Sie sind auf Seite 1von 8

E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI SEBELUM TINDAKAN OPERASI


DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN
DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO

Windy Patricya Stevani Lapian


Mulyadi
Franly Onibala

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Email : windy_lapian@yahoo.co.id

Abstract : Introduction The patient and relatives level of satisfaction is measured from the
service/treatment from the medics. The higher level of satisfaction could increase the service
quality of a hospital. As an example, the distribution of Informed consent informs both patient and
the relatives about the surgery that is going to be conducted. The purpose of this study is to find
out the relationship between provision of information before carrying surgery and relatives level of
satisfaction. The samples are 39 respondents that are taken with purposive sampling. The
research design is analytical survey with cross sectional approach and the data collected from the
respondents are through the provision of information questionnaire and Level of Satisfaction
questionnaire. The result of the study of the Chi square test shows a significant percentage p =
0,000 < 0,05. It shows that there is a relationship between Informed Consent before carrying
surgery and relatives level of satisfaction in Prof. Dr. D. R. Kandou Public Hospital. The
researcher recommends to keep up and increase the service quality of the hospital, and to evaluate
the administration provision of information to the patient before carrying the surgery.

Keyword: provision of information, level of satisfaction.

Abstrak : Pendahuluan Kepuasan pasien atau keluarga pasien dinilai dari suatu pelayanan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan. Semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan keluarga pasien
akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Salah satu pelayanan kesehatan yaitu
dalam pemberian informasi sebagai salah satu proses tindakan preoperatif bertujuan untuk memberi
pemahaman bagi pasien dan keluarga tentang pembedahan yang akan dilakukan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian informasi sebelum tindakan operasi dengan
tingkat kepuasan keluarga pasien. Sampel berjumlah 39 responden yang didapat dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan
Cross Sectional dan data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner pemberian
informasi dan kuesioner tingkat kepuasan. Hasil Penelitian uji Chi Square diperoleh nilai
signifikan p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara informed
consent sebelum tindakan operasi dengan tingkat kepuasan keluarga pasien di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Saran untuk terus mempertahankan dan meningkatkan pelayanan yang lebih
baik serta mengevaluasi pelaksanaan pemberian informasi pada pasien yang akan menjani operasi.

Kata Kunci : pemberian informasi, tingkat kepuasan.

1
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016
PENDAHULUAN Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Kesehatan merupakan sesuatu yang Matris (2013), di RSUD Dr. MOEWARDI
sangat penting dalam kehidupan karena dalam tentang tingkat kepuasan pasien terhadap
kondisi sakit, orang tidak akan dapat melakukan pemberian informed consent sebelum tindakan
kegiatan dengan baik. Berbagai upaya operasi, ditemukan adanya hubungan antara
kesehatan yang telah diberikan pemerintah tingkat kepuasan pasien dengan pemberian
kepada seluruh masyarakat melalui informed consent, di mana semakin lengkap
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang pemberian informasi dalam pengambilan
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat dari informed consent maka tingkat kepuasan pasien
waktu ke waktu sebagai bentuk hak asasi juga akan semakin tinggi hal ini mendukung
manusia (Depkes, RI, 2009). suatu mutu pelayanan rumah sakit tersebut.
Pelayanan kesehatan merupakan usaha Silvia (2012), dalam penelitiannya
yang dilakukan oleh pemerintah dan tentang hubungan kelengkapan pemberian
masyarakat dalam rangka meningkatkan, informed consent dengan tingkat kepuasan
memelihara, dan memulihkan kesehatan pasien, didapatkan hasil penelitian 96,3%
penduduk. Berkembangnya ilmu pengetahuan responden yang puas terhadap pemberian
dan teknologi di segala bidang, meningkatnya informed consent yang lengkap dan juga
taraf hidup masyarakat, adanya peningkatan didapatkan 3,7% responden yang tidak puas
perhatian terhadap pemenuhan hak asasi terhadap pemberian informed consent. Semakin
manusia serta meningkatnya kesadaran lengkap informasi yang diberikan oleh dokter
masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat kepada pasien maka semakin tinggi tingkat
menyebabkan adanya tuntutan masyarakat kepuasan pasien terhadap pemberian informed
tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas consent. Hasil penelitian dari Mahmud (2010),
(Praptiningsih, 2006). tentang peran perawat dalam informed consent
Pelayanan medis di Indonesia mengenai pre operasi di ruang bedah Rumah Sakit Umum
informed consent telah tertuang dalam Pemangkat Kalimantan Barat menunujukkan
permenkes No. 585 Th. 1989 tentang bahwa sikap perawat dalam melaksanakan
persetujuan medik, informed consent peran advocate, counsellor dan consultant
didefinisikan sebagai persetujuan yang dalam pengajuan informed consent belum
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas sepenuhnya sesuai dengan kewenangan
dasar penjelasan mengenai tindakan medik perawat. Perawat masih melaksanakan tugas-
yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut tugas yang bukan kewenangannya, seperti
(Dahlan, 2002). memberikan informasi mengenai suatu tindakan
Informed consent berisikan dua hak medik (operasi), meminta tanda tangan di
pasien yang esensiil dalam relasinya dengan lembar persetujuan padahal pasien belum
dokter. Hak tersebut adalah hak atas informasi mengerti informasi yang disampaikan terkait
dan hak atas persetujuan atau consent (Husein, tindakan medik yang diterima pasien dan
1993). Informed consent sangat penting terkait membiarkan pasien menjalani tindakan medik
dengan aspek hukum, tanggung jawab dan (operasi) meskipun dokter belum menanda
tanggung gugat. Informed consent melindungi tangani lembar informed consent.
pasien dari pembedahan yang lalai dan Berdasarkan hasil pengamatan bulan
melindungi ahli bedah terhadap tuntutan dari Mei 2015 saat melakukan Praktik Klinik
suatu lembaga hukum. Sebelum pasien Keperawatan Terpadu (PKKT) di Instalasi
menandatangani lembar informed consent, Bedah Sentral (IBS) RSUP Prof. Dr. R. D.
dokter ahli bedah harus memberikan penjelasan Kandou Manado selama satu minggu, dari 11
tentang pembedahan yang akan dijalani pasien, orang pasien dan keluarga pasien yang
dalam hal ini perawat bertanggung jawab untuk diberikan penjelasan, peneliti melakukan
memastikan pasien telah mendapat penjelasan wawancara singkat terhadap 4 orang keluarga
dan bahwa informed consent telah didapat pasien dari masing-masing pasien, ditemukan
secara sukarela dari pasien oleh dokter penjelasan yang belum lengkap mengenai
(Smeltzer & Bare, 2002). bentuk tindakan, tujuan tindakan, resiko
tindakan, manfaat tindakan dan alternatif
2
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016
tindakan serta hal-hal yang berkaitan dengan Umur
tindakan yang akan diberikan kepada pasien <30 Tahun 9 23,1
operasi. Memperhatikan masalah di atas, 31-40 Tahun 12 30,8
peneliti mempunyai ketertarikan untuk kembali 41-50 Tahun 12 30,8
mengambil data selanjutnya dengan melakukan >51 Tahun 6 15,4
wawancara singkat pada bulan Oktober 2015 Total 39 100
dengan 3 orang keluarga dari masing-masing Pekerjaan
pasien yang di operasi saat itu dan akhirnya data Mahasiswa 4 10,3
awal yang didapatkan peneliti yaitu kurangnya PNS 4 10,3
informasi yang keluarga paseien terima. Swasta 9 23,1
Berdasarkan uraian diatas penulis Lainnya 22 56,4
tertarik untuk mengkaji permasalahan ini dalam Total 39 100
bentuk penelitian tentang Hubungan Pendidikan
Pemberian informasi dengan Tingkat Kepuasan SMP 6 15,4
Keluarga Pasien di RSUP Prof. Dr. R. D. SMA 27 69,2
Kandou Manado. Sarjana 6 15,4
Total 39 100
METODE PENELITIAN Sumber: Data Primer, 2016
Desain penelitian yang dipilih oleh
peneliti adalah survei analitik yaitu bertujuan Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden
untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi, Berdasarkan pemberian informasi
dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika Variabel n %
korelasi antara faktor dan resiko dengan efek Pemberian
dinamika cara pendekatan, observasi atau informasi
8 20,5
pengumpulan data dilakukan sekaligus pada Kurang baik
31 79,5
satu waktu (point approach) (Notoadmojo, Baik
2005). Total 39 100
Populasi pada penelitian ini adalah Sumber: Data Primer, 2016
seluruh pasien yang melakukan operasi di
Instalasi Bedah Sentral (IBS) jumlah pasien Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden
yang di ambil data di bulan Oktober yaitu 130 Berdasarkan Tingkat Kepuasan Keluarga
pasien. Rumus penentuan sampel secara Pasien
umum dalam Setiadi (2013) yakni jika besar
populasi 1000, maka sampel bisa diambil Uraian %
n
2030%. Jumlah sampel dalam penelitian ini Kepuasan
telah diambil dari 30% dari 130 orang = 39 Keluarga Pasien
orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan 8 20,5
Kurang puas
menggunakan cara purposive sampling. 31 79,5
Puas
Total 39 100
HASIL dan PEMBAHASAN Sumber: Data Primer, 2016
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pekerjaan Tabel 4. Hubungan Pemberian Informasi
dan Pendidikan Sebelum Tindakan Operasi Dengan Tingkat
Karakteristik n % Kepuasan Keluarga Pasien
Tingkat Kepuasan P
Jenis Kelamin Keluarga Pasien value
Laki-Laki 15 38,5 Puas Kuran Total
Pemberian g Puas
Perempuan 24 61,5 Informasi Baik 31 0 31
0,000
Kurang 0 8 8
Total 39 100 Baik
Total 31 8 39
Sumber: Data Primer 2016
3
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016
Berdasarkan hasil analisis dengan responden baik dan 22 (36,7%) responden
menggu Berdasarkan hasil analisis dengan kurang baik.
menggunakan uji Chi-Square menyatakan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
bahwa nilai signifikansi yaitu 0,000 atau lebih sudah semakin meningkatkan kualitas
kecil dari nilai signifikasi 0,05 (0,000 < pelayanan kesehatan, apalagi saat ini sudah
0,005). Dari nilai diatas maka dapat diambil terakreditasi sebagai rumah sakit Tipe A.
kesimpulan yaitu H0 ditolak atau terdapat Penyampaian serta format lembar informed
hubungan pemberian informasi sebelum consent yang diberikan dan dipakai oleh
tindakan operasi dengan tingkat kepuasan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sudah
keluarga pasien di RSUP Prof. DR. R. D. memuat hal-hal penting yang harus ada dalam
Kandou Manado. lembar informed consent sebagaimana yang
sudah dicantumkan dalam peraturan undang-
A.Karakteristik Responden undang Meneteri Kesehatan Indonesia
Berdasarkan tabel diatas dapat No.290/2008 tentang persetujuan tindakan
diketahui reponden terbanyak adalah kedokteran.
responden dengan jenis kelamin perempuan Penelitian yang terkait dengan
yaitu sebesar 24 orang (61,5%), sedangkan penelitian ini yaitu penelitian Tshimanga
responden laki-laki sebanyak 15 orang (2008) tentang Persepsi Pasien dan
(38,5%). Pemahaman Informed Consent untuk
Berdasarkan umur, responden dengan Prosedur Pembedahan. Pasien yang memiliki
rentang umur 31-40 tahun dan 41-50 tahun pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan
masing-masing sebanyak 12 orang (30,8%) pemahaman yang lebih akan persetujuan
dan responden yang berumur 51 tahun ke atas tindakan. Lebih dari 2/3% membutuhkan
sebanyak 6 orang (15,4%). penjelasan yang lebih dalam bahasa ibu
Berdasarkan pekerjaan, responden mereka untuk mengerti informasi tersebut.
dengan pekerjaan lainnya seperti sopir, 47% pasien tidak membaca formulir
satpam, buruh, guru dan IRT adalah sebanyak persetujuan tindakan. Deskripsi karakteristik
22 orang (56,4%), sedangkan responden yang berdasarkan tingkat pendidikan SMP 15,4%,
berprofesi sebagai PNS dan Mahasiswa SMA 69,2%, Sarjana 15,4%. Dari hasil
masing-masing sebanyak 4 orang (10,3%). tersebut menunjukkan bahwa tingkat
Berdasarkan latar belakang pendidikan juga mempengaruhi pemahaman
pendidikan, responden dengan pendidikan tentang proses informed consent yang akan
terakhir SMA adalah sebanyak 27 orang diberikan.
(69,2%) dan responden yang berpendidikan
terakhir SMP dan Sarjana masing-masing C. Gambaran Tingkat Kepuasan Keluarga
sebanyak 6 orang (15,4%). Pasien
Gambaran tingkat kepuasan keluarga
B. Gambaran Pemberian Informasi pasien preoperasi di Instalasi Bedah Sentral
Sebelum Tindakan Operasi (IBS) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Gambaran pemberian informed didapati bahwa dari 39 responden yang
consent pada keluarga pasien preoperasi di tingkat kepuasannya puas ada sebanyak 31
Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Prof. Dr. (79,5%) responden dan kurang puas 8
R. D. Kandou Manado didapati bahwa dari 39 (20,5%) responden. Ketidakpuasan pasien
(100%) responden disampaikan sebagian dilihat dari sebagian besar penjelasan
besar secara baik yakni 31 responden (79,5%) informasi tentang prognosis pembedaahan.
dan kurang baik 8 responden (20,5%). Sesuai Berdasarkan penelitian diatas disimpulkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Gustop bahwa tingkat kepuasan keluarga pasien
(2012) didapati hasil penelitian pemberian berkaitan erat dengan mutu pelayanan yang
informed consent di ruang bedah RSD diberikan.
Mayjend H. M. Ryacudu Kotabumi Lampung Adiwinata (2015) Hubungan
pada 60 (100%) responden, 38 (68,3%) Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat
Dengan Kepuasan Keluaraga Pasien di
4
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016
Poliklinik Jiwa RSJ Grhasia Yogyakarta. pasien atas status hukum/legal dari sebuah
Suatu pelayanan yang dikatakan puas oleh persetujuan tindakan. Hanya 32% dari pasien
keluarga pasien, ditentukan oleh kenyataan menujukkan tingkat pemahaman memuaskan.
apakah jasa yang diberikan bisa memenuhi Penelitian ini menyimpulkan adanya
kebutuhan pasien, dengan menggunakan perbedaan yang besar antara persetujuan
persepsi keluarga pasien tentang pelayanan tindakan yang sudah diinformasikan kepada
yang diterima (memuaskan atau pasien.
mengecewakan, juga termasuk lamanya Penelitian Johnson (2011) yang
waktu pelayanan). Kepuasan dimulai dari menunjukkan bahwa Tidak ada perbedaan
penerimaan terhadap keluarga pasien dan atas kepuasan dengan persetujuan tindakan
pasien dari pertama kali datang sampai pasien diantara 3 group, pasien menilai persetujuan
meninggalkan rumah sakit. tindakan dari baik sampai sangat baik pada
Kepuasan keluarga pasien ialah suatu poin/kolom setiap saat. Jumlah jawaban yang
tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai benar tidak berbeda secara signifikan diantara
akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang 3 grup dalam jangka waktu kapan saja (P =
diperoleh setelah pasien membandingkannya 0.31 0.81). Skor jatuh secara signifikan (P =
dengan apa yang diharapkannya. Pasien baru 0.004) dari kunjungan pra operasi sampai 6
akan merasa puas apabila kinerja pelayanan minggu pasca operasi pada semua grup.
kesehatan yang diperolehnya sama atau Tingkat kepuasan yang lebih tinggi dapat
melebihi dari pada yang diharapkannya dan dilihat dari skor yang lebih tinggi di semua
sebaliknya, ketidakpuasan akan timbul atau grup ketika praoperasi (P = 0.028). Pasien
perasaan kecewa pasien akan terjadi apabila praoperasi yang puas akan proses persetujuan
kinerja pelayanan kesehatan yang tindakan mungkin memiliki ingatan yang
diperolehnya tidak sesuai harapannya. lebih baik akan risiko, keuntungan, dan
(Pohan, 2003 dalam Pisu, Hermawan, D ekspektasi dari operasi; tidak ada yang
2015) terpengaruh dengan metode-metode
tambahan, seperti video atau pendidikan
D. Hubungan Pemberian Informasi perawat; hal-hal tersebut tidak terlalu
Sebelum Tindakan Operasi Dengan diperlukan.
Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Pra-Operasi merupakan tahapan awal
Berdasarkan hasil analisis dengan dalam proses pembedahan yang dimulai dari
menggunakan uji statistik Fisher's Exact Test, pra bedah (pre operasi), bedah (intra operasi),
disimpulkan bahwa ada hubungan informed pasca bedah (post operasi) (Sujoyono &
consent sebelum tindakan operasi dengan Harmoko, 2012). Gambaran informed consent
tingkat kepuasan keluarga pasien di RSUP sebelum tindakan opeasi / pre-operasi
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Dalam idealnya dimulai ketika pasien diberitahukan
penelitian ini didapatkan sebagian besar pertama kali tentang perlunya operasi.
pemberian informed consent dengan kategori Semakin lama waktu pasien harus bersiap-
baik memiliki tingkat kepuasan yang puas. siap menghadapi operasi, secara fisik maupun
Sedangkan pemberian informed consent secara emosional, semakin baik pasien untuk
dengan kategori kurang baik memiliki tingkat dapat menyesuaikan diri (Mary, 2014)
kepuasan yang kurang pula. Sehingga dapat Hasil penelitian ini sejalan dengan
dikatakan bahwa tingkat kepuasan keluarga penelitian yang dilakukan oleh Matris (2013),
pasien diukur dari apa yang pasien dapatkan yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan
atau terima. antara tingkat kepuasan pasien terhadap
Menurut penelitian Rajesh (2011) pemberian informed consent sebelum
tentang Kesadaran, Sikap, Pemahaman dan tindakan operasi di RSUD Dr. Moewardi
Persepsi Pasien terhadap Hukum Informed dengan nilai p : 0,047 < : 0,05. Sehingga
Consent. Telah diketahui bahwa pasien dapat dikatakan sebagian besar tingkat
memiliki kesadaran yang terbatas akan proses kepuasan pasien puas dan pemberian
persetujuan yang legal dan etis. Penelitian ini informed consent sebagian besar termasuk
menunjukan betapa besarnya salah pengertian dalam kategori baik.
5
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016
Berdasarkan hasil penelitian di atas Frischilia, B. (2015). Hubungan Pemberian
menunjukkan bahwa pemberian informed Informed Consent dengan Tingkat
consent sebelum tindakan operasi Kecemasan Pasien Preoperasi
berhubungan dengan tingkat kepuasan Kategori Status Fisik I-II Emergency
keluarga pasien. Semakin baik informed American Society Of Anesthesiologists
consent yang diberikan maka tingkat (ASA) di Instalasi Gawat Darurat
kepuasan keluarga pasien yang akan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
menjalani pembedahan akan semakin Manado. Online
meningkat. Tingkat kepuasan keluarga pasien http://ejournal.unsrat.ac.is/index.php/j
sangat menjamin kualitas pelayanan rumah kp/article/view/9595/9173 Diakses
sakit dan meningkatkan mutu pelayanan pada tanggal 17 Januari 2016
rumah sakit tersebut. Kualitas pelayanan
kesehatan di tingkatkan sesuai dengan Johnson, M. (2011). Patient Understanding
harapan pasien melalui upaya perbaikan yang and Satisfaction in Informed Consent
menyangkut masalah fasilitas, prosedur, for Total Knee Arthroplasty: A
pelayanan, dan aspek teknis lainnya. Randomized Study. Online :
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10
SIMPULAN .1002/acr.20475/full Diakses pada
Dari hasil penelitian mengenai tanggal 17 Januari 2016
hubungan informed consent sebelum tindakan Kozier et all. (2011). Buku Ajar Fundamental
operasi dengan tingkat kepuasan keluarga
Keperawatan: Konsep, proses dan
pasien di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou praktik, Edisi 7, volume 2. Jakarta:
Manado maka dapat disimpulkan sebagai
EGC
berikut:
Matris, T. (2013). Hubungan antara Tingkat
1. Sebagian besar pemberian informasi
Kepuasan Pasien terhadap Pemberian
sebelum tindakan operasi di RSUP Prof.
Informed Consent Sebelum Tindakan
Dr. R. D. Kandou Manado dalam
Operasi di RSUD Dr. Moewardi.
kategori baik.
Online :
2. Sebagian besar tingkat kepuasan keluarga
http://eprints.ums.ac.id/28618/24/nask
pasien di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
ah_publikasi.pdf. Diakses pada
Manado sebagian besar memiliki tingkat
tanggal 21 Oktober 2015
kepuasan puas.
3. Terdapat hubungan pemberian informasi Mahmud. (2010). Peran Perawat Dalam
sebelum tindakan operasi dengan tingkat Informed Consent Pre Operasi di
kepuasan keluarga pasien di RSUP Prof. Ruang Bedah Rumah Sakit Umum
Dr. R. D. Kandou Manado. Pemangkat kalimantan Barat. Online :
http://eprints.undip.ac.id/10595/
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2015
DAFTAR PUSTAKA
Nisya, R. & Hartanti, S. (2013). Prinsip-
Adiwinata (2015). Hubungan Pelaksanaan Prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta:
Komunikasi Terapeutik Perawat Dunia Cerdas
Dengan Kepuasan Keluaraga Pasien di
Poliklinik Jiwa RSJ Grhasia Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan :
Yogyakarta. Online Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
http://opac.say.ac.id/187/1/NASKAH% Edisi 2. Jakarta: Selemba medika
20PUBLIKASI.pdf Diakses pada
tanggal 17 Januari 2016 Peraturan Undang-Undang Menteri Kesehatan
Indonesia No.290/2008 tentang
DiGiulio, M. (2014). Keperawatan Medikal Persetujuan Tindakan Kedokteran.
Bedah. Edisi 1. Yogyakarta: Dwi Online :
Prabantini http://dokumen.tips/documents/permenk
6
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016
es-290-2008.html Diakses pada tanggal
17 Januari 2016

Pisu, H. (2015). Hubungan Respon Time


Perawat Dengan Kepuasan Pasien di
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Online :
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jk
p/article/view/10343/9929 Diakses pada
tanggal 17 Januari 2016

PSIK. (2014). Panduan Penulisan Tugas


Akhir (Proposal & Skripsi). Manado:
PSIK FK UNSRAT
Rajesh, D. (2011). Patients Awareness,
Attitude, Understanding and
Perceptions towards Legal Nature of
Informed Consent. Online :
http://medind.nic.in/jal/t13/i1/jalt13i1p4
0.pdf Diakses pada tanggal 17 Januari
2016
Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou.
(2016). Format Persetujuan Tindakan
Kedokteran
Rumilah, E. (2009). Hubungan Antara Peran
Perawat Dengan Sikap Perawat Pada
Pemberian Informed Consent Sebagai
Upaya Perlindungan Hukum Bagi
Pasien di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Online :
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t1234
5.pdf Diakses pada tanggal 21 Oktober
2015
Samino, (2013). Analisis Pelaksanaan
Informed Consent. Online : poltekkes-
tjk.ac.id/ejurnal/index.php/JK/article/do
wnload/46/48. Diakses pada tanggal 21
Oktober 2015

Setiadi, (2013). Konsep Dan Praktik


Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 2.
Cetakan 1. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sharif La Ode, (2012). Konsep Dasar


Keperawatan. Cetakan 1. Yogyakarta:
Nuha Medika
Smeltzer, S & Bare, B. (2002). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, ed 8.
Jakarta: EGC
7
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

Das könnte Ihnen auch gefallen