Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1)
Balai Penelitian Tanaman Palma
Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004 Manado 95001
E-mail: balitka05@yahoo.com
2)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utarra
E-mail: bptp-sulut@litbang-deptan.go.id
Diterima 14 Januari 2013 / Direvisi 19 April 2013 / Disetujui 20 Mei 2013
ABSTRAK
Nira aren umumnya diolah menjadi gula, namun pada beberapa daerah selain gula diolah menjadi minuman beralkohol.
Konsumsi minuman beralkohol dari nira aren yang berlebihan mendorong terjadi kerawanan sosial dan berdampak negatif
bagi kesehatan. Penelitian bertujuan untuk melakukan karakterisasi produk etanol yang berasal dari nira aren dan etanol
komersial. Penelitian dilaksanakan di Bengkel Rekayasa Alat dan Laboratorium Balai Penelitian Palma Manado dan Balai Riset
dan Standarisasi Industri Manado, selama bulan Maret-Desember 2009. Bahan penelitian adalah etanol kasar, etanol teknis dari
nira aren dan etanol komersial. Alat yang digunakan terdiri dari alat pengolahan etanol, alat laboratorium dan alat pembantu
lapang. Penelitian menggunakan metode observasi terhadap karakteristik etanol dengan empat ulangan. Pengamatan terdiri
dari: kadar etanol, pH, gula, Cu, Pb, Cl dan Metanol. Analisis data dengan Analisis Varian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa etanol kasar mengandung gula dan pH yang rendah, sebaliknya kadar Cu dan Cl tinggi, demikian sebaliknya. Etanol
dari nira aren berkadar 94,8%, dengan kadar gula, keasaman (pH), kandungan Pb, Cu dan metanol tidak berbeda nyata
dengan etanol komersial, sehingga etanol dari nira aren dapat digunakan seperti etanol komersial.
ABSTRACT
1
B. Palma Vol. 14 No. 1, Juni 2013 : 1 - 5
baku lignoselulosa, selain proses likuifikasi, kan salah satu faktor penghambat pengembangan
sakarfikasi dan hidrolisis asam, juga membutuhkan produk nira aren menjadi alkohol teknis. Untuk
proses delignifikasi, seperti ampas tebu (Gunam et al., mengetahui berbagai faktor yang terkait dengan
2011), batang sorghum dan batang jagung (Chuck- karakteristik etanol, perlu dilakukan karakterisasi
Hernandez et al., 2009), dan jerami padi (Anonim, etanol dari nira aren dalam bentuk produk etanol
2010). kasar, etanol teknis dan etanol komersial.
Pengolahan etanol dari nira aren berupa
produk captikus atau etanol kasar, di Sulawesi Utara,
BAHAN DAN METODE
dilakukan tanpa melalui proses likuifikasi dan
sakarafikasi, melainkan nira difermentasi secara alami
tanpa penggunaan ragi, yang berlangsung selama 2-4 Penelitian dilaksanakan di Bengkel Rekayasa
hari. Dilanjutkan proses penyulingan hasil fermentasi Alat dan Laboratorium Balai Penelitian Tanaman
nira dengan alat destilasi sederhana. Penentuan kadar Palma (Balit Palma), Balai Riset dan Standarisasi
etanol dilakukan berdasarkan kebiasaan, yaitu tetesan Industri (Baristand) Manado, selama bulan Maret-
cairan etanol pada botol pertama dan kedua pada Desember 2009.
proses penyulingan diperkirakan kadar etanol Bahan penelitian adalah etanol dari nira aren
40-45%, tetesan cairan pada botol ketiga sampai yang diproduksi petani berupa captikus (kadar
kelima kadar 30-35% dan tetesan berikutnya kadar 30,8%), alkohol teknis hasil destilasi captikus (kadar
etanol 20-25%. Untuk keseragaman kadar etanol, 94,5%) dan etanol komersial (kadar 95%), bahan
dilakukan pencampuran etanol hasil penyulingan, bahan bakar minyak tanah untuk proses pengolahan.
dari tujuh liter nira aren yang difermentasi dan Alat yang digunakan pada penelitian ini, yakni alat
didestilasi akan diperoleh satu liter etanol kasar kadar pengolahan etanol sistem Sinambung dan pH meter
30-35% (Lay et al., 2004). digital, hand refractometer Atago dan alat pembantu
Produk hasil fermentasi-destilasi nira aren, lapang.
sebagai minuman beralkohol yangsangat digemari Penelitian menggunakan metode observasi
sebagian masyarakat di daerah sentra produksi aren. terhadap karakteristik etanol, yang terdiri dari etanol
Minuman beralkohol ini, dikenal dengan berbagai kasar (captikus), etanol teknis atau alkohol teknis
nama daerah, yakni Captikus (Sulawesi Utara), Arak (hasil destilasi ulangetanol kasar) dan etanol komer-
(Sumatera Utara), Bohito (Gorontalo), dan Ballo sial, dengan empat ulangan. Proses pengolahan
(Sulawesi Selatan). Konsumsi minuman beralkohol captikus menjadi etanol teknis menggunakan alat
yang berlebihan berdampak negatif bagi kesehatan, pengolahan etanol sistem Sinambung (Lay, 2009).
pemicu kerawanan sosial dan kriminal. Parameter yang diuji adalah kadar etanol (%),
Dalam upaya mengatasi permasalahan kon- kadar gula (% Brix), pH, kadar Cu (ppm), kadar Cl
sumsi captikus yang berlebihan, upaya riil Kepolisian (ppm) dan metanol. Pengukuran kadar etanol
Daerah Sulawesi Utara Tahun 2012, telah men- menggunakan alkohol meter, pH dengan pH meter
canangkan program khusus dengan semboyan Brenti digital, kadar gula menggunakan Hand refractometer.
Jo Bagate (Berhenti Minum Minuman Keras), program Analisis kadar Cu, Pb, Cl dan Metanol dengan
ini sekarang sedang diproses untuk menjadi metode Chromotografi. Analisis data dengan Analisis
Peraturan Daerah Sulawesi Utara. Selainitu, peme- Varians (ANOVA) dengan Program Statistik model
rintah berupaya mengalihkan penggunaan etanol analisis One Way Anova.
kasar bukan sebagai minuman, tetapi diolah lanjut
menjadi menjadi etanol teknis (kadar etanol 70-95%),
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk keperluan farmasi, kosmetik dan desinfektan.
Pengolahan etanol kasar atau captikus menjadi etanol
Etanol, gula dan pH
teknis melalui proses destilasi dengan suhu ter-
kontrol, telah dirintis tahun 1997, dalam bentuk unit Etanol kadar 30,8% memiliki kadar gula dan
percontohan pengolahan alkohol teknis di Desa pH yang rendah (Tabel 1) karena etanol masih banyak
Motoling Minahasa. Usaha pengolahan alkohol teknis mengandung air, dan bahan-bahan lain yang terlarut,
ini, tidak berkembang, karena mengolah captikus berupa senyawa asam yang ikut menguap pada
lebih menguntungkan dibanding mengolah lanjut proses destilasi awal dengan menggunakan suhu
captikus menjadi alkohol teknis (Lay et al., 2004). destilasi berkisar 95-100C. Pada proses destilasi
Alkohol dari bahan baku nira aren, kurang etanol, dengan pemanasan tangki evaporator yang
disukai konsumen untuk keperluan kesehatan dan berisi etanol kasar pada suhu 80 C atau lebih, etanol
kosmetika, diduga memiliki sifat yang berbeda akan terpisah dari larutan air-etanol dan senyawa
dengan etanol komersial yang menggunakan bahan terlarut lainnya, sehingga meningkatkan kadar etanol,
baku tetes tebu dan ubi kayu. Keadaan ini, merupa- kadar gula dan pH larutan etanol (Lay, 2009).
2
Karakterisasi Produk Etanol dari Aren (A. Lay dan G.H. Joseph)
Etanol hasil destilasi captikus (kadar 94,8%) Natrium Chlorida (NaCl), yang diperlukan tubuh
dan etanol komersial (kadar 95%) karakteristik dalam jumlah sedikit. Rata-rata kebutuhan Natrium
yang diamati adalah seragam untuk kadar gula Chlorida bagi orang dewasa sekitar 10 g/hari
(18,3 Brix), pH 7,07-7,14 (Tabel 1). (Anderson, 1961). Berdasarkan kandungan Chlor
Peningkatan kadar etanol kadar gula dan pH, pada etanol aren dan etanol komersial, dapat dikate-
disebabkan terpisahnya asam-asam yang dikandung gorikan aman. Dilaporkan bahwa pada orang dewasa,
larutan etanol kasar, selama proses penguapan dan kadar Natrium Chlorida dalam darah, untuk kondisi
destilasi, sehingga konsentrasi etanol, kadar gula dan normal 400-500 mg/10 ml, nephritis (gejala penyakit
pH meningkat. Residu (bagian yang tidak menguap) asam urat) lebih 600 mg/100 ml, dan diabetes (penya-
adalah cairan air-etanol sisa yang terdapat pada kit kelebihan gula) kurang dari 400 mg/100 ml
tangki evaporator, yang masih mengandung etanol (Anderson, 1961).
sekitar 2%, kadar gula 4,0-4,5% dan bersifat asam
dengan pH 4,0-4,3. Residu tidak digunakan lagi Timbal dan Metanol
dalam proses pengolahan etanol, karena berkadar
rendah dan membutuhkan energi panas yang banyak Timbal(Pb) dan Metanol tidak dijumpai pada
untuk menguapkan etanol (Lay, 2009). berbagai perlakuan, diduga karena alat yang
digunakan pada penelitian ini terbuat dari bahan
Cuprun dan Chlor stainless steel. Timbal merupakan unsur yang ber-
Karakterisik etanol dari nira aren beragam bahaya, digunakan dalam bahan bakar bensin karena
berfungsinyasebagai bahan aditif untuk meningkat-
antar perlakuan, etanol kadar 30,8% mengandung Cu
(tembaga) dan Cl (Chlor) yang tinggi. Pada proses kan nilai oktan dan mengurangi letupan di dalam
destilasi ulang etanol, akan terjadi penurunan kadar mesin atau menghilangkan proses knocking(ngelitik)
pada saat proses pembakaran dan berperan untuk
Cu dan Cl. Pada proses destilasi senyawa asam dalam
bentuk HCl atau asam lainnya pada suhu destilasi keawetan mesin. Timbal yang diserap tubuh manusia
dalam takaran berlebihan dapat mengakibatkan
tidak diuapkan dan tertinggal pada tangki penguapan
dalam bentuk senyawa yang larut dalam residu, yang kerusakan diotak, ginjal, gangguan gastrointestinal dan
anemia. Timbal yang terkontaminasi pada laki-laki
akan dibuang setelah proses pengolahan alkohol.
Kadar Cu yang tinggi pada etanol komersial akan mengganggu sistem reproduksi, yang ditandai
dengan menurunnya kualitas sperma dengan terben-
(0,31 ppm) dan rendah pada etanol hasil destilasi
etanol kasar dari aren (0,08 ppm). Kadar Cu pada tuknya sperma cacat, penurunan libido atau gairah
etanol komersial 0,31 ppm belum berdampak negatif sex dan dapat menyebabkan disfungsi ereksi, mem-
percepat penuaan dan memperpendek umur
bagi kesehatan, karena kebutuhan Cu bagi orang
dewasa yang terdapat dalam makanan berkisar (Prihandana et al., 2008).
Kadarmetanol dalam etanol negatif, dengan
2,0-2,5 mg Cu/hari/orang. Cuprun merupakan unsur
anorganik penting bagi tubuh manusia, yang dibu- demikian etanol yang berasal dari nira aren dan tetes
tebu tidak mengandung metanol. Dilaporkan (Murray
tuhkan dalam jumlah sangat sedikit. Unsur ini,
sangat berperan terhadap pembentukan hemoglobin et al., 2003), metanol atau methyl alkohol dihasilkan
dari kayu,secara komersial digunakan sebagai bahan
darah, dan juga berfungsi sebagai enzim oksidase
(Anderson, 1961). bakar, bahan pelarut dan bersifat beracun. Apabila
Chlor merupakan unsur anorganik yang umum methyl alkohol digunakan sebagai minuman dapat
menyebabkan kebutaan dan kematian.
terdapat dalam makanan dalam bentuk senyawa
3
B. Palma Vol. 14 No. 1, Juni 2013 : 1 - 5
4
Karakterisasi Produk Etanol dari Aren (A. Lay dan G.H. Joseph)
Sundari, T., dan E. Ginting. 2008. Kesesuaian varietas Taherzadeh, M.J., dan K. Karimi. 2011. Bioethanol:
unggul dan klon-klon harapan ubikayu untuk Market and production Processes. In Biofuels
bahan baku bioetanol. Prosiding Seminar refining and performance by Nag, A.R.
Nasional Pengembangan Kacang-Kacangan McGraw Hill. Company., Inc. New York. p. 69-
danUmbi-Umbian, Surakarta, 7 Agustus 2008. 105.
p. 334-340.