Zegar


No. BB Rumus
1. < 10 kg BB x 100
2. 10-20 kg 1000 + 50.(BB-
10)
3. > 20 kg 1500 + 20.(BB-
20)
Note:
Rumus diatas dalam ......ml/24 jam mikro
cc/24 jamcc/jam = hasil rumus diatas : 24
cc/jam = cc/menit
mikromakro = : 3
makromikro = x 3
3. fsdsd
4. sdfsdf
V. HEMATOLOGI
1. Anemia Penyakit Kronis
a. Hipokrom mikrositer = Infeksi cacing (Cacing tambang), infeksi parasit (Malaria)
b. Normokrom normositer = Non-infeksi = Penyakit ginjal kronik (gagal ginjal kronis), Penyakit hati kronik
(sirosis hepatis), bisa pada infeksi, sering pada demam tifoid dengan penekanan sumsum tulang atau
perdarahan usus
2. Anemia aplastik = Pansitopenia (3 dari komponen darah menurun biasanya = leukosit,trombosit dan eritrosit) +
TANPA ORGANOMEGALI
3. Anemia Hemolitik = DENGAN ORGANOMEGALI
4. Malaria Anemia hemolitik
VI. NEUROLOGI
1. Kejang demam terjadi 6 bulan, jika terjadi < 6 bulan disebut epilepsi walaupun disertai demam
2. Batas pemberian diazepam rektal atau IV adalah 2x setelah itu jika gagal berikan fenitoin
3. Profilaksis Kejang Demam
Indikasi, salah satu dibawah ini
Kejang > 15

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 21
Kelainan neurologis yang nyata sebelum dan sesudah kejang (ex: Hemiparesis, Paresis Todd,
Cerebral Palsy, Retardasi Mental, Hidrosefalus)
Kejang fokal
Kejang demam pada bayi < 12 bulan
Kejang demam 4x/tahun
Diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap 1-2 bulan
Asam valproat (@Dephakene,@Dephakote)15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis per hari
Fenobarbital (@Luminal) 3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis per hari

4. KEJANG DEMAM
No MANIFESTASI KDS (Kejang Demam KDK (Kejang Demam Kompleks)
. KLINIS Simpleks)
1. Lama < 15 > 15
2. Karakteristik Kejang umum (tonik- Fokal/parsial (1 anggota tubuh saja, ex: mata saja atau
Kejang klonik) tangan saja atau kaki saja)
3. Frekuensi 1x > 1x
4. Kelainan - Biasanya (+), pasca kejang
neurologis

5. Dosis Diazepam
Suppasitoria/Rektal
BB < 10 kg 5 mg
BB > 10 kg 10 mg
IV atau Oral 0,3-0,5 mg/kgBB setiap 8 jam
6. Tatalkasana Kejang Demam
Antipiretik
PCT10-15 mg/kgBB/x beri, diberikan sebanyak 4x, mx.5x
Ibuprofen5-10 mg/kgBB/x beri, sebanyak 3-4x sehari
Antikonvulsan
DiazepamMax. 2x pemberian
Diazepam rektal (jika belum terpasang), ATAU
Diazepam IV (jika sudah terpasang jalur IV), ATAU

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 22
Diazepam oral (jika anak sadar setelah kejang atau menolak untuk dipasang infus)
GAGAL DiazepamBolus Fenitoin max.2xGAGALFenobarbital
7. Algoritma Kejang Demam

8. sdfsd

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 23
VII. IMUNISASI
1. Jika setelah imunisasi DPT terjadi kejang atau demam atau kejang-demam, berikan DT
2. Yang palong sering menyebabkan demam dan kejang adalah DPT
3. Imunisasi 2014

4. Tempat penyuntikan Imunisasi


Intracutan (IC)BCG (m.deltoid dextra)
Intramuskular (IM) Hep.B (m.vastus lateralis), DPT (m.vastus lateralis)
Oral OPV (Oral Polio Vaccine)
Subkutan (SC) Campak (anterolateral paha)

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 24
IPV (Injected Polio Vaksin)
5. Imunisasi Khusus
a. Anak demam
Paling sering disebabkan oleh DPT
Kontraindikasi DPT
Hiperpireksia (T > 40,5C)
Ensefalopati dalam 7 hari
Syok
Kejang dengan atau tanpa demam dalam 2 hari terakhir
b. Bayi Prematur
Vaksinasi usia 0 bulan sebaiknya ditunda sampai anak usia:
2 bulan atau BB anak minimal 2000 gram
c. Bayi HIV
Bayi HIV (+) tanpa gejala HIV teruskan imunisasi seusai jadwal
Bayi GIV (+) dengan gejala HIV vaksin campak tidak diberikan
Khusus vaksin campakberikan tambahan pada bulan ke-6
Vaksin yang lain selain vaksin campak berikan tambahan pada bulan ke-9
Bayi < 1 tahun dengan HIV (+)berikan imunisasi sedini mungkin

d. Bayi yang sedang mendapatkan Obat Kortikosteroid


Tunda hingga 1 bulan dari dosis terakhir steroid yang diberikan
Jika juga sedang memakai antibiotik, antibiotik tetap diteruskan
e. Muntah setelah pemberian vaksin polio (OPV)
Pemberian vaksin diulangjika masih muntahulang esok harinya
pemberian ASI tidak menganggu kerja vaksin OPV pada bayi usia > 1 minggu
f. Bayi yang sudah pernah menderita campak dan MMR (Measles, Morbilli, Rubeola)
Vaksin Campak dan MMR tetap dapat diberikan
Bayi umur > 12 bulan belum mendapatkan vaksin campak berikan vaksin MMR

6. Penanganan Kemasan Vaksin


Vaksin dicurigai rusaklakukan uji kocok
Vaksin sisa posyandutidak boleh dipakai lagi

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 25
Vaksin sisa puskesmas dapat dipakai lagi dengan syarat
BCG 3 jam
Campak 8 jam
Polio 3 minggu
DPT dan Hep.B 4 minggu
7. sdfsd

VIII. GASTROENTEROLOGI
IX. HEPATOLOGI

X. ANTIBIOTIK
No.
Disentri Basiler Kotrimoksazol 2x960 mg
Ciprofloksasin 2x500-750 mg
Disentri Amoeba AsimptomatikDiloksanid furoat intraluminal selama 10 hari
Simptomatik Metronidazole tunggal atau dengan Diloksanid furoat selama 10 hari
Kolera Tetrasiklin
Pneumonia Ringan (hanya takipneu saja)
Kotrimoksazol (4 mg TMP/KgBB/x beri) 2 x 1 selam 3 hari
ATAU
Amoksisilin 25 mg/kgBB/x beri 2 x 1 selam 3 hari
Berat (Takipneu + Nafas Cuping Hidung = NCH + Retraksi dada atau Sianosis)
Ampisilin/Amoksisilin 25-50 mg/kgBB/x beri IV atau IM setiap 6 jam selama 72 jam (3 hari)
JIKA TIDAK ADA RESPON!, berikan kombinasi
Ampisilin + Gentamisin/Kloramfenikol

ISK Kotrimoksazol oral 24 mg/kgBB setiap 12 jam (2x1) selama 5 hari


AlternatifAmokisisilin, Ampicilin, Sefaleksim
Demam Tifoid Koramfenikol oral50-100 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari
Amoksisilin oral100 mg/kgBB/hari selama 10 hari
Ampisilin IV 100 mg/kgBB/hari selama 10 hari
Kotrimoksazol 48 mg/kgBB/hari selama 10 hari

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 26
Semua diatas nga ada respon
Berikan Gol.Sefalosporin generasi ke-3 seperti Ceftriakson
Meningitis Ceftriaksone/Cefotaksime
Ampicillin/Amoksisilin + Ceftriaksone/Cefotaxime atau Kloramfenikol
Difteri ADS 40.000 IU IM/IV
Penicillin prokain 50.000 IU/kgBB IM
Note:
Jika ada tanda tarikan dinding dada bagian bawah yang dalam yang berat dan gelisah
merupakn indikasi dilakukannya trakeostomi atau intubasi

XI. RESPIROLOGI
1. Asma Anak

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 27
Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 28
Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 29
Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 30
Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 31
XII. dsf

Copyright@OkiHarisandi,S.Ked 32

Das könnte Ihnen auch gefallen